Mengapa Sepakbola Indonesia Tidak Kunjung Berkembang?

16857-timnas-indonesia

Indonesia, seperti yang kita ketahui sendiri merupakan sebuah negara dengan jumlah penduduk nomor 4 di Dunia. Negara ini juga memiliki olahraga favoritnya sendiri yaitu, sepakbola (disamping bulutangkis). Namun sayangnya hal ini tidak diikuti oleh prestasi di kancah internasional. Pertanyaanya mengapa susah sekali membentuk 11 orang tim yang hebat dari 137 juta orang pria di negeri ini? Apa yang salah? Dibandingkan dengan Islandia yang bahkan hanya memiliki 300 ribu penduduk sepakbola kita masih ketinggalan jauh. dari 210 negara negara kita menduduki peringkat 173 di FIFA, tentu hal itu merupakan hal yang memalukan mengingat betapa banyaknya sumber daya manusia yang kita miliki dan juga antusiasme masyarakat akan sepakbola yang cukup tinggi namun sayangnya hal itu tak bisa diimbangi dengan prestasi yang memuaskan. Pathetic :frowning:

Menurut Youdics sendiri apasih yang salah dari sepakbola kita serta apa yang seharusnya dilakukan kedepannya agar persepakbolaan kita dapat maju?

Referensi:
Men's Ranking
7 Provinsi yang Jumlah Laki-lakinya Paling Banyak Dibanding Perempuan Halaman all - Kompas.com

1 Like

jujur aku gak begitu mengikuti dunia pesepak bolaan, tetapi dari sudut pandangku kenapa sepakbola tidak kunjung berkembang karena pertama, pemain kita itu lebih condong bermain mengandalkan emosi daripada otak. Coba liat gaya main pemain diliga kita. Lari kenceng, hantam sana-hantam sini, ujung-ujungnya terjadi gesekan. Permainan seperti itu adalah permainan yang gak memiliki tujuan, gak memiliki visi dan sangat menguras tenaga. Jelas, karena kita lebih memilih untuk berlari menghantar bola atau menabrak lawan, daripada, mengalirkan bola dengan passing pendek atau mengcover pemain lawan. Kedua, Sebagian besar pemain diliga kita itu belum bener-bener nguasain teknik dasar bermain sepakbola, passing, control dan crossing. Semua pemain hanya berfokus pada speed dan skill individu. Diperparah dengan suporter yang ikut memuja-muja pemain seperti itu. Padahal, kalo diliat-liat yah pemain itu cuma modal speed dan skill individu doang.
Kemudian, hal yang harus dilakukan untuk kemajuan sepak bola Indonesia adalah dengan membangun pendidikan pelatih, akademi klub profesional, kompetisi, dan infrastruktur latihan. Selain itu, orang-orang yang ada di manajemen harus saling bersatu, bergandengan tangan, dan mengesampikan kepentingan pribadinya untuk kemajuan sepak bola Indonesia.

1 Like

Spot on! Emang kenyataanya seperti itu sih, sepakbola timnas sebenarnya kurang taktikal cuman sekadar crossing berharap ada yang nyundul + lari kenceng wkwk. Iyaaa padahal sepakbola olahraga yang sangat mengandalkan teamwork ya.
Betul batt, pengelolaan juga kurang profesional, kompetisi masih amburadul jugaa. bukan hal yang mudah sih memang. anyway, it’s really nice to hear women talk about football.

Sebenernya banyak banget faktor yang bisa bikin sepakbola negara kita cenderung sangat lambat berkembang dan tertinggal jauh dari negara lainnya. Penyebab rendahnnya kualitas sepak bola Indonesia dan tidak berkembangnya liga dipengaruhi oleh empat faktor penting seperti mindset suporter yang kurang kritis dan serba instan, manajemen klub yang tidak profesional dan kurang memperhatikan pengembangan klub untuk jangka panjang, mental pemain yang cepat puas dan tidak berani keluar dari zona nyaman, serta birokrasi pemerintahan yang kurang mendukung perkembangan sepak bola khususnya liga. Selain itu, masalah terbesar lainnya adalah rendahnya kualitas pembinaan pemain sepakbola muda Indonesia yang cenderung kurang mendapatkan banyak perhatian.

