Benarkah orang tua milenial cenderung lebih memahami anak?

Setiap generasi akan bertumbuh dan akhirnya siap untuk membangun keluarga sendiri. Sejak 10 tahun yang lalu, tiba saatnya bagi generasi milenial untuk menjadi orangtua. Perubahan zaman yang cukup pesat membuat generasi milenial punya karakter yang sangat berbeda dari generasi X. Perbedaan karakter ini pastinya juga akan mempengaruhi pola asuh orangtua yang diterapkan pada anak.

Bagi kita yang beperan sebagai anak, kita mempunyai pikiran jika pola pengasuhan orang tua yang menyenangkan adalah mendengarkan keinginan anak berdiskusi, membuka wawasan dan pemahaman. Juga tidak lupa anak diberikan alasan masuk akal mengapa hal itu dilarang, atau jika tetap bersikukuh biarkan saja sehingga nanti ia merasakan akibatnya, tapi tetap dengan pengawasan orangtua. Jika dibandingkan, dengan beberapa orangtua dari generasi X, sebagian para orangtua milenial pun lebih mengerti dan memahami, dan juga, tidak membatasi kepribadian sang anak, cenderung membiarkan anaknya memilih apa yang baik untuk diri mereka, selagi masih di ranah positif.

Bagaimana, Youdics? Apakah benar ada perbedaan yang cukup condong dari orang tua generasi X dan milenial dalam memahami sang anak?

1 Like

Saya pribadi membenarkan hal tersebut, bahwa orang tua millenial cenderung lebih memahami anak. Mengapa demikian? salah satu perbedaan besarnya adalah perkembangan teknologi saat ini. Para orang tua millenial lebih mudah untuk mengakses dan belajar mengenai ilmu-ilmu parenting yang terbaik untuk mengasuh sang buah hati. Berbeda dengan orang tua jaman dahulu yang masih terbatas akan pengetahuan mengenai pola mengasuh anak sehingga mereka menggunakan pola asuh secara turun-temurun yang kurang tepat dan tanpa ada landasan yang sudah teruji.

Disamping itu, kebanyakan dari orang tua millenial saat ini merupakan hasil dari pola asuh yang kurang tepat dari orang tua jaman dahulu, sehingga mereka tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dan tidak ingin anaknya merasakan hal yang ia alami dahulu karena pola asuh yang kurang baik.

1 Like

Hasil survei dari platform kesehatan Guesehat (dalam Puteri, 2019) mengenai peran pengasuhan orang tua milenial, didapatkan bahwa, sebanyak 53% ibu mengungkapkan bahwa suaminya selalu mencari tahu mengenai pola asuh dan tumbuh kembang anak, sebanyak 44.8% menjawab kadang-kadang, dan hanya 4% yang menjawab suami ikut terlibat aktif dalam pengasuhan anak. tentunya hal ini dapat berdampak pada pola asuh milenial yang lebih baik karena sebelumnya telah mencari-cari informasi yang pasti untuk mengasuh anak.

Lagi-lagi kemajuan teknologi membawa dampak bagi pola asuh generasi milenial. Ya, saat ini internet, aplikasi pesan teks dan media sosial sudah sangat mudah diakses. Berbagai informasi, termasuk tentang pola asuh anak, tersedia hampir setiap waktu.

Informasi yang bisa didapat orang tua misalnya tentang penyakit anak, tips parenting, hingga bank nama bayi. Jika generasi sebelumnya sulit mendapatkan informasi tentang hal-hal ini, orang tua generasi milenial justru punya banyak sumber yang dianggap terpercaya. pada pola asuh milenial juga sosok ayah kini mulai dirasakan, sehingga bukan hanya seperti sebelumnya bahwa tugas mengasuh anak hanya untuk sosok ibu saja karena pada dasarnya anak memang butuh mendapatkan sosok ayah.

Sumber

Putri, A. S. (2019) Survei: Tak hanya ibu, kini
ayah milenial lebih terlibat dalam
pengasuhan anak. http
//www.fimelia.com/parenting/read/40228
50/survei-tak-hanya-ibu-kini-ayahmilenial-lebih-terlibat-dalampengasuhan-anak

1 Like

Memang aku akui bahwa perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi telah membuktikan dapat mengubah perilaku dan cara pandang suatu generasi. Generasi milenial merupakan golongan orang yang lahir pada dekade 1980-an hingga 1990-an yang tumbuh bersama dengan teknologi yang berkembang dengan pesat setiap tahunnya. Namun, aku kurang setuju jika orang tua dari generasi milenial dianggap lebih memahami anak jika dibandingkan dengan orang tua dari generasi X maupun generasi sebelumnya. Bahkan aku menemukan beberapa pola asuh orang tua milenial yang cenderung kurang baik jika dibandingkan dengan pola asuh orang tua dari generasi sebelumnya.

