Apa yang dimaksud dengan Teori Ekologi dalam perkembangan manusia?

Teori Ekologi

Teori Ekologi merupakan salah satu bagian dari teori Psikologi Lingkungan. Bagaimana penjelasan detail terkait dengan Teori Ekologi ?

Menurut Hawley dalam Himmam & Faturochman, 1994, perilaku manusia merupakan bagian dari kompleksitas ekosistem, yang mempunyai beberapa asumsi dasar sebagai berikut:

  • Perilaku manusia terkait dengan konteks lingkungan
  • Interaksi timbal balik yang menguntungkan antara manusia-lingkungan
  • Interaksi manusia – lingkungan bersifat dinamis
  • Interaksi manusia – lingkugan terjadi dalam berbagai level dan tergantung pada fungsi

Salah satu teori yang didasarkan atas pandangan ekologis adalah behaviour- setting (setting perilaku) yang dipelopori oleh Robert Barker dan Alan Wicker.

Premis utama teori ini organism environment fit model yaitu kesesuaian antara rancangan lingkungan dengan perilaku yang diakomodasikan dalam lingkungan tersebut. Oleh karenanya, dimungkinkan adanya pola-pola perilaku yang telah tersusun atau disebut dengan ‘program’ yang dikaitkan dengan setting tempat.

Teori ini kurang mempertahankan proses psikologis dari perbedaan individual dan lebih menekankan uniformitas atau perilaku kolektif. Hubungan antara manusia-lingkungan lebih dijelaskan dari sisi sifat atau karakteristik sosial seperti kebiasaan, aturan, aktivitas tipikal, dan karakteristik fisik. Dengan mengetahui setting tempat maka dapat diprediksikan perilaku/aktivitas yang terjadi (Gifford, 1987; Veitch & Arkkelin, 1995).

Kritik terhadap pemikiran Barker adalah bagaimana jika dalam suatu setting terlalu besar atau terlalu kecil? Bagaimana pengaruh setting yang terlalu kecil atau terlalu besar terhadap perilaku?

Jika dalam suatu setting terlalu banyak partisipan yang melebihi kapasitas setting untuk beraktivitas, hal ini disebut dengan overmanning (understaffing).

Strategi adaptasi apa yang harus digunakan dalam situasi overmanning?

  • Pertama, meningkatkan kapasitas setting fisik yaitu memperluas atau meninggalkan setting.
  • Kedua, melakukan kontrol terhadap orang yang akan masuk dalam setting.

Dalam situasi undermanning setting maka yang dilakukan dengan meningkatkan peran/role dalam rangka meningkatkan aktivitas dalam setting tersebut (Gifford, 1984; Veitch & Arkkellin, 1995).

Referensi :

  • Avin Fadilla Helmi, Beberapa Teori Psikologi Lingkungan, Buletin Psikologi. Tahun VII, No. 2 Desember
  • Gifford, R. 1987. Environmental Psychology : Principle and Practice. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
    Heimstra, N.W., & Mc Farling, L.H. 1982. Environmntal Psichology. California: Brooks/Cole Publishing Company.
  • Himmam, F., & Faturohman. 1995. Analisis Profil Wawasan Masyarakat terhadap Lingkungan di daerah Industri. Laporan Penelitian. (tidak diterbitkan).

Urie Bronfenbrenner merupakan ahli yang mengemukakan teori sistem mengenai ekologi yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya dengan lingkungan di luar dirinya yang terus menerus mempengaruhi segala aspek perkembangannya.

Teori ekologi ini ialah pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan, mulai dari pengaruh interaksi langsung pada individu hingga pengaruh kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem ekologi tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem (Santrock, 1995).

Adapun urutan sistem tersebut sebagai berikut :

  • Mikrosistem, yaitu kondisi yang melatarbelakangi anak hidup dan berinteraksi dengan orang lain dan institusi yang paling dekat dengan kehidupannya, seperti orangtua, teman sebaya, dan sekolah.

  • Mesosistem, yaitu hubungan antar dalam mikrosystem. Sebagai contoh, orang tua dan guru berinteraksi dalam sistem sekolah, anggota keluarga dan peer menjadi relasinya di dalam institusi keagamaan, pelayanan kesehatan berinteraksi dengan keluarga anak dan sekolahnya

  • Eksosistem, yaitu sistem yang berisi sejumlah kondisi yang mempengaruhi perkembangan anak, namun anak di sini tidak terlibat dalam suatu peran langsung. Sebagai contoh, karena adanya kondisi kemiskinan dalam keluarga, anak terpaksa harus bekerja untuk mencari uang dan tidak melanjutkan sekolah.

  • Makrosistem, yaitu sistem yang mengelilingi mikro-meso-dan eksosistem dan merespresentasikan nilai-nilai, ideologi, hukum, masyarakat dan budaya. Sebagai contoh anak Indonesia tidak sama dengan anak Amerika

  • Kronosistem, yaitu dimensi waktu yang menuntun perjalanan setiap level sistem dari mikro ke makro. Kronosistem ini juga mencakup berbagai peristiwa hidup yang penting pada individu dan kondisi sosio- kultural.

Untuk lebih jelasnya tentang sistem ekologi dari Bronfenbrenner ini dapat dicermati gambar berikut ini.

