Bagaimana pendapat teman teman tentang ketahanan pangan di Indonesia saat ini?

Menurut saya adanya wabah atau pandemi yang berlangsung saat ini sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Ekonomi sangat berpengaruh terhadap produksi pangan, dan berbanding lurus dengan tenaga kerja yang di butuhkan oleh masyarakat untuk kestabilan produksi pangan. Akibat pandemi ini, ekonomi di Indonesia menjadi tidak stabil karna tingginya dana yang dibutuhkan, dan oleh sebab itu pemasukan untuk kebutuhan pangan akan berpengaruh. Covid 19 memberi dampak terhadap ketahanan pangan di Indonesia.

4 Likes

Menurut saya Pandemi COVID-19 berdampak pada semua sektor tak terkecuali sektor pangan. Kemudahan untuk mencari bibit-bibit tanaman pangan serta alat dan serta bahan yang semakin melonjak karena permintaan yang semakin banyak ini. Selain itu peningkatan harga tanaman pangan yang diakibatkan pengurangan distribusi ke semua wilayah untuk mengurangi penyebaran virus SARS-COV2 sehingga sektor distribusi berupa logistik barang perlu dikurangi tentunya. Ketersediaan pangan terutama pangan impor akan membuatnya lambat datang ke Indonesia. Pangan yang biasa menggunakan kualitas pangan beras impor sekarang mengurangi ke pangan beras lokal yang tentunya mengakibatkan shock di lapisan masyarakat sehingga memicu ketidakseimbangan ekonomi dan mengakibatkan inflasi.

4 Likes

Hadirnya pandemi Covid-19 merupakan ancaman bagi ketahanan pangan indonesia. Hal ini dapat berdampak buruk bagi seluruh aspek kehidupan manusia terutama dalam ketersediaan pangan. Dampak covid-19 juga dapat menyebabkan turunnya pendapatan dan daya beli masyarakat serta terbatasnya produksi komoditas pangan nasional, terutama beras. Jika harga bahan pokok sudah melonjak naik dan daya beli masyarakat menurun, maka masyarakat akan kesulitan untuk mendapatkan akses secara finansial terhadap ketersediaan pangan dalam skala rumah tangga.

4 Likes

Menurut saya, pandemi covid 19 mempengaruhi ketahanan pangan. Ketersediaan pangan yang kurang di tingkat rumah tangga terhitung banyak. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan bantuan sosial yang banyak sehingga bantuan sosial dari pemerintah pun tidak memadai. Karena itu, ketahanan pangan di Indonesia belum merata.
Selain itu, ketahanan pangan yang belum merata disebabkan karena faktor awal ketahanan pangan di Indonesia yang memang belum merata kemudian diperparah kembali dengan adanya pandemi. Pandemi covid 19 membuat petani, pelayan, peternak, pedagang, dan penyedia sumber makanan membatasi aktivitasnya. Bahkan aktivitas impor pun terkendala dengan kebijakan penekanan pandemi covid 19 di negara eksportir. Selain itu, faktor ekonomi setiap rumah tangga berbeda. Bahan makanan banyak yang mengalami kenaikan harga namun ekonomi semakin menurun. Bagi warga yang memiliki status ekonomi menengah ke atas dapat membeli bahkan menimbun makanan (yang menyebabkan kenaikan harga pangan) sedangkan bagi warga dengan status ekonomi menengah ke bawah harus mencari pekerjaan tambahan untuk memenuhi ketersediaan pangan.
Ketersediaan pangan dapat dibantu dengan kita berbudidaya pangan (nabati atau hewani) kemudian jika berhasil, jualah hasil panennya kepada orang dengan status ekonomi menengah kebawah dengan harga yang terjangkau.

5 Likes

Tentu saja pandemi ini memberi dampak negatif terhadap ketahanan pangan indonesia. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat Covid-19, menyumbang andil pada menurunnya ketahanan pangan sampai masyarakat harus bergantung pada bantuan pangan dari pemerintah. Selain itu juga, banyak masyarakat yang melalukankan pembelian berlebih akibat kepanikan adanya pandemi atau biasa kita sebut dengan “panic buying”. Panic buying tersebut akhirnya menyebabkan terjadinya keterbatasan stok dan membuat harga bahan pangan mengalami kenaikan, yang mana kenaikan harga tersebut dapat mempengaruhi ketahanan pangan di Indonesia. Menurut kalian, apakah keterbatasan akses transportasi juga dapat memberikan dampak pada ketahanan pangan di Indonesia?

