Kualitas merupakan suatu hal yang unik. Keunikan tersebut dikarenakan sifatnya yang dinamis, relatif, berbeda-beda, serta cakupannya yang luas. Definisi dari kualitas juga bermacam-macam, dan terdiri dari banyak kriteria yang bergantung pada pihak yang menilainya. Tetapi bagi kalangan umum, pengertian operasional mengenai istilah kualitas tersebut masih kurang jelas (Hardjosoedarmo, 1996).
Berikut adalah beberapa definisi kualitas menurut beberapa ahli (Nasution, 2005) diantaranya adalah :
Menurut Juran (Hunt, 1993) , kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Dimana kecocokan penggunaan tersebut didasarkan atas lima ciri utama, yaitu :
-
Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan
-
Psikologis, yaitu citra rasa atau status
-
Waktu, yaitu keandalan
-
Kontraktual, yaitu adanya jaminan
-
Etika, yaitu kesopanan, keramahan, atau jujur
Crosby (1979) menyatakan bahwa kualitas adalah “Conformance to Requirement”, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi.
Deming (1982) menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.
Feigenbaum (1986) menyatakan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk.
Garvin and Davis (1994) menyatakan bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/ tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau bahkan melebihi harapan dari konsumen.
Menurut Prawirosentono (2007), kualitas suatu produk memiliki definisi yang berbeda karena dilihat dari dua sisi, yakni sisi sebagai konsumen (pengguna barang dan jasa) dan sisi sebagai produsen (pembuat barang dan jasa). Ditinjau dari sisi produsen, kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan. Dan ditinjau dari sisi konsumen, kualitas suatu barang atau jasa berhubungan dengan kepuasan konsumen dalam menggunakan barang atau jasa yang bersangkutan. Bila konsumen puas, berarti kualitas produk tersebut baik. Tetapi jika konsumen tidak puas, berarti kualitas produk tersebut jelek.
Sedangkan menurut Tampubolon (2004), kualitas didefinisikan sebagai apa saja yang diharapkan konsumen dari produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, bagaimana meningkatkannya untuk memberi kepuasan bagi konsumen.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik benang merah bahwa kepuasan pelanggan akan suatu produk yang dikonsumsi adalah jika terdapat kesesuaian antara apa yang diterima dengan apa yang diharapkan, demikian juga sebaliknya.
Namun demikian menurut Nasution (2005: 3), dari berbagai definisi kualitas yang dinyatakan oleh para pakar tersebut terdapat beberapa kesamaan. Diantaranya adalah :
-
Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
-
Kualitas mencakup produk, jasa, manusia/ tenaga kerja, proses, dan lingkungan.
-
Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap orang kurang berkualitas pada masa mendatang).