Apa yang dimaksud dengan bunyi atau suara?

Bunyi

Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga atau kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas.

Kebanyakan suara merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitude atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.

Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran udara atau medium lain, sampai kegendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responya.

Suara diatas 20 kHz disebut ultrasonic dan dibawah 20 Hz disebut infrasonik.

Bunyi atau Suara


Bunyi atau suara merupakan kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium (cair, padat, dan udara) sebagai perantara (wikipedia). Bunyi atau suara juga diartikan sebagai rambatan dari serangkaian gelombang yang terjadi akibat adanya perubahan kerapatan dan tekanan suara yang berasal dari suatu sumber getar.

Suara didefinisikan sebagai bunyi yang disukai oleh pendengaran manusia. suara merupakan manifestasi energi dari pengerahan perambatan getaran melalui udara, air, logam dan lain-lain yang dapat didengar oleh telinga manusia. suara yang dapat didengar manusia hanya pada rentang frekuensi tertentu yang dapat menimbulkan respon pada pendengaran. Terdapat dua hal yang menentukan kualitas suatu bunyi, yaitu frekuensi dan amplitudo. Frekuensi adalah jumlah getaran yang dihasilkan alam satuan waktu (detik). Rentang frekuensi suara yang dapat didengar manusia berkisar diantara 20 Hz – 20.000 Hz. Suara percakapan manusia mempunyai rentang frekuensi antara 250 Hz – 4000 Hz dan umumnya suara percakapan manusia mempunyai frekuensi 1000 Hz. sedangkan amplitudo adalah besaran simpangan gelombang suara yang dihasilkan sumber suara (Febriani, 1999).

Bunyi atau suara yang masuk telinga akan diterima sebagai suatu rangsangan akibat adanya getaran-getaran yang terjadi melalui media elastis. Kuat atau lemahnya suatu bunyi atau suara akan dipersepsikan berbeda pada masing- masing individu yang mendengarnya, hal ini sangat tergantung pada subjektifitas frekuensi dan intensitas bunyi atau suara.

Menurut Suma’mur (1992), terdapat beberapa hal yang menentukan kualitas bunyi, yaitu :

  1. Frekuensi, dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau Hertz (Hz), yaitu jumlah dari gelombang-gelombang suara yang sampai ditelinga setiap detiknya. Terdapat pengelompokan suara berdasarkan frekuensinya, pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :

    • Infrasound : frekuensi < 20 Hz
    • Sound : frekuesi 20 – 20.000 Hz
    • Ultrasound : frekuensi > 20.000 Hz
    • Suara percakapan : frekuensi 500 – 2.000 Hz
  2. Intensitas (arus per satuan luas), dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut desibel (dB) dengan memperbandingkan dengan kekuatan dasar 0,0002 dyne/cm2 yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekuensi 1.000 Hz yang tepat dapat didengar oleh telinga normal.

Kebisingan


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 718/Menkes/per/XI/1987 kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki, mengganggu dan atau membahayakan kesehatan.

Sedangkan menurut Kep. Menaker No. KEP-15/MEN/1999, mendefinisikan kebisingan sebagai semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki oleh pendengaran manusia yang mempunyai multi frekuensi dan multi amplitudo dan umumnya terjadi pada frekuensi yang tinggi (Nasri, 1997).

Menurut Suma’mur (1992) bunyi didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan manakala bunyi- bunyi tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai kebisingan. Biasanya suatu terdiri dari campuran sejumlah gelombang-gelombang sederhana dari beraneka frekuensi.

Dari berbagai definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan dan dianggap dapat mengganggu bagi pendengaran dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Sumber Kebisingan


Pada umumnya sumber bising di industri berasal dari mesin-mesin pembangkit tenaga, pesawat dan peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Kebisingan yang timbul akibat penggunaan alat kerja dalam proses kerja diakibatkan oleh adanya tumbukan atau benturan peralatan kerja yang pada umumnya terbuat dari benda keras atau logam. Sedangkan kebisingan yang ditimbulkan oleh pergerakan udara, gas, atau cairan diakibatkan oleh adanya gesekan antara molekul gas/ udara tersebut yang mengakibatkan timbulnya suara atau kebisingan.

