Apa yang dimaksud dengan peranan?

peranan

Setiap orang mempunyai peran sendiri-sendiri didalam masyarakat. Apa yang Dimaksud Dengan Peranan ?

Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. Levinson yang dikutip oleh Soejono Soekamto mengatakan peranan adalah suatu konsep hubungan-hubungan sosial prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, norma kesopanan menghendaki agar seorang laki-laki bila berjalan bersama seorang wanita, haruslah berjauhan.

Biddle dan Thomas mengugkapkan bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluaga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sanksi dan lain-lain. Kalau peran ibu digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam.

Dalam kedudukan atau status yang dimiliki oleh seseorang, peran menjadi aspek yang dinamis. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peran. Pembedaan antara kedudukan dengan peran adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.

Hakekat peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan. Peran yang dimainkan hakekatnya tidak ada perbedaan, baik yang dimainkan/ diperankan pimpinan tingkat atas, menengah, maupun bawah akan mempunyai peran yang sama.

Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peran menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang. Peran menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang disekitarnya.

Levinson sebagaimana dikutip oleh Soejono Soekamto mengatakan peranan mencakup tiga hal:

  • Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

  • Peranan merupakan suatu konsep perilaku tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

  • Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Adapun segmen perilaku dalam peran yaitu terdiri dari semua kelompok perilaku yang sejenis yang dilakukan oleh semua anggota kesatuan sosial yang bersangkutan. Peran-peran yang tergolong disini antara lain:

  • Peran overt atau peran publik
  • Peran covert atau peran pribadi
  • Peran preskriptif yaitu aspek normatif dari peran
  • Peran diskriptif yaitu aspek konsep dari peran
  • Peran evaluatif yaitu norma-norma untuk mengevaluasi peran
  • Peran aktif yaitu peran yang dilaksanakan oleh semua pemeran dalam suatu kesatuan sosial tertentu
  • Peran sanksi yaitu sanksi yang diterapkan untuk menindak atau mencegah penyimpangan

Pertemuan antar segmen-orang dan segmen perilaku atau yang disebut segmen orang perilaku jadinya bisa beragam, misalnya peran individu: perspektif, peran kelompok: evaluatif, dan juga terperinci seperti peran overt: preskriptif dan seterunya. Dalam layanan bimbingan konseling, misalnya peran guru BK: evaluatif mencangkupi semua perbuatan konseling pada seorang guru BK dan seterusnya.

Secara umum, Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisi sosial, baik secara formal maupun informal.

Peran merupakan tindakan yang dilakukan individu atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa, dan juga pembentuk tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki kedudukan di masyarakat.

Peran seseorang mencakup tiga hal diantaranya yaitu:

  • Peran adalah bagian dari peraturan (norma-norma) yang membimbing seseorang di dalam masyarakat.
  • Peran adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan individu di dalam suatu masyarakat.
  • Peran adalah perilaku individu yang memiliki peranan penting di dalam struktur sosial masyarakat.

Pengertian Peran Menurut Para Ahli

  1. Suhardono (1994), Peran adalah patokan atau ukuran yang ada dalam kehidupan manusia sehingga berfungsi untuk membatasi perilaku dalam setiap posisi.

  2. Riyadi (2002), Peran adalah sebuah orientasi atau konsep yang terbentuk karena suatu pihak dalam oposisi sosial di kehidupan masyarakat. Hal ini didasari pada individu dan alasan untuk melangsungkan tindakan yang diinginkan.

  3. Mifta Thoha (2002), Peran adalah serangkaian perilaku seseorang yang dilakukan berdasarkan dengan karakternya. Kondisi ini bisa dilatarbelakangi oleh psikologi seseorang setiap melakukan tindakan yang diinginkan, sesuai kata hatinya.

  4. Soekanto (2009), Peran adalah suatu pekerjaan yang dilakukan dengan dinamis sesuai dengan status atau kedudukan yang disandang. Status dan kedudukan ini sesuai dengan keteraturan sosial, bahkan dalam keteraturan tindakan semuanya disesuaikan dengan peran yang berbeda.

