Bagaimana proses Pembentukan Loyalitas Pelanggan atau Konsumen?

loyalitas pelanggan

Membentuk pelanggan yang loyal sangatlah susah, terutama untuk perusahaan baru serta tingkat persaingan yang sedemikian ketatnya.

Bagaimana proses Pembentukan Loyalitas Pelanggan atau Loyalitas Konsumen ?

Proses seorang calon pelanggan menjadi pelanggan yang loyal terhadap perusahaan terbentuk melalui beberapa tahapan. Setiap tahap memiliki kebutuhan khusus. Dengan mengenali setiap tahap dan memenuhi kebutuhan khusus tersebut, perusahaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan yang loyal.

Menurut Stanley A. Brown yang dikutip Ratih Hurriyati (2005:132), loyalitas pelanggan memiliki tahapan sesuai dengan customer lifetime value. Tahapan tersebut adalah:

  1. The Courtship
    Pada tahap ini, hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pelanggan terbatas pada transaksi, pelanggan masih mempertimbangkan produk dan harga. Apabila penawaran produk dan harga yang dilakukan pesaing lebih baik, maka mereka akan berpindah.

  2. The Relationship
    Pada tahapan ini tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dengan pelanggan. Loyalitas yang terbentuk tidak lagi didasarkan pada pertimbangan harga dan produk, walaupun tidak ada jaminan konsumen akan melihat produk pesaing, selain itu pada tahap ini terjadi hubungan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

  3. The marriage
    Pada tahapan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya tidak dapat dipisahkan, loyalitas terbentuk akibat adanya tingkat kepuasan yang tinggi. Pada tahapan ini pelanggan akan terlibat secara pribadi dengan perusahaan dan loyalitas tercipta seiring dengan kepuasan terhadap perusahaan dan ketergantungan pelanggan.

    Tahapan marriage yang sempurna diterjemahkan ke dalam advocate customer yaitu pelanggan yang merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain dan memberikan masukan kepada perusahaan apabila terjadi ketidakpuasan.”

Tahapan loyalitas tersebut sebanding dengan customer lifetime value. Customer lifetime value adalah profit yang dihasilkan oleh masing-masing pelanggan dalam waktu tertentu. Semakin lama seseorang menjadi pelanggan, maka semakin besar kontribusi pelanggan tersebut bagi perusahaan. Oleh karena itu kebijakan pemasaran yang diterapkan harus dapat mempertahankan pelanggan dalam jangka waktu panjang. Lifetime dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan penetapan strategi pemasaran.

Strategi yang dilakukan perusahaan kaitannya dengan tahapan loyalitas menurut Stanley dibagi menjadi tiga tahap.

  • Tahap pertama adalah Customer Acquisition, strategi ini dilakukan ketika konsumen berapa pada tongkatan The Courtship. Fokus utama perusahaan pada tahapan mendapatkan pelanggan baru dengan cara membuat data base pelanggan lama sehingga perusahaan dapat membuat profil pelanggan sebagai acuan mendapatkan pelanggan baru, dengan melakukan berbagai riset.

Selanjutnya, pada tahapan kedua, strategi yang dilakukan perusahaan adalah Customer Retention, yaitu mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan menjalin hubungan jangka panjang.

Kemudian pada tahap ketiga strategi yang dilakukan perusahaan adalah Strategic customer care, yaitu memperhatikan pelanggan dengan melakukan berbagai pendekatan dan merancang program khusus untuk merebut kembali pelanggan yang telah pergi atau beralih ke pesaing.

Sementara itu, Griffin (2003:35) membagi tahapan loyalitas sebagai berikut:

  1. Suspect
    Suspect adalah orang yang mungkin membeli produk atau jasa anda. Kita menyebutnya suspect karena kita percaya, atau “menyangka” mereka akan membeli, tetapi kita masih belum cukup yakin.

  2. Prospect
    Prospect adalah orang yang membutuhkan produk atau jasa anda dan memiliki kemampuan membeli. Meskipun prosprct belum membeli dari anda, ia mungkin telah mendengar tentang anda, membaca tentang anda, atau ada seseorang yang merekomendasikan anda kepadanya. Prospect mungkin tahu siapa, di mana, dan apa yang anda jual, tetapi mereka masih belum membeli dari anda.

