Apa yang dimaksud dengan Psikologi Lingkungan?

psikologi lingkungan

Ada tiga tradisi besar orientasi teori Psikologi dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia.

  1. Perilaku disebabkan faktor dari dalam (deterministik).
  2. Perilaku disebabkan faktor lingkungan atau proses belajar.
  3. Perilaku disebabkan interaksi manusia-lingkungan.

Psikologi Lingkungan merupakan ilmu perilaku yang berkaitan dengan lingkungan fisik, merupakan salah satu cabang Psikologi yang tergolong masih muda.

Bagaimana penjelasan secara detail terkait dengan psikologi lingkungan tersebut ?

image

Psikologi Lingkungan merupakan ilmu perilaku yang berkaitan dengan lingkungan fisik, merupakan salah satu cabang Psikologi yang tergolong masih muda. Teori-teori Psikologi Lingkungan dipengaruhi, baik oleh tradisi teori besar yang berkembang dalam disiplin Psikologi maupun diluar Psikologi.

Grand theories yang sering diaplikasikan dalam Psikologi Lingkungan seperti misalnya teori kognitif, behavioristik, dan teori medan.

Dikatakan oleh Vcitch & Arkelin (1995) bahwa belum ada grand theories psikologi tersendiri dalam Psikologi Lingkungan. Yang ada sekarang ini baru dalam tataran teori mini. Hal ini didasarkan pandangan, bahwa beberapa teori memang dibangun atas dasar data empiris tetapi sebagian yang lain kurang didukung oleh data empiris. Selain itu, metode penelitian yang digunakan belum konsisten.

Teori-teori yang berorientasi deterministik lebih banyak digunakan untuk menjelaskan fenomena kognisi ligkungan. Dalam hal ini, teori yang digunakan adalah teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, proses persepsi dan kognisi manusia lebih penting daripada memepelajari perilaku tampak nya (overt behaviour). Bagi Gestalt, perilaku manusia lebih disebabkan oleh proses-proses persepsi. Dalam kaitannya dengan Psikologi Lingkungan, maka persepsi lingkungan merupakan salah satu aplikasi dari teori Gestalt.

Teori yang berorientasi lingkungan dalam Psikologi lebih banyak dikaji oleh behavioristik. Perilaku terbentuk karena pengaruh umpan balik (pengaruh positif dan negatif) dan pengaruh modelling.

Dilukiskan bahwa manusia sebagai black-box yaitu kotak hitam yang siap dibentuk menjadi apa saja. Dalam Psikologi Lingkungan, teori yang berorientasi lingkungan, salah satu aplikasinya adalah geographical determinant yaitu teori yang memandang perilaku manusia lebih ditentukan faktor lingkungan dimana manusia hidup yaitu apakah di pesisir, di pegunungan, ataukah di daratan. Adanya perbedaan lokasi di mana tinggal dan berkembang akan menghasilkan perilaku yang berbeda.

Kedua orientasi teori tersebut bertentangan dalam menjelaskan perilaku manusia. Orientasi ketiga merupakan upaya sintesa terhadap orientasi teori pertama dan kedua.

Premis dasar dari teori ini menyatakan bahwa perilaku manusia selain disebabkan faktor lingkungan, juga disebabkan faktor internal. Artinya, manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan lingkungan dapat dipengaruhi oleh manusia.

Salah satu teori besar yang menekankan interaksi manusia-lingkungan dalam Psikologi adalah teori Medan dari Kurt Lewin dengan formula B = f (E,O). Perilaku merupakan fungsi dari lingkungan dan organisme.