Menurut psikolog anak dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd dalam Cicilia (2019), orang tua milenial cenderung lebih aktif dalam menggunakan gadget dan media sosial termasuk dengan mencari informasi parenting maupun mengabadikan momen bersama anak. Dengan kedekatannya dengan teknologi tersebut, tidak sedikit orang tua milenial yang melakukan kesalahan parenting dengan memberikan gadget pada anak. Seorang anak pastinya juga sangat pandai menirukan kebiasaan orang tuanya sehingga kebiasaan tersebut dapat berdampak buruk bagi anak, seperti anak lebih sering hanya duduk dibandingkan aktif bermain bersama orang tua, kurangnya eksplorasi motorik dan sensorik, hingga dapat menciptakan kecanduan gadget .

Lebih lanjut lagi menurut Natasha (2020), orang tua milenial cenderung memiliki kesibukan yang lebih padat karena tuntutan pekerjaan. Saat ini seakan telah menjadi hal yang lumrah jika suami dan istri bekerja dari pagi hingga sore sehingga mereka memilih untuk menyewa jasa baby sitter atau pengasuh anak. Nah aku rasa penggunaan jasa pengasuh terutama dalam jangka waktu yang panjang bisa menimbulkan banyak dampak negatif terhadap anak seperti rendahnya quality time bersama orang tua, risiko anak kurang akrab dengan orang tua, kualitas pola asuh yang tidak dapat dikontrol, dan sebagainya.

Oleh karena itu, aku kurang setuju jika generasi milenial dapat lebih memahami anak karena aku masih sering menemukan orang tua milenial yang kurang akrab dengan anaknya.

Sumber

Cicilia, M. (2019, 19 September). Susahnya Jadi Orangtua Milenial. Diakses pada 27 Agustus 2021, dari Susahnya jadi orangtua milenial - ANTARA News.

Natasha, B. (2020, 20 Februari). Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Jasa Babysitter. Diakses pada 27 Agustus 2021, dari Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Jasa Babysitter | Popmama.com.

1 Like

Kalau saya kurang setuju, karena ada banyak orang tua milenial yang malah lebih sibuk karena urusan karir mereka.Terlebih sekarang sudah banyak wanita yang memperjuangkan jenjang pendidikannya. Sehingga tak jarang mereka memutuskan untuk menggunakan jasa pengasuh, pilihan tersebut lebih praktis dan dapat membantu mereka akan jadwal pekerjaan yang padat.

Orang tua milenial juga lebih cenderung memberikan anak gadget daripada melakukan aktivitas bersama dengan mereka. Mereka lebih memberikan barang atau uang ketimbang pengalaman. Sehingga, mereka merasa sudah memahami anak, tetapi mereka juga dapat berpotensi melakukan tindakan yang kurang tepat dalam pola pengasuhan anak.

Bahkan karena mereka terhubung dengan akses kemudahan informasi, mereka biasanya cenderung mengekpektasikan anaknya seperti apa yang dilihat di sosial media ketimbang fokus pada diri si anak. Selain itu, Perubahan teknologi yang terjadi di sepanjang fase kehidupan si anak juga dapat membuat anak lebih menghabiskan waktu asyik dengan gadget mereka dan bergantung pada gadget tersebut.

Jika kita lihat, bukan karena faktor kemudahan informasi dan teknologi saja yang membuat apakah orangtua dapat memahami anak atau tidak, tetapi apakah mereka dapat memberikan contoh dan tindakan yang sudah tepat pada anak tersebut.

1 Like

Ini adalah pertanyaan yang cukup sulit. Pertama - tama kita harus mengetahui lebih dahulu apa sih yang disebut sebagai millenial. Kita mengenal generasi milenial sebagai generasi yang ada setelah generasi baby boomer dan generasi X hadir dengan para ahli sepakat jika kaum millenial atau yang biasa diesbut sebagai generasi Y ini adalah orang - orang yang lahir antara tahun 1980 - 2000an. Kaum millenial seperti yang kita ketahui bersama adalah kaum yang dianggap memiliki penguasaan teknologi yang baik dibandingkan dengan generasi X atau boomer serta kaum milenial juga mengasai piramida penduduk di dunia saat ini.

Kedua yang ingin saya bahas adalah bagaimana sih karakteristik milenial itu sendiri sebelum masuk ke ranah parenting yang dilakukan oleh mereka. Alsop (2008) seperti yang dikutip dari Rahmawati et al (2019) mencatat jika terdapat banyak kekaguman terhadap kaum milenial karena keoptimisan, intelegensi, ambisi, dan komitmen mereka untuk merubah dunia menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, generasi milenial juga dianggap memiliki kemampuan multi-tasking yang sangat baik jika dibandingan dengan generasi sebelum mereka. Selain itu, Generasi milenial juga cenderung tertarik dalam hal pengembangan interpersonal dan bergaul dengan teman - teman mereka. Jadi melihat fenomena ini, maka sudah jelas teknologi berperan penting dalam parenting generasi milenial kepada anak - anak mereka saat ini.

