Covid-19 Berdampak Buruk bagi Kesehatan Tenaga Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Hingga Juli 221, lebih dari 1.300 tenaga kesehatan Indonesia telah meninggal karena Covid-19. Mayoritas dari mereka adalah dokter (545), bidan (223), dokter gigi (43), apoteker (42) dan ahli teknologi lab medis (25). Pandemi Covid-19 tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental pada tenaga kesehatan. Terbatasnya fasilitas untuk tenaga kesehatan di Indonesia mendorong tingginya angka kecemasan. Kecemasan di kalangan tenaga kesehatan bisa berpotensi melahirkan akibat fatal. Kecemasan bisa meingkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja, malpraktik, dan kecelakaan lalu lintas hingga 63%.

Dari situasi yang ada, bagaimana menurut kalian solusinya?

Referensi

Theconversatioin “Covid-19 berdampak uruk pada kesehatan mental tenaga kesehatan, apa solusinya?”

2 Likes

Menurut aku hal kecil yang dapat dilakukan dan menjadi solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah “stay at home”, kurangin aktivitas diluar yang kurang penting. Berbeda cerita jika mereka diluar sana yang harus ke luar rumah untuk bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, ataupun memiliki kegiatan penting lainnya. Tetapi untuk anak muda atau orang lain yang keluar hanya untuk nongkrong-nongkrong, nonton bioskop, liburan, seharusnya ya di tunda dulu. Don’t be selfish, banyak orang diluar sana yang juga merasa suntuk dan bosan, tetapi harus tetap berada di rumah untuk meminimalisir penularan virus di era pandemic ini. Dengan berkurangnya kasus penularan virus pastinya dapat membantu meringakan beban para tenaga kesehatan.

1 Like

Pandemi Covid-19 dari akhir tahun 2019 hingga sekarag tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik saja, namun juga kesehatan mental para tenaga medis. Dengan terbatasnya fasilitas untuk mendukung tenaga medis di Indonesia, hal tersebut mendorong tingginya angka kecemasan masyarakat.

Banyak rumah sakit yang kewalahan dan para tenaga medis juga mengalami beban kerja dan tekanan yang berat. Dengan ada banyaknya pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan, hal tersebut menjadi tekanan bagi rumah sakit karena tenaga medis tidak bertambah secara signifikan.

Hal ini berbeda dengan penelitian di Singapura yang memiliki fasilitas layanan kesehatan yang baik dan peningkatan kasus Covid-19 yang lebih terkendali. Karena itu, tenaga medis di Indonesia juga perlu menjaga kesehatan mental agar lebih tangguh menghadapi tekanan pandemi Covid-19. Tenaga medis di Indonesia perlu meningkatkan ketahanan pribadi mereka agar dapat mampu beradaptasi dan mengatasi kesulitan yang di hadapi.

Kecemasan di kalangan tenaga medis dapat berpotensi melahirkan akibat fatal. Kecemasan bisa meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja, malpraktik, dan kecelakaan lalu lintas hingga 63%.

Hal tersebut membahayakan tenaga medis itu sendiri dan berdampak buruk hingga fatal pada pasien. Hal tersebut semakin besar potensinya saat terjadi pandemi Covid-19. Ketahanan pribadi dapat mencegah terjadinya gangguan jiwa seperti depresi atau kecemasan. Semakin seseorang memiliki ketahanan pribadi, maka semakin baik kesehatan mentalnya.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan yang di derita, maka semakin rendah pula ketahanan diri orang tersebut. Seseorang yang memiliki ketahanan pribadi yang baik, bukan berarti tidak akan mengalami kesulitan hidup sama sekali. Namun, apa pun kesulitan yang di alami, mereka akan lebih mudah dan mampu untuk bangkit kembali dan memiliki kekuatan untuk menyelesaikan masalahnya.

Maka dari itu, diperlukan sifat optimis, mudah beradaptasi, percaya diri, memiliki citra diri yang baik, berempati, dan bertoleransi. Ketahanan diri bukan kepribadian bawaan, namun merupakan perilaku dan cara berpikir yang dapat dipelajari oleh semua orang, termasuk tenanga medis.

Ketahanan pribadi dapat mencegah terjadinya gangguan jiwa seperti depresi atau kecemasan. Semakin seseorang memiliki ketahanan pribadi, semakin baik kesehatan mentalnya. Ketahanan diri bukan kepribadian bawaan, namun merupakan perilaku dan cara berpikir yang dapat dipelajari oleh semua orang, termasuk tenaga kesehatan.

Pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan yang diderita, semakin rendah ketahanan diri orang tersebut. Kesimpulan yang sama juga didapatkan pada riset di kota-kota besar negara Iran. (The Relationship Between Mental Health and Resilience: A Systematic Review and Meta-Analysis - Repository of Research and Investigative Information). Seseorang yang memiliki ketahanan pribadi yang baik, bukan berarti tidak akan mengalami kesulitan hidup sama sekali. Namun, apa pun kesulitan yang dialami, mereka akan lebih mudah mampu untuk bangkit kembali dan memiliki kekuatan untuk menyelesaikan masalahnya.

Beberapa cara untuk meningkatkan ketahanan diri adalah memrioritaskan hubungan yang baik dan membuang hubungan yang merusak, menjaga kesehatan fisik seperti makan yang cukup atau berolahraga, melatih menerima keadaan yang tidak bisa kita kontrol seperti pandemi ini sehingga dengan menerimanya tidak membuat kecemasan yang berlebih.

Summary

COVID-19 berdampak buruk pada kesehatan mental tenaga kesehatan

Menurut saya, solusi nya adalah masyarakat harus lebih sadar dengan situasi nakes karena jika tidak ada para nakes bagaimana kita dapat pulih dan sehat. Peningkatan kesadaran masyarakat dengan tetap berada dirumah dan menerapkan 5M adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam menguranggi penyebaran Covid-19. Dan nantinya jika Covid-19 sudahhilang para nakes bisa beristirahat sejenak dari kegiatannya agar dapat bertemu dengan keluarganya. Suport system dari keluarga dan kerabat terdekat sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik para nakes.

Kenaikan tajam angka infeksi corona dan antrian pasien mengakibatkan beban tenaga kesehatan menjadi lebih berat. Indonesia juga disebutkan telah mengalami fungsional kolaps sistem pelayanan kesehatan. Dimana pandemi ini mendorong tingginya angka kematian dari tenaga kesehatan Indonesia. Hal tersebut diakibatkan dari terbatasnya fasilitas kesehatan.

Seperti yang kita tahu bahwa peran tenaga kesehatan masyarakat sangat penting dalam penanganan Covid-19 pada setiap level intervensi. Utamanya pada level masyarakat untuk melakukan komunikasi risiko dan edukasi masyarakat terkait protokol kesehatan untuk melawan Covid-19. Kemudian untuk melakukan contact tracing & tracking (penyelidikan kasus dan investigasi wabah), serta fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat.

Namun, akibat melonjaknya pasien covid 19 dan juga terbatasnya tenaga kesehatan mengakibatkan tenakes menjadi kewalahan dan kelelahan sehingga lebih mudah untuk terpapar virus corona. Selain itu , masalah lain yang muncul juga karena kurangnya tenaga pengganti saat tenakes lain terpapar virus.

Solusi yang dapat digunakan untuk saat ini adalah pemerintah Indonesia bisa menggunakan strategi community triage atau triase komunitas melalui masyarakat dan Satgas Covid-19 RT-RW. Triage community artinya masyarakat diberi pemahaman, kapan masyarakat bisa ke rumah sakit dan kapan bisa isolasi mandiri. Dan isoman ini pun harus terpantau tenaga medis dan tenaga kesehatan. Sehingga jika sistem triase komunitas itu berjalan, maka penumpukan pasien Covid-19 yang kini terjadi akan bisa dicegah. Selain itu juga bisa menggunakan strategi primary triage dimana bisa dilakukan di luar UGD atau tenda, sementara secondary triage dilakukan di ruang UGD, baru kemudian jika memenuhi penilaian maka pasien akan dibawa ke rumah sakit.

Minimnya fasilitas pelayanan kesehatan juga tidak harus dijawab dengan menambah kapasitas ruang perawatan. Karena apabila menambah fasilitas kesehatan seperti menambah bed misalnya, kita juga harus tahu bahwa kebutuhan fasilitas itu bukan hanya tempat tidur saja. Kita juga butuh obat, alat kesehatan, oksigen, SDM.

Sehingga dalam menghadapi permasalahan ini kita sebagai masyarakat harus ikut serta dalam mencegah penularan pandemi dengan cara taat terhadap protokol kesehatan. Salam sehat !

Wah saya setuju sekali dengan pendapat dari ka najmafa ! :+1:

Kita sebagai masyarakat harus cerdas dalam bertindak. Dengan melonjaknya kasus kematian tenakes akibat corona ini kita juga harus berpikir peran serta apakah yang dapat dilakukan kita sebagai masyarakat. Tentunya betul apa yang dikatakan ka najmafa yaitu dengan “stay at home”. Kalimat tersebut sudah sering kita dengar sejak awal mula adanya pandemi. Dimana kita diharapkan untuk mengurangi aktivitas diluar rumah dan tidak berkurumun.

