Bagaimana peran sosial ekonomi dalam meningkatkan output agroforestri?

Agroforestry menurut saya saling mempengaruhi dengan sosial ekonomi… Karena adanya agroforestry ini sendiri selain untuk mengatasi masalah lahan dan lingkungan juga sebagai sumber pendapatan ekonomi bagi petani, penyewa ataupun tuan tanah… Dengan adanya pemahaman terkait pengelolaan agroforestry maka hasil panen yang didapat beragam bergantian tiap masa panen sehingga meningkatkan kesejahteraan petani, dapat berkembang nya inovasi petani seperti manajemen komoditas tanaman, pembukaan wisata agro, pemanfaatan hasil panen untuk kebutuhan lain seperti bahan bakar atau bangunan… Inti besar nya, pemahaman dan pelaksanaan agroforestry yg baik dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku lainnya secara sosial ekonomi

4 Likes

pelatihan dan pendapatan petani berpengaruh positif, variabel pelatihan memiliki Nilai P Value lebih kecil dari 0,05 yang artinya berpengaruh terhadap pendapatan petani. Tingkat pendapatan petani akan meningkat setelah mendapatkan pelatihan dimana pelatihan akan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani untuk meningkatkan usaha taninya sehingga pendapatannya meningkat.
Sebagai contoh adalah adanya penyuluhan bagi para petani agar petani lebih menguasai tentang agroforestri terutama dalam hal yang berhubungan dengan pohon

4 Likes

Peran sosial ekonomi terhadap agroforestri, lebih terlihat pada saat petani akan menentukan jenis jenis tanaman yang akan digunakan dalam agroforestri, ketersediaan input penunjang kegiatan pertanian, luas lahan yang akan ditanami dan juga tenaga kerja yang akan membantu dalam proses budidaya dan nantinya akan berpengaruh pada output yang diterima oleh petani. Sedangkan agroforestri mampu meningkatkan pendapatan petani lewat interaksi antara komponen komponennya seperti tananam tahunan dengan semusim yang saling memberikan simbiosis. Hasil output agroforestri dengan jenis tanaman yang berbeda tentu dapat meningkatkan hasil dari nilai penjualan yang berbeda.

5 Likes

Peran agroforestri dari segi sosial ekonomi yaitu menambah pendapatan petani, menambah kesempatan kerja, serta mensejahterakan masyarakat dan petani sekitar hutan. Masyarakat desa hutan masih memiliki ketergantungan pada hutan. Terutama petani kecil. Hutan dijadikan sebagai sumber ekonomi dan sebagai alternatif utama dalam pemenuhan hidup

4 Likes

Keuntungan agroekosistem yaitu sumber pendapatan bisa lebih dari satu. Sehingga dapat antisipasi bila terjadi gagal panen atau hasil panen rendah, dapat memanfaatkan sumber lain yg dibudidayakan.
Selain itu dapat pula meminimalkan input modal, seperti pupuk atau pestisida. Seresah akan meningkatkan input bahan organik yang merupakan makanan penting bagi organisme makro,meso,ataupun mikrofauna pada tanah. Bila kualitas organisme dalam tanah bagus maka dapat meminimalisir atau menekan pertumbuhan hama bagi tanaman.
Selain itu agroforestry merupakan solusi untuk memanfaatkan lahan yang semakin sempit. Banyak pengalihan lahan menjadi bangunan yang mengurangi tempat untuk bercocok tanam, sehingga salah satu solusinya yaitu bercocok tanam secara agroforestry.

3 Likes

Aspek sosial ekonomi pada suatu sistem agroforestri merupakan faktor penting dalam proses pengadopsian sistem tersebut. Dengan sistem agroforestri, pemanfaatan lahan dapat dilakukan secara optimal sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.

