Agroforestri sebagai suatu sistem produksi tentunya memberikan pendapatan terhadap pengelolanya baik secara langsung maupun tidak langsung. Sistem agroforestri dapat dikatakan menguntungkan apabila dapat menghasilkan tingkat output yang lebih banyak dengan menggunakan jumlah input yang sama atau membutuhkan jumlah input yang lebih rendah untuk menghasilkan tingkat output yang sama. Kondisi ini dicapai apabila ada interaksi antar komponen yang saling menguntungkan baik dari segi biofisik maupun sosial ekonomi. Analisis ekonomi yang banyak dilakukan di Indonesia adalah melihat seberapa besar suatu sistem agroforestri memberikan kontribusi terhadap pendapatan total keluarga dan juga bagaimana kontribusi hasil dari suatu sistem agroforestri terhadap perekonomian daerah setempat
Sistem penguasaan sumber daya agroforestri mengandung aspek hubungan sosial. Hubungan sosial itu dapat berupa hubungan kerja atau bagi hasil antara pemilik agroforestri dengan buruh tani, hubungan sewa atau gadai antara pemilik lahan dengan penyewa atau penggadai lahan, hubungan kontrak lahan antara pemilik lahan dengan pemilik modal yang mengkontrak lahan untuk budidaya agroforestri. Hubungan sosial itu menunjukkan posisi-posisi dan kekuasaan-kekuasaan orang-orang (pihakpihak) yang terlibat. Adanya perkembangan sosial ekonomi, hubungan-hubungan sosial berkembang dan aturan penguasaan sumber daya agroforestri semakin kompleks.
Untuk menjamin diterapkan dan dikembangkannya agroforestri oleh petani maupun oleh pihak terkait, diperlukan pertimbangan yang bukan hanya berdasarkan pada biofisik tetapi juga berdasarkan aspek sosial ekonomi. Sehingga muncul pertanyaan bagaimana peran sosial ekonomi dalam mengembangkan dan meningkatkan output agroforestry serta bagaimana kontribusi agroforestry terhadap pendapatan petani maupun perekonomian daerah setempat?
Keberadaan pohon memiliki dua peranan utama. a. mempertahankan produksi tanaman pangan dan memberikan pengaruh positif pada lingkungan fisik (memperlambat kehilangan hara dan energi, dan menahan daya perusak air dan angin).
b. Pohon dapat berperan penting dalam ekonomi rumah tangga petani :
produk yang digunakan langsung seperti pangan, bahan bakar, bahan bangunan;
input untuk pertanian seperti pakan ternak, mulsa; serta
produk atau kegiatan yang mampu menyediakan lapangan kerja atau penghasilan kepada anggota rumah tangga.
pertimbangan sosial ekonomi dari suatu sistem agroforestri merupakan faktor penting dalam proses pengadopsian sistem agroforestri
Aspek sosial ekonomi berperan dalam pengembangan agroforestry, yaitu diantaranya adalah dalam pemilihan jenis tanaman serta pola tanam yang akan digunakan pada saat budidaya. Berdasarkan status ekonomi pula, biasanya dapat diketahui luas lahan yang dimiliki oleh rumah tangga petani dan berdasarkan status sosial dapat diketahui bagaimana pengelolaan agroforestry akan dijalankan, seperti pengelolaan tenaga kerja. Kontribusi agroforestry pada pendapatan petani atau penduduk setempat yaitu hasil produksi dari tanaman dapat digunakan sesuai kebutuhan petani, seperti hasil produksi dari tanaman kayu, maka kayu tersebut dapat digunakan dalam pembuatan perabotan rumah tangga serta untuk tanaman budidaya semusim lainnya dapat dijual sehingga mendapatkan keuntungan guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sistem agroforestri memberikan manfaat ekonomis dan ekologis yang penting bagi petani, yang salah satunya dapat memberikan pendapatan bagi petani. Agroforestri memberikan kontribusi yang nyata dalam hal meningkatkan produktivitas tanaman yang tinggi sehingga pendapatan yang didapat petani semakin tinggi. Agroforestri dalam bidang tanaman sawah memberikan peningkatan yang cukup besar dibandingkan tanaman kebun. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani yang menerapkan sistem agroforestri diantaranya umur petani, luas lahan, jumlah tenaga kerja, suku, agama, kemiringan lahan, dan peminjaman bantuan kredit.
Aspek sosial ekonomi memang berperan dalam mengembangkan dan meningkatkan output agroforestri yaitu berkaitan dengan tingkat masukan dalam suatu pengelolaan, meliputi masukan rendah atau tinggi, intensitas dan skala pengelolaan, tujuan usaha, sub sistem, komersial dan intermedier. Sebagai contoh, keberadaan pohon dalam agroforestri mempunyai peranan di ekonomi rumah tangga petani. Mengapa demikian? Karena pohon dapat menghasilkan produk yang digunakan langsung seperti pangan, bahan bakar, bahan bangunan; input untuk pertanian seperti pakan ternak, mulsa; serta produk atau kegiatan yang mampu menyediakan lapangan kerja atau penghasilan kepada anggota rumah tangga (aspek sosial).
