Apa yang dimaksud dengan Motivasi atau Motivation?

Motivasi atau Motivation

Motivasi atau Motivation adalah penciptaan rangsangan dan insentif yang memungkinkan orang untuk melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka dalam mengejar kesuksesan.

Memotivasi orang adalah tantangan di semua tingkatan.

Referensi : Louise Kelly & Chris Booth, 2004, Dictionary of Strategy: Strategic Management, SAGE Publications, Inc.

A post was merged into an existing topic: Apa yang dimaksud dengan Motivasi Belajar ?

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri.

Hamzah (2008) menjelaskan istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.

Oemar Hamalik (2004) menjelaskan motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan intensif diluar individu atau hadiah. Motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat.

Fungsi Motivasi


Motivasi memiliki fungsi bagi seseorang, karena motivasi dapat menjadikan seseorang mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Motivasi juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Sardiman (2007) menjelaskan motivasi akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, karena motivasi memiliki fungsi seperti:

  1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan;

  2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya;

  3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat lagi bagi tujuan tersebut.

Komponen Motivasi


Motivasi memiliki dua komponen, yaitu: komponen dalam ( inner component ) dan komponen luar ( outer component ).

  • Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas dan ketegangan psikologis.

  • Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya.

Berdasarkan definisi tersebut, komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai.

Jenis-jenis Motivasi


Pendapat mengenai macam-macam motivasi adalah sebagai berikut:

  1. Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

    • Physiological drive , yaitu: Dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks dan sebagainya.

    • Social motives , yaitu: Dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang lain, seperti estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis.

  2. Menurut Woodworth dan Marquis, motivasi digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

    • Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan bagian dalam, seperti: makan, minum, bergerak dan istirahat/tidur, dan sebagainya.

    • Motivasi darurat yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk mengejar. Motivasi ini timbul jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari diri seseorang.Pada motivasi darurat motivasi bukan timbul atas keinginan seseorang tetapi karena perangsang dari luar.

    • Motivasi obyektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada obyek atau tujuan disekitar kita. Motivasi ini mencakup kebutuhan eksplorasi, manipulasi dan menaruh minat.

  3. Menurut Wood Worth, motivasi diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:

    • Unlearned motives , adalah motivasi pokok yang tidak dipelajari atau motivasi bawaan, yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir, seperti dorongan makan, minum, seksual, bergerak dan istirahat. Motivasi ini sering disebut motivasi yang diisyaratkan secara biologis.

    • Learned motives , adalah motivasi yang timbul karena dipelajari, misalnya dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan mengejar jabatan. Motivasi ini sering disebut motivasi yang diisyaratkan secara sosial, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial.

  4. Macam-macam motivasi Menurut Fradsen, yaitu:

    • Physiological drive , istilah ini digunakan untuk merujuk pada motivasi bawaan ( unlearned motives ).

    • Affiliative need , merupakan motivasi yang dipelajari ( learned motives ) dengan istilah affiliative need.

    • Cognitive motives, motif ini menunjuk pada gejala intrinsik, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual berada didalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental.

    • Self-expression , penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia,individu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Kreatifitas dan imajinasi sangat dibutuhkan, bagi seseorang yang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.

    • Self-enhancement , melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.

Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan perilaku seseorang, termasuk perilaku kerja. Untuk dapat memotivasi seseorang diperlukan pemahaman tentang bagaimana proses terbentuknya motivasi. Motivasi dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah (Marihot, 2002).

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Malayu, 2000). Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan/semangat kerja yang timbul demi mencapai keinginan diri dan tujuan dari suatu organisasi.

Telah dimaklumi bahwa produktivitas suatu organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan tambahan, penilaian prestasi kerja yang adil, rasional dan objektif, sistem imbalan dan berbagai faktor lainnya.

Teori motivasi menurut Abraham H. Maslow


Manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cendrung bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu tingkat atau hirerarki kebutuhan, yaitu :

  1. Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan.

  2. Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental psikologikal dan intelektual.

  3. Kebutuhan sosial, berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain dan mencintai orang lain.

  4. Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status.

  5. Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Teori motivasi menurut Clayton Alderfer


Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” yang merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah, yaitu :

E = Existence (identik dengan hierarki pertama dan kedua teori maslow).