  3. Disqualified Prospect
    Disqualified prospect adalah prospect yang telah cukup anda pelajari untuk menetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, atautidak memiliki kemampuan membeli produk anda.

  4. First time Customer
    First time customer adalah orang yang telah membeli dari anda satu kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan pelangan anda sekaligus juga pelanggan pesaing anda.

  5. Repeat Customer
    Repeat customer adalah orang yang telah membeli dari anda dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang saa du kali atau membeli dua produk tau jasa yang berbeda pada dua kesempatan atau lebih.

  6. Client
    Client membeli aapun yang anda jual dan dapat ia gunakn. Orang ini membeli secara teratur. Anda memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut, yang menjadikannya kebal tehadap tarikan pesaing.

  7. Advocate
    Seperti client, advocate membeli apapun yang anda jual dan dapat I gunakan serta membelnya secara teratur. Tetapi, penganur juga mendorong orang lain untuk membeli dari anda. Ia membicarakan anda, melakukan pemasaran bagi anda, dan membawa pelanggan anda.”

Tahapan loyalitas yang diungkapkan Griffin tersebut dikenal dengan istilah Profit Generator System seperti terlihat pada gambar berikut:

image
Gambar Profit Generator System. (Sumber: Griffin, 2003:36)

Cara kerja Profit Generator System adalah sebagai berikut: organisasi menyalurkan suspect ke dalam sistem pemasarannya, dan orang-orang tersebut bisa dkualifikasikan sebagai qualified prospect dan disqualified prospect. Qualified prospect kemudian dijadikan fokus dengan tujuan untuk mengubah mereka menjadi first time customer, lalu repeat customer, dan akhirnya menjadi client, dan advocate. Tanpa perhatian yang tepat, first time customer, repeat customer, client, dan advocate bisa hilang atau tidak aktif yang mencerminkan hilangnya laba (digambarkan oleh inactive client or customer).

1. Perubahan Suspect ke Qualified Prospect

Menurut Griffin (2003:50), ketika seluruh suspect telah memasuki sistem, maka untuk mencari siapakah di antara prospect ini yang akan menjadi qualified prospect. Perusahaan harus menjawab tiga pertanyaan di bawah ini:

  • Siapa yang menjadi sasaran? (Who to target)
    Agar dapat mengidentifikasi dan menyeleksi siapa yang akan menjadi sasaran perusahaan, terdapat sepuluh langkah untuk menyeleksi pasar yang paling menguntungkan dan baik bagi perusahaan:

    1. Melakukan survey pasar keseluruhan
    2. Segmentasi pasar
    3. Analisis pasar
    4. Pelajari kondisi persaingan
    5. Menyusun peringkat pasar
    6. Lakukan analisis pasar yang mendalam untuk pasar peringkat atas
    7. Analisis alat pemasaran paling efektif
    8. Lakukan uji pasar
    9. Analisis hal-hal yang dapat dilakukan
  • Bagaimana memposisikan produk atau jasa anda? (How to your product and services)
    Setelah mengidentifikasi pasar sasaran, langkah selanjutnya adalah merancang dan mengkomunikasikan pesan untuk para prospect. Memposisikan produk atau jasa dapat dilakukan melalui iklan. Peran iklan menjadi sangat penting apabila dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasar sasaran.

  • Bagaimana cara mengkualifikasikan prospect? (How to qualify prospect)
    Bagaimana cara untuk memisahkan prospect yang potensial dan yang tidak potensial? Dalam hal ini perlu penelitian lebih jauh lagi untuk menemukan jawabannya. Prospect potensial adalah mereka yang:

    1. Memiliki masalah yang dapat diselesaikan perusahaan (memiliki kebutuhan).
    2. Memiliki keinginan untuk mengatasi masalahnya (apa yang diinginkan).
    3. Mempunyai kemampuan dan keinginan membeli produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
    4. Memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan pada saat tertentu.

