Benarkah Pandemi Juga Mengganggu Kesehatan Mata?

Seperti yang kita ketahui, sejak adanya pandemi Covid-19 membuat hampir semua orang melakukan kegiatannya dari rumah. Kegiatan bekerja dan sekolah dilakukan secara daring, semua orang dipaksa untuk jadi paham penggunaan teknologi.

Hal tersebut membuat pekerja, siswa dan mahasiswa harus menatap layar gawainya lebih banyak dari biasanya bahkan hampir seharian. Saat jam kerja tentu saja menggunakan laptop untuk mengerjakan pekerjaan dan mungkin melakukan rapat secara daring juga. Saat sekolah atau kuliah juga melakukan rapat daring dengan guru maupun dosen menggunakan gawai, belum lagi jika ada tugas maka setelah rapat daring selesai masih harus menatap layar gawai untuk menyelesaikannya.

selain itu seringkali hiburan yang kita miliki juga berada di telepon pintar, sehingga saat memiliki jeda waktu maupun beristirahat sejenak mata kita tetap akan menatap layar juga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Profesor Oftalmologi dan ilmu visual dari Chinese University Of Hong Kong, sejak pandemi rabun jauh atau miopi yang dialami oleh anak meningkat sebanyak 26,98 persen, hal tersebut dua kali lipat lebihnya dari insiden tahun sebelumnya sebelum ada pandemi yang biasanya sebanyak 11,63 persen.

lantas benarkah karena terlalu banyak menatap layar gawai mengganggu kesehatan mata kita? Bagaimana tanggapan kalian mengenai hal tersebut?

Referensi

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211012174750-255-706799/pandemi-covid-19-juga-merusak-mata-anak-anak/1.

Berdasarkan hal ini sebenarnya sudah menjadi salah satu bukti kalau hal tersebut benar. Dan yang saya rasakan juga memang betul karena penggunaan gawai di masa pandemi ini meningkat yang sangat berdampak kepada mata kita.

Dikutip dari alodokter.com (2020) HP atau komputer tablet dirancang untuk penggunaan jarak dekat. Hal ini memaksa mata penggunanya terus-menerus fokus untuk membaca teks di layar HP. Kebiasaan ini kemudian bisa menyebabkan mata lelah, apalagi jika kamu menghabiskan waktu 4–6 jam bermain HP.
Gejala mata lelah antara lain mata merah atau iritasi, mata kering, dan penglihatan menjadi kabur.

Akan tetapi mungkin sebagai tambahan, menurut saya walaupun tidak terjadi pandemi, penggunaan gawai atau gadget tetap akan terus meningkat, yang tentunya tetap akan meningkatkan gangguan kesehatan mata.

Referensi

Waspadai Dampak Negatif HP bagi Kesehatan - Alodokter

1 Like

Kalau menurut saya pribadi, pandemi memang memberikan dampak pada kesehatan mata masing-masing orang. Saya sendiri mengalaminya karena minus di mata saya bertambah setengah selama pandemi ini. Hal ini tidak lepas dari kegiatan yang semua serba daring, dari mulai kuliah daring, penggunaan ponsel untuk komunikasi dengan teman serta bermain game di ponsel untuk melepaskan penat. Semua hal tersebut berakibat kepada kesehatan mata saya sampai terkadang sering pusing saat bangun pagi karena selalu menghadap ke layar terus menerus.

Saya rasa memang hal tersebut benar adanya. Karena pandemi memaksa kita untuk berkomunikasi dan beraktivitas melalui device atau gawai, sehingga intensitas mata kita dengan pancaran sinar gawai lebih besar.

Nah hal ini yang seharusnya menjadi perhatian. Kita tidak menyangkal fakta bahwa hiburan yang kita dapat justru kebanyakan juga berasal dari gawai. Bahkan sebelum pandemi pun, tingkat penggunaan ponsel pintar juga cukup naik secara signifikan. Hal ini semakin diperparah sejak pandemi berlangsung.

Kita mengenal adanya panjang gelombang cahaya. Ponsel atau laptop itu memancarkan cahaya biru yang memiliki panjang gelombang sekitar 380-550 nm. Dengan panjang gelombang demikian, energi yang dibutuhkan oleh kita untuk menatap barang yang menghasilkan cahaya biru adalah cukup besar. Karena semakin kecil panjang gelombangnya, semakin besar energi yang diperlukan. Itulah mengapa saat kita terlalu lama menatap layar ponsel atau laptop, kita akan merasa pusing dan sering terjaga di malam hari karena cahaya biru ini merangsang hormon reaksi pada tubuh.