Perilaku tersebut merupakan hal kecil namun dapat berdampak secara luas terhadap pencegahan pandemi virus corona. Kesadaran masyarakat adalah yang terpenting dalam menekan pandemi covid. Kita yang tidak berkepentingan harus betul-betul diam di rumah, dan protokol kesehatan bukan saja 3M, melainkan sudah harus 6M yang meliputi memakai masker setiap saat, menjaga jarak minimal 1 meter, mencuci tangan, membatasi mobilitas, menjauhi kerumunan, dan menghindari makan bersama.

Pandemi telah melenyapkan banyak nyawa dan menguras banyak tenaga masyarakat Indonesia, khususnya tenaga kesehatan. Membludaknya kasus Covid-19 di awal pandemi, menguras banyak tenaga dan waktu dari tenaga kesehatan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang ikut terpapar Covid-19 karena membantu pasien. Jumlah kasus covid-19 yang banyak berbanding terbalik dengan jumlah tenaga kesehatan yang terbatas, menyebabkan burnout pada tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Azhar Nabil Hamami dan Rakhmaditya Dewi Noorrizki, burnout atau kelelahan yang dialami oleh tenaga kesehatan menyebabkan berbagai gangguan gejala psikologis seperti stres, depresi, kelelahan, kecemasan, dan gejala lainnya (sumber : Fenomena Burnout Tenaga Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 | Hamami | Seminar Nasional Psikologi dan Ilmu Humaniora (SENAPIH) ).

Untuk mengurangi risiko burnout yang berdampak buruk bagi tenaga kesehatan, terdapat berbagai solusi yang dapat dilakukan.

  1. Membuat sistem kerja shift
    Dengan pemberlakuan sistem kerja shift, tenaga kesehatan dapat beristirahat sejenak sambil memulihkan tenaga untuk bekerja lagi di shift selanjutnya. Meskipun jumlah tenaga kesehatan terbatas, sistem kerja shift dapat membantu meringankan beban waktu tenaga kesehatan dan dapat diamnfaatkan untuk beristirahat.
  2. Masyarakat mematuhii protokol kesehatan dan stay at home
    Selain solusi yang dapat dilakukan oleh fasilitas kesehatan, masyarakat juga harus andil dalam membantu tenaga kesehatan. Dengan menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan, serta mengurangi mobilitas, risiko kita untuk terpapar Covid-19 menjadi lebih kecil. Sesaat setelah sampai di rumah, segera mencuci tangan, mengganti pakaian, dan mandi agar tidak menulari keluarga di rumah.

Apabila masyarakat, pemerintah, dan tenaga kesehatan saling berkolaborasi dan menerapkan perannya masing-masing dengan baik, pandemi akan teratasi dengan baik dan angka kejadian Covid-19 akan terus menurun. Hal ini juga membantu menjaga kesehatan fisik dan mental para tenaga kesehatan yang bertugas.

Covid-19 bukan hanya berdampak buruk bagi kesehatan tenaga kesehatan saja. Tetapi, berdampak buruk bagi kesehatan semua orang. Kondisi kesehatan beberapa orang menurun karena terpapar covid-19 dan banyak juga masyarakat yang tidak terpapar Covid-19 mendapatkan dampak buruknya. Salah satunya yaitu karena stress, khawatir dan takut tertular virus corona sehingga membuat sistem imun semakin menurun.

Sudah pasti jika kesehatan tenaga kesehatan ikut terganggu, tetapi di masa pandemi ini memang sudah tugasnya sebagai para tenaga kesehatan untuk menangani pasien yang terpapar. Menurut saya, solusi mengenai dampak buruk Covid-19 bagi kesehatan tenaga kesehatan yaitu:

Pertama, para tenaga kesehatan harus menumbuhkan komitmen yang tinggi dalam dirinya mengenai kewajibannya dalam mengemban tugas. Dalam melaksanakan tugasnya para tenaga kesehatan harus melakukannya dengan ikhlas dan sepenuh hati. Karena meski seberat dan sepadat apapun pekerjaannya, jika dikerjakan dengan ikhlas akan terasa lebih tenang dan merasa senang. Hasil kerja keras yang dilakukan dengan ikhlas akan berbuah manis bagi hidup kita, bukan hanya untuk di dunia tetapi juga diakhirat.

Kedua, para tenaga kesehatan harus tetap semangat dalam melaksanakan tugasnya di tengah pandemi ini. Semangat yang tinggi dapat meningkatkan sistem imun tubuh seseorang dan terhindar dari berbagai virus yang berbahaya. Para tenaga kesehatan jangan sampai menyerah atau bahkan mengeluh, mereka harus melihat kondisi keadaan di sekitar. Betapa bersyukurnya masih memiliki pekerjaan dan dapat bertahan hidup di masa pandemi ini. Karena di luar sana banyak sekali masyarakat yang langsung di PHK karena pandemi ini. Tidak memiliki pekerjaan dan tidak tahu bagaimana ia akan bertahan hidup.