Seperti yang dikutip oleh Umaryadi (2006) dari Djamal Thaib (2005), sumber bising dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain:

  1. Mesin, disebabkan oleh karena mesin yang bergetar karena kurang memadainya damper dan bunyi mesin itu sendiri karena gesekan atau putaran. Bunyi mesin sangat tergantung pada :

    • Jumlah silinder
      Semakin banyak jumlah silindernya maka akan menyebabkan makin tingginya bunyi bising yang ditimbulkan

    • Putaran motor
      Semakin besar putaran motornya maka semakin tinggi pula tingkat kebisingannya.

    • Berat jenis motor
      Semakin besar berat jenis motornya maka semakin tinggi pula tingkat bisingnya

    • Jumlah daun propeller
      Semakin banyak jumlah daun propellernya maka akan semakin tinggi pula tingkat bisingnya

    • Umur mesin
      Semakin tua umur mesinnya maka akan semakintinggi pula intensitas bising yang timbul

  2. Peralatan yang bergetar/berputar untuk melakukan suatu proses kerja. Bunyi timbul sebagai efek dari peralatan kerja yang bergetar/bergesek yang terbuat dari campuran metal.

  3. Aliran udara atau gas dengan tekanan tertentu keluar melalui outlet menimbulkan bising. Bila aliran udara terjepit, suara yang keluar akan keras sekali karena berfrekuensi tinggi.

Tipe Kebisingan


Menurut Suma’mur (1992), kebisingan terbagi menjadi beberapa jenis,
yaitu :

  1. Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas (wide band noise), misalnya mesin, kipas angin, dapur pijar, dan lain-lain.
  2. Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi sempit (narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas, dan lain-lain.
  3. Kebisingan terputus-putus (intermittent), misalnya lalu lintas, suara pesawat terbang di bandara.
  4. Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise), seperti pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam, ledakan.
  5. Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan

Menurut Umaryadi (2006) yang dikutip dari Gabriel (1996), pembagian kebisingan berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, terdiri dari :

  1. Audible noise (bising pendengaran), adalah bising yang disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 – 8000 Hz

  2. Occupational noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan), adalah bising yang disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja

  3. Impuls noise (bising impulsif) disebabkan oleh bunyi menyentak seperti pukulan palu atau ledakan meriam

Sedangkan pembagian kebisingan berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

  1. Bising kontinyu dalam spectrum luas, contohnya mesin, kipas angin
  2. Bising kontinyu spectrum sempit, contohnya gergaji, penutup gas
  3. Bising terputus-putus/ intermittent contohnya lalu lintas, bunyi pesawat

Berdasarkan skala intensitasnya maka tingkat kebisingan dibagi kedalam :

  • Sangat tenang,
  • Tenang,
  • Sedang,
  • Kuat,
  • Sangat hiruk-pikuk,
  • Menulikan.
3 Likes

Definisi Bunyi

Bunyi adalah suatu energi mekanis dari benda yang bergetar dan merambat melalui suatu rangkaian padat – renggang – padat dari suatu media yang dilewatinya. (Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2001).

Gelombang Suara
Suatu gelombang suara dapat muncul hanya mempunyai massa atau inertia dan elastisitas. Oleh karena udara memiliki massa dan elastisitas, sehingga suatu gelombang suara dapat menyebar di dalamnya ( Majalah Kesehatan Masyarakat, 2001).

Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah gelombang tekanan atau getaran per detik atau jumlah molekul udara dari suatu sumber suara berpindah secara maksimal dari posisi keseimbangan (equilibrium) kesisi berlawanan dan kembali lagi ke posisi awal (Hersoesanto,1974). Satuan untuk frekuensi adalah Hertz (Hz) atau cycle per second (cps). Rentang frekuensi pendengaran manusia dengan fungsi pendengaran yang normal berkisar antara 20-20.000 Hz. Bunyi merupakan kombinasi beberapa frekuensi yang disebut sebagai spektrum suara. Spektrum frekuensi dapat menentukan faktor tingkat gangguan yang diakibatkan oleh kebisingan.

Panjang Gelombang
Panjang gelombang adalah jarak pengukuran antara dua titik yang berjarak sama dari dua gelombang berturut-turut atau panjang gelombang adalah jarak dimana suatu gelombang suara berpindah dengan satuan adalah feet atau meter.

