Apa yang dimaksud dengan Teori Level Adaptasi?

teori level adaptasi

Teori Level Adaptasi merupakan salah satu bagian dari teori Psikologi Lingkungan.

Bagaimana penjelasan detail terkait dengan Teori Level Adaptasi ?

Teori ini pada dasarnya sama dengan teori beban lingkungan. Menurut teori ini, stimulasi level yang rendah maupun level tinggi mempunyai akibat negatif bagi perilaku. Level stimulasi yang optimal adalah yang mampu mencapai perilaku yang optimal pula (Veitch & Arkkelin, 1995). Dengan demikian dalam teori ini dikenal perbedaan individu dalam level adaptasi.

Adaptasi dilakukan ketika terjadi suatu disonansi dalam suatu sistem, artinya ketidakseimbangan antara interaksi manusia dengan lingkungan, tuntutan lingkungan yang berlebih atau kebutuhan yang tidak sesuai dengan situasi lingkungan.

Dalam hal ini, adaptasi merupakan suatu proses modifikasi kehadiran stimulus yang berkelanjutan. Semakin sering stimulus hadir maka akan terjadi pembiasaan secara fisik yang disebut sebagai habituasi dan terjadi pembiasaan secara psikis yang disebut adaptai. Dalam kaitannya dengan adaptasi, proses pembiasaan ini bukan bersifat mekanistik tetapi lebih merupakan antisipatif (Heimstra & Mc Farling, 1982).

Dikatakan Helmi (19950 behwa ketika seseorang mengalami proses adaptasi, perilakunya diwarnai kontradiksi antara toleransi terhadap kondisi yang menekan dan perasaan ketidakpuasan sehingga orang akan melakukan proses pemilihan dengan dasar pertimbangan yang rasional antara lain memaksimalkan haisl dan meminimalka biaya.

Salah satu teori beban lingkungan adalah teori adaptasi stimulasi yang optimal oleh Wohwill (dalam Fisher, 1984) menyatakan bahwa ada 3 dimensi hubungan perilaku lingkungan yaitu:

  • Intensitas. Terlalu banyak orang atau terlalu sedikit orang disekililing kita, akan membuat gangguan psikologis. Terlalu banyak orang meyebabkan perasaan sesak (crowding) dan terlalu sedikit menyebabkan orang merasa terasing (socialisolation).

  • Keanekaragaman. Keanekaragaman benda atau manusia berakibat terhadap pemrosesan informasi. Terlalu beraneka membuat perasaan overload dan kekurang anekaragaman membuat perasaan monoton.

  • Keterpolaan. Keterpolaan berkaitan dengan kemampuan memprediksi. Jika suatu setting dengan pola yang tidak jelas dan rumit menyebabkan beban dalam pemrosesan informasi sehingga stimulus sulit diprediksi, sedangkan pola-pola yang sangat jelas menyebabkan stimulus mudah diprediksi.

Referensi :

  • Avin Fadilla Helmi, Beberapa Teori Psikologi Lingkungan, Buletin Psikologi. Tahun VII, No. 2 Desember
  • Heimstra, N.W., & Mc Farling, L.H. 1982. Environmntal Psichology. California: Brooks/Cole Publishing Company.
  • Veitch, R. & Arkkelin, D., 1995. Environmental Psychology: An Interdisciplinary Perspective. New Jersey: Prentices Hall.