Apa yang dimaksud dengan Motivasi Belajar ?

Motivasi

Motif merupakan daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap-siagaan). Motivasi adalah daya penggerak (motif) yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan.

Apa yang dimaksud dengan Motivasi Belajar ?

1 Like

Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu.

Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu sendiri sebenarnya tumbuh dari dalam diri seseorang, dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikahendaki oleh subjek belajar tersebut dapat tercapai.

Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non intelektual. Perananya yang khas dalam hal penumpahan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang mempunyai motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi cukup tinggi adakalnya menjadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.

Motivasi secara garis besar terbagai dalam dua jenis utama, yaitu :

  • Motivasi Intrinsik

    Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang berfungsi dan menjadi aktifnya motifasi tersebut tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada orang yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukanya ( misal kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkret, seorang siswa itu melakukan kegiatan belajar, karena betul betul ingin memperoleh pengetahuan dan keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya, tidak karena tujuan-tujuan yang lain.

  • Motivasi Ekstrisik

    Motivasi ekstrisik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai yang baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temanya, jadi yang penting belajar bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tapi karena ingin mendapatkan nilai yang baik atau ingin mendapat hadiah.

    Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-rubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrisik

Referensi : Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: CV Rajawali, 1986).

Menurut kamus psikologi, motivasi belajar secara harafiah berarti ”perlengkapan psikologik” yang membangkitkan organisme untuk bertindak kearah tujuan yang diinginkan; alasan untuk bertindak yang mana memberi arah dan tujuan pada tingkah laku. Jadi dari kedua arti tersebut, menjadi jelas bahwa motivasi merupakan vektor, mengandung bobot dan arah.

Jadi motivasi belajar, tentunya perlengkapan psikologik yang membangkitkan seseorang untuk belajar agar mencapai tujuan. Dengan perkataan lain, apabila kita tidak jelas dengan tujuan yang hendak kita capai, maka sulit untuk menemukan motivasi belajar.

Hakekatnya belajar adalah panggilan hidup. Jadi bagi orang beriman, setidaknya sudah jelas satu tujuan mempertanggungjawabkan kehidupan di hadapan Yang Maha Kuasa. Hal itu berarti, sebisanya kita perlu belajar menjadi orang sebagaimana kita dimaksudkan Sang Pencipta.

Demikian pula kondisi otak kita bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kuantitas dan kulitas asupan. Semakin banyak kita belajar, semakin berkembang fungsi otak kita, sema- kin lebih termotivasi lagi untuk mencari tahu- belajar. Jadi bisa disimpulkan bahwa sudah hakikinya manusia memiliki motivasi belajar.

Tersirat pengertian tidak ada orang yang tidak mempunyai motivasi belajar. Tinggal persoalannya adalah berapa kekuatannya dan ke mana arah belajarnya. Apabila pada sejumlah orang tidak nampak termotivasi, berarti mereka sudah belajar lewat satu dan lain kondisi, menjadi orang yang tidak termotivasi untuk belajar, atau mereka tidak memiliki kejelasan tentang tujuan hidupnya. Andaikan mereka berupaya memperjelas tujuan hidupnya, dan menghapus hasil belajar (de- learning) yang keliru, maka motivasinya akan nampak.

Meskipun tiap orang memiliki motivasi belajar, ada orang yang termotivasi dari dalam dirinya (intrinsic), ada juga yang termotivasi dari luar (extrinsic). Mereka yang motivasi belajarnya bersifat intrinsik biasanya berorientasi ’inner locus of control’. Mereka secara teratur mempertanyakan ke dirinya : “Apa yang sudah saya pelajari ? Apa yang bisa saya lakukan untuk menambah dan memperbaikinya, mengembangkannya? Apakah saya sudah cukup berupaya?, Masih bisa ditingkatkankah upaya saya?” dst. Yang pada hekekatnya, melakukan monitoring diri, sejauh mana kemajuan perkembangannya belajar menjadi sesuatu yang ia kehendaki.

