Apa saja ciri-ciri orang yang mengalami kesulitan belajar?

Kesulitan belajar

Kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensianya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.

Apa saja gejala-gejala orang yang mengalami kesulitan belajar ?

Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menurut Warkitri dkk. (1990), individu yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai berikut.

  1. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.

  2. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah disbanding sebelumnya.

  3. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.

  4. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.

  5. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses belajar dan pembelajaran, mendapat nilai kurang tidak menyesal, dst.

  6. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya membolos, pulang sebelum waktunya, dst.

  7. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif, dst.

Diagnosis Kesulitan Belajar Peserta Didik

Diagnosis Kesulitan Belajar


Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndik e dan Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai :

  • Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit ( weakness, disease ) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms);

  • Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;

  • Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.

Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implisit telah tercakup pula konsep prognosisnya. Dengan demikian dalam proses diagnosis bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.

Bila kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar, maka disebut sebagai diagnosis kesulitan belajar. Melalui diagnosis kesulitan belajar gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan dalam belajar diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang menyebabkannya, dan diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut.

Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar

Diganosis kesulitan belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar. Sebagai prosedur maka diagnosis kesulitan belajar terdiri dari langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Menurut Rosss dan Stanley, tahapan-tahapan diagnosis kesulitan belajar adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

  • Who are the pupils having trouble ? (Siapa siswa yang mengalami gangguan ?)
  • Where are the errors located ? (Di manakah kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilokalisasikan ?)
  • Why are the errors occur ? (Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi ?)
  • What are remedies are suggested? (Penyembuhan apa saja yang disarankan?)
  • How can errors be prevented ? (Bagaimana kelemahan-kelemahan itu dapat dicegah ?)

Pendapat Roos dan Stanley tersebut dapat dioperasionalisasikan dalam memecahkan masalah atau kesulitan belajar mahasiswa dengan tahapan kegiatan sebagai berikut.

Mengidentifikasi mahasiswa yang diduga mengalami kesulitan belajar

Identifikasi mahasiswa yang mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan :

  1. Menganalisis prestasi belajar

    Dari segi prestasi belajar, individu dapat dinyatakan mengalami kesulitan bila : pertama, indeks prestasi (IP) yang bersangkutan lebih rendah dibanding IP rata-rata klasnya; kedua, prestasi yang dicapai sekarang lebih rendah dari sebelumnya; dan ketiga, prestasi yang dicapai berada di bawah kemampuan sebenarnya.

  2. Menganalisis periaku yang berhubungan dengan proses belajar.

    Analisis perilaku terhadap mahasiswa yang diduga mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan : pertama, membandingkan perilaku yang bersangkutan dengan perilaku mahasiswa lainnya yang berasal dari tingkat atau kelas yang sama; kedua, membandingkan perilaku yang bersangkutan dengan perilaku yang diharapkan oleh lembaga pendidikan.

  3. Menganalisis hubungan sosial

    Intensitas interaksi sosial individu dengan kelompoknya dapat diketahui dengan sosiometri. Dengan sosiometri dapat diketahui individu-individu yang terisolasi dari kelompoknya. Gejala tersebut merupakan salah satu indikator kesulitan belajar.

Melokalisasi letak kesulitan belajar

Setelah mahasiswa-mahasiswa yang mengalami kesulitan belajar diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menelaah :

  1. pada mata kuliah apa yang bersangkutan mengalami kesulitan;

  2. pada aspek tujuan pembelajaran yang mana kesulitan terjadi;

  3. pada bagian (ruang lingkup) materi yang mana kesulitan terjadi;

  4. pada segi-segi proses pembelajaran yang mana kesulitan terjadi.

Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

Pada tahap ini semua faktor yang diduga sebagai penyebab kesulitan belajar diusahakan untuk dapat diungkap. Tahap ini oleh para ahli dipandang sebagai tahap yang paling sulit, mengingat penyebab kesulitan belajar itu sangat kompleks, sehingga hal tidak dapat dipahami secara sempurna, meskipun oleh seorang ahli sekalipun (Koestoer dan A. Hadisuparto, 1998).

Teknik pengungkapan faktor penyebab kesulitan belajar dapat dilakukan dengan :

  1. observasi;
  2. wawancara;
  3. kuesioner;
  4. skala sikap,
  5. tes; dan
  6. pemeriksaan secara medis.

Memperkirakan alternatif pertolongan

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan secara matang pada tahap ini adalah sebagai berikut.

  1. Apakah mahasiswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut masih mungkin untuk ditolong ?

  2. Teknik apa yang tepat untuk pertolongan tersebut ?

  3. Kapan dan di mana proses pemberian bantuan tersebut dilaksanakan ?

  4. Siapa saja yang terlibat dalam proses pemberian bantuan tersebut ?

  5. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk kegiatan tersebut ?

Menetapkan kemungkinan teknik mengatasi kesulitan belajar

Tahap ini merupakan kegiatan penyusunan rencana yang meliputi : pertama, teknik-teknik yang dipilih untuk mengatasi kesulitan belajar dan kedua, teknik-teknik yang dipilih untuk mencegah agar kesulitan belajar tidak terjadi lagi.

Pelaksanaan pemberian pertolongan

Tahap keenam ini merupakan tahap terakhir dari diagnosis kesulitan belajar mahasiswa. Pada tahap apa saja yang telah ditetapkan pada tahap kelima dilaksanakan.