Apa yang dimaksud dengan Gairah dalam cinta?

image

Gairah, menurut teori segitiga cinta, adalah segala yang berhubungan dengan daya tarik fisik dan seksual terhadap pasangan.

Apa yang dimaksud dengan Gairah dalam cinta secara lebih detail ?

Gairah merupakan komponen motivasional, merupakan dorongan pada asmara, romantisme, ketertarikan fisik, hubungan seksual, serta fenomena lain yang berhubungan dengan hubungan percintaan (Sternberg, 1986).

Hatfield & Walster menyatakan bahwa gairah merupakan keadaan yang intens terhadap keinginan untuk berdekatan dengan seseorang (1981, dalam Sternberg, 1986).

Sternberg (1986) mendefinisikan gairah sebagai dorongan pada asmara, romantisme, ketertarikan fisik, hubungan seksual, serta fenomena lain yang berhubungan dengan percintaan.

Gairah utamanya merupakan ekspresi dari adanya hasrat dan kebutuhan, antara lain kebutuhan akan self-esteem, pertemanan, perhatian, dominansi, submisi dan pemenuhan kebutuhan seksual. Kebutuhankebutuhan tersebut tingkatnya dapat berbeda-beda pada masing-masing individu, situasi, dan jenis hubungan percintaan.

Misalnya pada jenis cinta yang romantis, pemenuhan akan kebutuhan seksual menjadi kebutuhan utama, sedangkan pada jenis cinta filial, seperti cinta anak kepada orang tua, pemenuhan kebutuhan seksual bukanlah menjadi kebutuhan utama.

Konsep mengenai gairah tidak terbatas hanya pada pemenuhan kebutuhan seksual atau hal-hal yang berhubungan dengan seksual, melainkan pada semua bentuk dorongan psikofisiologis yang dapat menghasilkan gairah pada individu. Sebagai contoh, individu dengan kebutuhan berafiliasi yang tinggi berkemungkinan untuk memiliki gairah yang tinggi pada individu yang mampu untuk memenuhi kebutuhan afiliasi tersebut (Sternberg, 1988).

Gairah merupakan komponen motivasional dan bersifat candu pada individu. Sama halnya dengan obat-obatan yang bersifat candu, apabila kebutuhan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan gairah tidak terpenuhi maka akan menimbulkan depresi bagi individu, sehingga individu akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh sebab itu, maka komponen ini disebut sebagai komponen motivasional, karena komponen inilah yang memotivasi individu untuk terus berusaha memenuhi kebutuhannya tersebut (Sternberg, 1988).

Komponen gairah memiliki hubungan yang sangat erat dengan komponen keintiman. Kedua komponen ini saling bergantian dalam hal terciptanya dalam suatu hubungan percintaan (Sternberg, 1988).

Keintiman dapat tercipta setelah gairah tercipta pada individu begitu pula sebaliknya. Hubungan percintaan mungkin tercipta dari adanya ketertarikan fisik (adanya gairah) diantara individu dengan individu lainnya. Setelah kedua individu tersebut menjalin hubungan barulah keintiman tercipta diantara keduanya.

Dengan kata lain, pada awal hubungan gairah yang dimiliki oleh individu berada pada level yang tinggi, kemudian dengan berjalannya waktu gairah tersebut menurun dan digantikan dengan keintiman. Sebaliknya, pada hubungan pertemanan pada individu yang berbeda jenis kelamin, keintiman dapat tercipta terlebih dahulu sebelum gairah tercipta.

Perasaan nyaman yang dirasakan oleh individu pada individu lainnya (perasaan intim) dapat menimbulkan ketertarikan fisik diantara keduanya. Akan tetapi terkadang kedua komponen cinta ini juga saling berlawanan, satu komponen dapat hadir dan meniadakan komponen lainnya. Contohnya misalnya pada praktek prostitusi. Individu memiliki kebutuhan yang tinggi akan pemenuhan kebutuhan seksual, tetapi disisi lain ia berusaha untuk tidak menciptakan keintiman.