Sedangkan orang-orang yang termotivasi belajar oleh hal di luar dirinya, cenderung meletakkan locus of control di luar dirinya. Mereka memotivasi diri dalam belajar dengan mempertanyakan pertanyaan seperti : “Apa yang saya bisa peroleh apabila saya lakukan hal ini, apabila saya mempelajari hal ini ? Kalau saya dapat nilai baik, apa yang akan saya peroleh?” dst.

Pada umumnya, motivasi ekstrinsik diperoleh sebagai hasil belajar dengan lingkungannya, terutama lingkungan keluarganya di rumah. Artinya mereka dibesarkan dengan cara seperti itu. Tidak banyak peluang mereka dapatkan untuk membuat pilihan- pilihan, segala sesuatunya telah di set-up tergantung kepada orang lain, tergantung apa kata orang lain, dst.

Dari keduanya, tentunya tidak ada yang 100 % murni intrinsik maupun ekstrinsik. Orang termotivasi intrinsik, berarti terbanyaknya ia didorong oleh hal-hal dari dalam kalbunya. Sedangkan orang-orang yang termotivasi ekstrinsic, kebanyakkan berdasar kepuasan yang datangnya atau berada di luar dirinya. Semakin besar kekuatan motivasi intrinsicnya, semakin besar juga kecenderungan yang bersangkutan bisa belajar secara mandiri.

Berawal dari kata motif, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat – saat tertentu. Motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch merumuskan learning is change is performance as a result of practice .

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Indikator Motivasi Belajar


Menurut Sardiman (2001) indikator motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa (instrinsik) adalah sebagai berikut:

  1. Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara terus- menerus dalam waktu yang lama (tidak pernah berhenti sebelum selesai). Seperti siswa mulai mengerjakan tugas tepat waktu, mencari sumber lain, tidak mudah putus asa dan memeriksa kelengkapan tugas.

  2. Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan. Dalam hal ini, siswa bertanggungjawab terhadap keberhasilan dalam belajar dan melaksanakan kegiatan belajar.

  3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah yang terdiri dari berani menghadapi masalah, mencari jalan keluar terhadap masalah yang sedang dihadapi dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah.

  4. Lebih senang bekerja mandiri, artinya tanpa harus disuruh ia mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.

  5. cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif.

  6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

  7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, artinya ia percaya dengan apa yang dikerjakannya atau teguh pendirian.

Tujuan Motivasi Belajar


Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat diperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan dalam kurikulum sekolah.

Fungsi Motivasi dalam Belajar


Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.

Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :

  1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

  2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

  3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Aspek-Aspek Motivasi Belajar


Motivasi belajar yang baik, memiliki aspek-aspek (Chernis dan Goleman, 2001), sebagai berikut :

  1. Dorongan mencapai sesuatu
    Suatu kondisi yang mana individu berjuang terhadap sesuatu untuk meningkatkan dan memenuhi standart atau kriteria yang ingin dicapai dalam belajar.

  2. Komitmen
    Salah satu aspek yang cukup penting dalam proses belajar ini, adanya komitmen di kelas. Siswa yang memiliki komitmen dalam belajar, mengerjakan tugas pribadi dan kelompoknya tentunya mampu menyeimbangkan tugas yang harus didahulukan terlebih dahulu.

  3. Inisiatif
    Kesiapan untuk bertindak atau melakukan sesuatu atas peluang atau kesempatan yang ada. Inisiatif merupakan salah satu proses siswa dapat dilihat kemampuannya, apabila siswa tersebut memiliki pemikiran dari dalam diri untuk melakukan tugas dengan disuruh orang tua atau siswa sudah memiliki pemahaman untuk menyelesaikan tugas pekerjaan rumah tanpa di suruh orang tua.

