Mahasiswa menghindari dosen killer, penakut atau cari aman?

120107120170509-115932-7064-sidang-ahok-5a934a9ecbe52325096ba1b3

Saat kita kuliah pasti akan menemukan berbagai macam tiper dosen. Ada yang cuek, gaul dan friendly dengan mahasiswa nya, tapi juga banyak dosen yang disebut dengan dosen killer. Maksud dari dosen killer ini biasanya tindakannya suka tidak terduga dan sering menunjuk mahasiswa untuk menjawab pertanyaanya dan memberikan nilai yang jelek di akhir semester

Banyak mahasiswa yang menghindari dosen killer ini dengan alasan takut, tegang dan malas berkuliah karena kelasnya tidak menyenangkan. Menghindar seharusnya bukan menjadi jawaban karena berhadapan dengan dosen killer bisa saja menjadikan kita untuk lebih berani dan menjadi mengerti akan mata kuliah tersebut.

Kalau Youdics sendiri lebih menghindari atau menghadapi dosen tersebut?

Kalau saya pribadi sih gak pernah berpikir harus menghindari dosen killer, karena kan kebanyakan mata kuliah itu wajib ya diikuti. Nah kalau ada dosen killer ya mau tidak mau harus dihadapi kan bukan dihindari kalau dihindari ya kita sama saja seperti bunuh diri gitu nantinya gak dapet nilai dari dosen itu. Dosen killer itu juga dilihat dari apanya dulu, ketika saya masuk kuliah banyak kakak tingkat yang bilang eh dosen ini killer loh gini". Tapi pas dosen itu ngajar di kelas saya biasa aja kok gak yang gimana". Malah dosen yang sering disebut killer dan pelit nilai di kelas saya fine" aja nilai akhir semester juga bagus. Dari sini saya pikir mungkin dosen killer juga kesebagian kelas aja yang mungkin ada sesuatu hal dikelasnya.

Menghadapi dong hehe. Berdasarkan pengalamku, memang dosen yang dapat dibilang killer itu punya pengaruh besar dalam perkuliahan. Tapii pengaruh ini buka sesuatu yang buruk, justru memberikan dampak yang baik untuk saya pribadi. Mungkin sedikit terbebani dengan sifat dan tugas yang cukup membuat stres. Tapi, justru karna itu, saya jadi semangat lagi untuk belajar, semangat untuk mengerjakan tugas dan disiplin dalam perkuliahan agar tidak “dihukum” oleh dosen tersebut. Dan pada akhir perkuliahan, nilai yang saya dapatpun tak terduga. Walapun tugasnya berat tapi sangat sebanding dengan nilai yang beliau berikan. Jadi, menurutku “dosen killer” bukan boomernag untuk kita, justru memberikan kesan yang baik agar kita bisa survive untuk bisa menjadi mahasiswa yang sesugguhnya hehe.

Wah pertanyaan yang sangat relate dengan kehidupan perkuliahan saya nih kak. Kalau menurut saya, menghindari dosen killer ini salah satu cara untuk aman. Aman disini aman nilai dan aman saat berkuliah. Setuju juga dengan kak @fadhil.pma bahwa dosen killer ini bermacam-macam, seperti killer saat mengajar, saat memberikan nilai juga. Ketika kita diajar oleh dosen killer, kita akan merasa takut, tegang, dan malah tidak fokus dengan materi perkuliahan saat itu. Hal tersebut dapat berdampak pada nilai kita karena kita tidak mengerti apa yang dosen killer tersebut jelaskan. Saya sendiri juga pernah merasakan hal tersebut :grinning_face_with_smiling_eyes:.

Namun, terkadang kita juga perlu untuk menghadapi dosen killer ini. Ketika terdapat mata kuliah wajib dan diampu oleh dosen killer, mau tidak mau ya harus dihadapi ya. Seperti yang telah diutarakan oleh kak @Risma_Eva_Dinar mengenai mata kuliah wajib. Ketika mata kuliah pilihan, menurut saya bisa untuk cari aman. Walaupun terkadang juga tidak aman terus sih :grinning_face_with_smiling_eyes:.

kalau ekspektasinya ya menghadapi dosen killer dengan harapan bisa menjadi mahasiswa teladan bagi dosen tersebut. tapi realitanya aku sedikit menghindari dosen tersebut, menghindari bukan tidak masuk matakuliah beliau tapi menghindari berurusan karena masalah dengan beliau seperti telat mengumpulkan tugas, ketika ditanya tidak menjawab, ataupun tidur dikelas beliau agar nilai aman dan tidak mendapatkancap mahasiswa jelek.
sudah menjadi kewajiban setiap mahasiswa untuk menghadiri kelas dan membuat tugas. tapi, terkadang ada masanya berada dititik jenuh untuk berhadapan dengan semua itu sehingga meninggalkan kewajiban yang telah ada, hal ini lah yang membuat beberapa dosen menjadi killer agar semua mahasiswanya tetap berada dijalur yang ada. sebenarnya dosen killer agar semua mahasiswa itu tertib dan tetap menghargai beliau sebagai pengajar dan biasanya ini dosen-dosen yang sudah memiliki pengalam berpuluh tahun menjadi pengajar.