Lalu disini, bagaimanakah bentuk parenting yang lazim dilakukan oleh kaum millenial di masa sekarang ini ? Rahmawati et al juga sudah merangkumnya dan menemukan jika orang tua millenial lebih cenderung untuk melakukan hal - hal seperti ini dalam parenting :

  1. mengikuti seminar , workshop, membeli buku, dan bergabung dalam komunitas anak usia dini.
  2. memberikan fasilitas sebagai penunjang kebutuhan perkembangan anak
  3. tertarik mengikutkan anak ke dalam kegiatan - kegiatan non-formal sebagai upaya mendeteksi bakat dan minat anak.
  4. memilih terlibat langsung dalam pengasuhan
  5. dari segi finansial, orang tua milenial mampu untuk mengikuti kegiatan non-formal sebagai penunjang dalam pengasuhan anak.
    Hal - hal diatas juga sangat dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 yang begitu banyak memberikan dampak di berbagai aspek kehidupan terutamanya dalam membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku orang tua milenial terhadap pola asuh kepada anak.

Hal ini tentu ada positifnya jika melihat perkembangan dari generasi milenial yang kelihatannya lebih siap soal parenting yang mereka lakukan kepada anak - anak mereka dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga informasi mengenai pengasuhan anak kini juga semakin mudah di dapat. Namun pastinya, kita tidak dapat menggeneralisir jika orang tua milenial cenderung lebih memahami anak ketimbang generasi sebelumnya. Saya cukup setuju dengan argumen @anggapriambudi yang menghadirkan sisi lain orang tua milenial yang utamanya memiliki kecenderungan berkutat dengan kesibukan pekerjaan mereka dan kurang bisa memperhatikan anak mereka sehingga memang banyak dari orang tua milenial yang akhirnya menggunakan jasa baby-sitter yang tentunya juga kurang bagus jika diterapkan terlalu lama dengan konsekuensi sepertimencipatkan jarak antara orang tua dan anak. Lalu juga saya kembali setuju dengan penggunaan gadget yang kadang menimbulkan blunder tersendiri pada pola asuh orang tua milenial.

Akhir kata, saya bisa menyimpulkan jika generasi milenial adalah generasi yang hidup dengan kompleksitas zaman yang semakin maju yang pada akhirnya akan mempengaruhi pola pikir, perilaku, dan sikap orang tua milenial terhadap urusan parenting entah itu kearah yang positif atau negatif. Jadi tidak ada jawaban pasti dari pertanyaan ini.

Referensi :
Rahmawati, N. R, Zeptiana, N. Z., Karina, & Masitoh, F. (2019). Pola Pengasuhan Orang Tua Millenial. Proceeding of International Conference on Islamic Education : Challenges in Technology and Literacy. 4, 1 - 9.

1 Like

Menurutku orang tua milenial dikatakan lebih memahami anak dikarenakan manusia saat ini lebih humanis dan menganggap bahwa anak adalah bagian dari masyarakat yang juga menghadapi masalah diusianya. Menurutku juga, orang tua milenial sudah terbiasa mengakses internet yang memungkinkan mendapatkan informasi secara cepat mengenai parenting yang baik dibanding orang tua generasi X. Dengan hadirnya internet secara tidak langsung memberikan infomasi secara menyeluruh terutama mengenai parenting.

Tapi bukan berarti orangtua generasi X tidak bisa menjadi orang tua yang tidak memahami anaknya, hanya saja cara parenting yang berbeda yang membedakannya. Bisa jadi sebagian orang tua generasi X pun mencoba mencari informasi atau setidaknya belajar bagaimana parenting yang baik untuk anak dan bisa saja orang tua generasi milenial tidak mendapatkan informasi yang sama sehingga cara parentingnya tidak baik.

1 Like

Aku kurang setuju akan hal ini, justru teknologi akan menjadi boomerang tersendiri. Memang benar dengan teknologi memudahkan para orang tua belajar parenting, namun yang terjadi saat ini justru sebaliknya, tidak sedikit dampak negatif yang diperoleh akibat teknlogi dalam mendidik anak. Menjadi orangtua bukan berarti tidak mungkin terkena dampak negatif teknologi seperti kecanduan, hingga perhatian kepada anak menjadi berkurang, saat ini perkembangan kemajuan dunia pendidikan dan orang tua untuk mendidik anak-anaknya masih belum mampu mengungguli perkembanga teknologi yang semakin deras (Jamun, 2018). Dengan berbagai macam godaan lewat berbagai bentuk media sosial yang canggih banyak orangtua terlena dengan kondisi tersebut. Pada akhirnya anaknya menjadi korban penyalahgunaan kecanggihan sistem informasi yang serba internet itu.