  4. Optimis
    Suatu sikap yang gigih dalam mengejar tujuan tanpa perduli adanya kegagalan dan kemunduran. Siswa yang memiliki sikap optimis, tidak akan menyerah ketika belajar ulangan, meskipun mendapat nilai yang jelek, tetapi siswa yang memiliki rasa optimis tentunya akan terus belajar giat untuk mendapat nilai yang lebih baik.

Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai sebuah tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motifasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Menurut Mc. Donal, motivasi adalah Perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Menurut Oemar Hamalik motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Dari penggertian yang diuraikan diatas, menurut Nurlaili, motivasi mengandung tiga elemen penting yaitu:

  1. Motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
  2. Motivasi ditandai dengan munculnya feeling atau rasa seseorang. Rasa disini dapat diartikan sebagai semangat atau tekad yang kuat.
  3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motifasi memang muncul dri dalam diri manusia tetapi kemunculanya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut tentang kebutuhan.

Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motifasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, mengerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.

  • Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.

  • Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan tersebut merupakan inti motifasi.

  • Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini prilaku belajar.

Pentingnya motivasi dalam belajar


Pentingnya motivasi belajar bagi siswa menurut Dimiati & Mudjiono (1992) yaitu:

  1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
  2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebayanya.
  3. Mengarahkan kegiatan belajar.
  4. Membesarkan semangat belajar.
  5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (disela-selanya ada istirahat atau bermain) yang berkesinambungan.

Pentingnya seorang guru mengetahui motivasi belajar siswa menurut Dimiati & Mudjiono yaitu:

  1. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
  2. Mengetahui dan memahami motifasi belajar siswa di kelas yang bermacam-ragam.
  3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu peran diantaranya seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadia, atau pendidik.
  4. Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.

Jenis Motivasi


Motivasi, sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat-tingkat. Para ahli jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat kekuatanyya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi primer, dan motivasi sekunder.

Jenis motivasi dibagi menjadi dua yaitu :

  • Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar yang umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Berikut merupakan motivasi primer menurut para ahli :

  • Motivasi sekunder adalah memotivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh makan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. “Bekerja dengan baik” merupakan motivasi sekunder. Bila orang bekerja dengan baik, maka ia memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan penguat motivasi sekunder.uang merupakan penguat umum, agar orang bekerja dengan baik. Bila orang memiliki uang, setelah ia bekerja dengan baik makaia dapat membeli makanan untuk menghilangkan rasa lapar.

    Hal ini berhubungan dengan perilaku manusia yang terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah aspek emosional yang terdiri dari motif sosial, sikap, dan emosi. Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkait dengan pengetahuan. Komponen konatif adalah terkait dengan kemauan dan kebiasaan bertindak.

Sifat Motivasi


Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal dan dari luar seseorang yang dikenal sebagai motivasi eksternal. Di samping itu kita bisa membedakan motivasi intrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakuakannya.

Sebagai ilustrasi, seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin mengetahui kisah seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Motivasi memang mendorong terus, dan memberi enenrgi pada tingkah laku. Setelah siswa tersebut menamatkan sebuah buku maka ia mencari buku lain untuk memahami tokoh yang lain. Keberhasilan membaca sebuah buku akan menimbulkan keinginan baru untuk membaca buku yang lain. Hal tersebut mengarah pada timbulnya motivasi prestasi.

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Sebagai ilustrasi, seorang siswa kelas satu SMP belum mengetahui tujuan belajar di SMP. Semula ia hanya ikut-ikutan belajar dengan teman sebayanya di SMP. Berkat penjelasan wali kelas satu SMP, siswa tersebut memahami faedah belajar di SMP bagi dirinya. Siswa tersebut belajar dengan giat dan bersemangat. Hasil belajar siswa tersebut sangat baik, dan melanjutkan pelajaran di SMA.

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal rekayasa pedagogis guru. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya, guru melakukan penelitian. Adakalanya guru menghadapi siswa yang belum memiliki motivasi belajar yang baik.