Ada 4 aspek dasar petani menerapkan agroforestry:

1. Kelayakan (Feasibility)
Faktor kelayakan mencakup ketersediaan sumber daya, teknologi pendukung, orientasi produksi, pengetahuan lokal petani, dan kebijakan pendukung (pemerintah)

2. Keuntungan (Profitability)
Apakah penerapan agroforestri lebih menguntungkan dibandingkan sistem penggunaan lahan yang lain? Agroforestri dapat dikatakan untung apabila menghasilkan output yang lebih banyak dengan input yang sama atau membutuhkan input yang lebih rendah untuk output yang sama. Hal ini dapat dilihat dari indicator finansial yang biasa digunakan seperti NPV, BC Ratio, IRR.

3. Kemudahan diterima (Acceptibility)
Sistem agroforestri dapat dengan mudah diterima dan dikembangkan jika manfaat sistem agroforestri lebih besar daripada sistem lainnya. Aspek ini mencakup resiko usaha, identitas sosial budaya, gender, kesempatan kerja diluar sektor pertanian, dan lain-lain

4. Kesinambungan (Sustainability)
Sumber daya agroforestry menggambarkan tentang sekumpulan hak-hak yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu pola hubungan sosial terhadap suatu unit lahan dan hasil agroforestri dari lahan tersebut.

2 Likes

Sistem produksi agroforestri dibagi menjadi 3 yaitu :
A. Agroforestri berbasis hutan (Forest Based Agroforestry) diawali pembukaan sebagian areal hutan untuk pertanian
B. Agroforestri berbasis pada pertanian (Farm based Agroforestry) produk utana tanaman pertanian
C. Agroforestri berbasis pada keluarga (Household based Agroforestry) yaitu agroforestri di areal perkarangan
Dalam hal ini, terdapat 4 aspek dasar petani menerapkan agroforestri yaitu kelayakan (feasibility), keuntungan (profitability), dapat tidaknya diterima (acceptibility), dan berkesinambungan (sustainability).

  1. Kelayakan, sumber daya yang tersedia (status ekonomi, luas lahan, kualitas lahan, tenaga kerja dan alokasinya)
  2. Teknologi pendukung
  3. Orientasi produksi (dari subsisten ke komersial, kehidupan yang makin konsumtif, pemenuhan kebutuhan)
  4. Pengetahuan lokal petani
  5. Kebijakan pendukung (pemerintah)

Pada konsep ekonomi, agroforestri untung apabila menghasilkan output yang lebih banyak dengan input yang sama, membutuhkan input yang lebih rendah untuk output yang sama. Indikatornya yaitu Finansial, NPV (nilai keuntungan yang didapat selama jangka waktu tertentu yang dinilai saat ini), BC Rasio (perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran selama jangka waktu pengusahaan), IRR (tingkat suku bunga max yang dapat dibayar oleh suatu proyek).

2 Likes

berdasarkan contoh literatur yang sudah kakak berikan saya mendapat kesimpulan bahwa agroforestri akan meningkatkan aspek ekonomi karena agroforestri merupakan sistem yang menawarkan output tinggi dengan menerapkan lebih dari 1 jenis budidaya. semakin banyak jenis tanaman yang kita budidaya maka semakin besar output yag akan kita dapatkan. Dengan memilih sistem petanian agroforestri maka pendapatan akan naik dibandingkan dengan tanpa sistem agroforestri.
selanjutnya mengena aspek sosial. tentunya agroforestri mempengaruhi aspek sosial yang ada bahkan oraganisasi terkecil sekalipun(keluarga). Dimana pengelolaan Agroforestri melibatkan dan memanfaatkan suatu organisasi sosial. Akan ada interaksi yang terjadi baik itu pemilik dan pekerja maupun pemilik dan keluarganya.

Kendala yang ada yaitu masih banyaknya lahan yang sempit yang dimiliki oleh sebagian masyarakat. sehingga masyarakat sulit menerapkan agroforestri sistem pohon-tanaman semusim (kehutanan-pertanian).