R = Relatedness (senada dengan hierarki ketiga dan keempat konsep maslow).

G = Growth (mengandung makna yang sama dengan hierarki kelima maslow).

Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut lagi, maka akan terlihat bahwa :

  • Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya.

  • Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar, apabila kebutuhan “yang lebih rendah” telah dipuaskan.

  • Sebaliknya, semkin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.

Teori motivasi menurut Herzberg


Teori yang dikembangkan oleh Herzberg dikenal dengan “Model dua faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor higiene atau “pemeliharaan”.

Faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor higiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan kekaryaannya.

Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam berkarir dan pengkuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor higiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang karyawan dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, kebijaksanaan organisasi, sistem administrasi dalam orgnisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.

Menurut Winardi (2008), motivasi berasal dari kata motivation yang berarti “menggerakan”. Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang meyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

Sedangkan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positifatau negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.

Menurut Robbins(2008), motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Sementara motivasi umum berkaitan dengan usaha mencapai tujuan apapun, saat ini proses tersebut dipersempit menjadi tujuan-tujuan organisasional untuk mencerminkan minat kita terhadap perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Proses Motivasi


Secara umum, proses motivasi dapat digambarkan sebagai berikut:

image

Proses motivasi diawali dengan dirasakannya kebutuhan yang tak terpuaskan. Ketidakpuasan ini kemudian meningkat dan menimbulkan ketegangan dan dorongan untuk melakukan sesuatu.Pada tahap ini, manusia melakukan upayaupaya untuk memuaskan kebutuhan.

Jika perilaku ini berhasil, maka kebutuhan akan terpuaskan dan ketegangan yang dirasakan akan menurun. Upaya manusia untuk mengurangi ketegangan tadi, tidak selalu berhasil. Kondisi ini dapat menimbulkan ketidakpuasan, yang kemudian akan dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, misalnya frustasi.

Manfaat Motivasi


Manfaat motivasi yang utama menurut Arep Ishak & Hendri Tanjung (2003) adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakannya.

Ciri-ciri orang yang termotivasi :

  1. Bekerja sesuai standar
  2. Senang bekerja
  3. Merasa berharga
  4. Bekerja keras
  5. Sedikit pengawasan
  6. Semangat juang tinggi
1 Like

Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti “menggerakkan” yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu yang member arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.

Arthur S.Reber dan Emily mengatakan bahwa motivasi (motivation) merupakan sebuah pemberi energi perilaku. Istilah motivasi dapat definisikan sebagai keadaan internal individu yang melahirkan kekuatan, kegairahan, dinamika dan tingkah laku pada tujuan. Atau dalam pengertian lain, motivasi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjuk sejumlah dorongan, keinginan, kebutuhan dan kekuatan.

Sedangkan motivasi menurut S.Nasution adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga individu itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.

Penyebab Munculnya Motivasi


Sebuah motivasi merupakan suatu kondisi yang terbentuk dari berbagai tenaga pendorong yang berupa desakan, motif, kebutuhan dan keinginan. Untuk menyederhanakan pembahasan keempat macam tenaga pendorong tersebut akan disebut dengan satu istilah yang umum yaitu motif.

Kebutuhan atau motif adalah satu definisi keniscayaan yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam diri manusia baik disebabkan oleh cacat materi ataupun non materi. Kebutuhan menyebabkan adanya dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu menuju ke arah tercapainya suatu tujuan. Ketika seseorang memiliki kebutuhan dan dorongan kuat untuk mencapai suatu tujuan, maka keberhasilan mencapai tujuan yang dapat memuaskan kebutuhannya.

Berikut akan dipaparkan motif yang berkaitan dengan hal tersebut:

  1. Motif Prestasi
    Motif berprestasi ( need of achievement ) yaitu motif yang berkompetisi baik dengan dirinya atau dengan orang lain dalam mencapai prestasi yang tertinggi.

  2. Motif Penghargaan(Motif harga diri)
    Motif harga diri yaitu motif untuk mendapat pengenalan, Pengakuan, penghargaan dan penghormatan dari orang lain. Dalam masa pendidikannya individu mendapatkan penghargaan dari orang lain dan diterima dalam lingkungannya. Kebutuhannya akan harga diri memotivasi seseorang untuk bisa bersaing dan melakukan segala sesuatu dengan professional.