Namun dari segala kekurangan dan rendahnya kualitas sepakbola di Indonesia, pada tahun 2019 PSSI membentuk suatu program yang menurutku sangat menarik dan berpotensi tinggi dapat meningkatkan kualitas pemain sepakbola muda Indonesia. Program tersebut bernama Garuda Select, yang merupakan program pembinaan pemain sepak bola usia muda (U-16) Indonesia di Eropa, melalui serangkaian seleksi ketat dan pemain dipilih langsung oleh mantan pemain timnas Inggris, Dennis Wise dan Des Walker.

Tujuan utama Program Garuda Select bukan untuk membentuk sebuah tim, namun untuk menanamkan profesionalisme dalam bakat-bakat terbaik Indonesia, sehingga mereka bisa berkembang dalam dunia sepakbola profesional baik di dalam maupun di luar negeri. Di setiap musim tim teknis Garuda Select memilih 24 bakat terbaik Indonesia untuk ditempa secara intensif di Eropa, mengejar segala ketinggalan mereka baik dari sisi mental, fisik, teknik, atau pun taktik. Kriteria pemilihan bakat pun dilakukan berdasarkan penilaian atas potensi mereka untuk berkembang di masa depan, dan bukan berdasarkan kemampuan yang mereka tunjukkan sekarang.

Jadi kesimpulannya, solusi untuk meningkatkan kualitas sepakbola di Indonesia selain memperbaiki kualitas birokrasi dan administrasi adalah dengan meningkatkan perhatian kepada pembinaan para pemain muda khususnya yang berusia di bawah 16 tahun agar menghasilkan suatu pemain yang memiliki pondasi mental, fisik, teknik, atau pun taktik yang kuat. Aku yakin dan optimis kalo kualitas sepakbola di Indonesia akan dapat dan selalu berkembang.

Sumber

Prawira, R. R. Z. & Tribinuka, T. (2016). Pembinaan Pemain Muda Melalui Akademi Sepak Bola. Jurnal Sains dan Seni ITS, 5(2), 13-17.

Satria, I. R. T. B. (2019, 11 Januari). Apa Sih Garuda Select Itu?. Diakses pada 23 Juli 2021, dari Apa Sih Garuda Select Itu?

Wisnu, S. (2020, 18 November). Liga Tidak Berkualitas dan Timnas Sulit Berprestasi Akibat 4 Faktor Ini. Diakses pada 23 Juli 2021, dari Liga Tidak Berkualitas dan Timnas Sulit Berprestasi Akibat 4 Faktor Ini Halaman all - Kompasiana.com

1 Like

aku pernah sekilas menonton podcast dengan bintang tamu bambang pamungkas, pemain sepakbola pssi yang bisa dibiilang senior. beliau mengatakan olahraga Indonesia akan maju jika tidak dicampuri dengan urusan politik. ya mungkin tidak persis beliau mengatakan seperti itu, tapi intinya seperti itu seingat saya.
ya bisa dibilang politik didalam dunia olahraga Indonesia memang ada. seperti kasus korupsi proyek Hambalang, kasus korupsi PON Riau dan kasus lainnya. olahraga Indoensia tdak dibiarkan bergerak sendiri masih dibawah kungkungan politik ini yang menyebabkan sepakbola tidak kunjung berkembang dan masih bergerak ditempat. politik ini yang tidak menyalurkan potensi-potensi anak bangsa yang berkualitas dan hanya mementingkan keuntungan sendiri sehingga timbullah sikap tamak yang ingin memiliki semuanya hingga timbul korupsi dan dana tidak tersalurkan dengan baik kepada para pelatih maupun pemain sepakbola.

