Bagaimana peran sosial ekonomi dalam meningkatkan output agroforestri?

Nah menurut kak @ulfahnkml apa yang harus dilakukan atau bagaimana agar agroforestri dapat mencapai tujuan tersebut yaitu dapat meningkatkan jumlah produksi dan mampu memberikan tambahan output?

2 Likes

Salah satu keunggulan dari sistem agroforestri adalah rendahnya input (modal & tenaga kerja) yang digunakan. Selain itu, agroforestri dapat meningkatkan output dari suatu area lahan tertentu. Hal ini karena adanya penanaman campuran berbagai jenis tanaman dan spesies (rimbakita.com).
Ketersediaan tenaga kerja sebagai salah satu input dan aspek sosial sangat berpengaruh terhadap output yang dihasilkan. Rumah tangga yang kekurangan tenaga kerja pada musim-musim tertentu cenderung membudidayakan pohon-pohon karena budidaya pohon membutuhkan sedikit tenaga kerja (input) dan memberikan pendapatan yang relatif tinggi (Didik Suharjito dkk, 2003). Selain itu, kebijakan pemerintah juga sangat berperan dalam meningkatkan output agroforestri. Seharusnya pemerintah dapat menjaga kestabilan harga pertanian dan memberikan subsidi pupuk untuk petani dengan pendistribusian yang tepat. Jika pemerintah melakukan hal itu, maka output agroforestri akan meningkat

4 Likes

Pertanian dengan sistem agroforestri dapat meningkatkan ekonomi petani. Dari penelitian Irwan dkk mengenai Aspek Sosial Ekonomi pada Sistem Agroforestri
di Areal Keja Hutan Kemasyarakatab (HKm)
Kabupaten alampung Barat, Provinsi Lampung ditarik kesimpulan :

  1. Struktur pendapatan petani dari kegiatan agroforestri di areal kerja HKm sebesar Rp
    24.815.000/kk/tahun dan dari kegiatan non agroforestri sebesar Rp 13.026.975/kk/
    tahun dengan kontribusi agroforestry.
  2. Terhadap total pendapatan petani sebesar 65,57%. Tingkat kesejahteraan petani, 93 berada dalam ketegori sejahtera dan sisanya sebesar 7 masuk dalam kategori belum
    sejahtera.
  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani dari kegiatan agroforestri di
    areal HKm adalah luas areal garapan, jumlah jenis tanaman yang sudah berproduksi
    dan pelatihan yang diikuti oleh petani.
    (Banuwa dkk., 2017)
3 Likes

Mungkin yang dimaksud disitu adalah meminimalisir terjadinya banjir bukan secara langsung dapat menghindari banjir. Karena pada umumnya lahan yang ditanami banyak pohon (pohon tahunan atau semusim) dapat menjadi daerah resapan air.

2 Likes

Sistem agroforestri dapat meningkatkan pendapatan etani atau perekonomian daerah setempat dengan cara :

  1. Tanaman yang di budidayakan, dengan memilih tanaman yang memiliki nilai jual bagus dipasaran
  2. Menjadikan tempat agroforestri menjadi tempat wisata keluarga
2 Likes

peran sosial ekonomi dalam meningkatkan output agroforestri, adalah :
(1) Meningkatnya produksi pangan, pendapatan petani, kesempatan kerja dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat sehingga tercapai kesejahteraan petani sekitar hutan
(2) Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani sehingga diharapkan dapat dikembangkan sistem intensifikasi pertanian pada tanah-tanah kering di pedesaan yang berarti meningkatnya produktivitas tanah
(3) Meningkatnya kesadaran masyarakat akan fungsi-fungsi hutan yang diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap gangguan hutan

4 Likes
Berdasarkan salah satu literatur yang diberikan ada statement yang mengungkapkan bahwa pemberian peluang kepada penggarap dalam pengelolaan hutan merupakan salah satu sarana yang efektif untuk pemerataan dan tahapan untuk mengatasi kemiskinan di lingkungan masyarakat desa hutan. Yang perlu dilakukan dalam kerangka program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) adalah sinkronisasi dengan program dari pemerintah pusat maupun daerah sehingga dampak positifnya akan jauh lebih besar bagi peningkatan produksi pangan dan pendapatan petani.

