Apakah hubungannya antara komitmen dengan pernikahan?

Pernikahan

Keberhasilan pernikahan biasanya dihubungan dengan kekuatan cinta yang melandasi pernikahan tersebut, karena terjadinya pernikahan umumnya didasari oleh perasaan cinta yang seseorang rasakan terhadap pasangannya.

Lalu, dimanakah peran komitmen dalam pernikahan dan seberapa besar pengaruhnya didalam pernikahan ?

image

Cinta mempunyai peran yang luar biasa dalam sebuah pernikahan. Menurut Sternberg (1986), terdapat tiga komponen yang membentuk cinta, yakni keintiman, gairah, dan komitmen.

  • Keintiman merupakan perasaan emosional yang berhubungan dengan kehangatan, kedekatan, dan berbagi dalam hubungan;
  • Gairah berhubungan dengan daya tarik fisik dan seksual pada pasangan;
  • Komitmen merupakan penilaian kognitif atas hubungan dan niat seseorang untuk mempertahankan hubungannya.

Dari hasil penelitian Lewis (2011) ditemukan bahwa komponen keintiman, gairah, dan komitmen dari teori cinta Sternberg merupakan salah satu prediktor bagi kepuasan pernikahan. Sehubungan dengan peran cinta dalam keberhasilan pernikahan, komponen komitmen dari cinta sering disinyalir sebagai komponen yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan pernikahan.

Komitmen merupakan hal yang paling penting dalam proses untuk mengembangkan hubungan pernikahan yang dapat bertahan. Mace (1989; dalam Morris & Carter, 1999)

Selain itu, di dalam penelitian Ferguson (1993; dalam Adams & Jones, 1997), para pasangan menikah yang berbahagia pun mengindikasikan bahwa komitmen merupakan salah satu dari faktor yang paling berkontribusi terhadap keberhasilan pernikahan mereka.

Hasil temuan DeGenova (2008) juga menyatakan bahwa komitmen merupakan salah satu kualitas yang penting bagi keberhasilan pernikahan. Dari berbagai temuan ini dapat terlihat bahwa komponen komitmen dari cinta merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan pernikahan.

Cinta saja tidak cukup untuk membuat suatu pernikahan dapat berhasil. Estrada (2009)

Menurut Holman et al. (1994) faktor lain yang turut mempengaruhi kualitas dan stabilitas dari pernikahan yakni kesiapan menikah.

Kesiapan menikah merupakan evaluasi subjektif individu terhadap kesiapan dirinya sendiri untuk dapat mengemban peran dan tanggung jawab baru yang hadir melalui pernikahan. Kesiapan untuk menikah biasanya tercermin dari kualitas hubungan pranikah, dan kualitas hubungan pranikah merupakan prediktor bagi kualitas hubungan pernikahan, dimana semakin baik kualitas hubungan pranikah maka dapat diharapkan akan semakin baik pula kualitas pernikahannya (Olson, Larson, & Olson, 2009).

image

Komponen komitmen dari cinta secara khusus dapat memperkuat ketahanan pernikahan. Adanya komitmen juga diprediksi turut memberikan kontribusi terhadap kesiapan menikah, berbarengan dengan aspek-aspek lain seperti komunikasi, pengaturan keuangan, perencanaan anak dan pengasuhannya, kesepakatan mengenai peran suami-isteri, latar belakang, keserupaan prinsip agama, dan sikap terhadap minat pasangan.

Kontribusi komponen komitmen dari cinta terhadap kesiapan menikah ini dapat diketahui dari adanya aspek-aspek dari komitmen yang kemungkinan turut melandasi area-area di dalam kesiapan menikah, yaitu aspek keputusan dan komitmen.