5 Likes

Ketahanan pangan nasional saat ini
cukup menyita perhatian karena pada
tingkat nasional masih belum mencapai
kata ‘ketahanan’. Hal ini ditandai dengan
negara Indonesia masih impor beras dan pangan lainnya. Harga pangan lokal pun tidak
seimbang dengan kondisi masyarakat
menengah ke bawah, karena hasil pangan
di hasilkan masyarakat pedesaan yang
notabene kehidupannya termasuk dalam
golongan ekonomi menengah ke bawah.
Pada level nasional ketahanan pangan
masih menjadi persoalan yang seakan tidak
ada solusi efektif untuk mengatasinya.
Namun berbeda dengan level lokal seperti
di pedesaan yang notabene masyarakatnya
bertani sebagai sumber penghasilan utama.
Sehingga masyarakat dapat survive dengan
hasil alam yang mereka usahakan, termasuk
bertani.

4 Likes

Menurut saya, ketahanan pangan di Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan. Dengan kondisi pandemik (covid19), sumber pangan yang seharusnya mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia menjadi suatu hal yang sulit didapatkan. Selain itu, dengan turunnya kestabilan ekonomi di Indonesia, para petani dan pegadang kecil sulit memenuhi kebutuhan pangan mereka. Kurangnya tenaga kerja akibat covid19 juga merupakan penyebab turunnya keamanan pangan Indonesia. Sementara jumlah pengeluaran pangan masih lebih besar dibandingkan dengan pemasukan.
Untuk mengantisipasi kondisi saat ini dibutuhkan teknik pengolahan pangan yang lebih baik dari sebelumnya. Misalnya, pengolahan bahan hasil pertanian untuk dapat didistribusikan untuk jangkauan yang lebih luas sehingga produksi hasil pertanian akan tetap stabil dan ketahanan pangan tetap terjaga. Hal ini tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan tetapi juga pada perekonomian Indonesia dan dapat menunjang produksi dan konsumsi dari sektor industri lainnya.

4 Likes

Ya, menurut saya adanya pandemi ini berpengaruh terhadap menurunnya ketahanan pangan. Adanya pandemi dapat mengancam produksi maupun distribusi bahan pangan. Penerapan PSBB oleh pemerintah menyebabkan distribusi bahan pangan ke beberapa daerah terhambat sehingga permintaan konsumen menjadi berkurang dan produksi juga menurun. Harga bahan pangan juga tidak stabil selama pandemi. Selain itu, beberapa masyarakat juga kehilangan pekerjaannya sehingga perekonomian menurun dan tidak jarang dari mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok dan pangannya.

3 Likes

Petani memiliki peran dalam ketahanan pangan di Indonesia. Penerapan PSBB akan berdampak pada aktivitas para petani. Kurangnya perawatan dari petani dapat membuat tanaman mengalami kerusakan sehingga hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya produksi pertanian yang akan dihasilkan.
Pada masa pandemi ini, petani kecil tidak memiliki akses terhadap pasar yang luas, sehingga hasil produksi pertaniannya hanya dijual seadanya di pasar lokal dengan harga yang murah. Selain itu, harga kebutuhan lain yang semakin meningkat termasuk harga bahan pertanian juga menambah kerentanan pada petani.
Ketahanan pangan sebagai situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya. Adanya PSBB dan PHK dapat membuat masyarakat terdampak covid19 kesulitan untuk memperoleh pangan karena terganggunya akses fisik maupun ekonominya.
Menurut saya, hal diatas sebagai dampak dari covid19 akan mempengaruhi ketahanan pangan di Indonesia.

3 Likes

Menurut saya pada saat pandemi sekarang ketahanan pangan negara kita sedikit terganggu. Ketahanan pangan pada masa pandemi ini harus diupayakan untuk menghindari krisis pangan yang membayangi negara Indonesia karena pandemi ini tidak tahu kapan akan berakhir. Tak lupa juga sektor pertanian harus menjadi sorotan karena sektor pertanian dan ketahanan pangan memiliki kaitan yang erat.

3 Likes

apakah lockdown juga membatasi distribusi bahan pangan? saya pikir yg dibatasi hny lalu lalang orangnya saja

3 Likes

Tentu. Pandemic Covid-19 memicu perubahan dramatis pada sistem ekonomi, perawatan kesehatan, transportasi, dan pendidikan di seluruh dunia. Dampak pandemic ini juga dirasakan melalui gangguan perdagangan internasional, pembatasan rantai pasokan, dan peningkatan biaya impor dan ekspor. Yang tidak kalah penting adalah efek merugikan dari pandemi pada kondisi ketahanan pangan dan sistem pangan lokal untuk menyediakan pangan yang terjangkau dan bergizi untuk memenuhi permintaan yang ada. Gangguan ekonomi yang terkait dengan pandemi Covid-19 dan dampak negatifnya terhadap ketahanan pangan tampaknya jauh lebih mungkin berdampak pada kelompok miskin dan rentan yang memiliki lebih sedikit sumber daya untuk dimanfaatkan. Kelompok-kelompok ini sudah menghadapi kerawanan pangan dan kekurangan gizi terutama oleh sebagian besar rumah tangga perkotaan berpenghasilan rendah dan rumah tangga pedesaan yang bergantung pada pasar.