Referensi:

Jamun, Y.M. 2018. Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio. Vol. 10. No. 5

1 Like
Aku setuju sih. Mulai tahun 2000 an kan teknologi sangat cepat berkembang daripada sebelum tahun 2000, dan keturunan baru keluarga ga bisa mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi sehingga orang-orang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru di revolusi industri 4.0 ini dengan cepat juga. Opiniku setuju adalah karena sekarang dimana-mana kita dapat menemui teknologi baru seperti smartphone, leptop, headset, dll. yang sebelum tahun 2000 jarang ditemui, mungkin orang tua jaman dulu lebih susah dalam beradaptasi tetapi orang tua milenial sudah beradaptasi dengan lingkungan saat ini, lebih mengenal dan bisa mengontrol teknologi apa saja yang baik dan buruk untuk anaknya. Karena itu jika anaknya berlebihan dalam menggunakan hp, orang tua milenial tau apa sebab akibat dan kapan saja waktu yang tepat untuk diperbolehkan.
1 Like

saya setuju dengan pendapat diatas. dengan semakin majunya perkembangan yang terjadi maka semakin banyak juga masyarakat yang teredukasi. kita hidup pastinya menginginkan perubahan dalam hidup untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. juga belajar dari pengalaman ketika menjadi anak, pasti orang tua tidak menginginkan anaknya merasakan hal pahit yang mereka rasakan dahulu.

1 Like

Saya setuju dengan pernyataan tersebut, bahwa para orang tua yang berasal dari generasi milenial lebih mampu memahai anak-anaknya di bandingkan generasi sebelumnya, memang definisi atau makna ‘memahami’ rasanya sangat luas jika diartikan, karena memahmi artinya bisa saja dilihat melalui berbagai aspek yang berkaitan dengan parenting atau hal-hal yang berkaitan dengan orang tua tersebut.

Akan tetapi, menurut saya, setidaknya generasi milenial selangkah lebih baik dari generasi sebelumnya dalam hal memahami anak, terutama kesehatan dan sosial, hal tersebut tentu akibat persembaran informasi yang sudah sangat mudah saat ini, dan karakteristik terbuka terhadap hal-hal baru dan realistis yang dimiliki oleh para generasi milenial. Seperti yang dikatakan oleh (Alsop, 2008) bahwasanya, Generasi milenial memiliki karakteristik tersendiri. Banyak yang kagum pada generasi milenial karena keoptimisan, intelegensi, ambisi, dan komitmen mereka untuk membuat dunia menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, generasi milenial lebih menguasai keterampi lan multitasking lebih baik dari generasi sebelumnya.

Meskipun tidak secara keseluruhan orang tua dari generasi milenial menjadi orang tua yang baik dan sempurna dalam memahami anaknya, akan tetapi sudah jauh lebih baik, seperti beberapa budaya yang mulai ditinggalkan oleh para orang tua milenial akibat sudah terbukanya informasi serta edukasi di situasi sekarang, seperti anak pada usia berapa baru boleh mulai mencoba makanan, makanan apa saja yang seharusnya tidak dan boleh dikonsumsi saat anak-anak, tidak lagi terlalu banyak menggunakan budaya yang hanya berasal dari “katanya” jika tidak bisa di jelaskan secara logis atau bahkan mulai mempercayakan anak pada kemajuan zaman, seperti menyekolahkannya dengan adil dan rata (tidak ada pembeda antara laki-laki dan perempuan),dan berbagai perubahan lainnya yang menurut saya, hal tersebut sama saja dengan artinya bahwa orang tua dari generasi milenial lebih memahami kebutuhan anaknya yang baik dan terbaik pada kehidupannya, terlepas dari beberapa nilai negatif lainnya (karena memang semuanya butuh proses), yang terpenting menurut saya, saat ini para orang tua sudah lebih mampu memahami anak-anaknya.

Referensi

Rahmawati, N. R., Septiana, N. Z., Karina, K., & Masitoh, F. (2019, December). POLA PENGASUHAN ORANGTUA MILENIAL. In Proceeding of International Conference on Islamic Education (ICIED) (Vol. 4, No. 1, pp. 367-375). 4

1 Like

Menurut pendapat saya,tidak seperti generasi pendahulu yang terlalu mengekang anak, orangtua milennial mengutamakan pendekatan yang rileks dan responsif terhadap anak. Orang tua milennial cenderung menerapkan kehidupan yang demokratis, artinya, mereka mempertanyakan diri mereka sendiri dan meminta masukan anak sebelum mnegambil keputusan. Orang tua milennial juga lebih berempati, membantu anak berinteraksi dan memahami dunia mereka dengan baik.

1 Like