Apa yang dimaksud dengan Teori Beban Lingkungan (Environement-Load Theory)?

teori beban lingkungan

Teori Beban Lingkungan (Environement-Load Theory) merupakan salah satu bagian dari teori Psikologi Lingkungan.

Bagaimana penjelasan detail terkait dengan Teori Beban Lingkungan (Environement-Load Theory) ?

Premis dasar teori beban lingkungan adalah manusia mempunyai kapasitas yang terbatas dalam pemprosesan informasi.

Menurut Cohen (Fisher, 1985; dalam Veitch & Arkkelin, 1995), ada 4 asumsi dasar teori ini yaitu :

  • Manusia mempunyai kapasitas terbatas dalam pemprosesan informasi.

  • Ketika stimulus lingkungan melebihi kapasitas pemrosesan informasi, proses perhatian tidak akan dilakukan secara optimal.

  • Ketika stimulus sedang berlangsung, dibutuhkan respon adaptif. Artinya, signifikasi stimulus akan dievaluasi melalui proses pemantauan dan keputusanna dibuat atas dasar respon pengatasan masalah.

    Jika stimulus yang merupakan stimulus yang dapat diprediksikan dan dapat dikontrol, stimulus tersebut semakin mempunyai makna untuk diproses lebih lanjut. Tetapi jika stimulus yang masuk merupakan stimulus yang tidak dapat diprediksikan atau tidak dapat dikontrol, perhatian kecil atau mungkin pengabaian perhatian akan dilakukan. Akibatnya, pemrosesan informasi tidak akan berlangsung.

  • Jumlah perhatian yang diberikan seseorang tidak konstan sepanjang waktu, tetapi sesuai dengan kebutuhan.

Bagaimana jika informasi yang masuk melebihi kapasitas pemrosesan?

Jika informasi yang masuk mempunyai makna yang tinggi, perhatian mendalam akan dilakukan. Tetapi jika stimulus kurang bermakna, stimulus tersebut tidak diperhatikan atau diabaikan.

Misalnya seseorang mengendarai mobil di jalan raya yang padat. Dalam situasi demikian, sopir lebih mencurahkan perhatian mendalam pada situasi jalan raya dan kurang memperhatikan percakapan penumpang. Perhatian mendalam mengendarai mobil, mengurangi perhatian terhadap interaksi orang di sekelilingnya, merupakan upaya menghindarkan diri dari kecelakaan lalu lintas. Ketika jalan yang padat sudah terlampaui, maka sopir akan melanjutkan pembicaraan kembali.

Bagaimana ketika stimulus yang masuk terlalu sedikit. Jika stimulasi informasi terlalu sedikit (understimulation) orang akan mengalami deprivasi sensori. Deprivasi sensori ini menghambat perkembangan secara optimal. Hal ini tampak sekali pada perkembangan anak, jika anak kurang mendapatkan stumulasi, maka perkembangan psikologisnya akan terhamabat.

Contoh yang lain, ketika seseorang mengendarai mobil di jalan tol yang panjang, akan terjadi proses stimulasi lingkungan fisik yang monoton, sebab lingkungan fisik disekitar jalan tol sangat monoton, selain yang ditemui jalan yang panjang dngan tepi jalan cukup jauh, biasanya di tepi jalan bukan perkampungan tetapi sawah, ladang ataupabrik. Stimulasi lingkungan yang monoton ini, membuat penumpang dan sopir merasa bosan.

Refrensi :

  • Avin Fadilla Helmi, Beberapa Teori Psikologi Lingkungan, Buletin Psikologi. Tahun VII, No. 2 Desember
  • Veitch, R. & Arkkelin, D., 1995. Environmental Psychology: An Interdisciplinary Perspective. New Jersey: Prentices Hall.