Apa yang dimaksud dengan Teori Organisasi ?

Teori Organisasi

Organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu yang saling berinteraksi menurut suatu pola yang terstruktur dengan cara tertentu sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan juga mempunyai batas-batas jelas sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya

Apa yang dimaksud dengan Teori Organisasi ?

Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu. Hakekat kelompok dalam individu untuk mencapai tujuan beserta cara-cara yang ditempuh dengan menggunakan teori yang dapat menerangkan tingkah laku, terutama motivasi, individu dalam proses kerjasama.

Menurut Lubis dan Husaini (1987), teori organisasi adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicaraan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Teori organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari struktur dan desain organisasi. Teori organisasi menunjuk aspek-aspek deskriptif maupun perspektif dari disiplin ilmu tersebut. Teori organisasi menjelaskan bagaimana organisasi sebenarnya distruktur dan menawarkan tentang bagaimana organisasi bisa dikonstruksi guna meningkatkan keefektifan organisasi (Stephen P. Robbins, 1994).

Dari pengertian teori dan organisasi maka dapat dipahami bahwa definisi teori organisasi berfungsi menjelaskan kegiatan dan dinamika kerjasama organisasi dan memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusan berdasarkan prediksi akibat pengambilan keputusan tersebut.

Oganisasi adalah kemampuan untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan organisasi, sedangkan organisasi menurut Senge adalah sebagai berikut:

Organisasi adalah di mana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar- benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan orang- orang secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama”

Burky dan Perry menyebutkan bahwa organisasi adalah sebuah kesatuan yang terdiri dari sekelompok orang yang bertindak secara bersama- sama dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, paling tidak definisi organisasi terdiri dari :

  • Orang orang/sekumpulan orang
  • Kerjasama
  • Tujuan bersama

Dapat dikatakan bahwa yang dimaksud organisasi adalah setiap bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk suatu tujuan bersama dan terikat secara formal. Organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada, atau organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Teori-teori Organisasi


Di dalam perkembangannya, teori-teori organisasi telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa dengan melihat pada variabel-variabel yang menjadi pusat perhatiannya, antara lain digolongkan sebagai berikut :

Teori Manajemen Ilmiah / Klasik

Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah:

  1. Pentingnya peran manajer
  2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
  3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
  4. Iklim kondusif

Manajemen ilmiah (scientific management) memperhatikan prinsip-prinsip di dalam pembagian kerja dengan para pakarnya yaitu :

  1. Robert Owen (1771 - 1858); Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan. Asumsi teori Robert Owen dilatarbelakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.

  2. Charles Babbage (1792 - 1871); Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan, sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.

  3. Frederick W. Taylor; Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktu kerja (time & motion studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.

  4. Hennry L. Gantt (1861 - 1919); Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu : Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan, mengenal metode seleksi yang tepat dan sistem bonus dan instruksi. Gantt menolak sistem upah differensial, karena hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.

  5. Frank B. Gilberth dan Lillian M. Gilberth (1868 - 1924 dan 1878 - 1972); Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan. Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.

  6. Herrington Emerson (1853 - 1931); Penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah pemborosan dan inefisiensi. Oleh karena itu ia menganjurkan agar di dalam organisasi terdapat tujuan jelas, kegiatan logis, staf yang memadai, disiplin kerja, balas jasa yang adil, laporan terpercaya, urutan instruksi, standarisasi kegiatan, kondisi standar, operasi standar, instruksi standar dan balas jasa insentif.

Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktivitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktivitasnya bisa lebih tinggi.

Para pencetus/ahli teori hubungan antar manusia antara lain :

  1. Abraham Maslow; Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.

  2. Douglas McGregor; Dengan teori X dan teori Y.

  3. Frederich Herzberg; Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.

  4. Robert Blake dan Jane Mouton; Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.

  5. Rensis Likert; Mengidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem manajemen.

  6. Fred Fiedler; Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.

  7. Chris Argyris; Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.

  8. Edgar H. Schein; Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.

Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.

Teori Aliran Kuantitatif

Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah sebagai berikut :

  1. Merumuskan masalah
  2. Menyusun model aritmatik
  3. Mendapatkan penyelesaikan dari model
  4. Mengkaji model dan hasil model
  5. Menetapkan pengawasan atas hasil
  6. Mengadakan implementasi

Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah metode statistik dan komputerisasi untuk melihat kemungkinan dan peluang sebagai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen.

Referensi :

  • Peter Senge, 1990, The Fifth Discipline: The Art and Practice of the Learning Organization, New York, Currency Doubleday.
  • Shahid J. Burky, Guillermo E. Perry and William R. Dillinger, 1998, Beyond the Center: Decentralizing the State, Washington D.C, The World Bank.