Pentingkah Pembelajaran Militeristik di Kampus?


Lagi-lagi kasus perpeloncoan kembali terjadi di lingkungan kampus. Mahasiswa UNS meninggal dunia saat mengikuti diklat Resimen Mahasiswa atau biasa disingkat menwa. Menwa merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang menurut Arief P Moekiyat sebagai salah satu Deputi Kemenko Polhukan (berdasarkan laman Apa Itu Menwa, Sejarah, Syarat, dan Tugas Resimen Mahasiswa? (kompas.com) dapat menjadi tombak dalam meningkatkan kesadaran bela negara di kalangan mahasiswa.

Berdasarkan sejarahnya, menwa sendiri diperisapkan untuk menumpas gerombolan Darul Islam/TII Kartosoewirjo. Setelah itu, menwa menjadi Batalion Wajib Latih yang terdiri dari mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Jawa Barat yang dilatih Divisi Siliwangi di tahun 1959. Oleh karena itu, tidak salah apabila menwa identic dengan militer.

Menurut laman Apa Itu Menwa, Sejarah, Syarat, dan Tugas Resimen Mahasiswa? (kompas.com), tugas menwa sebagai UKM khusus di perguruan tinggi membantu terlaksananya pembinaan kesadaran bela negara serta kelancaran kegiatan dan program lainnya di perguruan tinggi.

Sebenarnya pada tahun 1994, sudah banak perguruan tinggi yang menuntut penghapusan UKM menwa karena sering terjadi berbagai tindakan kekerasaan yang dilakukan oleh anggota menwa. Hingga saat ini, kekerasan masih identic dengan UKM ini seperti yang terjadi baru-baru ini di UNS.

Meskipun tidak lagi di bawah pembinaan Kementrian Pertahanan, pembelajaran militeristik benar-benar mendarah daging di menwa, entah dari cara berpakaian, bahkan sikap. Namun, saat ini menwa tidak lagi benar-benar menjadi wadah bakat minat mahasiswa di bidang bela negara tetapi benar-benar dilatih bak tentara betulan.

Bagaimana menurut kalian? Apakah penting pembelajaran dengan sistem militeristik di kampus?

Summary

Apa Itu Menwa, Sejarah, Syarat, dan Tugas Resimen Mahasiswa? Halaman all - Kompas.com

Kasus Diklat Menwa UNS & Bahaya Pendidikan Militeristik di Kampus (tirto.id)

Pertama - tama seperti yang sudah kita ketahui bersama, Menwa merupakan organisasi di dalam kampus yang menampung minat dan bakat dari mahasiswa dalam bidang pertahanan dan bela negara. Menwa sendiri juga memainkan peranan penting sebagai salah satu komponen cadangan rakyat terpilih yang juga termasuk dalam bagian pertahanan semesta Indonesia sesuai dengan peraturan dan perundang - undangan yang ada. Jadi keberadaan Menwa itu sendiri diakui oleh hukum dan juga juga banyak kampus di Indonesia yang memiliki Menwa (termasuk kampus saya). Dan badan yang menaungi Menwa ini sendiri saat ini adalah TNI berdasarkan surat Keputusan Bersama 3 Menteri yakni Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional, dan Menteri Dalam Negeri. Kendati demikian, Menwa bukanlah satuan militer.

Menurut saya pribadi, Wajar memang jika pada akhirnya penolakan kepada sistem Menwa semakin membesar. Hal itu dikarenakan mindset yang digunakan dalam kebanyakan organisasi Menwa di banyak kampus merupakan mindset yang salah yang dimana mindset yang digunakan adalah mindset sebagai satuan militer dan bukan mindset sebagai organisasi mahasiswa. Hal ini pulalah yang membuat korban jiwa akibat diklatsar Menwa juga bertambah, seperti dalam berita mengenai meninggalnya seorang mahasiswa UNS yang mengikuti diklatsar Menwa baru - baru ini. Hal ini tentunya menjadi masalah menahun yang harus segera dicarikan solusinya supaya kelak tidak ada lagi korban jiwa berjatuhan dengan adanya program Menwa ini.

Menurut sepengamatan saya, Menwa ini sebenarnya sama dengan UKM lain yang ada di kampus namun bedanya adalah, Menwa karena tujuannya adalah memperkenalkan militer dan kegiatan bela negara terhadap mahasiswa yang berminat, tentunya juga kegiatannya tidak jauh - jauh dari pelatihan - pelatihan yang mirip militer. Tetapi sekali lagi saya tekankan, Menwa bukanlah resimen militer, melainkan statusnya hanyalah seperti Komponen cadangan Rakyat.

