Apa yang dimaksud dengan pembelajaran Metode Diskusi?

Belajar

Belajaradalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiaasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

Diskusi, menurut Suryosubroto (2009), adalah percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.

Menurut Wahab (2008), diskusi adalah suatu tugas yang benar- benar memerlukan keahlian sedangkan menurut Sagala (2011), diskusi adalah percakapan ilmiah yang reponsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran.

Dalam diskusi selalu ada suatu pokok yang dibicarakan. Dalam percakapan itu diharapkan para pembicara tidak menyimpang dari pokok pembicaraan. Mereka harus selalu senantiasa kembali kepada pokok masalahnya. Pada hakikatnya diskusi berbeda dengan percakapan, situasi lebih santai kadang diselingi dengan humor. Dalam diskusi, semua anggota turut berfikir dan diperlukan disiplin yang ketat.

Metode diskusi menurut Suryosubroto (2009) adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.

Keuntungan dan Kelemahan


Ada beberapa keuntungan metode dikusi menurut Suryosubroto (2009) yaitu:

  • Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar.

  • Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.

  • Metode dikusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah.

  • Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.

  • Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokrasi para siswa.

Sedangkan lelemahan metode diskusi antara lain :

  • Diskusi terlampau menyerap waktu. Kadang-kadang diskusi larut dengan keasikannya dan dapat mengganggu pelajaran lain.

  • Pada umumnya peserta didik tidak berlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi.

  • Kadang-kadang guru tidak memahami cara-cara melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya diskusi menjadi tanya jawab.

Kelemahan ini menunjukan bersumber dari guru yang kurang menguasai penggunaan dana manfaat metode diskusi dalam membahas materi pelajaran.Kelemahan juga datang dari peserta didik yaitu kurang mampu melaksanakan diskusi dengan baik, karena terjebak dengan tanya jawab atau debat kusir, sehingga makna diskusi sebagai suatu teknik untuk memahami materi pelajaran tidak terpenuhi dengan baik.

Usaha yang dapat dilakukan oleh guru supaya diskusi bisa berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :

  • Masalahnya harus kontroversial, artinya mengandung pertanyaan dari peserta didik. Masalah itu menarik perhatian mereka karena bertalian erat dengan pengalaman mereka.

  • Guru harus menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi. Guru harus membagi-bagi pertanyaan dan memberi petunjuk tentang jalanya diskusi. Guru juga berperan sebagai penangkis terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik.

  • Guru hendaknya memperhatiakan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Jenis-jenis diskusi yang biasa dilakukan


  1. Diskusi panel. Diskusi ini hanya dilakukan oleh beberapa orang yang terpilih sebagai wakil orang banyak. Mereka adalah pakar di bidangnya masing-masing dan memiliki wawasan yang berbeda. Diskusi terjadi diantara diskusi panel. Jika diskusi melibatkan peserta diskusi lainnya, maka diskusi itu disebut forum.

  2. Simposium. Jalan diskusinya sama dengan panel, namun diakhiri dengan sebuah keputusan. Tiap pembicaraan mengemukakan pendirian dan pandangan yang berbeda. Pada diskusi ini peserta juga diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat (forum).

  3. Diskusi seminar. Dalam seminar terdapat jenis pengarahan yang memberi garis pembicaraan nanti dalam diskusi. Setelah pengarahan disampaikan, baru disajikan kertas kerja oleh beberapa orang ahli. Bahan yang diterima dari pengarahan dan kertas kerja menjadi bahan untuk didiskusikan.

  4. Diskusi lokakarya. Konsep hasil seminar diturunkan kepada yang bersifat praktias seperti pada kegiatan penulisan modul. Sebelum kegiatan ini dilakukan, dibicarakan dulu dalam lokakarya, terutama cara-cara menulis perkembanganpeserta didik. Kadang-kadang lokakarya digabung dengan kegiatan penulisan modul. Sebelum kegiatan ini dilakukan, dibicarakan dulu dalam lokakarya, terutama cara-cara penulisan modul, bahan-bahan tulisanya, serta pemakaian bahasa yang cocok dengan perkembangan peserta didik. Kadang-kadang lokakarya digabung dengan kegiatan penataran dan disebut penlok (penataran lokakarya).

