Benarkah laki-laki merasa minder dengan perempuan yang berpendidikan lebih tinggi?

Dalam masyarakat, sering ditemukan statement bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan setinggi mungkin karena dapat membuat laki-laki minder untuk mendekati mereka. Tentu saja, statement tersebut terus turun menurun hadir dalam kehidupan masyarakat. Di sisi lain, terdapat juga statement bahwa laki-laki malah termotivasi untuk berpendidikan setinggi mungkin karena perempuan yang ingin didekatinya berpendidikan tinggi. Terlebih, sekarang banyak perempuan yang memiliki mimpi untuk berpendidikan setinggi mungkin. Perbedaan pendapat tersebut tentu saja dapat mengundang pro dan kontra dalam masyarakat.

Menurut kalian, gimana nih tentang statement tersebut? Kalian tim pro atau tim kontra nih kira-kira?

3 Likes

Halo kak Angela, topik yang sangat bagus nih. Izinkan saya berpendapat ya. Kalau pendapat saya, tentu semua orang pastinya akan merasa minder dengan pencapaian seseorang begitupun laki-laki yang merasa minder terhadap perempuan yang memiliki pendidikan yang tinggi. Laki-laki disebut sebagai pemimpin, termasuk untuk keluarganya sendiri. Sehingga, bila laki-laki jauh tertinggal pendidikannya akan terasa minder dan hal itu pernah saya rasakan juga. Namun, dengan adanya hal tersebut, seharusnya menjadi motivasi kita untuk lebih semangat lagi dalam menyanyam pendidikan dan kita juga sebagai laki-laki harus bisa mematahkan statement tersebut bahwasannya laki-laki tidak minder dengan perempuan yang memiliki pendidikan yang tinggi. Karena sejatinya, semua derajat manusia itu sama.

1 Like

Setuju banget sama statement kak krisna, rasa minder ini sangat wajar dialami oleh manusia. karena tidak bisa dipungkiri rasa rendah diri akan muncul ketika pencapaian seseorang berada diatas kita. Dan benar adanya, kasus ini pernah dialami oleh teman lelakiku. Ia insecure dan jadi menjauh dari wanita yang disukainya karena ternyata wanitanya ini berpendidikan lebih tinggi darinya. Nah seharusnya, hal yang dapat kita lakukan ketika sedang merasa rendah diri atas pencapaian orang, maka jadikan itu sebagai motivasi untuk lebih unggul di bidang lain yang kita miliki. Tidak harus setara dalam jenjang pendidikan yang dimiliki oleh seorang wanitanya itu, tapi buatlah dirimu unggul dibidang yang kamu miliki. seperti misalnya, teruslah bekerja keras, sampai dimana dirimu merasa sudah memiliki value tersendiri dan jauh dari rasa minder.

1 Like

Sebagai perempuan tentu kontra banget dengan statement bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi hanya karena bisa buat laki-laki minder. Menurutku untuk mengenyam pendidikan sampai tingkat apapun itu adalah hak seseorang, termasuk perempuan. Dan pasti keputusan untuk berpendidikan tinggi bukan untuk laki-laki ataupun orang lain, tapi untuk diri perempuan itu sendiri. Selain itu juga, aku punya kepercayaan bahwa laki-laki atau perempuan itu memiliki pasangan yang berada di satu pergaulan atau lingkungan. Sehingga, kecil kemungkinan kalau perempuan yang memutuskan buat mengenyam pendidikan tinggi memiliki hubungan dengan laki-laki yang berpikir seperti statement itu :grinning:

1 Like

Saya juga setuju dengan statement ini saya rasa sesama perempuan atau lelaki pun sering merasa minder atas pendidikan/pencapaian/materi yang dimiliki orang lain. Apalagi untuk menjadi pasangan, namun statement ini tidak boleh menjadi hambatan bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin.

Laki-laki pun pasti akan memilih wanita cerdas sebagai pendamping hidupnya dan bila pendidikannya memang dibawah perempuan ia dapat menutupinya dengan kelebihan dari hal lain seperti usaha, bisnis, dan berbagai pencapaian lainnya.