Unit dan Level Suara
Berikut ini adalah unit dan level suara ang biasa di pergunakan dalam perhitungan tingkat kebisingan :

Decible (dB)

Decibel merupakan suatu ukran kebisingan untuk menggambarkan intensitas, power, dan pressure dalam skala level dB yang merupakan konversi dari N/m2 ke dalam level dB RE 0,00002 N/m2 dan dari watts/m2 ke dalam dB. Pada umumnya telinga sanggup menerima bunyi atau suara tanpa kesulitan pada range tekananyang cukup luas. Untuk memudahkan, dipakai satuan decibel (dB) sebagai pengganti ukuran-ukuran tekanan dengan rumus :

dB = 20 log 10 P 1

P 0

Keterangan :

P1 : tekanan suara yang akan diukur.

P0 : tekanan referensi (reference pressure)

Dalam Industrial Hygiene Work, reference pressure ini umumnya 0,00002 dyne/cm2 dan nilai ini disesuaikan dengan bunyi terlemah yang dengar dalam kondisi terbaik untuk menyimak.

Sound Intensity Level

Suatu ukuran level intensitas kebisingan.

Sound Power Level

Suatu ukuran level dari kekuatan kebisingan.

Sound Pressure Level

Suatu ukuran level dari tekanan kebisingan. Tingkat tekanan bunyi diukur dengan skala logaritma dalam suatu decibel (dB)

The Equivalent (average) Sound Pressure Level (Leq = LAVG)

Nilai equivalent sound pressure level unuk kebisingan yang continue dan konstan dalam satuan waktu tertentu berdasarkan pada ER 3 dB.

LAVG (Average Level)

Level kebisingan rata-rata untuk periode pengukuran berdasarkan pada exchange rate 4,5,6 dB. Jika ER sebesar 3 dB, maka LAVG adalah sama dengan Leq (level of equivalent).

Time-Weighted Average (TWA)

Sound Pressure Level rata-rata hasil pengukuran kebisingan di tempat kerja selama 8 jam / hari.

Exchange Rate (ER)

Peningkatan level kebisingan tertentu sebagai kompetensi pengurangan separuh waktu pemajanan, atau penurunan level kebisingan tertentu sebagai konsekuensi penambahan 2 kali lipat waktu pemajanan (3,4,5 atau 6 dB).

Criterion Level (CL)

Level kebisingan yang diaplikasikan untuk 8 jam kerja yang diakumulasi kan sebagai dose (100%)

Filter A,B,C,D Linear

Beberapa jenis filter yang digunakan untuk mengukur level dari power, intensitas, dan tekanan suara dBA dan dBC). Filter tipe B dan D jarang di pakai.Filter A sangat sesuai untuk mengukur kebisingan yang mempunyai rentang frekuensi pendengaran manusia yaitu 500-4.000 Hz dengan level kebisingan <140 dBA. Sedangkan untuk melakukan kalibrasi alat sound level meter dan mengukur suara single tone dipergunakan filter C.

Noise Dose (Dosis Bising)

Dosis pemaparan kebisingan ( sound pressure level , dBA) terhadap pekerja yang dikur dalam satuan waktu tertentu.

Berikut rumus perhitungan dosis :

D = 85 + 10 log (total fraksi)

Keterangan :

D : dosis
Total Fraksi = C1/T1+C2/T2+… Cn/Tn

Keterangan :

C1-n : total waktu paparan bising pekerja. T1-n : durasi waktu reference

Ada dua hal yang harus di perhatikan dalam menghitung dosis bising, yaitu:

  • Dosis Proyeksi ( projected dose)
    Proyeksi dosis untuk suatu periode tertentu yang didapatkan dari hasil ekstrapolasi dosis yang didapatkan dari periode waktu tertentu.