3 Likes

Sebelum terjadinya pandemi covid-19, pada dasarnya ketahanan pangan di Indonesia belum tercapai karena hasil produksi dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan penduduk baik dari segi jumlah maupun kualitas sehingga masih sering dilakukan impor bahan-bahan pokok. Kemudian dalam keadaan pandemi tentu saja memberikan dampak lebih buruk karena menurunnya kemampuan masyarakat secara ekonomi akibatnya ketahanan pangan pada masa pandemi lebih sulit untuk diupayakan di tambah dengan banyaknya pembatasan kegiatan diluar rumah membuat petani dalam melakukan kegiatan pertanian menjadi terhambat.

3 Likes

Menurut saya ketahanan pangan akibat Covid-19 sangat mengkhawatirkan atau berdampak buruk untuk masyarakat indonesia. Seperti yang dapat kita lihat kondisi saat pandemi Covid-19 ini berdampak pada ketersediaan pangan di Indonesia disebabkan karena adanya kerusakan pada tanaman dan perikanan, sehingga menurunkan distribusi kepada masyarakat dan adanya penurunan produksi pangan sehingga menyebabkan dampak kekurangan ketersediaan pangan di Indonesia untuk masyarakat. Sempat juga terjadi kenaikan harga pangan yang tersedia, seperti harga daging, bawang, beras, dll padahal bahan pangan seperti yang saya sebutkan merupakan salah satu makanan pokok wajib yang biasa dionsumsi masyarakat. Hal tersebut menyebabkan masyarakat khawatir dengan kondisi saat pandemi Covid-19 yang sempat menyebabkan beberapa perusahaan gulung tikar dan akhirnya beberapa karyawan banyak yang di phk oleh perusahaannya sehingga mempengaruhi kondisi perekonomian. Adanya dana dari pemerintah untuk beberapa masyarakat pun sepertinya juga belum merata sehingga belum maksimal untuk membantu masalah perekonomian masyarakat Indonesia saat ini. Menurut saya perlu adanya beberapa penyuluhan atau pemberian informasi kepada masyarakat seperti mengolah beberapa makanan alternatif yang ada disekitarnya seperti singkong, ubi, dll untuk menjadi makanan pengganti selama pandemi, agar tidak terlalu bergantung kepada dana dari pemerintah yang belum merata sehingga masyarakat tidak terlalu cemas untuk menangani masalah perekonomian pada saat pandemi Covid-19.

3 Likes

Petani (Penyangga Tatanan Negara Indonesia) berperan penting dalam menyediakan pangan di Indonesia. Pangan pun terancam karena terhambatnya ekonomi akibat pandemi. Banyak negara pengekspor pangan yang mulai mengurangi pasokan pangan karena untuk menjaga ketahanan pangan negaranya. Indonesia pun juga sama sehingga ada beberapa solusi mengatasi krisis pangan, yaitu dengan diversifikasi pangan. Masyarakat seharusnya tidak terpaku hanya pada beras, bisa mengonsumsi makanan pokok seperti umbi-umbian yang kaya akan karbohidrat, ikan, kacang2an yang kaya akan protein sehingga ketahanan pangan pun bisa terjaga.

1 Like

Menurut saya, adanya pandemi ini sangat berdampak pada ketahanan pangan di indonesia. penerapan psbb yg diberlakukan bbrpa bulan lalu dapat mempengaruhi distribusi bahan pangan antar daerah, sehingga daerah dg produksi komoditas pangan yg tinggi akan memiliki ketersediaan pangan yg melimpah, begitu juga sebaliknya daerah yg mengandalakn suplay bahan pangan dari daerah tertentu akan kekurangan yg berujung pada meningkat nya harga jual bahan pangan. belum lagi banyak kafe atau tempat makan yg tutup menjadikan permintaan bahan pangan menurun yg berujung pada penurunan harga bahan pangan itu sendiri. Sehingga bisa disimpulkan bahwa adanya pandemi ini menjadikan ketersediaan bahan pangan antar daerah tidak merata dan tidak stabilnya harga bahan pangan. Kondisi ini juga dapat berimbas pada kebutuhan gizi masyarakat yang ikut berkurang, sehingga sangat diperlukan suatu upaya diversifikasi pangan dengan memanfaatkan bahan pangan yg melimpah (mudah ditemui dan dibudidayakan), harga relatif murah namun nilai gizinya tidak berbeda dengan bahan pangan utama.