Aspek_Sosial_Ekonomi_pada_Sistem_Agroforestri_di_A.pdf (144.4 KB)
Aspek_Sosial_Ekonomi_dan_Budaya_Agrofore.pdf (601 KB)

1 Like

Pengelolaan areal kerja HKm menerapkan sistem yang memadukan berbagai jenis tanaman dalam satu lahan atau dikenal dengan istilah agroforestri. Menurut Mbow et al. (2014) dalam pengelolaan hasil yang kompleks ini, praktik pertanian dan pengelolaan lahan merupakan kunci bagi agroforestri berkelanjutan. Coe et al. (2014) mengemukakan tentang pilihan-pilihan dalam pengelolaan agroforestri yang harus sesuai dengan konteks ekologi dan sosial yang beragam di berbagai tempat. Hal ini didukung oleh Wulandari et al. (2014) menyatakan bahwa keterlibatan masyarakat di sekitar hutan dapat mengoptimalkan lahan hutan dengan menerapkan agroforestri berbasis kondisi sosial ekonomi masyarakat, seperti preferensi masyarakat dan adopsi pola agroforestri.
Sistem agroforestri diharapkan dapat mengoptimalkan produktivitas lahan sehingga masyarakat dapat memanen hasilnya secara kontinyu; tergantung seberapa banyak variasi jenis yang dikombinasikan dalam satu lahan dan sistem pengelolaannya. Pemilihan komposisi jenis tanaman dan cara pengelolaannya menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan sistem agroforestri ini. Sistem agroforestri yang telah dilakukan di areal kerja HKm diharapkan mampu memulihkan fungsi hutan sekaligus berkontribusi nyata dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Karakteristik sosial masyarakat sangat mempengaruhi aktivitas dalam pengelolaan dan pengembangan agroforestri dalam HKm baik tergantung faktor internal maupun faktor eksternal. Berbagai karakteristik tersebut antara lain tingkat pendidikan, pendapatan, umur, jumlah tanggungan anggota keluarga dan jarak lahan dari pemukiman (rumah).

HKm : Hutan Kemasyarakatan

1 Like

Menurut saya peran ekonomi dalam mengembangangkn dan meningkatkan output agroforsetry dengan cara melakukan pendekatan umum analisis ekonomi melalui pertanyaan2;

  • Apakah sistem produksi tersebut sudah memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan baik?
  • Apakah sistem tersebut tersebut secara teknis dapat dilaksanakan, pada tingkat sumber daya tenaga kerja tertentu (jumlah, distribusi musiman, ketrampilan manajemen)?
  • Apakah sistem tersebut secara ekonomi dapat dilaksanakan, pada tingkat sumber daya kapital tertentu (baik yang dimiliki atau yang dapat dipinjam)?
  • Adakah risiko kalau melaksanakan sistem atau teknologi yang diperkenalkan?

Lalu untuk peran sosial terhadap agroforestry yaitu dilakukannya oleh pemerintah program kegiatan Perhutanan Sosial yang didalamnya terdepat program Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara optimal, adil dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian fungsi hutannya.
Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Kaskoyoet al.(2014) yang berpendapat bahwa insentif yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan hutan negara dapat meminimalkan konflik penggunaan lahan hutan.

Kontribusi agroforestry terhadap pendapatan petani & perekonomian setempat yaitu adanya faktor sbb; luas areal garapan, jumlah jenis tanaman yang sudah berproduksidan pelatihan yang diikuti oleh petani.

Mohon koreksi bila ada kesalahan. Terima kasih banyak. :grin:

Permasalahan utama yang sering terjadi, tntu teman² tau yaitu alur distribusi yang sangat panjang. Juga petani sangat dirugikan dengan harga yang ditawarkan oleh tengkulak. Tetapi, apakah ada kemungkinan agroforestri dapat memperpendek jalur distribusi ?