2. Perubahan Qualified Prospect ke First time Customer

Perubahan yang terjadi dari qualiied propect ke first time customer membutuhkan waktu yang cukup lama, selain itu diperlukan kejujuran dan kesabaran seta pengalaman yang dimiliki seorang penjual. Griffin (2003:89) mengungkapkan bahwa seorang prospect membutuhkan seorang sales yang jujur dan dapat dipercaya yang mampu mendiagnosis masalah yang dihadapi dan menawarkan pemecahan masalah tersebut, selain itu perusahaan harus belajar dari kegagalan masa lalu dan menjadikan hal tersebut sebagai pengalaman berharga untuk memperoleh pelangan yang loyal terhadap perusahaan. Apabila hal ini dapat dilakukan, maka akan diperoleh keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

Secara garis besar terdapat empat hal yang perlu diperhatikan perusahaan gar dapat mendorong prospect menjadi first time customer. Yaitu:

  • Mendengarkan segala keluhan mereka.
  • Mendiagnosis segala permasalahan mereka.
  • Menawarkan solusi bagi permasalahan tersebut.
  • Belajar dari kegagalan masa lalu.

3. Perubahan First time Customer ke Repeat Customer

First time customer adalah pencoba, mereka membeli untuk pertama kalinya, ketika first time customer ini menentukan pilihannya dalam pemanfaatan atau penggunaan produk atau jasa perusahaan, maka secara otomatis berlangsung fase persepi terhadap produk atau jasa yang dihubungkan dengan harapan mereka terhadap produk atau jasa pada saat sebelum proses pemanfaatan. Persepsi tentang kualitas dan tingkat kepuasan mereka akan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli kembali.

Menurut Griffin (2003:116) ada bebrapa langkah yang dapat diambil perusahaan sesuai dengan situasi khusus yang dihadapi perusahaan untuk mendorong pelanggan supaya kembali:

  • Ucapkan terima kasih atas pembelian.
  • Carilah umpan balik pelanggan secara dini dan berilah respons dengan cepat.
  • Gunakan surat indoktrinasi.
  • Senantiasa perkuat value anda di mata pelanggan.
  • Tangkap informasi tentang pelanggan dan gunakan.
  • Hati-hatilah menjaga privasi pelanggan.
  • Senantiasa komunikasikan seluruh layanan anda.
  • Lukiskan gambaran tentang kepemilikan yang akan datang.
  • Ubahlah pembelian berulang menjadi jasa.
  • Perlakukan biaya customer service sebagai investasi berharga.
  • Pelihara dan lindungi komunikasi dengan para pengambil keputusan.
  • Kembangkan program imbalan pelanggan.
  • Kembangkan promosi “penyambutan pelanggan baru”.
  • Menawarkan garansi produk.
  • Kembangkan promosi nilai tambah.

4. Dari Repeat Customer Ke Loyal Client

Memperhatikan kebutuhan pelanggan melalui penelitian yang teratur merupakan langkah penting dalam mendorong pelanggan berulang ke dalam zona loyalitas yang lebih dalam. Tetapi ada lebih banyak hal yang perlu dilakukan.

Menurut Griffin (2003:140) ada delapan pertimbangan tambahan untuk mengubah pelanggan berulang ke tingkat loyalitas yang lebih tinggi:

  • Lindungi pelanggan terbaik dari serangan pesaing.

  • Menjadikan mereka yang mengeluarkan paling banyak sebagai prioritas terbesar perusahaan.

  • Manfaatkan mata rantai pasokan untuk menghasilkan customer value yang lebih baik, dengan memberikan:

    1. Keistimewaan operasi (operational excellence), berarti memberi kepada pelanggan produk yang dapat dipercaya dengan harga bersaing dan dengan kesulitan pembelian yang minimum.

    2. Keakraban dengan pelanggan (customer intimacy), berarti membagi-bagi dan membidik pasar dengan ketepatan yang akurat dan menyesuaikan tawaran supaya mampu memenihi permintaan ceruk pasar tertentu.

    3. Kepemimpinan produk (product leadeship), perusahaan memberikan kontribusi nilainya dengan menyampaikan produk dan jasa terbaru dan canggih kepada pelanggan yang membuat barang pesaing terlihat usang.