Wah menarik nih. Kalau aku pribadi jujur awal-awal menghindari dosen killer karena melihat cara mengajar nya itu aku kurang suka walaupun dosen killer itu bisa dibilang jenius/pinter. Nah, berjalannya waktu sekarang masuk semester 7 lama-lama jadi mulai biasa saja gitu terhadap dosen killer karena mulai mikir juga walaupun kita menghindarinya pasti akan bertemu ini toh di mata kuliah.
Saya pernah tidak suka sama satu dosen karena dia killer dan menurut saya agak aneh makannya saya tidak suka. Dari semua dosen killer, saya tidak menyukai beliau itu benar-benar dari hati saya. Namun, sekarang ini saya sudah memasuki dunia per-skripsian dan secara alami saya memilih beliau (dosen yang saya benci) sebagai dosen pembimbing yang mana sudah jelas saya tidak menyukai beliau. Setelah beliau menjadi dosen pembimbing saya, saya jadi tahu ternyata beliau itu hanya killer ketika kuliah saja diluar itu beliau tidak killer bahkan baik banget pokoknya. Ya walaupun dibeberapa waktu beliau killer juga sih tapi disitu aku tahu apa yang membuat beliau killer. Karena dosen juga tidak akan killer kalau tidak ada sebabnya. So, dont judge book by its cover ya guys…

MENURUT OPINI SAYA TERKAIT " MAHASISWA MENGHINDARI DOSEN KILLER, PENAKUT ATAU CARI AMAN"?

gambar

  • Terlebih pada mahasiswa baru yang sudah tidak sabar ingin merasakan bagaimana keseruan kuliah. Banyak dari mereka yang mencari tahu seluk-beluk kuliah mulai dari mata kuliah, tipe dosen, sistem kredit semester dan lain-lain dari para kakak tingkat. Dari sekian banyak bahasn tersebut, yang paling sering ditanyakan adalah soal dosen.

1. FOKUS DI KELAS.

  • Semua dosen termasuk dosen killer akan sangat mengapresiasi mahasiswa yang fokus selama perkuliahan. Mereka akan merasa dihormati hak nya sebagai dosen yang memberikan materi kepada para mahasiswa. Pastikan tidak ada ponsel di tangan, mengobrol dengan teman sebelah atau sibuk sendiri selama perkuliahan berlangsung apabila Anda benar-benar ingin memenangkan hati mereka.

2. DISIPLIN.

  • Datang tepat waktu, berpakaian yang pantas, patuh terhadap semua peraturan dan mengumpulkan tugas tepat waktu sudah cukup membuat dosen berlaku lembut kepada Anda. Kebanyakan dosen killer memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi, sehingga tidak jarang ia juga akan menerapkan standarnya tersebut kepada mahasiswanya.

3. SOPAN.

  • Rangkai kalimat yang sopan ketika akan berbicara atau mengirimkan pesan kepada dosen. Jangan lupa untuk mengecek ulang guna memastikan tidak ada kalimat yang salah ketik atau kurang pantas. Sebab, pilihan kata yang digunakan akan mencerminkan jati diri Anda.

4. TAHU WAKTU.

  • Kebanyakan mahasiswa masuk dan keluar ruangan dosen secara sembarangan tanpa membuat janji terlebih dahulu. Dosen juga memiliki kepentingan yang harus ia lakukan tanpa ada gangguan dari mahasiswanya. Oleh karena itu, penting untuk menghormati waktu yang dimiliki oleh dosen agar mereka dapat kembali menghormati kedewasaan Anda.

5. CERDAS.

  • Dosen mana yang tidak suka berdiskusi dengan mahasiswa cerdas? Meskipun hal ini sulit untuk dilakukan dalam sekejap, maka Anda dapat membaca-baca topik tertentu sebelum berdiskusi dengan mereka. Hal ini dilakukan agar Anda tidak terlihat terlalu bodoh polos yang tidak mengerti apa-apa.

REFERENSI

Anitah, Sri, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anni, Chatarina Tri dan Achmad Rifa’i. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT MKK Unnes.

Ketika disuruh memilih ya saya pilih dosen yang menyenangkan ketimbang yang dosennya killer, karena kita bisa dapat lebih memahami materi dengan cara yang menyenangkan. Tapi jika memang kita dapat kelas yang dosennya killer, ya mau ndk mau kita harus menyesuaikan dengan cara ia mengajarnya. Dan dengan begitu kita harus siap dengan tantangan yang diberikan si dosen, siap materi maupun siap keberanian jika sewaktu-waktu diberikan perintah atau pertanyaan.