Peran sosial ekonomi terhadap agroforestri sangat penting. Peran sosial seperti peran penyuluh, ketersediaan paket teknologi, eksistensi kelompok tani, dan peranan pemerintah. Penyuluh memegang peranan penting dalam keberlanjutan sistem agroforestri. Hal ini disebabkan karena penyuluh merupakan aktor utama dalam proses transfer informasi, baik yang menyangkut ilmu pengetahuan, teknologi maupun berbagai program pemberdayaan masyarakat kepada kelompok sasaran terutama petani dan kelompok tani (Suwarno, 2011). Terdapat tiga peran utama penyuluh dalam pengelolaan usahatani, yaitu pendidik/edukator, fasilitator dan mediator.
Keberlangsungan agroforestri dapat meningkatkan pendapatan petani setempat karena sistem agroforestri sangat efisien dan sedikit kekurangan yg didapatkan, dengan sistem ini juga kita dapat memperkecil lahan tani, tetapi dapat menanam jenis2 tanaman yang beragam.
Aspek sosial ekomoni pada agroforestry ditujukan untuk menentukan mengapa petani memilih untuk menggunakan pola tnaman tertentu, mengapa setiapbpetani menggunkaan pola agroforestry yang berbeda-beda, dan bagaimana keuntungan dan kerugian yang nantinya akan diperoleh oleh petani sendiri. Dalam menentukan pilihan tersebut terdapat beberapa aspek yang dipertimbangkan oleh petani ,seperti :
Kelayakan, berupa sumber daya yang tersedia,luas lahan, dan tenaga kerja, teknologi
Sistem agroforestri bertujuan untuk mempertahankan jumlah dan keanekaragaman produksi lahan, sehingga berpotensi memberikan manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan bagi para pengguna lahan. Sistem agroforestri merupakan suatu model usaha tani yang penting bagi para petani yang umumnya memiliki lahan pertanian terbatas. Dengan pola seperti ini, akan meningkatkan intensitas panen yang akhirnya mampu memberikan tambahan out put baik berupa fisik maupun nilai finansial.
Agroforestri sebagai suatu sistem produksi tentunya memberikan pendapatan
terhadap pengelolanya baik langsung maupun tidak langsung. Analisis
ekonomi yang banyak dilakukan di Indonesia adalah melihat seberapa besar
suatu sistem agroforestri memberikan kontribusi terhadap pendapatan total
keluarga dan juga bagaimana kontribusi hasil dari suatu sistem agroforestri
terhadap perekonomian daerah setempat.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan agroforestri dilakukan dengan
pendekatan regresi berganda (multiple regression). Variabel bergantung (dependent variable) yang
digunakan adalah keuntungan atau profit (Y) yang diperoleh oleh petani dalam melakukan kegiatan
agroforestri, sedangkan variabel bebas (independet variable) yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi umur petani (X1), tingkat pendidikan petani (E1 dan E2 ), tingkat perkembangan agroforestri
(L1 dan L2), luas lahan andil (X2), luas lahan milik (X3), jumlah anggota keluarga (X4) dan jumlah ternak
(X5) .
Petani (manusia) merupakan subyek dalam melakukan kegiatan agroforestri pada lahan pertanian yang artinya sistem agroforestri juga harus fokus pada aspek ekonomi dan sosial yang berubah dari waktu kewajtu. Sistem agroforestri harus memiliki manfaat bagi penduduk sekitar dan juga untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul seperti banjir, erosi, dsb.
Pohon-pohon yang ditanam dalam sistem agroforestri memiliki banyak manfaat seperti :
Diatas menyatakan bahwa " Keberlangsungan agroforestri dapat meningkatkan pendapatan petani setempat karena sistem agroforestri yang efisien dan sedikit kekurangan". Bagaimana sistem yang efisien itu dapat memberikan output untuk petani?
Saya setuju, agroforestri selain memperhatikan keuntungan dari sisi petani juga harus fokus terhadap aspek sosial ekonomi karena agroforestri berarti menanam pepohonan di lahan pertanian dan petani atau masyarakat adalah subyek utama nya. Sehingga agroforestri tidak hanya fokus untuk masalah teknik saja tetapi juga masalah sosial, ekonomi dan budaya.
Sistem agroforestri diharapkan dapat mengoptimalkan produktivitas lahan sehingga masyarakat dapat memanen hasilnya secara kontinu; tergantung seberapa banyak variasi jenis yang dikombinasikan dalam satu lahan dan sistem pengelolaannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani dari kegiatan agroforestri diareal adalah luas areal garapan, jumlah jenis tanaman yang sudah berproduksidan pelatihan yang diikuti oleh petani (Puspasari dkk., 2017).