  3. Motif Aktualisasi Diri
    Dalam hierarki Maslow, kebutuhan ini ditempatkan paling tinggi dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya.

Indikator Motivasi


Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu yang mendorong serta mengarahkan minat belajar individu sehingga sungguhsungguh belajar dan bermotivasi untuk mencapai prestasi.

Fungsi Motivasi


Menurut Sardiman A.M, fungsi motivasi meliputi :

  1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

  2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

  3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata motivasi memiliki dua fungsi :

  1. Mengarahkan (directional function)
    Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai. Apabila sesuatu sasaran atau tujuan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan mendekatkan dan bila sasaran tidak, diinginkan oleh individu maka motivasi berperan menjauhi sasaran.

  2. Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (Activating and energizing function)
    Motivasi juga dapat berfungsi mengaktifkan atau meningkatkan kegiatan. Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil.

Pintrinch (1996) menyatakan bahwa istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, “movere” yang berarti bergerak (to move). Gerak yang dimaksud merupakan gambaran dari beberapa ide awam mengenai motivasi sebagai sesuatu yang membuat kita berjalan baik, tetap bergerak, serta membantu kita menyelesaikan pekerjaan.

Definisi lain diungkapkan oleh Gage dan Berliner (1979) yakni motivasi ialah sesuatu yang mendeskripsikan apa yang memacu seseorang dan tujuan orang melakukan kegiatan. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa motivasi merupakan penjelasan perilaku seseorang yang meliputi keinginan (want), kebutuhan (need), hasrat (desire), tujuan (goal), dan penghindaran (avoid).

Sehingga motivasi dikatakan sebagai predicition of behavior (Morgan, King, Weisz & Schopler, 1986).

Motivasi merupakan suatu proses yang tidak dapat diamati secara langsung. Hal-hal yang dapat diamati ialah perilaku individu, pemilihan tugas-tugas, usaha yang dilakukan, ketekunan, dan suatu perwujudan dari perasaan atau pikiran ke dalam wujud kata-kata (verbalization).

Motivasi merupakan proses pembelajaran bagaimana individu menghadapi sebuah kesulitan, menghadapi berbagai masalah, kegagalan-kegagalan, guna mencapai tujuan. Motivasi merupakan gambaran seberapa besar kekuatan seseorang dan apa yang sebenarnya dilakukan.

Motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhan dan keinginan. Munandar (2001) juga berpendapat bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah tercapainya tujuan tertentu.

Winkle (1996) menyatakan bahwa motivasi dibagi menjadi dua bentuk, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1. Motivasi Intrinsik


Motivasi intrinsik ialah dorongan yang membentuk perilaku yang menampilkan prestasi atau kinerja. Motivasi intrinsik adalah hasrat untuk melakukan suatu tindakan untuk diri sendiri (Huffman, Vernoy & Vernoy, 1997).

Disebut motivasi intrinsik karena tujuannya merupakan perasaan dari dalam yang sangat efektif, kompeten, dan individu memegang kendali terhadap nasib dirinya sendiri (Morgan, King, Weisz, & Schopler, 1986).

Individu yang termotivasi secara intrinsik, melakukan suatu aktivitas demi aktivitas itu sendiri, dimana dari kegiatan tersebut ia akan memperoleh kepuasan (Pintrich, 1996). Dimyati dan Mudjiono (1999) juga menyatakan bahwa individu yang termotivasi secara intrinsik dikarenakan ia senang melakukan apa yang dikerjakannya.

Motivasi intrinsik disebut juga sebagai motivasi orientasi dalam diri, yakni individu menampilkan sendiri dorongan untuk bekerja tanpa adanya kebutuhan rangsangan dari luar (Elliot & Kratochwill, 2000).

Woolfolk (1993) juga menyatakan bahwa individu yang termotivasi intrinsik tidak membutuhkan hadiah atau hukuman untuk membuat mereka bekerja karena bagi individu tersebut bekerja itu sendiri sudah menguntungkan. Mereka menikmati tugasnya atau perasaan pencapaian prestasi yang diperolehnya.

Winkle (1996) menyatakan bahwa ciri khas motivasi intrinsik ialah kenyataan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan adalah dengan bekerja.

