Bagaimana kalau kamu menyukai sahabatmu? haruskah jujur atau memendam demi menjaga hubungan?

image

Pernahkah kamu mempunyai sahabat lawan jenis, saking dekatnya kadang muncul benih-benih cinta. Kita jadi memiliki “perasaan lebih” pada sahabat kita sendiri, tapi dia sepertinya tak menyadari perasaan kita. Situasi seperti ini kadang memang bikin dilema sendiri. Apabila menyatakan perasaannya kepadanya, takutnya dia malah menjauh. Kalau dipendam pasti nantinya kita akan menyesal.

Saat dalam ikatan persahabatan, muncul perasaan cinta, seharusnya apa yang kita lakukan? Lebih baik jujur mengatakan kalau kita memang ada perasaan cinta padanya. Atau sebaiknya tetap dipendam saja demi menjaga persahabatan yang tetap utuh?

3 Likes

Perasaan memang tidak bisa dibohongi. Dalam persahabatan ataupun tidak, percintaan itu akan muncul. “Dari mata, turun ke hati” kalimat inilah yang membuat percintaan muncul karena dengan pandangan saja kita bisa langsung cinta. Tidak ada salahnya ketika kita menyatakan cinta kepada sahabat kita, namun kita harus menerima konsekuensinya. Kadangkala, percintaan dalam persahabatan berujung permusuhan, namun tidak semuanya seperti itu. Jadi, biar cari aman mending dipendam saja agar hubungan pershabatan tidak terganggu atau kita mengungkapkannya tapi harus siap dengan konsekuensinya

Hal ini sering menjadi perdebatan dalam hati dan pikiran kita sendiri. Bagi saya pribadi biasanya lebih senang untuk langsung mengatakan bila ada perasaan pada sahabat saya sendiri, karena saya tidak peduli jika akhirnya perasaan saya tidak terbalas atau sebaliknya, yang terpenting saya sudah memberitahu perasaan saya dan tidak ada lagi yang ditutupi. Namun jika ingin mengatakan perasaan, kita harus melihat kondisi yang ada apakah sahabat yang kita sukai sudah mempunyai kekasih atau tidak, karena tidak baik jika kita mengatakan perasaan pada sahabat kita yang sudah memiliki pacar.

Aku setuju banget sama ini. Memang tidak ada salahnya kita mengungkapkan perasaan kalo kita menyukai sahabat. Malah jujur itu lebih baik daripada kita bohongi perasaan kita sendiri. Namun selain pertimbangan konsekuensi hubungan kita dengan dia kedepannya yang harus dipikirkan baik-baik, hubungan dia dengan orang lain juga harus diperhatikan. Karena mengganggu hubungan asmara orang lain itu salah, apalagi sahabat kita sendiri.

Selain itu kita pastinya tidak boleh memaksakan kemauan kita ke orang lain. Setelah menyatakan, beri dia kebebasan untuk memutuskan responnya sendiri. Kalo engga berbalas, setidaknya jangan sampai hubungan persahabatan itu jadi rusak. Itulah tantangannya dan konsekuensi dari perasaan ini.

1 Like

Menurut saya, perasaan suka terhadap sahabat sendiri alangkah baiknya untuk diutarakan sesegera mungkin daripada memendamnya. Saya pribadi akan melakukan itu karena saya tipikal orang yang tidak bisa menyembunyikan perasaan. Yang penting lawan jenis dan juga sahabat kita itu tahu perasaan kita yang sebenarnya. Ya meskipun hubungan persahabatan menjadi taruhannya. Serba salah memang apabila kondisinya seperti itu wkwk. Tapi lebih baik jujur terhadap perasaan sendiri daripada merasa bersalah dan menyesal selamanya.