  • Koreksi untuk latar belakang bising (correction for background noise)

Kebisingan

Menurut Kroemer dan Grandjean secara sederhana bising di artikan sebagai suara yang tak diinginkan (Kroemer dan Grandjean, 1997). Sering juga di definisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan atau mengganggu ( National Safety Council, 1975).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 718/PER/X/87 bising di artikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki, menggangu dan atau membahayakan kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika bising adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

Jenis Kebisingan

Menurut Ambar W Rustam (2008), berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyinya bising di bagi menjadi lima jenis yaitu :

  1. Bising kontinyu dengan sepektrum frekuensi luas.
    Jenis bising ini merupakan bising yang relatif tetap dalam batas amplitudo kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut. Sebagai contoh keadaan didalam kokpit pesawat helikopter, gergaji sirkuler, suara katup mesin gas, kipas angin, suara dapur pijar dan sebagainya.

  2. Bising kontinyu dengan sepektrum frekuensi sempit.
    Pada bising jenis ini frekuensi yang dihasilkan relatif tetap hanya pada frekuensi tertentu saja. Sebagai contoh suara gergaji sirkuler, suara katup gas.

  3. Bising terputus-putus.
    Jenis bising ini sering disebut juga intermettent noise yaitu kebisingan tidak berlangsung terus menerus, melainkan ada periode relatif tenang. Sebagai contoh kebisingan ini adalah suara lalu lintas, kebisingan di lapangan terbang.

  4. Bising impulsif.
    Jenis bising ini memiliki perubahan tekanan suara yang melebihi 40 dB dalam waktu sangat dan biasanya mengejutkan pendengarannya. Sebagai contoh suara ledakan mercon, tembakan meriam.

  5. Bising impulsif berulang-ulang.
    Sama dengan jenis bising impulsif, namun jenis bising ini terjadi berulang- ulang, seperti pada mesin tempa.

Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi atas:

  1. Irritating Noise
    Bising jenis ini intensitasnya tidak terlalu keras namun menggangu kenyamanan pendengarnya.

  2. Masking Noise
    Bising jenis ini bunyi yang dihasilkan menutupi pendengaran yang jelas.

  3. Injurious Noise (Damaging)
    Bising jenis ini bunyi yang dihasilkan mempunyai intensitas yang tinggi melampaui NAB sehingga merusak pendengaran.

3 Likes

Bunyi


Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi yang merambat melalui medium atau zat perantara. Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul yang bergetar merambat ke segala arah, molekul-molekul itu berdesakan dibeberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi atau perapatan ( compression ), tapi ditempat lain merenggang ( rarefaction ), sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak melalui medium atau zat penghantar berupa udara, gas, zat cair dan zat padat. Dengan prinsip tersebut gelombang ini termasuk gelombang longitudinal. (Tipler, Paul A. 1998).

image

Gambar diatas merupakan ilustrasi dari proses perambatan gelombang bunyi melalui medium udara. Sumber bunyi dihasilkan oleh sumber suara yaitu speaker yang berfungsi sebagai osilator (penghasil getaran). Pada medium udara terjadi proses peregangan dan perapatan pada partikel-partikel dimedia udara, proses itu terjadi dengan sangat cepat dan semakin lama bunyi dari sumber akan diterima oleh pendengar dengan menggetarkan membran yang ada pada telinga manusia.

Laju Bunyi


Laju dari sembarang gelombang mekanik (transversal dan longitudinal), bergantung pada sifat-sifat inersial medium (yang menyimpan energi kinetik) dan sifat-sifat elastik medium (yang menyimpan energi potensial) yang diformulasikan secara matematis :

image

Persamaan 2-1

dimana (untuk gelombang transversal) τ adalah tegangan dalam dawai dan μ adalah kerapatan linear dawai. Jika medium adalah udara dan gelombang adalah longitudinal, kita dapat menebak bahwa sifat inersial, berkaitan dengan μ , adalah kerapatan volume ρ udara.

Ketika gelombang melewati udara, energi potensial berkaitan dengan perapatan ( compression ) dan perenggangan ( rarefaction ) volume elemen molekul-molekul udara. Sifat-sifat yang menentukan kelanjutan dimana suatu elemen medium berubah volumenya ketika tekanan (gaya per satuan luas) pada elemen tersebut berubah disebut modulus Bulk ( B ) dengan satuan Pascal ( Pa ).