Jadi berdasarkan hal tersebut apakah dapat dikatakan bahwa adanya PHBM sangat menunjang peningkatan output dan pendapatan petani, namun juga membutuhkan andil yang cukup besar dari pemerintah?

3 Likes

Agroforestry dapat menyediakan kesempatan kerja bagi penduduk setempat sekaligus meningkatkan produksi lahan. Dengan demikian pengelolaan hutan
lebih banyak ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kemakmuran masyarakat setempat dan menjaga peranan hutan sebagai pelindung lingkungan
hidup. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Mardani (1987: 12) yang menyimpulkan bahwa Agroforestry akan banyak memberikan keuntungan sebagai berikut:

  1. Produktifitas hutan lebih tinggi.
  2. Masyarakat sekitar hutan ikut serta aktif memelihara hutan dengan manfaat langsung berupa tambahan pendapatan dari hasil palawija.
  3. Makanan hijauan ternak dapat lebih terjamin dan tidak menimbulkan kerusakan hutan.
  4. Kelestarian sumberdaya alam berupa hutan lebih terjamin.
2 Likes

Saya akan mencoba berpendapat,
Menurut jurnal yang saya baca, dalam penerapan PHBM, melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Lembaga ini dibentuk oleh masyarakat desa hutan dalam rangka kerjasama pengelolaan sumberdaya hutan dengan Perhutani. LMDH merupakan lembaga yang berbadan hukum, mempunyai fungsi sebagai wadah bagi masyarakat desa hutan untuk menjalin kerjasama dengan Perum Perhutani dalam PHBM dengan prinsip kemitraan.
Agroforestry yang pada umumnya melibatkan LMDH mampu memberikan kontribusi pendapatan rumah tangga 41,32 persen dan penyerapan tenaga kerja 2,39 orang per ha (Mayrowani, 2011)

Jadi, menurut saya PHBM sangat menunjang peningkatan output dan pendapatan petani, namun juga membutuhkan kerjasama dari pemerintah.

3 Likes

Peran sosial ekonomi dalam mengembangkan dan meningkatkan output agroforestry sangat penting karena berpengaruh terhadap pendapatan per tahun selain itu lamanya usaha sistem agroforestry akan
berpengaruh terhadap kebiasaan petani serta pemilihan jenis tanaman pada setiap musim tanaman. Kontribusi agroforestry terhadap pendapatan petani dapat meningkatkan pendapatan sehingga membuat petani sejahtera. Faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan petani dari kegiatan agroforestry yaitu

  1. Luas areal garapan
  2. Jumlah jenis tanaman yang sudah berproduksi dan pelatihan yang diikuti oleh petani
4 Likes

Coe et al (2014) dalam Eny Puspasari dkk (2017) mengemukakan tentang pilihan-pilihan dalam pengelolaan agroforestri yang harus sesuai dengan konteks ekologi dan sosial yang beragam di berbagai tempat. Sistem agroforestri diharapkan dapat mengoptimalkan produktivitas lahan sehingga masyarakat dapat memanen hasilnya secara berkelanjutan (Eny Puspasari dkk, 2017). Masih menurut Eny Puspasari dkk (2017), berdasarkan penelitian nya menunjukkan bahwa pendapatan dari kegiatan agroforestri di areal kerja HKm di Provinsi Lampung berkisar antara Rp 11.846.000,- /kk/tahun sampai dengan 57.444.000,- /kk/tahun dengan pendapatan rata-rata Rp 24.814.000,- /kk/tahun. Sedangkan pada sistem non agroforestri pendapatan rata-rata masyarakat hanya berkisar Rp 13.0 26.975,- /kk/tahun.
Lalu dari pendapatan rumah tangga juga berkontribusi terhadap perekonomian wilayah.
Menurut analisis saya sendiri, pendapatan rumah tangga akan berkorelasi positif dengan tingkat konsumsi. Jika pendapatan nya tinggi maka tingkat konsumsi nya juga akan tinggi. Sedangkan konsumsi merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam GDP suatu negara. Jadi, ketika tingkat konsumsi nya tinggi maka GDP nya juga tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sistem agroforestri juga berkontribusi pada perekonomian daerah atau negara.

4 Likes

Apakah setiap lahan agroforestri dapat dijadikan tempat untuk wisata keluarga ? Ataukah harus ada kesepakatan dengan pemerintah agar lahan agroforestri dapat dijadikan tempat wisata?