  5. Diskusi formal. Diskusi ini mengikuti cara-cara yang dilakukan dalam rapat formal seperti dalam rapat guru dan kepala sekolah atau pertemuan periodik antara guru dan kepala peserta didik. Dikelas diskusi ini juga bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

  • Guru menjelaskan permasalahan dihadapan peserta didik untuk dipecahkan.

  • Setelah peserta didik memahami masalahnya, diskusi dimulai, dan setiap peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

  • Pengambilan kesimpulan.

  • Bila memungkinkan, pimpinan diskusi diserahkan kepada peserta didik.

  1. Diskusi kuliah, Diskusi ini dilakukan setelah kuliah selesai, dimulai dari sebuah urutan singkat tentang pokok bahasan. Berbagai masalah dari uraian itu didiskusikan.

  2. Brainstorming. Diskusi ini dimaksudkan untuk menampung sejumlah pendapat dari para anggota diskusi sebagai bahan pemecah masalah yang sedang dihadapi. Semua pendapat, tanpa didiskusikan lebih jauh, ditampung saja. Pemimpin diskusi atau pihak yang ditunjuk mencoba memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai pendapat tadi. Diskusi ini jarang dipakai dalam mengajar.

Langkah-langkah metode Diskusi


Menurut Zain (2010) menyebutkan langkah-langkah umum pelaksanaan diskusi adalah sebagai berikut:

  1. Merumuskan masalah secara jelas

  2. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok- kelompok diskusi memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya sesuai dengan tujuan diskusi.

  3. Siswa diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru dalam melakukan diskusi.

  4. Guru memberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.

  5. Materi diskusi harus dikerjakan oleh seluruh anggota kelompok tidak menyuruh salah satu siswa untuk mengerjakan.

  6. Seluruh siswa mencatat hasil diskusi dengan baik dan sistematik dan menyampaikan di depan kelas.

Menurut Sudjana (2010) dilihat dari pesertanya diskusi dibedakan menjadi dua yaitu:

  1. Ada yang terdiri atas beberapa orang saja (sekelompok orang), misalnya debat, reaksi lingkaran, diskusi kelas dan lain-lain yang sejenisnya.

  2. Ada diskusi yang sifatnya melibatkan sejumlah massa (banyak orang) sehingga disebut metode interaksi massa, misalnya seminar, workshop, panel, forum, simposium.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi adalah:

  1. Persiapan/perencanaan diskusi:

    • Tujuan dikusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih terjamin.

    • Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu, dan jumlahnya disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri.

    • Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas.

    • Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-larut.

  2. Pelaksanaan diskusi:

    • Membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota).

    • Membagi-bagi tugas dalam diskusi.

    • Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi.

    • Mencatat ide-ide /saran-saran yang penting.

    • Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta.

    • Menciptakan situasi yang menyenangkan.

  3. Tindak lanjut diskusi:

    • Membuat hasil-hasil/kesimpulan dari diskusi.

    • Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya.

    • Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan datang.

  4. Berhasil tidaknya diskusi banyak tergantung pada faktor:

    • Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi.

    • Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang dirumuskan.

    • Partisipasi dari setiap anggota.

    • Terciptanya situasi yang merangsang jalanya diskusi.

    • Mengusahakan masalahnya supaya cukup problematik dan merangsang siswa berfikir. Biasanya masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan pikiran.

Metode diskusi menurut Armai Arief adalah salah satu alternative metode/cara yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat siswa.Metode diskusi dimaksudkan untuk merangsang pemikiran serta berbagai jenis pandangan.

Ada 3 langkah utama dalam metode diskusi :

1. Penyajian, yaitu pengenalan terhadap masalah atau topik yang meminta pendapat, evaluasi dan pemecahan dari murid.

2. Bimbingan, yaitu pengarahan yang terus-menerus dan secara bertujuan yang diberikan guru selama proses diskusi. Pengarahan ini diharapkan dapat menyatukan pikiran-pikiran yang telah dikemukakan.