  5. Poerwadarminta, Peran adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang berdasarkan peristiwa yang melatarbelakanginya. Peristiwa tersebut bisa dalam hal baik dan hal buruk sesuai dengan lingkungan yang sedang mempengaruhi dirinya untuk bertindak.

  6. Katz dan Kahn, pengertian peran adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan karakter dan kedudukannya. Hal ini didasari pada fungsi-fungsi yang dilakukan dalam menunjukan kedudukan serta karakter kepribadian setiap manusia yang menjalankannya.

Konsep Peran


Berikut ini konsep-konsep peran diantaranya yaitu:

1. Persepsi Peran , yaitu pandangan kita terhadap tindakan yang seharusnya dilakukan pada situasi tertentu. Persepsi ini berdasarkan interpretasi atas sesuatu yang diyakini tentang bagaimana seharusnya kita berperilaku.

2. Ekspektasi Peran , yaitu sesuatu yang telah diyakini orang lain bagaimana seseorang harus bertindak dalam situasi tertentu. Sebagian besar perilaku seseorang ditentukan oleh peran yang didefinisikan dalam konteks dimana orang tersebut bertindak.

3. Konflik Peran . Ketika seseorang berhadapan dengan ekspektasi peran yang berbeda, maka akan menghasilkan konflik peran. Konflik ini akan muncul saat seseorang menyadari bahwa syarat satu peran lebih berat untuk dipenuhi ketimbang peran lain.

Struktur Peran


Secara umum, struktur peran bisa dikelompokkan menjadi dua bagian diantaranya yaitu:

  1. Peran Formal, yaitu peran yang nampak jelas, yakni berbagai perilaku yang sifatnya homogen. Contohnya dalam keluarga, suami/ayah dan istri/ibu berperan sebagai provider (penyedia), pengatur rumah tangga, merawat anak, rekreasi, dan lain sebagainya.

  2. Peran Informal, yaitu peran yang tertutup, yakni suatu peran yang bersifat implisit (emosional) dan umumnya tidak terlihat di permukaan. Tujuan peran informal yaitu untuk pemenuhan kebutuhan emosional dan menjaga keseimbangan dalam keluarga.

Jenis-Jenis Peran


Menurut Soerjono Soekamto, ada 3 (tiga) macam peran diantaranya yaitu:

  1. Peran Aktif, yaitu peran seseorang seutuhnya selalu aktif dalam tindakannya pada suatu organisasi. Hal tersebut bisa dilihat atau diukur dari kehadirannya dan kontribusinya terhadap suatu organisasi.

  2. Peran Partisipasif, yaitu peran yang dilakukan seseorang berdasarkan kebutuhan atau hanya pada saat tertentu saja.

  3. Peran Pasif, yaitu suatu peran yang tidak dilaksanakan oleh individu. Ini berarti, peran pasif hanya digunakan sebagai simbol dalam kondisi tertentu di dalam kehidupan masyarakat.

Peranan (role) disebut sebagai aspek dinamis kedudukan (status). Keduanya sangat berkaitan dan tak dapat dipisahkan. Jika seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Suatu peranan paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu:

  1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan;
  2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi; dan
  3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

Pembahasan perihal aneka peranan yang melekat pada individu dalam masyarakat penting karena hal-hal sebagai berikut:

  1. Peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya;
  2. Peranan-peranan seyogianya dilekatkan pada individu-individu yang oleh masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus telah terlatih dan mempunyai hasrat untuk melaksanakannya;
  3. Dalam masyarakat, kadang-kadang dijumpai individu yang tak mampu melaksanakan peranannya sebagaimana diharapkan masyarakat karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan kepentingan-kepentingan pribadinya yang terlalu banyak; dan
  4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang. Bahkan, sering terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang tersebut.