3 Likes

Saya setuju, selain itu, petani juga akan memperoleh manfaat lain seperti dalam hal pangan, untuk ternak, juga untuk bahan bangunan

3 Likes

@putrinurmalita
Ada beberapa faktor yang menghambat masyarakat enggan menerapkan agroforestri, diantaranya :

  1. Status sosial
    Ada sekelompok masyarakat yang akan terangkat harkatnya jika menerapkan pola usaha tani tertentu yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Keluarga yang memelihara ternak kerbau dianggap lebih tinggi status sosialanya dibandingkan dengan memelihara unggas. Contoh lain seperti petani yang memiliki kebun karet di Sumatera, Jati di Jawa Tengah, Kasseavera di Kerinci, Tambak di Pantura dan Lampung, Kelapa di pantim Jambi, Riau oleh masyarakat Bugis dan Banjar merasa lebih terhormat dibandingkan dengan usaha tani lainnya.
  2. Faktor ekonomi
    Bagi masyarakat yang sangat tergantung pada hasil hutan dalam bentuk NTFT seperti memanfaatkan untuk obat-obatan, madu, resin akan memelihara hutan dengan baik jika dibandingkan dengan memanfaatkan kayu dan menebang pohon.

Dua faktor diatas merupakan contoh penghambat yang membuat petani enggan melakukan agroforestri.
Sumber: bebasbanjir2025.wordpress.com

4 Likes

Pada umumnya, interaksi biofisik yang positif
akan menghasilkan penurunan biaya input, misalnya dari segi tenaga kerja dan penggunaan sumber daya yang lain. Adanya naungan pohon dapat menekan pertumbuhan gulma, sehingga kebutuhan tenaga kerja berkurang. Dengan adanya berbagai komponen dengan waktu panen yang berbeda, distribusi tenaga kerja menjadi merata.
Contoh yang lain, di Costa Rica kopi yang ditanam di bawah naungan Cordia alliodora mengalami panen raya 2,5 minggu lebih lambat
dibandingkan dengan yang tanpa naungan (Hoekstra, 1990). Hal ini membuat petani memiliki posisi tawar yang relatif tinggi, karena terhindar dari surplus produksi pada saat yang bersamaan.

3 Likes

Aspek sosial ekonomi dari agroforestri ditujukan untuk menjawab bberapa pertanyaan seperti, mengapa suatu kelompok masyarakat mengembangkan pola agroforestri yang berbeda dari masyarakat lainnya? atau bagaimana suatu rumah tangga petani diuntungkan atau dirugikan dalam usaha agroforestri?
4 aspek dasar yang mempengaruhi keputusan petani untuk menerapkan atau tidak menerapkan agroforestri, yaitu:

  1. kelayakan
  2. keuntungan
  3. dapat tidaknya diterima
  4. kesinambungan
3 Likes

4 aspek sosial ekonomi dalam menerapkan agroforestri :

  1. Kelayakan
    Faktor kelayakan mencakup aspek apakah petani mampu mengelola
    agroforestri dengan sumber daya dan teknologi yang mereka punyai, apakah
    mereka mampu untuk mempertahankan dan bahkan mengembangkan sumber
    daya dan teknologi tersebut

  2. Keuntungan (Profitability)
    Apakah penerapan agroforestri lebih menguntungkan dibandingkan sistem
    penggunaan lahan yang lain? Sistem produksi agroforestri memiliki suatu kekhasan, di antaranya:

  • Menghasilkan lebih dari satu macam produk
  • Pada lahan yang sama ditanam paling sedikit satu jenis tanaman semusim dan satu jenis tanaman tahunan/pohon
  • Produk-produk yang dihasilkan dapat bersifat terukur (tangible) dan tak terukur (intangible)
  • Terdapat kesenjangan waktu (time lag) antara waktu penanaman dan pemanenan produk tanaman tahunan/pohon yang cukup lama
  1. Kemudahan untuk diterima (Acceptibility)
    Sistem agroforestri dapat dengan mudah diterima dan dikembangkan kalau
    manfaat sistem agroforestri itu lebih besar daripada kalau menerapkan sistem
    lain. Aspek ini mencakup atas perhitungan risiko, fleksibilitas terhadap peran
    gender, kesesuaian dengan budaya setempat, keselerasan dengan usaha yang
    lain, dsb