Sistem agroforestri dapat dikatakan menguntungkan apabila 1) dapat menghasilkan tingkat output yang lebih banyak dengan menggunakan jumlah input yang sama, atau 2) membutuhkan jumlah input yang lebih rendah untuk menghasilkan tingkat output yang sama. Kondisi ini dicapai apabila ada interaksi antar komponen yang saling menguntungkan baik dari segi biofisik, maupun ekonomi. Interaksi biofisik sebenarnya mencerminkan interaksi ekonomi, apabila output fisik per satuan lahan diubah menjadi nilai uang per satuan biaya faktor produksi. Seperti juga dalam interaksi biofisik, interaksi ekonomi antar komponen dalam sistem agroforestri dapat bersifat menguntungkan, netral, maupun kompetitif. Dasar penerapan agroforestri adalah interaksi biofisik yang positif, yang akan menghasilkan interaksi ekonomi yang positif pula.
Agroforestri dapat memberikan manfaat, yakni dalam aspek ekonomi maupun sosial. Hal tersebut dikarenakan keberadaan tanaman musiman dan tahunan dapat menganugerahkan pengarub psoitif pada lingkugan fisik, seperti memperlambat kehilangannya nutrisi, dan energi, serta mencegah kerusakan lingkungan. Selain itu, pohon juga berperan penting dalam menunjang kebutuhan ekonomi rumah tangga, yaitu sebagai pangan, bahan bakar. bahan bangunan, masukan pakan ternak, dan lain-lain.
Peran agroforestry dalam terhindar dari banjir itu bagaimana ya?". Karena menurut saya,banjir sendiri dapat dengan mudah menyerang lahan2 pertanian terkecuali pertanian itu berada diatas dataran tinggi
Dari variabel independen yang telah dijelaskan diatas, apakah semua variabel sangat berpengaruh terhadap keuntungan petani dalam kegiatan agroforestri?
Agroforestri berarti menanam pepohonan di lahan pertanian, dan harus diingat bahwa petani atau masyarakat adalah elemen pokoknya (subyek). Dengan demikian kajian agroforestri tidak hanya terfokus pada masalah teknik dan biofisik saja tetapi juga masalah sosial, ekonomi dan budaya yang selalu berubah dari waktu ke waktu.
Sistem agroforestri dapat dikatakan menguntungkan apabila 1) dapat menghasilkan tingkat output yang lebih banyak dengan menggunakan jumlah input yang sama, atau 2) membutuhkan jumlah input yang lebih rendah untuk menghasilkan tingkat output yang sama. Kondisi ini dicapai apabila ada interaksi antar komponen yang saling menguntungkan baik dari segi biofisik, maupun ekonomi. Interaksi biofisik sebenarnya mencerminkan interaksi ekonomi, apabila output fisik per satuan lahan diubah menjadi nilai uang per satuan biaya faktor produksi. Seperti juga dalam interaksi biofisik, interaksi ekonomi antar komponen dalam sistem agroforestri dapat bersifat menguntungkan, netral, maupun kompetitif. Dasar penerapan agroforestri adalah interaksi biofisik yang positif, yang akan menghasilkan interaksi ekonomi yang positif pula.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa agroforestry berkontribusi terhadap pendapatan petani maupun perekonomian daerah setempat. Pendapatan petani (output) yang diperoleh akan naik apabila sistem agroforestri berhasil. Kondisi ini dicapai apabila ada interaksi antar komponen yang saling menguntungkan baik dari segi biofisik, maupun ekonomi. Interaksi biofisik sebenarnya mencerminkan interaksi ekonomi, apabila output fisik per satuan lahan diubah
menjadi nilai uang per satuan biaya faktor produksi. Seperti juga dalam interaksi biofisik, interaksi ekonomi antar komponen dalam sistem agroforestri dapat bersifat menguntungkan, netral, maupun kompetitif. Dasar penerapan
agroforestri adalah interaksi biofisik yang positif, yang akan menghasilkan interaksi ekonomi yang positif pula.
Berdasarkan hasil penelitian Sanudin dan Priambodo (2013) penerapan sistem agroforestri
diperoleh kontinyuitas pendapatan dimana tanaman semusim dan perkebunan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan pendapatan dari kayu selain bisa
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari juga untuk memenuhi kebutuhan sifatnya
temporal seperti kebutuhan anak sekolah, hajatan, membangun rumah, dan kebutuhan
mendesak lainnya.
Apakah pertimbangan dalam hal sosial ekonomi yang dilakukan oleh petani juga memiliki faktor penghambat atau kendala yang akan membuat petani menjadi enggan untuk menerapkan Agroforestry?