Agroforestri mementingkan keuntungan hingga kurun waktu kedepan
karena bagian tanaman tahunan yang dapat dipanen adalah bagian batangnya
sebagai kayu, daun sebagai pakan ternak, dan getah sebagai bahan tekstil. Hal ini
dapat dilakukan apabila usia tanaman mencapai waktu panen kurang lebih 5-10
tahun. Sehingga pada tahun-tahun pertama hasil produksi yang diperoleh belum
bisa menutupi biaya produksi awal, karena hasil panen hanya berasal dari tanaman
pertanian /musiman. Apabila usia tanaman tahunan siap panen, maka produksi yang
diperoleh akan lebih banyak karena hasil pertanian berasal dari tanaman musiman
juga tanaman tahunan. Agroforestri juga dikatakan lebih hemat dana dan ramah lingkungan.FAO (2015) menambahkan bahwa Sistem Agroforestrytermasuk juga sistem
penggunaan tanah secara modern dan tradisionaldimana pohon dikelola bersamaan
dengan tanamanpanen dan/atau sistem produksi hewan di sebuahpertanian.
Kombinasi dari pohon, tanamanpanen dan ternak memitigasi risiko
lingkungan,membuat penutup tanah permanen terhadap erosi,meminimalisir
kerusakan akibat banjir dan bertindaksebagai penampungan air, yang
menguntungkantanaman panen dan padang rumput.

Saya ingin bertanya untuk saat ini sudah seberapa besar pemerintah ikut serta menyokong sektor agroforestri khususnya dalam kebijakan yang dapat mengembangkan ekonomi masyarakat selama ini? Dan jika ada boleh diberikan contoh konkritnya, terimakasih

Kalau melihat tujuan dilakukannya agroforestri yaitu ada tujuan ekologis dan ekonomis. Maka dari itu, dalam mengolah fungsi hutan menjadi tempat wisata perlu pengkajian dan orientasi lebih lanjut seperti apa dampak negatif dan postifnya. Karena kita sebagai individu yang paham mengenai hutan dan pengelolaannya gabisa gitu aja ‘ngubah hutan’ hanya untuk kepentingan ekonomis dan mengesampingkan kepentingan ekologis (kehidupan hutan itu sendiri).

Berikut beberapa program pemerintah yang memberikan perhatian terhadap keterlibatan masyarakat di dalam pengelolaan hutan. Pada awal tahun 1990an mulai diperkenalkan program Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) yang mewajibkan para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Program ini didasarkan pada SK. Menhut. No. 691/Kpts-II/1991, yang kemudian diperbaharui dengan SK Menhut No. 69/Kpts-II/1995. Hak pengelolaan atas sumber daya hutan oleh masyarakat kemudian diperluas dengan diperkenalkannya program Hutan Kemasyarakatan (HKm). Peraturan mengenai HKm pertama kali diterbitkan dalam bentuk SK. Menhut No. 622/Kpts-II/1995, yang terus diperbaharui dengan Permenhut No. P.37/Menhut-II/2007, Permenhut No 18 Tahun 2009, Permenhut No 13 Tahun 2010 dan Permenhut No. P.52/Menhut-II/2011. Pada tahun 2003 pemerintah telah mencanangkan Perhutanan Sosial (Social Forestry) sebagai program nasional dan menjadi payung bagi program pembangunan kehutanan. Kebijakan yang ditetapkan dengan Permenhut No 01/Menhut-II/2004 ini terutama diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan mewujudkan pengelolaan hutan lestari. Rusli (2003) menjelaskan bahwa pendekatan program Social Forestry dilaksanakan melalui tiga pilar yaitu manajemen kawasan, manajemen usaha, dan kelembagaan. Pelaksanaannya dilakukan melalui kolaborasi antara masyarakat, swasta dan pemerintah. Konsep Social Forestry tersebut bahkan berkembang di tingkat ASEAN yang ditandai dengan terbentuknya Asean Social Forestry Network (ASFN) yang di inisiasi oleh Indonesia melalui kesepakatan Asean Senior Official on Forestry (ASOF) tahun 2005. Sekretariat ASFN saat ini berdiri sendiri dan berkedudukan di Direktorat Bina Perhutanan Sosial, Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan. Pengelolaan hutan berbasis masyarakat kemudian mengalami perkembangan. Disamping model HKm yang sudah lebih lama diperkenalkan, berbagai skema
baru mulai diperkenalkan, antara lain Hutan Desa (HD) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Disamping itu, secara swadaya masyarakat di berbagai wilayah Indonesia telah pula mengembangkan model-model Hutan Rakyat (HR) pada tanah-tanah milik. Pada berbagai model pengelolaan hutan tersebut, konsep-
konsep agroforestri telah diterapkan dan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