1 Like

menurut gua lebih baik perasaan itu disimpan sendiri, memang benar klo perasaan dipendam mungkin akan membuat penyesalan di akhir. tapi terkadang dalam sebuah persahabatan lebih baik menahan perasaan tersebut.
karena lebih baik memendam perasaan itu dan tetap bisa main, makan bersama dengan asik dari pada memberitahukan perasaan tersebut yang berujung membuat pertemanan canggung dan tidak enak lagi.

Menarik banget! Aku tahu perasaan itu emang gak bisa dikendalikan apalagi rasa kepada orang terdekat. Tapi kalau itu aku, lebih baik untuk tidak menyatakan perasaan. Karena pasti detik itu juga semuanya berubah, dari yang biasa aja bisa jadi ke awkward atau lebih parahnya bakal menjauh. Kehilangan temen deket itu sedih banget loh. Jadi, daripada hubungannya berubah, lebih baik perasaanya aja yang diubah. Gak akan ada yang tahu juga tentang perasaan kamu.

Sejujurnya aku belum pernah berada dalam kondisi dan posisi seperti itu. Tapi sepertinya kalau aku ada di posisi itu, aku bakal simpen perasaan aku. Kenapa? Karena aku takut hubungan aku sama dia jadi awkward, hehe.

Dan aku setuju banget sama ini, karena aku juga memiliki teman yang menyukai temen deketnya sendiri. Karena perasaan itu bertepuk sebelah tangan, jadi hubungan mereka sekarang jadi jauh. Dan menurut aku sakitnya juga jadi double, yang pertama karena perasannya gak terbalas, dan yang kedua dia jadi menjauh dari kita.

Nah aku setuju dengan pernyataan ini, tapi memang realisasinya sangatlah sulit. Setelah ada “penolakan” yang terjadi, akan ada situasi awkward diantara kita dengan sahabat kita. Hubungan kita dengan sahabat tidak akan sama lagi seperti dulu. Kalau aku dalam posisi suka dengan sahabat sendiri, aku akan berusaha sekuat mungkin untuk memendam perasaan tersebut. Karena aku pernah dengar nasihat bahwa jangan sampai kalian menyatakan perasaan kepada sahabat kalian sendiri, karena kalau ujung-ujungnya berakhir putus atau berpisah, kalian akan kehilangan dua orang sekaligus dalam hidup, yaitu kekasih dan sahabat.

You only live once, nyatain aja hahaha. Saran dari aku sebelum nyatain perasaan ke sahabat kita harus kuatin diri dulu karena bisa aja ditolak atau bahkan dia menjauh. Pas nyatain perasaan juga harus pilih-pilih kata banget sih karena jangan sampe pernyataan kita terdengar memaksa dan buat dia gak nyaman. Jadi ya menurut aku gak ada salahnya untuk jujur nyatain perasaan ke sahabat sendiri.

Tidak bisa disalahkan karena tidak ada yang bisa memastikan perasaan. Kalau menurut saya sendiri, tergantung bagaimana situasinya. Akan lebih baik jika selalu memperhatikan bagaimana respon dia ke kita, kalau menurut kita dia tidak merasakan hal yang sama dengan kita rasakan, lebih baik untuk kita tidak mengatakan apa-apa, karena itu akan membuat suasana menjadi canggung, dan untuk kedepannya dapat dipastikan suasana tidak akan seru seperti dulu. Begitu pun sebaliknya jika menurut kita dia merasakan hal yang sama, tidak ada salahnya untuk menyatakan.

Seperti drama pada umumnya. Saya tidak pernah merasakan hal seperti ini karena kebanyakan sahabat saya itu se-gender. Tapi, kalau semisal hal itu terjadi pada saya, saya pasti akan mengutarakannya pada waktu yang memang tepat. Kalau dibilang tertekan pasti itu akan makin tertekan jika dipendam terus. Apakah berefek pada hubungan selanjutnya ketika itu ditolak atau diterima? Pasti ada! Kalau diterima, hubungan itu seperti pacaran (saya tidak tahu bagaimana pacaran berjalan seperti apa). kalau ditolak, pasti ada “gap” sesaat dalam hubungan keduanya. Perlu dilakukan komunikasi lagi agar hubungan persahabatan tidak hancur. Barangkali mereka bisa bersatu kembali sebagai sahabat seperti sedia kala, bukan sebagai pasangan hidup.