3. Pengikhtisaran, yaitu rekapitulasi pokok-pokok pikiran penting dalam diskusi.

Keberhasilan metode diskusi banyak ditentukan oleh adanya tiga unsur yaitu: pemahaman, kepercayaan diri sendiri dan rasa saling menghormati.

Tujuan Penggunaan Metode Diskusi


Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satujawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik.

Tambahan pula banyak masalah di dunia dewasa ini yang memerlukan pembahasan oleh lebih satu orang saja, yakni masalahmasalah yang memerlukan kerjasama dan musyawarah. Dan apabila demikian maka musyawarahatau diskusilah yang memberikan kemungkinan poemecahan yang terbaik.

Adapun tujuan penggunaan metode diskusi adalah:

  • Berpikir secara demokratis

  • Pemecahan masalah secara demokratis

  • Partisipasi peserta didik.

Manfaat Penggunaan Metode Diskusi


Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga terhadap belajar siswa, antara lain:

  1. Membantu siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik daripada memutuskan sendiri.

  2. Siswa tidak terjebak kepada jalan pemikiran sendiri yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit.

  3. Diskusi kelompok/kelas memberi motivasi terhadap berfikir dan meningkatkan perhatian kelas terhadap apa yang sedang mereka pelajari.

  4. Diskusi juga membantu mengerahkan atau mendekatkan hubungan antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari pada anggota kelas.

  5. Untuk membiasakan siswa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, dan membiasakan sikap toleran.

Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan ide-ide, uneg-uneg dan pendalaman wawasan mengenai sesuatu sehingga dapat pula mengurangi ketegangan-ketegangan batin dan mendatangkan keputusan dalam mengembangkan kebersamaan kelompok sosial.

Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam berubah. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah (M. Basyiruddin Usman, 2002).

Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

  • Kelebihan

Ada beberapa kelebihan metode diskusi ketika diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

  1. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.

  2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.

  3. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

  4. Mendorong siswa berpikir kritis.

  5. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.

  6. Mendorong siswa untuk mengembangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama.

  7. Mengambil satu alternatif jawaban/beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.

  8. Membiasakan bersikap toleran.

  • Kekurangan

Selain beberapa kelebihan. Diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

  1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.

  2. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.

  3. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.

  4. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Diskusi

Agar penggunaan metode diskusi berhasil dan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Langkah persiapan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi adalah:

  1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.

  2. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

  3. Menetapkan masalah yang akan dibahas. Kemudian guru memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara pemecahannya.

  4. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.

  • Pelaksanaan Diskusi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:

  1. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.

  2. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.

  3. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan dan lain sebagainya.

  4. Memeberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan atau ide-idenya.

  5. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalikan biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.

  • Menutup Diskusi

Akhir dari proses pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.

  2. Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya (Mulyono, 2012).

Jenis-Jenis Diskusi

Ada beberapa jenis diskusi yang dapat dilakukan oleh guru dalam membimbing belajar siswa, antara lain:

1) Diskusi Kelas

Diskusi kelas atau juga disebut diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang diakukan oleh seluruh anggota kelas sabagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah: pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit.Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator.Keempat, sumber masalah memberi tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

2) Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok.Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

3) Symposium

Symposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandamg dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memberi wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangnnya tentang masalah yang dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.

4) Diskusi Panel

Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis peninjau yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens.Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi.Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan.Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

5) Buzz Group

Bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan ditengahtengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud untuk memperjelas dan mempertajam kerangka bahan pelajaran atau sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

Metode diskusi merupakan interkasi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan.

Diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Dengan demikian metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para peserta didik (kelompokkelompok) peserta didik untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi:

  1. Diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya karena interkasi antar peserta didik muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan.

  2. Diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran didalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas.

Diskusi terjadi apabila ada masalah dalam bentuk kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan, apabila dibiarkan akan menimbulkan kerugian yang lebih besar, serta menuntut adanya berbagai kemungkinan jawaban sebagai pemecahan serta hal-hal lainnya sebagaimana dikemukakan diatas. Dalam melaksanakan diskusi seorang guru harus mempertimbangkan tingkat kesulitan masalah, tingkat berpikir siswa, relevansi masalah yang ditentukan dengan pelajaran yang dibahas, serta kegunaannya.