1 Like

Menurut pendapat saya, Agroforestri dilakukan bukan untuk tujuan memperpendek alur distribusi hasil pertanian. Tetapi, Agroforestri memiliki fungsi tersendiri bagi masyarakat khususnya yang berprofesi as petani dengan jarak rumah yang relatif dekat dengan hutan yang istilahnya memiliki lahan kosong lebih untuk kemudian didaya gunakan. Nah, apabila berbicara mungkin atau tidak. Ya pasti mungkin bisa aja memperpendek, alur diatribusinya jadi petani langsung ke konsumen, atau ke pengepul dulu terus ke konsumen. Karena kondisi hutan yang jauh, ya pasti kegiatan distribusi hasil pertanian Agroforestri hanya dilakukan untuk masyarakat sekitar hutan saja. Apabila lebih dari itu, mungkin Agroforestri tidak bisa memperpendek alur distribusi tetapi lebih ke memenuhi pasokan kebutuhan hasil pertanian yang dianggap masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.

1 Like

Sistem agroforestri dapat dikatakan menguntungkan apabila :

  1. dapat menghasilkan tingkat output yang lebih banyak dengan menggunakan jumlah input yang sama
  2. membutuhkan jumlah input yang lebih rendah untuk menghasilkan tingkat output yang sama.
    Kondisi ini dicapai apabila ada interaksi antar komponen yang saling menguntungkan baik dari segi biofisik, maupun ekonomi. Interaksi biofisik sebenarnya mencerminkan interaksi ekonomi, apabila output fisik per satuan lahan diubah menjadi nilai uang per satuan biaya faktor produksi. Seperti juga dalam interaksi biofisik, interaksi ekonomi antar komponen dalam sistem agroforestri dapat bersifat menguntungkan, netral, maupun kompetitif. Dasar penerapan agroforestri adalah interaksi biofisik yang positif, yang akan menghasilkan interaksi ekonomi yang positif pula

Hubungan sosial itu dapat berupa hubungan kerja atau bagi hasil antara pemilik agroforestri dengan buruh tani, hubungan sewa atau gadai antara pemilik lahan dengan penyewa atau penggadai lahan, hubungan kontrak lahan antara pemilik lahan dengan pemilik modal yang mengkontrak lahan untuk budidaya agroforestri. Hubungan sosial itu menunjukkan posisi-posisi dan kekuasaan-kekuasaan orang-orang (pihakpihak) yang terlibat. Adanya perkembangan sosial ekonomi, hubungan-hubungan sosial berkembang dan aturan penguasaan sumber daya agroforestri semakin kompleks.

1 Like

Dampak sosial ekonomi argoforestri:

  1. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
  2. Sebagai salah satu upaya mendukung ketahanan pangan
  3. Produk dari tanaman yang ditanam dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rumah tangga
  4. Produk dari tanaman yang ditanam dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak
  5. Membantu penggunaan lahan secara optimal sehingga dapat memperbaiki kebutuhan hidup masyarakat
1 Like

Sistem agroforestri dapat dikatakan menguntungkan apabila

  1. dapat menghasilkan tingkat output yang lebih banyak dengan menggunakan jumlah input yang sama, atau
  2. membutuhkan jumlah input yang lebih rendah untuk menghasilkan tingkat output yang sama. Kondisi ini dicapai apabila ada interaksi antar komponen yang saling menguntungkan baik dari segi biofisik, maupun ekonomi. Interaksi biofisik sebenarnya mencerminkan interaksi ekonomi, apabila output fisik per satuan lahan diubah menjadi nilai uang per satuan biaya faktor produksi. Seperti juga dalam interaksi biofisik, interaksi ekonomi antar komponen dalam sistem agroforestri dapat bersifat menguntungkan, netral, maupun kompetitif. Dasar penerapan agroforestri adalah interaksi biofisik yang positif, yang akan menghasilkan interaksi ekonomi yang positif pula.

Menurut saya, hutan adalah alat penghadang banjir. Karena di dareh saya, di lahan gambut sendiri jarang banjir walaupun kami tidak berada di dataran tinggi.