image
Persamaan 2-2

Di sini ΔV/V adalah perubahan fraksi dalam volume yang dihasilkan oleh perubahan Δp . Satuan SI untuk tekanan adalah N/ 2 , yang diberi nama khusus, Pascal (Pa). Dari persamaan 2-2 dapat kita lihat bahwa satuan untuk modulus Bulk ( B ) juga Pascal ( Pa ). Tanda Δp dan ΔV selalu berlawanan. Ketika kita meningkatkan tekanan pada elemen ( Δp positif), volumenya menurun ( ΔV negatif). Kita menyertakan tanda negatif dalam persamaan 2-2 sehingga B selalu bilangan positif. Sekarang gantikan B untuk τ dan ρ untuk μ dalam persamaan 2-1, maka menghasilkan.

image
Persamaan 2-3

dimana :

  • v = kecepatan atau laju bunyi di udara ( m/s )
  • B = modulus Bulk ( Pa )
  • ρ = densitas ( kg/m3 )

Setiap zat penghantar gelombang bunyi memiliki laju perambatan yang berbeda-beda bergantung pada sifat zat tersebut (Halliday, D. resnick, R. walker, J. 2010). Dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Medium Laju Bunyi
Udara 340
Udara (0 ºC) 331
Helium 1.005
Hidrogen 1.300
Air 1.440
Air laut 1.560
Besi 5.000
Gelas 4.500
Plastik 2.680
Aluminium 5.100
Kayu keras 4.000

Spektrum Bunyi


Frekuensi audio ( audio frequency ) merujuk sebagai getaran periodik yang frekuensinya dapat didengar oleh rata-rata manusia. Frekuensi-frekuensi yang dapat didengar oleh manusia disebut audio atau sonik. Range frekuensi yang umumnya dapat didengar berkisar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Frekuensi-frekuensi di atas 20.000 Hz sampai 20 MHz disebut ultrasonik ( ultrasonic ) gelombang ini sering digunakan untuk pemeriksaan kualitas produksi di dalam industri. Di bidang kedokteran, gelombang ini digunakan untuk diagnosis dan pengobatan, karena mempunyai daya tembus jaringan yang sangat kuat. sedangkan frekuensi-frekuensi di bawah 20 Hz disebut infrasonik ( infrasonic ). Perhatikan gambar spektrum bunyi dibawah ini :

image

Penting untuk diingat bahwa kata “bunyi” ( sound ) mengacu kepada sebuah fenomena perambatan gelombang pada sebuah medium, sedangkan kata “suara” ( voice ) mengacu kepada bunyi yang dihasilkan dari organ tubuh manusia, yaitu membran getar pada organ-organ bicara manusia. Kata “audio”, “sonik", “audiosonik”, dan “akustik” secara umum diartikan sebagai jangkah frekuensi ( frequency range ) dari spektrum bunyi yang dapat dideteksi / didengar oleh manusia, walaupun sebenarnya kata “akustik” ( acoustic ) sendiri merupakan suatu inter-disiplin ilmu yang mempelajari bunyi. (Tipler, Paul A. 1998).

Pitch


Pitch berhubungan dengan sensasi perubahan frekuensi pada bunyi oleh pendengar (manusia) pitch sangat dekat hubungannya dengan frekuensi, tetapi keduanya sebenarnya berbeda. Frekuensi ialah sebuah objek, suatu konsep ilmiah, sedangkan pitch subjektif. Pitch hanya sebuah persepsi subjektif pendengar (manusia) yang menyatakan suatu bunyi itu tinggi atau rendah. Makin tinggi frekuensi (dalam besaran fisika), maka manusia akan menyatakan bahwa pitch dari bunyi tersebut makin tinggi, terkadang juga dinyatakan bahwa bunyi itu semakin melengking. Gelombang bunyi sendiri tidak mempunyai pitch .

Istilah pitch hanya dipakai bila gelombang bunyi yang didengar hanya terdiri dari satu buah frekuensi tunggal. Jika istilah pitch dipakai dalam sebuah sumber bunyi dengan frekuensi tidak tunggal (seperti alat musik dan suara manusia), maka istilah pitch mengacu pada perubahan frekuensi dasarnya (frekuensi fundamental).