Berdasarkan premis dasar tersebut, muncul beberapa teori mini dalam Psikologi Lingkungan, seperti :

PERBANDINGAN TEORI


Berdasarkan ke-5 teori mini tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

  1. Ke-lima teori tersebut disusun atas dasar interaksi manusia-lingkungan. Selain teori ekologi, keempat teori memperlihatkan adanya kapasitas yang terbatas pada manusia dalam pemrosesan informasi, khususnya informasi yang berkaitan dengan stimulasi lingkungan fisik. Indikator yang spesifik tentang keterbatasan kemampuan pada manusia terlihat pada teori beban lingkungan dengan dasar-dasar kompetensi kognitif yaitu lebih khusus adalah kemampuan pemrosesan informasi.

    Demikian halnya dengan teori stres lingkungan, indikator dari stres lingkungan dapat dilihat pada level individu, terlihat pada respon stres yang tercermin dari penurunan kemampuan kognisi, perubahan perilaku, emosi, dan respon fisiologis. Indikator psikologis dari teori hambatan perilaku dan teori adaptasi tidak jelas, apakah komponen kognitif, afektif, ataukah perilaku.

  2. Teori ekologi lebih menekankan faktor lingkungan daripada faktor perbedaan individual. Penerapan dalam masalah-masalah psikologi perlu mendapatkan perhatian terutama jika level analisisnya adalah individu yang mendasarkan diri pada perbedaan individu.

  3. Indikator mengenai person environment fit model juga tidak jelas. Kesesuaian antara lingkungan dengan manusia masih bersifat subjektif, belum ada indikator yang pasti.

Seperti dalam teori beban lingkungan, yang dimaksud dengan beban yang optimal itu seberapa jauh? Dalam teori hambatan perilaku, sejauh mana ‘sesuatu’ dianggap sebagai penghambat perilaku? Dalam teori level adaptasi, sejauh mana stimulasi lingkungan itu dipersepsikan sebagai level adaptasi yang optimal? Dalam teori stres, transaksi manusia-lingkungan menghasilkan stres positif.

SINTES DAN IMPLIKASI

Hubungan manusia-lingkungan merupakan hubungan yang dinamis dan bukan bersifat langsung. Oleh karenanya upaya memahami perilaku manusia dalam konteks lingkungan, perlu kiranya dibuat model umum hubungan manusia-lingkungan.

Model umum hubungan manusia-lingkungan dapat disusun melalui kajian-kajian intensif dengan memperhatikan keanekaragaman lingkungan fisik dan karakteristik yang berbeda pada manusia.

Pengabaian terhadap keanekaragaman lingkungan dan karakteristik manusia merupakan suatu penyerdehanaan, yang sering kali dilakukan oleh peneliti. Hal ini tidak dapat dihindarkan, kemungkinan karena keterbatasan dalam memahami teori-teori psikologi lingkungan atau ketrbatasan dalam penguasaan metodologi peelitian.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, teori mini yang telah dipaparkan dapat disintesakan seperti halnya model stres lingkungan dan berbagai macam metode penelitian terbuka untuk digunakan, baik secara mandiri maupun bentuk multi metode.

Berikut ini akan disajikan model umum hubungan perilaku-manusia yang disusun oleh Vitch & Arkkelin (1995) seperti dalam gambar berikut.


Gambar Model Interaksi Perilaku-Lingkungan (Veitch & Arkkelin, 1995)

Model tersebut memperlihatkan bahwa pengaruh lingkungan terhadap perilaku bukan secara langsung tetapi terdapat variabel moderator dan variabel mediator.

  • Variabel moderator adalah faktor-faktor baik situsi/sosial dan variabel individu, yang dapat meningkatkan atau menurunkan dampak dari setting, antara lain macam aktivitas, jenis tugas, kepribadian dsb.

  • Variabel mediator adalah proses internal, baik secara efektif, persepsual, maupun proses kognitif yang berpengaruh terhadap respon kondisi lingkungan. Arah panah ganda berarti saling mempengaruhi atau hubungan timbal balik.

  • Variabel evaluasi adalah hasil proses penilaian atas variabel mediator, apakah lingkungan dinilai sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini dilakukan dalam ragka mencapai keseimbangan. Jika keseimbangan tidak tercapai, akan menghasilkan stres yang berlanjut atau ketidakseimbangan yang berkepanjangan.