  • Susunlah program frequent buyer yang benar-benar bisa dilaksanakan.

  • Buatlah hambatan untuk keluar.

    1. Hambatan fisik, yaitu dengan menyediakan pelayanan fiik yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

    2. Hambatan psikologis, yaitu dengan menciptakan persepsi dalam pikiran pelanggan supaya ia bergantung pada produk atau jasa perusahaan.

    3. Hambatan ekonomis, yaitu dengan memberikan insentif bagi pelanggan yang menguntungkan secara ekonomis, misalnya debgan memberikan potongan harga.

  • Carilah cara untuk menunjukan “saya tahu apa yang anda butuhkan”.

  • Pekerjakan dan latih untuk menghasilkan loyalitas.

  • Beri motivasi untuk menghasilkan loyalitas.

5. Perubahan Loyal Clients ke Advocate

Bila seorang pelanggan menjadi advocate produk atau jasa perusahaan, maka perusahaan telah mencapai hubungan yang sangat erat dan dengan kepercayaan yang sangat tinggi. Ini merupakan tingkat ikatan yang paling berharga dan yang paling dicari, di mana iklan dari mulut ke mulut dapat tumbuh subur. Griffin (2003:166) menyatakan bahwa cara-cara untuk memperoleh seorang advocates adalah:

  • Membuat file kisah keberhasilan pelanggan.

  • Meminta pelanggan yang puas agar mengirim surat testimonial pada perusahaan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pemasaran untuk prospect atau dimuat dalam brosur.

  • Memberi imbalan pada mereka yang membawa prospect.

  • Mengucapkan terima kasih setiap kali.

Loyalitas konsumen terhadap suatu produk membutuhkan sebuah proses atau tahapan. Dengan mengenali setiap tahapan maka perusahaan memiliki kesempatan untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan yang setia.

Menurut Griffin (2009), seseorang menjadi pelanggan yang setia melalui beberapa tahapan yaitu:

  • Dugaan (Suspect)
    Tahap ini merupakan dugaan terhadap semua orang yang mungkin akan membeli suatu produk atau jasa. Dikatakan sebagai dugaan karena konsumen diperkirakan atau diduga akan membeli produk atau jasa tersebut tetapi belum diketahui secara pasti bahwa konsumen tersebut akan benar-benar membelinya.

  • Prospek (Prospect)
    Prospek adalah orang yang memiliki kemampuan untuk membeli serta membutuhkan produk dan jasa yang ditawarkan. Meskipun belum membeli tetapi orang tersebut mungkin pernah mendengar, melihat, atau membaca mengenai produk dan jasa yang ditawarkan sehingga mereka (prospek) mungkin tahu siapa, apa, dimana anda menjual produk hanya saja belum membeli.

  • Prospek yang diskualifikasi (Disqualified prospect)
    Orang (prospek) yang tidak membutuhkan atau tidak memilki kemampuan untuk membeli produk yang ditawarkan.

  • Pelanggan pertama-kali (First time customers)
    Merupakan orang yang telah membeli atau menggunakan produk sebanyak satu kali setelah produk tersebut dipasarkan. Orang tersebut bisa jadi merupakan pelanggan perusahaan sekaligus pelanggan dari pesaing perusahaan.

  • Pelanggan berulang (Repeat customers)
    Merupakan orang-orang yang telah membeli produk sebanyak dua kali atau lebih. Produk yang dibeli bisa produk yang sama atau berbeda.

  • Klien (Client)
    Klien akan membeli apapun produk yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dilakukan secara terus menerus secara teratur serta dalam jangka waktu yang lama. Pelanggan tersebut merupakan orang-orang yang loyal terhadap merek tertentu dan tidak mudah dipengaruhi atau kebal terhadap merek pesaing.

  • Penganjur (Advocate)
    Seperti klien, penganjur (advocate) adalah orang yang membeli dan menggunakan produk apapun yang dijual oleh perusahaan secara teratur tetapi penganjur bukan hanya membeli produk melainkan juga mempromosikan dan mendorong orang lain untuk membeli produk yang sama. Penganjur menjadi media pemasaran bagi perusahaan untuk membawa pelanggan lain.