Saya sangat setuju dengan pernyataan di atas. Berdasarkan sejarahnya, sepak bola bukan olahraga yang baru di negara ini, tapi tetap minim prestasi. Menurut saya terdapat orang-orang yang kurang kompenten dalam industri sepak bola tanah air. Walaupun PSSI setiap tahunnya memiliki target, namun output nya dari sepak bolanya sendiri terlihat kurang memuaskan. Program-program pengembangan dan program jangka panjang menurut saya salah satu target jangka panjang yang harus dicapai. Hal ini dapat membuat sepak bola tanah air menjadi lebih berkembang.

Jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya (Malaysia, Thailand, Vietnam), sepak bola Indonesia terlihat tidak memiliki perkembangan, dari segi klub dan tim nasional. Oleh karena itu, menurut saya perlu adanya komitmen yang kuat dalam melaksanakan program jangka panjang untuk perkembangan sepak bola Indonesia serta perlu juga untuk meningkatkan kualitas dalam berbagai aspek yang ada di industri sepak bola Indonesia.

Sepak bola merupakan jenis olahraga paling populer dan banyak menyita antusias masyarakat di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Terbukti dengan banyaknya masyarakat yang rela “mengorbankan” jam tidurnya hanya untuk menonton pertandingan bola berskala lokal maupun skala dunia yang semakin hari semakin seru saja. Banyak pertandingan sepak bola dunia yang sayang untuk dilewatkan, salah satu yang paling bergengsi adalah piala dunia. Piala Dunia merupakan salah satu pesta olahraga terbesar yang diselenggarakan empat tahunan. Berdasarkan survei, ada sekitar 3,2 miliar orang atau hampir setengah penduduk bumi yang menonton pertandingan bola setiap musimnya. Walaupun begitu, sangat disayangkan bahwa Indonesia hanya pernah sekali berpartisipasi di FIFA World Cup, yaitu pada tahun 1938 di Prancis, yang waktu itu masih membawa nama Hindia Belanda karena masih berada di bawah penjajahan Belanda. Sedikit bernostalgia dengan fakta bahwa Indonesia pernah berpartisipasi di ajang sekelas piala dunia. Namun, hanya itu prestasi tertinggi yang bisa kita banggakan sampai saat ini. Jangankan berbicara piala dunia, di level Asia Tenggara saja kita kerap menemui batu sandungan untuk menasbihkan diri sebagai penguasa sepak bola Asia Tenggara. Carut marut dunia sepak bola tanah air menjadi biang kerok atas perkembangan sepak bola tanah air yang cenderung stagnan. Banyak hal yang menjadi faktor kenapa sepak bola di tanah air tidak bisa berkembang. Tidak ada pembinaan usia dini dan berjenjang yang baik dan terorganisir menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab kualitas sepak bola tanah air “gitu gitu aja”. Hal tersebut juga di perparah dengan minimnya sekolah sepak bola di berbagai daerah yang seharusnya menjadi alat untuk mencari dan mencetak bibit bibit pemain bola handal. Kemudian, kualitas pelatih lokal yang kurang “oke’, selama ini para kontestan liga lokal dan juga timnas seringkali menggunakan jasa pelatih dari luar yang tentunya dapat mematikan para pelatih lokal. Pelatih lokal sulit berkembang dan terus menerus digempur dengan kedatangan pelatih berlabel luar. Kemudian, target kedepan yang cenderung tidak jelas juga menjadi faktor yang menentukan kualitas sepak bola tanah air. Hal ini diperparah dengan buruknya manajemen yang membuat kualitas sepak bola di Indonesia semakin jeblok. Tentunya, bila kita mau berbenah, kita bisa mengulang kembali kesuksesan menjadi peserta piala dunia di masa mendatang. Pembenahan harus dilakukan menyeluruh, mulai dari dasar yakni manajemen. Para penghuni jajaran manajemen harus bisa mengesampingkan antara politik dengan sepak bola agar tdak tercampur. Kemudian, perbanyak sekolah sepak bola dan perbaiki pembinaan usia dini dan berjenjang. Tentukan target yang jelas namun realistis agar semua lini punya motivasi untuk mencapai tujuan itu. Saya rasa, dengan begitu, tinggal masalah waktu saja kualitas sepak bola tanah air akan membaik.