Hasil keseimbangan tersebut tercermin dalam indikator adanya keseimbangan dalam aspek fisiologis, psikologis, dan perilaku (Veitch & Arkkelin, 1995).

Model hubungan manusia-lingkungan dilakukan oleh Helmi (1995) dalam penelitian mengenai strategi adaptasi yang efektif dalam situasi kepadatan sosial. Model tersebut didasarkan atas model stres lingkungan yang disusun oleh Fisher dkk (1984) dan dilakukan modifikasi sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun model hubungan manusia-lingkungan, terlihat dalam bagan berikut.

image

Gambar Proses koping dan strategi adaptasi yang efektif sesuai dengan situasi sosial dan tingkat harga diri subjek (Helmi, 1995)

Pengaruh kepadatan sosial terhadap indikator strategi adaptasi yang efektif merupakan hubungan yang tidak langsung. Dengan meminjam istilah yang digunakan oleh Veitch & Arkkelin (1995) terhadap variabel moderator dan mediator.

  • Variabel moderator dalam penelitian tersebut adalah situasi sosial yang terdiri atas situasi yang kurang mengenal di antara subjek dan situasi kompetisi. Variabel moderator yang lain adalah karakteristik kepribadian subjek yaitu harga diri.

  • Variabel mediator dalam penelitian tersebut adalah tercermin dalam pemilihan subjek terhadap strategi koping.

  • Indikator strategi adaptasi yang efektif dalam penelitian tersebut adalah perasaan kesesakan rendah (crowding), konsentrasi tinggi, dan tekanan darah dalam kondisi normal.

Referensi :

  • Fisher, A., Bell, P.A., & Baum, A., 1984. Environmental Psychology. New York: Holt, Rinehart, dan Wiston.
  • Gifford, R. 1987. Environmental Psychology : Principle and Practice. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
  • Heimstra, N.W., & Mc Farling, L.H. 1982. Environmntal Psichology. California: Brooks/Cole Publishing Company.
  • Helmi, A.F., 1994. Hidup di Kota Semakin Sulit. Bagaimana Strategi Adaptasi yang Efektif dalam Situasi Kepadatan Sosial? Buletin Psikologi, II (2) 1–5.
  • Helmi, A.F., 1995. Strategi Adaptasi yang Efektif dalam Situasi Kepadatan Sosial. Tesis.
  • (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada.
  • Himmam, F., & Faturohman. 1995. Analisis Profil Wawasan Masyarakat terhadap Lingkungan di daerah Industri. Laporan Penelitian. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi GM. Bantuan dana bank Dunia XXI.
  • Holahan C.J. 1982. Environmental Psychology. New York: Random House.
  • Veitch, R. & Arkkelin, D., 1995. Environmental Psychology: An Interdisciplinary Perspective. New Jersey: Prentices Hall.

Sumber :

  • Avin Fadilla Helmi, Beberapa Teori Psikologi Lingkungan, Buletin Psikologi. Tahun VII, No. 2 Desember

Psikologi Lingkungan merupakan ilmu perilaku yang berkaitan dengan lingkungan fisik merupakan salah satu cabang Psikologi yang tergolong masih muda. Teori-teori Psikologi Lingkungan dipengaruhi, baik oleh tradisi teori besar yang berkembang dalam disiplin Psikologi maupun di luar Psikologi.

Grand theories yang sering diaplikasikan dalam Psikologi Lingkungan seperti misalnya teori kognitif, behavioristik, dan teori medan. Dikatakan oleh Veitch & Arkkelin (1995) bahwa belum ada grand theories psikologi tersendiri dalam Psikologi Lingkungan. Yang ada sekarang ini baru dalam tataran teori mini. Hal ini didasarkan pandangan, bahwa beberapa teori memang dibangun atas dasar data empiris tetapi sebagian yang lain kurang didukung oleh data empiris. Kedua, metode penelitian yang digunakan belum konsisten. Oleh karenanya dalam kesempatan ini, disajikan paparan secara garis besar aplikasi 3 tradisi besar orientasi teori dalam Psikologi dan selanjutnya akan dipaparkan lebih mendalam mengenai teori mini dalam Psikologi Lingkungan.