Ketiga, selain dari dalam diri tenaga kesehatan pemrintah juga harus ikut andil dalam mengurangi dampak buruk dari Covid-19 bagi kesehatan tenaga kesehatan. PPemerintah dan rumah sakit harus dapat mengelola sistem waktu kerja bagi tenaga kesehatan. Jangan sampai para tenaga kesehatan kewalahan dalam melaksanakan tugasnya karena tidak mendapat waktu istirahat. Misalnya dengan memberlakukan sistem sip malam dan siang pada tenaga kesehatan.

Keempat, kita sebagai masyarakat juga turut ikut serta dalam mengurangi dampak buruk Covid-19 bagi kesehatan tenaga kesehatan. Salah satunya dengan selalu menjaga kesehatan, jika kita taat terhadap program kesehatan kita akan terhindar dari virus Covid-19. Jika kita semua dapa tetap sehat, maka angka Covid-19 dan orang yang sakit akan menurun dan semua orang bisa kembali beraktivitas dan para tenaga kesehatan tidak terlalu kewalahan dalam menangani pasiennya.

Per 21 Juli 2021, sebanyak 1.459 tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dunia akibat virus corona. Mayoritas tenaga kesehatan yang meninggal karena virus mematikan tersebut adalah dokter, yakni sebanyak 545 orang. Hal ini menyebabkan Indonesia kekurangan tenaga kesehatan, dan yang seharusnya belum turun ke lapangan seperti koass dan residen pun ikut turun. Mereka yang masih harus menempuh pendidikan sambil menangani pasien pun dirasa cukup berat.

Berbagai kebijakan pemerintah pun bermunculan. Seperti menggencarkan program vaksinasi dan melakukan PPKM. Bukan hanya untuk meredakan pandemi COVID-19 saja, tetapi juga untuk meringankan beban tenaga kesehatan. Banyak tenaga kesehatan yang belum pulang karena ramainya UGD atau takut keluarga ikut tertular. Bukan hanya fisik mereka yang lelah, tetapi mental juga.

Kebijakan baru pemerintah yang melibatkan tenaga kesehatan adalah penyediaan vaksin booster bagi tenaga kesehatan berupa Moderna. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah mengumumkan pemberian vaksinasi booster atau vaksinasi tahap ke-3 bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan. Sebanyak 3.000.060 dosis vaksin Moderna dari Amerika Serikat tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta. Vaksin tersebut akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan sebagai vaksinasi tahap ketiga atau booster. Vaksin Moderna dikirim melalui COVAX Facility yang merupakan bukti nyata bahwa pemerintah terus berupaya keras menghadirkan vaksin COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia. Saat ini, di beberapa rumah sakit di daerah sudah memulai vaksinasi booster ini untuk para tenaga kesehatan. Semoga tenaga kesehatan Indonesia cepat pulang ke keluarganya saat Indoesia pulih

Sumber :

Sebanyak 1.459 Tenaga Kesehatan Meninggal akibat Covid-19 | Databoks (katadata.co.id)
Vaksinasi Booster Bagi Tenaga Kesehatan Untuk Memaksimalkan Perlindungan Pelayanan Kesehatan | KTKI Kemkes
Vaksin Moderna Tiba di Indonesia, Prioritas Untuk Tenaga Kesehatan - Sehat Negeriku (kemkes.go.id)

Sebagai tenaga kesehatan, sistem shift ini sudah kami lakukan. Namun membludaknya kasus COVID-19 belakangan ini sudah tidak bisa ditoleransi dan akhirnya semuanhya turun. Banyaknya pasien dan nakes ini juga membuat rumah sakit sesak dan berdempet-dempetan, menambah risiko penularan. Maka dari itu, suplai APD pun harus makin banyak dan ketat, dan itulah yang dibutuhkan sekarang.

Untuk poin 2saya sangat setuju sekali. untuk memulihkan pandemi ini, langkah yang paling penting adalah kesadaran masyarakat sendiri. Memang mungkin ekonomi saat ini hancur, namun akan lebih hancur lagi seiring berjalannya waktu jika tidak mematuhi prokes dan PPKM pemerintah.

Semua lapisan masyarakat harus bergandengan tangan secara harmoni membantu memulihkan negri kita, tidak hanya tenaga kesehatan. Masyarakat juga bisa menjadi pahlawan dengan mematuuhi prokes dan diam di rumah, tidak keluar rumah jika tidak penting.