Referensi

Mengenal Manfaat dan Dampak Cahaya Biru di Ponsel atau Laptop

1 Like

Karena kalimat ini saya jadi teringat dengan villain di kartun Spongebob, yaitu Plankton. Seperti yang kita ketahui bahwa Plankton berpacaran dengan komputer. Keadaan yang sama seperti yang saya rasakan sekarang. Atau yang orang-orang lain rasakan juga sekarang. Kita sehari-harinya tidak bisa lepas dari laptop, handphone seolah-olah mereka belahan jiwa yang apabila ketinggalan kita benar-benar kelabakan.

Tapi saya sendiri tidak setuju dengan kalimat kang @Deden_ImamBuchori. Menurut saya, dengan adanya pandemi kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk berhadapan dengan layar. Ketika sekolah yang seharusnya bertemu dengan teman-teman di sekolah, malah bertemu dengan teman-teman lewat zoom, google meet atau perangkat-perangkat lainnya. Apabila sebelum pandemi saya bisa menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam berada di depan laptop, saat ini saya harus berhadapan dengan laptop sekitar 6-12 jam. Untuk sekolah, rapat, magang, pekerjaan.

2 Likes

Menurut saya ada benarnya. Adik saya mengaku bahwa matanya mudah lelah dan panas ketika berhadapan dengan ponsel atau gadget seharian. Padahal sebelum pandemi, terakhir kali mengecek keadaan mata, semua normal dan tidak ada yang aneh. Namun akhir-akhir ini ia mengaku pandangannya menjadi kabur ketika melihat angka, tulisan, atau gambar dalam jarak tertentu. Akhirnya adik saya memutuskan untuk membatasi penggunaan gadget dan lebih sering melakukan olahraga mata, sesekali keluar rumah dan melihat hijau-hijauan, memakai kacamata anti radiasi, hingga mengaktifkan mode baca dalam gadget. Meski belum sepenuhnya sembuh, setidaknya adik saya sudah merasa lebih nyaman ketika melihat gadget dan tidak lagi merasa pusing yang berlebih.

Menurut pengalaman saya pribadi pandemi memang memberikan efek tidak baik bagi mata saya. Dari dulu saya memang tidak bisa terlalu lama menatap layar handphone atau laptop, karena membuat saya mudah lelah dan mengantuk. Saat pandemi terjadi saya merasakan kelelahan berlipat ganda, sering hilang fokus, dan mudah mengantuk. Bahkan tidak jarang mata saya tiba-tiba bergetar dan bergerak sendiri saat saya terlalu lama menatap layar. Hal ini sangat mengganggu bagi saya dan menghambat kinerja saya saat berkuliah dan mengerjakan tugas. Namun, beruntungnya mata saya tidak sampai mengalami minus atau plus.

Sangat setuju. Sebab dalam kegiatan Pandemi saat sekarang ini, kebanyakan kegiatan baik itu belajar, bekerja, rapat, maupun mengadakan event-event besar sekalipun dilakukan secara daring. Dimana kita diharuskan untuk stay didepan laptop dan gadget sendiri. Radiasi dari cahaya yang diterima oleh mata sendiri sangat berpengaruh kepada kesehatan dan kerusakan mata saat ini, dengan begitu mata akan mudah menjadi lelah ketika terus-menerus menatap layar laptop maupun gadget yang non-stop dari pagi hingga petang.

menurut saya benar adanya, karena sebelum pandemi meski sering menatap layar tidak membuat mata saya menjadi cepat lelah, dan mines. sedangkan saat pandemi saya menjadi lebih serign menatap layar dan membuat maat menjadi mines, dan cepat lelah

Kalau menurut saya iya. Kuliah dari rumah membuat saya harus stand by di depan laptop seharian bahkan untuk mengerjakan tuga pun harus di depan laptop. Selain dapat merusak mata juga bisa membuat pinggang sakit. Maka dari itu saya sangat menantikan kuliah offline setidaknya saya tidak harus terus-menerus menatap laptop. Saya juga sering begadang didepan laptop karena tugas ini juga bisa menyebabkan rusaknya mata, tapi kita bisa mencegahnya dengan mengkonsumi sayuran atau buah-buahan.