2 Likes

Saya setuju dengan pendapat kak krisna bahwa baik pria ataupun wanita pasti akan merasa minder ketika melihat seseorang diatas atau lebih dari kita terutama jika itu pasangan kita sendiri. Selain itu menurut saya karena adanya budaya patriarki dan toxic masculinity yang menempatkan bahwa pria harus diatas wanita dan wanita harus dibawah pria juga memiliki pengaruh dalam hal ini

1 Like

Setuju dengan pendapat kak Vita, toxic masculinity membuat society kita mewajarkan bahwa laki laki harus lebih dominan daripada perempuan. Sehingga apabila tingkat pendidikan perempuan lebih tinggi daripada laki laki maka dapat mempengaruhi rasa “minder” laki laki untuk mendekati perempuan yang berpendidikan tinggi. Namun saya kurang setuju dengan pendapat tersebut karena perempuan dan laki laki seharusnya memiliki kebebasan yang sama dalam mengembangkan dirinya. Jika pada kenyataannya perempuan memiliki sesuatu yang lebih tinggi daripada laki laki , maka seharusnya dapat dijadikan motivasi untuk dapat berkembang menjadi lebih baik tanpa harus menyalahkan value dari perempuan tersebut.

1 Like

Terima kasih teman-teman semua telah mengutarakan pendapat masing-masing. Saya pribadi juga setuju dengan pendapat teman-teman mengenai hal ini. Seperti pendapat dari kak @Krisna_Suzana bahwa tentu saja semua akan minder dengan pencapaian seseorang. Saya juga begitu kok. Saya, sebagai perempuan juga akan merasa minder dengan pencapaian teman perempuan saya yang lainnya, tetapi saya sendiri akan menggunakan pencapaian teman saya menjadi motivasi untuk saya agar bisa mendapatkan apa yang ingin saya capai. Mungkin, hal tersebut juga berlaku bagi laki-laki terhadap perempuan berpendidikan lebih tinggi.

Selain dijadikan sebagai motivasi, menurut saya bisa juga untuk menutupi gap tersebut dengan kelebihan dia sendiri, seperti yang telah diutarakan oleh kak laras.

Dari situ, laki-laki dan perempuan dapat saling melengkapi dengan pencapaian mereka masing-masing.

Terima kasih kak @muthiagustina atas pendapatnya dan cerita dari temannya. Saya jadi penasaran dengan cerita dari sisi wanita tersebut, kalau boleh tau, sekarang wanita tersebut mendapatkan pasangan dari satu lingkungan yang sama atau tidak kak, seperti yang diutarakan oleh kak Ashila? Saya sendiri sebenarnya juga percaya seperti yang kak Ashila utarakan tersebut.

Terima kasih @130_Vita_valia dan kak @dwikemegah untuk pendapatnya. Saya pribadi juga setuju dengan pendapat tersebut. Toxic masculinity juga membayang-bayangi kita dalam kehidupan masyarakat. Budaya patriarki juga masih lekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia dapat menjadi salah satu hal yang mempengaruhi hal tersebut. Banyak pendapat, seperti perempuan tidak perlu berpendidikan setinggi mungkin, nanti ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga, wanita itu ya mengurus rumah, dan berbagai hal lainnya. Bagaimana imajinasi dan realitas yang berbeda antara hal tersebut. Imajinasi bahwa wanita dapat berpendidikan setinggi mungkin, tetapi realitasnya masih banyak pemikiran masyarakat yang menganggap bahwa wanita tidak perlu berpendidikan setinggi mungkin.

sepengetahuanku, wanitanya itu sudah menikah dengan seniornya semasa dia kuliah. jadi yaa aku juga percaya dengan statement ka ashila mengenai laki-laki atau perempuan itu memiliki pasangan yang berada di satu pergaulan atau lingkungan yang sama :blush:

1 Like