Macam-macam diskusi

Untuk dapat melaksanakan diskusi dikelas, seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya dapat menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan. Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:

  1. Diskusi formal
    Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi pemerintahan, dimana dalam diskusi ini perlu adanya ketua dan penulis serta pembicara yang diatur secara formal, contoh: sidang DPR. Aturan yang dipakai dalam diskusi ini ketat dan rapi. Jumlah peserta umumnya lebih banyak bahkan dapat melibatkan seluruh siswa kelas. Ekspresi spontan dari peserta biasanya dilarang, sebab tiap peserta yang berbicara harus dengan izin moderator untuk menjamin ketertiban diskusi.

  2. Diskusi informal
    Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada diskusi diskusi lainnya, karena sifatnya yang tidak resmi, contoh: diskusi keluarga dan dalam belajar mengajar dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar dimana satu sama lain saling mengungkapkan pendapatnya.

  3. Diskusi kelas
    Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah:

  • Guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis.
  • Sumber masalah (guru, peserta didik atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit.
  • Peserta didik diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator.
  • Sumber masalah memberi tanggapan.
  • Moderator menyimpulkan hasil diskusi.
  1. Whole group
    Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.

  2. Sundicate group
    Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu.

  3. Diskusi kelompok kecil (Buzz group)
    Satu kelompok besar dibagi menjadi 2 (dua) samapai 8 (delapan) kelompok yang lebih kecil. Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi kedalam submasalah yang harus dipecahkan oleh stiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

  4. Brain storming group
    Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang di anggap benar.

  5. Simposium
    Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Beberapa orang membahas tentang berbagai aspek dari suatu subjek tertentu dan membacakan dimuka peserta simposium secara singkat. (5-20 menit). Kemudian, diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah dan juga dari pendengar. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada peserta didik. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.

  6. Diskusi panel
    Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang duduk dalam satu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator dihadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Peserta didik disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

  7. Informal debate
    Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal.

  8. Colloqium
    Teknik ini adalah cara berdiskusi yang dijalankan oleh satu atau beberapa orang sebagai narasumber, yang berpendapat, menjawab pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak dalam bentuk pidato. Dapat juga bervariasi lain ialah seorang guru atau seorang peserta didik menginterview seseorang narasumber, tentang pendapatnya mengenai sesuatu masalah. Kemudian mengundang pertanyaan-pertanyaan tambahan dari para pendengar (audience).

  9. Fish bowl
    Dalam diskusi ini terdiri dari seorang moderator dan satu atau tiga manusia sebagai sumber pendapat, mereka duduk dalam susunan semi lingkaran berderet dengan tiga kursi kosong menghadap kelompok. Kemudian moderator memberikan pengantar singkat dan diikuti dengan meminta kepada peserta dengan sukarela dari kelompok besar untuk menduduki kursi yang kosong yang ada dimuka mereka. Peserta ini mengajukan pertanyaan atau mengadakan pembicaraan dengan narasumber. Selanjutnya moderator mengundang peserta yang lainnya dari anggota untuk ikut berpartisipasi.

Tujuan diskusi

Diskusi secara umum digunakan untuk memperbaiki cara berfikir dan keterampilan komunikasi siswa dan untuk menggalakkan keterlibatan siswa didalam pelajaran. Ada beberapa tujuan diskusi, antara lain:

  1. Digunakan untuk memperbaiki cara berfikir dan keterampilan komunikasi siswa.
  2. Untuk menggalakkan keaktifan siswa dalam pelajaran.
  3. Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain.
  4. Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang demokratis. Dengan demikian siswa melatih diri sendiri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu masalah bersama.

Secara khusus diskusi digunakan oleh para guru untuk tiga tujuan pembelajaran yang penting, yaitu:

  1. Meningkatkan cara berfikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran.
  2. Menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa.
  3. Membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berfikir.