Benar sekali statement mengenai tipe dosen killer itu banyak jenisnya haha. Di setiap kampus pasti ada berbagai macam karakter dosen killer, ada yang killer tapi dapat membangun kedisiplinan pada mahasiswanya, ada yang killer tapi hanya membuat suasana kelas menegangkan saja, ada juga dosen yang baik, santai ketika pembelajaran tapi berubah killer saat sedang ujian atau saat penilaian mahasiswa. Berdasarkan banyaknya karakter yang ada di masing-masing dosen killer ini, tentunya berbeda-beda juga cara ku untuk menghadapinya.

Sejauh ini, caraku untuk menghadapi dosen killer dengan cara selalu mengikuti rules yang ia berikan, memang memacu adrenalin tapi itu menambah pengalaman juga kan hehe. Oiya banyak-banyak diskusi dengan kaka tingkat mengenai personality dosen karena hal ini sangat membantu kita untuk bersikap saat berhadapan dengan dosen.

Kalau dari pandangan dan juga pengalamanku, aku dan mungkin teman-temanku menghindari dosen killer karena cari aman, aman nilai, aman mental dan juga aman pemahaman. Saya pribadi merasakan enak dan tidak enak nya mendapat dosen killer. Mungkin jika kalian tipe orang yang belajar harus tenang, santai, tidak terburu-buru, dan mencerna materi step by step tidak akan suka dengan cara mengajar dosen killer yang selalu menunjuk mahasiswanya ketika di kelas, hal ini tentu akan berdampak ke mental kita karena secara tidak langsung kita takut dan merasa tidak nyaman berada di kelas tersebut, konsentrasi belajar pun akan menurun sebab ada rasa panik.

Nah karena takut masuk kelas, bisa saja berdampak menjadi bolos atau tidak masuk kelas, terutama saat pembelajaran online seperti ini. Setelah mungkin beberapa mahasiswa “kabur” dari kelas, pasti akan ada suatu hari dimana dosen tersebut notice dan bertanya-tanya kemana mahasiswa nya, dan ya… tidak jarang kita akan kena ceramah atau marah dari dosen tersebut, dan tentunya karena mood nya jelek bisa aja berdampak juga ke nilai. Jadi, menurutku memang menghindari dosen killer bagi yang memang tidak bisa survive adalah suatu cara untuk mencari aman.

kalau dari pengalamanku mahasiswa menghindari dosen killer karena cari aman. kalau ada dosen killer pasti mereka tidak akan memilih dosen tersebut karena mereka merasa akan dirugikan jika bertemu dosen tersebut. mereka merasa kalau diajar dosen killer maka nilai mereka tidak akan maksimal. dan biasanya dosen killer itu galak dan selalu memberikan tugas banyak serta ujian yang sulit.

Kalau dari pengalaman pribadi kenapa menghindari dosen killer karena memang cari aman, terlebih untuk mata kuliah yang menurut ku sulit. Lebih baik untuk menghindari dosen tersebut demi melindungi nilai, dan kewarasan wk. Tapi memang ada beberapa subjek mata kuliah yang lebih baik mengambil kelas dosen killer tersebut, karena jujur aja ketika diajar oleh dosen killer ilmu yang diberikan lebih masuk ketimbang diajar oleh dosen yang biasa aja ya walau memang tarohan nya nilai di akhir semester.

Dosen killer di kampus saya ga bisa dihindari soalnya ada saja mata kuliah yang pasti saya bertemu dengan dosen tersebut dan dosen seperti ini biasanya inginkan mahasiswanya aktif di kelas.

ini saya setuju bener banget saya selau males masuk kalau lagi ada mata kuliah dosen tersebut, kelas itu dipenuhi dengan ketegangan yang akhirnya pelajaran malah ga terserap dengan baik

Pertanyaan yang menarik nih. Aku pribadi selama kuliah sering kali menghadapi dosen-dosen killer, entah dari cara mengajarnya yang killer, pelit nilai, sampai dosen yang sangat disiplin kalau jam 7 pagi masuk jam 6.50 sudah ada di kelas/stand by di ruang meet.
Jujur, awal-awal kuliah, saya agak kaget ketika bertemu dengan dosen yang seperti itu. Akan tetapi lama kelamaan saya merasa, bahwa dosen yang dicap “killer” ini sebenarnya memiliki banyak ilmu dan informasi yang dibagikan ke mahasiswanya. Bukan berarti saya bilang dosen yang tidak killer ini tidak punya banyak ilmu dan informasi ya teman-teman. Akan tetapi, dari dosen-dosen yang killer ini, kita diajari untuk selalu tepat waktu dalam mengerjakan tugas yang memang sudah menjadi tanggung jawab, menjaga kesopanan ketika berbicara dengan yang lebih tua, fokus ketika di kelas, dll. Meskipun susah-susah gampang menghadapi dosen killer, sebaiknya kita hadapi saja ya teman-teman, dan ambil hikmahnya.