Menurut saya, cinta pada sahabat yang diutarakan juga harus mengutamakan faktor waktu. jikalau memang waktunya belum tepat alias kita dan sahabat kita masih memiliki banyak hal yang perlu diurusi, masih muda dan naif, belum cukup dewasa, lebih baik jangan diutarakan karena akan berujung perpecahan atau berujung pacaran tetapi besar kemungkinannya akan berakhir putus karena kedua pihak belum siap dan dewasa. Dipendam saja jika belum waktunya, kalaupun memang jodoh nanti pasti ujungnya akan bersama lagi. Begitulah…

salut sih sama kak ardani yang belum pernah ngerasain kondisi pacaran itu seperti apa, ku dukung juga sama steatmentnya dan wah seru banget bacain komenan dari atas sampe bawah isinya pro kontra yang memang lumrah banget dan bisa aku simpulin, semuanya ada faktor risiko ya. Semuanya ada risikonya, yah kalau aku sih berdoa banyak banyak minta petunjuk. Kira-kira ungkapin gak ya, terlebih kan aku sendiri cewe ya hehe, jadi rasa gengsi itu pasti ada.

Dilema banget ya jika terjebak dalam situasi seperti itu. Kita perlu membaca keadaan terlebih dahulu sih sebelum memutuskan apakah akan jujur atau memendamnya saja. Dan tentu ini memerlukan pertimbangan yang matang.

Jika memilih jujur tentu kita dihadapkan dengan reaksi teman lawan jenis kita yang mungkin akan bersikap diluar apa yang diperkirakan. Bisa saja dia justru memilih menjaga jarak, karena canggung dan takut dianggap memberi harapan jika masih berperilaku seperti biasa.
Sebelum itu cobalah memberitahukannya secara tersirat, mungkin memberi kejutan-kejutan atau hadiah sederhana agar ia tidak terlalu kaget saat kita mengungkapkan perasaan.

Tetapi jika kita merasa tidak siap dengan reaksi yang akan didapat, sebaiknya sih pendam saja walaupun sakit. Adakalanya secara tidak sadar kita memberikan sinyal-sinyal perasaan lewat tindakan yang tidak disengaja. dan perlahan-lahan teman kita akan tahu perasaan kita, dalam keadaan seperti itu jika ia tidak memiliki perasaan yang sama maka ia akan cuek. Jika ia keberatan maka dia mungkin akan mengatakannya.

Menurut pandangan saya terkadang memang susah untuk tidak menimbulkan perasaan cinta terhadap sahabat lawan jenis yang sudah dekat dengan kita. Namun perlu diidentifikasi terlebih dahulu apakah perasaan tersebut benar benar cinta ataukah hanya sayang sebagai sahabat, dikarenakan dua hal ini memiliki perbedaan yang tipis. Apabila kita confess akan perasaan kita maka kita juga harus siap dengan konsekuensi yang akan terjadi.

Karena pada dasarnya saya tidak bisa memendam perasaan saya, maka pilihan saya adalah mengakui perasaan tersebut karena nggak semua perasaan yang kita miliki akhirnya menjurus kepada pacaran. Saya mengakui ya karena saya tidak ingin ada beban dalam diri saya, daripada kepikiran terus… walaupun nggak ada jaminan sih setelah menyatakan perasaan, nggak bakal kepikiran hahaha. Tapi kalau dirasa tidak pelu diungkapkan ya mending nggak usah sih, kalau nyatanya nanti malah menimbulkan hal-hal yang tidak seperti bakal jadi canggung setelahnya, atau malah makin menjauh. Sebenernya memang tidak semua rasa tidah harus diungkapkan. Seperti mencintai tidak harus memiliki, kan ?