Frekuensi ( f ) gelombang bunyi menyatakan berapa banyaknya osilasi yang terjadi selama waktu tertentu, biasanya dalam satu detik. Frekuensi diekspresikan dalam banyaknya siklus per detik dengan satuan ukur dalam Hertz (Hz). Lima Hz diartikan sebagai osilasi lima siklus penuh (sempurna) per-detik. Kebalikan dari frekuensi, yaitu periode ( T ). Periode suatu gelombang diartikan sebagai berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah osilasi sempurna.
image
Persamaan 2-4

dimana f ialah frekuensi dalam Hz dan T ialah periode dalam detik. (Raymond A. Serway dan John W. Jewett, Jr. 2011).

Terdapat hubungan matematis sederhana antara panjang gelombang ( λ ), periode ( T ), dan frekuensi ( f ), yaitu kecepatan atau laju ( v ). Karena kecepatan ialah jarak dibagi oleh waktu, maka dapat kita turunkan suatu persamaan :

image
Persamaan 2-5

atau dengan mengganti T dengan f , maka didapat :

image
Persamaan 2-6

dimana : v = kecepatan atau laju gelombang (m/s)

λ = panjang gelombang (m)

T = periode gelombang (s)

f = frekuensi gelombang (Hz)

Loudness


Loudness berhubungan dengan sensasi perubahan amplitudo pada bunyi oleh si pendengar (manusia). Loudness sangat dekat hubungannya dengan intensitas bunyi ( I ), tetapi keduanya sebenarnya berbeda. Intensitas ialah sebuah objek, suatu konsep ilmiah, sedangkan loudness subjektif. Loudness hanya sebuah persepsi subjektif pendengar (manusia) yang menyatakan suatu bunyi itu besar atau kecil. Makin besar intensitas (dalam besaran fisika), maka manusia akan menyatakan bahwa loudness dari bunyi tersebut makin besar, terkadang juga dinyatakan bahwa bunyi itu semakin bising.

Berdasarkan teori gelombang, amplitudo ( ym ) dari suatu gelombang adalah besar dari perpindahan maksimum elemen-elemen dari posisi kesetimbangannya ketika gelombang melewati posisi tersebut. Pada ym , Subskrip m menandakan maksimum. Karena ym adalah magnitudo, maka ym selalu kuantitas positif, Amplitudo gelombang tidak mempengaruhi laju ( v ) gelombang, yang berarti juga tidak mempengaruhi frekuensi ( f ) dan panjang gelombang ( λ ). (Raymond A. Serway dan John W. Jewett, Jr.2011).

Hydrophone


Hydrophone adalah perangkat elektronika yang digunakan untuk menangkap bunyi di bawah air. Bunyi yang dihasilkan berbentuk gelombang suara kemudian diubah menjadi sinyal audio yang diterjemahkan dalam bentuk data yang terukur. Komponen utama dari hydrophone ini adalah piezoelektrik yang berfungsi sebagai pengubah gelombang suara menjadi sinyal audio.

Transduser yang digunakan memiliki jangkauan frekuensi dari audiosonik sampai ultrasonik yaitu 20 Hz sampai 50 kHz. menggunakan kabel penghubung yang rendah noise dan bebas oksigen dengan panjang 10 meter sangat memungkinkan kabel ini menjadi media yang tepat sebagai konduktor untuk penunjang teknologi tranduser dari perangkat hydrophone tersebut. Data yang didapat dari tranduser akan di simpan oleh handy recorder dengan menggunakan micro memory card (MMC) .

image

Gambar diatas merupakan spesifikasi dari hydrophone yang akan digunakan dalam proses pengambilan contoh suara. Mempunyai spesifikasi yang tinggi sehingga memungkinkan untuk melakukan pemrosesan suara dengan baik. Tedapat banyak jenis hydrophone yang diproduksi oleh Cetacean Research Technology salah satunya jenis transduser SQ26 yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan H1 adalah jenis handy recorder yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.

Handy recorder merupakan alat perekam dari pengaplikasian piezoelektrik SQ26 yang dirancang khusus untuk pendukung perangkat piezoelektrik tersebut. Fitur-fitur yang tersedia pada handy recorder adalah prosedur standar untuk melakukan proses perekaman seperti tombol power (on/off), record (start/stop), volume (+,-), speaker internal, low cut (on/off), screen indicator dan lain-lain. Setelah data diterima dan direkam oleh handy record , data tersebuat akan tersimpan pada micro memory card (MMC). (Cetacean Research Technology).

2 Likes