Teori Ekologi dari Bronfenbrenner
Gambar Teori Ekologi dari Bronfenbrenner

Peran terhadap Perkembangan


Dari perspektif teori ekologi, individu berkembang dalam jaringan yang kompleks dari sistem yang saling berhubungan Oleh karena itu banyak sumber berperan dalam perkembangan tingkah laku. Selain faktor individual, faktor lingkungan seperti aktivitas pengasuhan dianggap sebagai salah satu determinan dari permasalahan tingkah laku bermasalah. Teori ini menekankan bahwa manusia tidak berkembang dalam isolasi, namun merupakan rangkaian interaksi di dalam keluarga, sekolah, masyarakat atau komunitasnya. Setiap lapisan lingkungan selalu bersifat dinamis mempengaruhi mempengaruhi perkembangan individu.

Bronfenbrenner (1977) dalam artikelnya Toward an Experimental Ecology of Human Development, mengkritik pendekatan pada perkembangan manusia. Pendekatan yang ada dalam meneliti perkembangan manusia terlalu mementingkan rigor, atau ketepatan metode, sehingga ia menyatakan bahwa psikologi perkembangan adalah the science of the strange behavior of children in strange situations with strange adults for the briefest possible periods of time. Apa yang dapat digambarkan oleh psikologi perkembangan dengan eksperimennya adalah perilaku-perilaku yang tidak mewakili perilaku di situasi yang alami. Di sisi lain Bronfenbrenner menyatakan bahwa pendekatan yang terlalu mementingkan relevance menjadi tidak mempedulikan kecermatan metodologi. Bronfenbrenner (1977) kemudian mengajukan suatu perspektif yang disebutnya ekologi perkembangan manusia .

Pendekatan ekologi yang dikemukakan oleh Bronfenbrenner (1977) merupakan suatu perspektif mengenai metodologi dalam mempelajari perkembangan kepribadian yang mempertimbangkan aspek-aspek di luar individu, yaitu dari sisi lingkungan di mana individu berada. Pendekatan ekologi melihat manusia sebagai bagian suatu sistem.

Suatu sistem adalah sebuah entitas yang dapat berperan dengan menggunakan energi. Energi ini dapat bersumber dari dalam sistem itu sendiri, namun juga dapat menggunakan energi dari luar sistem. Dengan demikian suatu sistem akan terkait dengan sistem yang lain (Garbarino & Abramowitz, 1992).

Suatu sistem dibedakan dari segala sesuatu yang ada di luar sistem, atau sistem-sistem yang lain melalui sebuah boundary atau garis pembatas. Kualitas garis pembatas ini dapat sangat tertutup atau impenetrable, atau terbuka, disebut pula permeable. Di dalam dan di luar sistem yang dibatasi oleh garis pembatas ini ada berbagai kekuatan yang selalu harus dijaga keseimbangannya sehingga sistem selalu ada dalam kondisi equilibrium. Apabila ada gangguan keseimbangan maka sistem akan melakukan reaksi atau ada suatu mekanisme sehingga keseimbangan akan pulih kembali, meski belum tentu dalam kondisi seperti semula, sehingga dikatakan terjadi proses adaptasi. Ketika suatu sistem terkait pada sistem yang lain, di mana perubahan pada satu sisi akan menyebabkan perubahan di tempat lain, maka terjadilah suatu sistem umpan balik (Goldenberg & Goldenberg, 1985).

Manusia berkembang dalam lingkungan yang merupakan sistem yang dinamis di mana di situ berperan berbagai kekuatan. Jika berbagai kekuatan pada lingkungan bergabung dan berpengaruh pada manusia yang ada di dalam sistem maka kekuatan tersebut akan disebut membentuk environmental press yang menentukan arah perkembangan manusia tersebut (Garbarino & Abramowitz, 1992). Environmental press adalah suatu kombinasi dari kekuatan-kekuatan yang berpengaruh yang ada dalam lingkungan. Environmental press terbentuk dari kondisi-kondisi yang menekan dan melingkupi individu yang memunculkan momentum psikologis yang berupa reaksi-reaksi dan cenderung mengarahkan individu tersebut ke arah tertentu.

Pendekatan ekologi memandang manusia, sebagai makhluk sosial, berada dalam suatu sistem, yang mana sistema kan menjadi bagian dari sistem-sistem yang lebih besar lagi . Bronfenbrenner (1977) merinci lagi penggambarannya tentang ekologi di mana manusia berada. Sistem di mana seorang individu berada disebut sebagai sistem mikro. Sistem mikro bagi individu ada bermacam-macam sesuai dengan lingkup kehidupan yang dijalaninya. Sistem ini dicirikan oleh situasi yang berhubungan langsung dengan individu dalam kehidupan sehari-hari. Seorang anak berada dalam sistem mikro keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Sistem-sistem mikro tersebut saling berhubungan dan membentuk sistem yang lebih besar yaitu sistem meso, misalnya antara keluarga dan sekolah, keluarga dan warga kampung, antara sekolah dan masyarakat sekitarnya. Sistem ekso adalah sistem yang tidak langsung berhubungan dengan individu namun segala perubahan yang terjadi dalam sistem ekso akan mempengaruhi individu tersebut. Termasuk dalam sistem ekso bagi seorang anak adalah tempat kerja orangtua, pemerintahan lokal, situasi pasar. Sistem makro adalah ”cetak biru” tentang bagaimana seharusnya kehidupan institusional dalam sebuah masyarakat. Termasuk sistem makro adalah ideologi, kebijakan sosial, nilai-nilai yang dianut secara “universal” (Garbarino & Abramowitz, 1992). Dengan demikian manusia, sebagai bagian dari suatu sistem akan mendapat berbagai pengaruh dari berbagai lingkungannya.

A post was merged into an existing topic: Apa yang dimaksud dengan ekologi?