Sumber motivasi intrinsik adalah faktor-faktor internal, seperti

  • Minat (interest)
  • Kebutuhan (needs)
  • Kenikmatan (enjoyment)
  • Rasa ingin tahu (curiosity)

Tipe penetuan tujuan adalah pembelajaran, berupa kepuasan pribadi dalam menemukan tantangan. Woolfolk (1993) menyatakan bahwa individu yang termotivasi secara intrinsik, cenderung memilih tugas yang cukup sulit dan menantang.

2. Motivasi Ekstrinsik


Motivasi ekstrinsik merupakan dorongan yang membentuk perilaku untuk memperoleh keuntungan tertentu misalnya: material, penghargaan sosial, atau untuk menghindari hukuman. Huffman, Vernoy, & Vernoy (1997)

Individu yang memiliki motivasi ekstrinsik, tidak terlalu tertarik pada aktivitas itu sendiri, melainkan hanya peduli pada apa yang dapat diperoleh seperti, imbalan atau keuntungan, dari aktivitas tersebut (Woolfolk, 1993).

Sehubungan dengan aktivias yang dilakukan seseorang, motivasi ekstrinsik seringkali menjadi pengarahan tujuan (goal directed) dan prioritas suatu tujuan (goal oriented). Hal ini dikarenakan individu tersebut terdorong oleh hal-hal yang di luar dirinya, seperti penghargaan atau hukuman (Pintrich & Schunk, 1996).

Woolfolk (1993) juga menyatakan bahwa individu yang termotivasi secara ekstrinsik melakukan suatu aktivitas demi alasan tertentu yang bersumber pada faktor-faktor eksternal, seperti imbalan, penghargaan, tekanan sosial, atau penghindaran diri akan hukuman.

Tipe penentuan tujuan motivasi ekstrinsik ini adalah kinerja, berupa dorongan untuk penerimaan hasil kerja dari orang lain. Individu dengan motivsai ekstrinsik cenderung memilih tugas yang sangat mudah atau sangat sulit.

Dalam melakukan suatu tugas, seseorang dengan motivasi ekstrinsik merasa yakin bahwa partisipasinya dalam penyelesaian tugas akan mendatangkan hasil yang diharapkan. Akan tetapi, motivasi ekstrinsik bukan semata bentuk motivasi yang berasal dari luar diri seseorang seperti rekan kerja atau atasan.

Motivasi ini berawal dari suatu kebutuhan yang dihayati oleh diri sendiri, walaupun bisa saja orang lain memegang peran dalam menimbulkan motivasi tersebut.

Ciri khas pada motivasi ekstrinsik ialah suatu aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas itu sendiri (Winkle, 1996).

Motivasi merupakan dorongan yang menggerakan individu untuk bertingkah laku, dorongan ini sendiri berasal dari diri pribadi untuk melakukkan sebuah kegiatan sesuai apa yang diinginkan. dari beberapa pendapat ahli motivasi berawal dari situasi, kondisi dan objek yang menyenangkan. dari koeswara bahwa ilmu displin psikologi mengatakan motivasi konsep digunakan untuk menerangkan kekuatan dan bekerja dari diri individu yang menjadi penggerak dan tingkah laku. McDonald dan Soetomo menyatakan motivasi adalah perubahan tenaga atau energi yang terjadi dan ditandai beberapa reaksi-reaksi, dengan ini terdapat tiga unsur penting pada motivasi yaitu: mengawalinya dengan adanya tenaga pada setiap individu, kedua ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, efeksi atau emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia, dan ketiga ditandai dengan munculnya reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan tersebut. oleh karena itu motiasi tersebut muncul ketika adanya rangsangan atau dorongan dari tujuan-tujuan yang ingin di capainya.
Sumber :
Muhammad, M. (2016). Pengaruh Motivasi dalam Pembelajaran. Lantanida Journal, 4 (2), 88-97.

Pengertian motivasi adalah suatu alasan atau dorongan yang dijadikan sebagai dasar dari semangat seseorang guna mengerjakan sesuatu agar dapat mencapai tujuan atau motto hidup tertentu. Secara etimologi, kata motivasi asalnya dari bahasa Inggris, yakni “motivation” yang berarti “daya batin” atau “dorongan”.

Sehingga pengertian motivasi dapat kita ketahui segala sesuatu yang dapat menggerakan atau mendorong seseorang guna melakukan tindakan terhadap sesuatu dengan tujuan tertentu.