Saya tipe orang yang lebih suka menyukai orang secara diam-diam. Rasanya jauh lebih nyaman jika seperti itu apalagi jika suka kepada sahabat sendiri. Karena takut jika nanti menyatakan perasaan dan mendapat penolakan, maka saya pikir hubungan pertemanan kita nanti tidak akan seperti dulu lagi. Sulit memang. Tapi, tidak ada salahnya juga jika ingin mengutarakan perasaan. Daripada berdiam diri dan menyesal karena tidak pernah mengatakannya. Soal penolakan, bisa dipikirkan belakangan, yang penting kita sudah jujur. Namun, kembali lagi, ika menurut saya pribadi saya lebih suka memendamnya saja. Atau mungkin kita bisa menunjukkan tanda-tanda jika menyukai dia tanpa mengutarakan perasaan secara gamblang. Dengan begitu, kalau dia peka pasti dia akan merespon entah itu dengan menerima atau bahkan menolak secara tidak langsung atau bahkan secara langsung. Tapi kalau dia tidak peka, ya mungkin mengutarakan secara langsung adalah jalan yang paling tepat.

Kalo saya #timsecretadmirer hehe, walopun dia sahabat saya hmmm mending nggak saya ungkapin deh. fix nanti bakalan jadi canggung soalnya kalo malah diungkapin. perasaan suka itu nggak harus dibalas dengan perasaan suka kok, tergantung tujuan kamu menyukai/mencintai seseorang. Ada orang yang mencintai dan mengharapkan perasaan yang sama dari orang yang dicintai. Ada orang yang mencintai tanpa adanya balasan. Walaupun ada konsekuensi sakit hati melihat dia ternyata mencintai orang lain xixixi. Tapi kalau saya mah, cukup gini aja. Menyukai dia sebatas sahabat. kalopun ada perasaan suka pada lawan jenis, saya tahan dulu deh sampai saya memang sudah mampu untuk menikah hehe karena memang sudah prinsip saya begitu nggak bakal menjalin hubungan asmara dengan lawan jenis selain pernikahan yang suci

Ini menarik banget. Keduanya menyebabkan kondisi yang serba salah. Pasti dilema banget kalau ada di posisi itu. Aku setuju sama statement kak @ArivahBalqis

Memang sangat perlu untuk memperhatikan keadaan, kita juga harus memperhatikan sikap dan respon sahabat kita ke kita. Menyatakan dan memendam sama-sama memiliki resikonya masing-masing. Terlepas dari tujuan kita menyatakan itu hanya untuk sekedar menyatakan saja supaya terasa lega atau menyatakan dengan tujuan mengharapkan suatu balasan yang lebih, jika kita memilih untuk jujur, tentu akan ada ‘gap’ atau jarak dan timbul perasaan canggung satu sama lain dan hubungan pertemanan tidak akan berjalan seperti biasanya. Selain itu, ketika sudah dalam hubungan asmara seperti pacaran namun pada akhirnya hubungan tersebut tidak berlangsung lama, resiko itu bakal terus ada karena kita jadi kehilangan sahabat dan juga orang yang kita sayangi. Jika belum siap dengan resiko tersebut, diam mungkin akan jadi pilihan terbaik. Sakit sih pasti tertekan juga karena harus act like nothing happens kalo lagi komunikasi sama sahabat kita.

Aku pernah ada di posisi seperti ini dulu. haha. Tapi, aku memegang prinsip kalau perasaan suka ke sahabat itu hanya akan timbul sesaat saja dan tidak akan berlangsung lama jadi aku memilih untuk tetap diam dan memendam karena aku percaya itu bakal hilang dengan sendirinya. jujur aku sendiri juga memang lebih mementingkan hubungan pertemanan. Jadi aku pikir kalau untuk menyatakan itu cuma akan menciptakan jarak diantara kita yang memiliki hubungan pertemanan.