Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris learning disability . Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Berikut ini definisi kesulitan belajar menurut para ahli :
Rumini dkk (Irham dan Wiyani, 2013) mengemukakan bahwa kesulitan belajar merupakan kondisi saat siswa mengalami hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar secara optimal.
Kesulitan belajar adalah hal-hal atau gangguan yang mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi gangguan yang dapat menghambat kemajuan belajar. ( Hamalik, 1983).
Sejalan dengan pendapat diatas menurut Blassic & Jones (Irham & Wiyani 2013), kesulitan belajar yang dialami siswa menunjukkan adanya kesenjangan atau jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa pada kenyataannya (prestasi aktual).
Klasifikasi Kesulitan Belajar
Menurut Abdurrahman (2003) Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu :
-
Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan ( developmental learning disabilities ) yaitu kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial.
-
Kesulitan belajar akademik ( academic learning disabilities ) yaitu kesulitan belajar yang mencakup adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, atau matematika.
Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ahmadi dan Supriyono (Irham & Wiyani, 2013), menjelaskan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu berikut ini:
1. Faktor intern ( faktor dari dalam diri manusia itu sendiri ) yang meliputi :
Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada siswa seperti kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat tubuh dan sebagainya.
Faktor psikologi siswa yang dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi tingkat intelegensi pada umumnya rendah, bakat terhadap mata pelajaran rendah, minat belajar yang kurang, motivasi yang rendah, dan kondisi kesehatan mental yang kurang baik.
2. Faktor ekstern ( faktor dari luar manusia ) meliputi :
- Faktor-faktor non-sosial.
Faktor non social yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang baik atau bahkan kurang lengkap, kondisi ruang belajar atau gedung yang kurang layak, kurikulum yang sangat sulit dijabarkan oleh guru dan dikuasai oleh siswa, waktu pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang disiplin, dan sebagainya.
Faktor-faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya permasalahan pada siswa seperti faktor keluarga, faktor sekolah, teman bermain, dan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Faktor sosial lainnya yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa adalah faktor guru.
Menurut Ahamadi dan Supriyono ( Irham dan Wiyani, 2013), kondisi guru yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa adalah sebagai berikut:
-
Guru yang kurang mampu dalam menentukan mengampu mata pelajaran dan pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan
-
Pola hubungan guru dengan siswa yang kurang baik, seperti suka marah, tidak pernah senyum, sombong, tidak pandai menerangkan, pelit, dsb.
3). Guru menuntut dan menetapkan standar keberhasilan belajar yang terlalu tinggi diatas kemampuan siswa secara umum.
Gejala-gejala Kesulitan Belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono ( 2013), beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar :
-
Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas.
-
Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha keras tetapi nilainya selalu rendah.
-
Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam semua hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas.
-
Menunjukkan sikap yang kurang wajar.
-
Anak didik menunjukkan tingkah laku yang berlainan.
Gejala-gejala tersebut harus diketahui oleh guru supaya guru dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dari gejala tersebut maka guru dapat bekerja sama dengan guru bimbingan konseling untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami gejala kesulitan belajar.