1 Like

Menurut saya dlm skala besar hal itu akan sangat mempengaruhi ketahan pangan negara ini terutama tanaman pangan sebagai bahan pangan pokok seluruh lapisan masyarakat. Adanya wabah covid-19 ini menyebabkan terbatasnya aktivitas masyarakat diluar rumah, termasuk didalamnya bertani. Namun dalam skala kecil atau rumahan tidak terlalu berpengaruh, karena selama stay at home ini banyak diantara masyarakat yang memulai bertani untuk kemandirian pangan keluarga mereka. Contohnya didaerah rumah ang saya tempati, banyak sekali yang mulai menanam tanaman.

1 Like

Pembatasan yang terjadi yaitu pada negara-negara pengimpor bahan pangan tersebut yang melakukan lockdown, karena pada sebuah artikel yang saya baca, akibat lockdown yang dilakukan dibeberapa negara, beberapa daerah di Indonesia mengalami defisit bahan pangan. Maka dari itu, kebijakan lockdown akan memberi dampak pada ketahanan pangan di Indonesia. Correct me if i’m wrong :blush:
Krisis Pangan Akibat Covid-19 - Infografik Katadata.co.id bisa dibaca disini yaa, terima kasih pertanyaannya :blush:

2 Likes

Mohon izin untuk berpendapat. Menurut saya, kondisi pandemi Covid-19 yang tak terduga terjadi di negeri ini sejak Maret 2020 sangat berdampak pada seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali pada bidang ketahanan pangan di Indonesia. Adanya pembatasan fisik (Physical distancing) dan kebijakan PSBB di berbagai daerah, tentu membuat sektor ketahanan pangan sangat terbatas ruang geraknya. Bahkan, Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) menyampaikan akan adanya ancaman kelangkaan pangan di masa pandemi COVID-19. Tak hanya pemerintah, kekhawatiran akan adanya guncangan ketahanan pangan di masa pandemi tentu sangat dirasakan mulai dari sektor terkecil yakni produksi pertanian.

Di sektor pertanian dimana terjadi fungsi produksi, distribusi, dan konsumsi banyak mengalami kendala atau hambatan di masa pandemi ini. Meskipun jumlah produksi diperkirakan masih dalam kondisi aman, namun adanya kebijakan PSBB dan Physical DIstancing membuat proses distribusi dan konsumsi semakin terhambat. Banyaknya tenaga kerja yang mengalami PHK, pendapatan keluarga yang menurun, restauran atau rumah makan yang tutup menyebabkan jumlah konsumsi pangan semakin berkurang sehingga petani kesulitan menjual hasil tanamnya. Ditambah lagi dengan pola hidup masyarakat yang berubah, otomatis permintaan masyarakat sebagai konsumen pangan juga berubah. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan harga-harga pada produk pangan.

Di Indonesia sendiri, kebanyakan petani adalah mereka dari golongan tua, dan minimnya petani milenial menyebabkan teknologi yang digunakan juga masih tergolong sederhana (tradisional). Hal ini berpengaruh pada belum optimalnya produksi pangan. Oleh karena itu, di masa pandemi ini diharapkan pemerintah harus dengan tegas dan tanggap menghadapi ancaman ketahanan pangan. Dimulai dari menyejahterakan petani melalui bantuan dan fasilitas seperti misalnya bantuan relaksasi kredit kepada para petani miskin. Para petani juga sebaiknya dikenalkan dengan teknologi untuk membantu mereka dalam mendistribusikan serta menjaga kestabilan harga produk pangan dimasa pandemi seperti ini.

3 Likes

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) sebagai organisasi pangan dunia telah memperingatkan adanya ancaman krisis pangan dunia tersebut sebagai imbas dari wabah Covid-19 yang tidak kunjung usai. Dan sebelum pandemi saja, pasokan pangan di Indonesia masih jauh dari kata sempurna ketergantungan impor komoditas pangan masih sangat tinggi. Indonesia sudah mengalami krisis pangan sejak sebelum munculnya Covid-19 dan sampai sekarang pola konsumsi masih belum berubah. Besarnya potensi kerentanan pangan tecermin juga pada hasil sensus ekonomi nasional dari Badan Pusat Statistik Maret 2019. Publikasi BPS itu menunjukkan, separuh dari 34 provinsi di Indonesia masih memiliki ketahanan pangan yang rendah, dengan pengeluaran rata-rata per kapita untuk pangan masih lebih besar daripada pengeluaran bukan makanan.Tentunya situasi pandemi Covid-19 ini semakin memperparah kondisi pasokan pangan di Indonesia mengingat status negara kita sebagai negara berkembang.

2 Likes