  2. Jaminan kesinambungan (Sustainabillity)
    Sistem penguasaan lahan dan hasil agroforestri (singkatnya sumber daya
    agroforestri) menggambarkan tentang sekumpulan hak-hak yang dipegang
    oleh seseorang atau kelompok orang-orang dalam suatu pola hubungan sosial
    terhadap suatu unit lahan dan hasil agroforestri dari lahan tersebut

3 Likes

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan petani agroforestri, salah satunya pelatihan. Bagaimana hubungan pelatihan dan pendapatan petani? Berkorelasi positif atau negatif? Lalu pelatihan seperti apa yang akan berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap pendapatan petani agroforestri?

2 Likes

Sosial-ekonomi memiliki peran yang banyak dalam mengembangkan dan meningkatkan hasil/output dari agroforestry diantaranya adalah :

  1. Hubungan antara pemilik lahan dan pemilik modal untuk menyewa dan mengembangkan lahan tersebut menjadi wanatani/agroforestry. Output yang didapatkan dari sisi agroforestry diantaranya pemanfaatan lahan yang tadinya tidak memiliki nilai tambah menjadi bermanfaat karena ditumbuhkannya berbagai macam organisme yang memiliki banyak manfaat.
  2. Hubungan antara pemilik/pengembang agroforestry dengan investor. Dimana output yang dihasilkan diantaranya pemanfaatan dana yang diberikan investor untuk mengembangkan agroforestry tersebut misalnya perluasan lahan yang dijadikan sebagai wanatani, penambahan jenis tanaman baru/organisme badu yang dapat memperkaya biodiversitas yang terdapat dalam wanatani tsb.
  3. Hubungan antara pemilik/pengembang agroforestry dengan buruh tani dan para penggarap/tenaga kasar dalam wanatani tersebut. Output yang dihasilkan dari hubungan tersebut diantaranya pengurangan angka pengangguran di daerah/negara tsb, fasilitas yang didapatkan dari pengusaha agroforestry untuk para pekerjanya serta peningkatan hasil tani bisa berupa pangan, obat-obatan, tanaman hias, dll yang bernilai besar untuk kehidupan sehari-hari.

Selain itu, agroforestry pun berkontribusi besar untuk pendapatan para petani salah satunya dari bagi hasil antara buruh tani dan pemilik budidaya agroforestry tsb, selain itu petani pun secara tidak langsung mendapatkan keuntungan lainnya seperti ilmu bertani yang lebih efektif untuk lahan yang digarapnya, ilmu berbisnis hasil tani, yang dapat mereka manfaatkan untuk membuka peluang usaha baru yang dapat meningkatkan penghasilan mereka dan menjadi salah satu solusi dari ketahanan pangan di Indonesia karena semakin banyak hasil tani yang didistribusikan akan semakin mempermudah konsumen untuk menjangkau hasil tani dari agroforestry tsb.

6 Likes

Keberadaan pohon dalam agroforestri mempunyai dua peranan utama.
Pertama, pohon dapat mempertahankan produksi tanaman pangan dan
memberikan pengaruh positif pada lingkungan fisik, terutama dengan memperlambat kehilangan hara dan energi, dan menahan daya perusak air dan angin. Kedua, hasil dari pohon berperan penting dalam ekonomi rumah tangga
petani. Pohon dapat menghasilkan

  1. produk yang digunakan langsung seperti
    pangan, bahan bakar, bahan bangunan;
  2. input untuk pertanian seperti pakan
    ternak, mulsa;
  3. produk atau kegiatan yang mampu menyediakan lapangan kerja atau penghasilan kepada anggota rumah tangga.
    Dengan demikian, pertimbangan sosial ekonomi dari suatu sistem agroforestri
    merupakan faktor penting dalam proses pengadopsian sistem tersebut oleh
    pengguna lahan maupun pengembangan sistem tersebut baik oleh peneliti,
    penyuluh, pemerintah, maupun oleh petani sendiri.
    Terdapat empat aspek dasar yang mempengaruhi keputusan petani untuk
    menerapkan atau tidak menerapkan agroforestri, yaitu:
    • Kelayakan (feasibility)
    • Keuntungan (profitability)
    • Dapat tidaknya diterima (acceptibility)
    • Kesinambungan (sustainability)
4 Likes