Teori yang berorientasi lingkungan dalam Psikologi lebih banyak dikaji oleh
behavioristik. Perilaku terbentuk karena pengaruh umpan balik (pengukuh positif dan negatif) dan pengaruh modelling. Dilukiskan bahwa manusia sebagai black-box yaitu kotak hitam yang siap dibentuk menjadi apa saja. Dalam Psikologi Lingkungan, teori yang berorientasi lingkungan, salah satu aplikasinya adalah geographical determinant yaitu teori yang memandang perilaku manusia lebih ditentukan faktor lingkungan dimana manusia hidup yaitu apakah di pesisir, di pegunungan, ataukah di daratan. Adanya perbedaan lokasi di mana tinggal dan berkembang akan menghasilkan perilaku yang berbeda.

Sumber : https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/7404/5758

Psikologi lingkungan merupakan bidang penyelidikan yang berakar pada banyak disiplin ilmu. Berikut ini beberapa pengertian lainnya dari psikologi lingkungan, yaitu :

  1. Ilmu perilaku yang mengkaji hubungan antara lingkungan fisik dan perilaku manusia

  2. Ilmu yang bersifat multidisiplin

  3. Secara basic & applied

  4. Dalam hubungan lingkungan fisik dan sosial dan perilaku manusia secara individual dan pengalaman.

Psikologi lingkungan adalah ilmu psikologi yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam.

Menurut Heimstra dan Mc. Farling, psikologi lingkungan adalah disiplin yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik.

Sedangkan menurut Gifford, psikologi Lingkungan sebagai studi dari transaksi di antara individu dengan setting fisiknya. Sedangkan transaksi sendiri berarti individu mengubah lingkungan dan sebaliknya perilaku dan pengalaman individu diubah oleh lingkungan. Manusia mempengaruhi lingkungannya, Untuk selanjutnya lingkungan akan mempengaruhi manusia, demikian pula sebaliknya.

Menurut Emery & Tryst, psikologi lingkungan adalah hubungan antara manusia & lingkungan merupakan suatu jalinan transactional interdependency .

Menurut Veitch dan Arkkelin, Psikologi Lingkungan merupakan suatu area dari pencarian yang bercabang dari sejumlah disiplin seperti biologi, geologi, psikologi, hukum, geografi, ekonomi, sosiologi, kimia, fisika, sejarah, filsafat serta sub disiplin dan rekayasanya.

Ruang Lingkup Psikologi Lingkungan

Ruang lingkup Psikologi lingkungan tidak hanya memberi perhatian terhadap manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman manusia dalam hubungannya dengan setting fisik namun juga membahas rancangan (desain), ataupun hal-hal yang lebih spesifik seperti ruang-ruang, bangunan-bangunan, ketetanggaan, rumah sakit dan ruang-ruangnya, perumahan, serta settingsetting pada lingkup yang bervariasi lainnya.

Jenis-Jenis Lingkungan

  1. Lingkungan alamiah, seperti: lautan, hutan dan sebagainya

  2. Lingkungan buatan/binaan, seperti: jalan raya, perumahan, taman, dan sebagainya

  3. Lingkungan sosial

  4. Lingkungan yang dimodifikasi

Psikologi lingkungan adalah cabang psikologi yang mempelajari interaksi antara aspek fisik lingkungan dan fungsi pikiran. Hal ini sering berkaitan dengan masalah seperti pemicu stres lingkungan; desain rumah, kantor, dan gedung; ergonomi; arsitektur dan tata kota; dan hubungannya dengan aspek alam lingkungan.

Sumber
  • The Cambridge Dictionary of Psychology (2009)