Lalu jika ditanya apakah saya setuju dengan pembelajaran sistem militeristik di kampus ? Menurut saya jawabannya bisa sangat sulit. Tetapi karena fokus utama kita disini adalah Menwa, maka jawaban saya Menwa perlu dipertahankan sebagai bagian dari Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta dengan memperhatikan batasan - batasannya dan juga lebih mengedepankan korelasinya dengan tujuan perguruan tinggi. Maksudnya adalah, Menwa harus di perlakukan sebagai UKM dan bukan sebagai resimen militer, hanya karena singkatan Menwa adalah Resimen Mahasiswa.

1 Like

Cukup ajarkan tentang sopan santun di area kampus. Tidak melulu dengan jalan pintas dengan sistem militeristik. Ada hal lain yang lebih penting untuk dikenalkan, yaitu kampus itu sendiri.

Menurut saya, adanya organisasi atau kegiatan mahasiswa yang berbasis semi militer di beberapa kampus di Indonesia ini merupakan suatu upaya untuk menjembatani mahasiswa yang ingin merasakan euforia pendidikan militer, namun juga masih mengedepankan akademik universitas. Saya sadar dan tahu pasti bahwa tujuan terbentuknya menwa bukanlah semata-mata karena hal sepele yang saya sampaikan, namun ada hal-hal lain yang ingin dicapai melalui berdirinya menwa ini seperti yang sudah disampaikan di deskripsi pertanyaan.

Lalu apakah pembelajaran dengan sistem kemiliteran tersebut perlu dilakukan? Jawabannya menurut saya adalah sangat subjektif sekali. Menwa disini adalah sebagai unit kegiatan mahasiswa yang sifatnya bisa dipilih ataupun tidak, tergantung dengan preferensi masing-masing. Bagi saya yang memang tidak berminat dengan hal-hal yang berbau militer, mungkin bisa dengan mudah saya mengatakan bahwa menwa ini tidak diperlukan. Apakah semua mahasiswa berpikir demikian? Oh jelas tidak. Jika semua mahasiswa berpikir demikian, tidak mungkin menwa ini masih kita jumpai sampai sekarang ini. Artinya apa? Masih banyak pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan menwa hingga tetap bisa eksis sampai sekarang.

Saya setuju dengan opini dari kak @williamaditama yang menyampaikan bahwa perlu ada penyelarasan orientasi lagi, sebenarnya hakikat keberadaan menwa ini diposisikan seperti apa. Jika berperan sebagai UKM, seharusnya bisa menyikapi dan bertindak sesuai dengan kebijakan UKM pada umumnya. Namun, jika sudah melewati batas dan sangat berlebihan hingga menjatuhkan korban jiwa, bukankah lebih baik diberhentikan saja atau membentuk badan lain yang terpisah sehingga tidak menjerumuskan dengan embel-embel kegiatan mahasiswa.

Kalau saya pribadi menganggap pembelajaran militeristik di kampus itu tidak penting. Namun, jika melihat Menwa yang masih bertahan sampai saat ini, jawaban saya sebelumnya pasti terdengar sangat subjektif mengingat masih ada mahasiswa yang ikut dalam UKM tersebut. Karena itu, sulit menilai apakah penting pembelajaran militeristik di kampus jika kita memperhatikan studi kasus Menwa di UNS.

Di sisi lain, satu hal yang amat disayangkan adalah mengapa UKM seperti ini justru melatih para calon anggotanya bak latihan militer. Sebagaimana yang diutarakan sebelumnya:

Padahal, UKM bertujuan sebagai wadah bakat dan minat mahasiswa. Mengapa bakat dan minat mahasiswa harus dikaitkan dengan latihan militer. Oke kalau itu bela negara, namun UKM tersebut kan berada di kampus dan seharusnya tidak perlu melatihnya seperti militer.

Saya pribadi setuju dengan apa yang disampaikan @williamaditama bahwasanya boleh saja menwa ini teteap ada di UNS. Namun, perlu adanya batasan-batasan yang perlu diperhatikan.

Saya tidak setuju dengan adanya pembelajaran militeristik di kampus, alasannya adalah kampus merupakan tempat dimana para mahasiswa mempelajari pendidikan yang lebih tinggi, lebih spesifik dengan minat dan bidang yang mereka minati. Tentunya tujuannya untuk mempersiapkan para mahasiswa untuk dapat bekerja di dunia kerja nantinya, dengan skill dan pengetahuan yang meraka telah asah saat berada di kampus. Jika memang pembelajaran militer tetap diperlukan seharusnya pelatihannya tidak perlu terlalu berat dan sewajarnya saja, karena tujuannya bukan untuk dijadikan menjadi pasukan khusus seperti TNI dan Denjaka yang memang diperlukan kekuatan fisik yang luar biasa. Sebaiknya juga untuk mahasiswa harus menandatangi surat perjanjian kesanggupan terlebih dahulu dan mengetahui kegiatan secara jelas apa yang akan mereka lakukan selama mengikuti pelatihan militer tersebut.