Apa yang dimaksud dengan pembelajaran metode Simulasi?

pembelajaran

Seseorang dikatakan belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang tak dapat dilakukan sebelum ia belajar, atau bila kelakuannya berubah, sehingga lain caranya menghadapi suatu situasi dari pada sebelum itu. Kelakuan dalam proses belajar melingkupi : pengamatan, pengenalan, pengertian, perbuatan perasaan, minat, penghargaan dan sikap.

1 Like

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.

Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja)

Menurut Hamalik, simulasi adalah suatu teknik yang digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku. Latihan-latihan ketrampilan menuntut praktik yang dilaksanakan di dalam situasi kehidupan nyata (dalam pekerjaan tertentu), atau dalam situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyatanya. Latihan- latihan dalam bentuk simulasi pada dasarnya berlatih melaksanakan tugas-tugas yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkah


Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008), ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan metode simulasi, yaitu :

  1. Penentuan topik dan tujuan simulasi;

  2. Guru memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan disimulasikan;

  3. Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan-peranan yang akan dimainkan, pengaturan ruangan, pengaturan alat, dan sebagainya.

  4. Pemilihan pemegang peranan;

  5. Guru memberikan keterangan tentang peranan yang akan dilakukan;

  6. Guru memberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada kelompok dan pemegang peranan;

  7. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi;

  8. Pelaksanaan simulasi;

  9. Evaluasi dan pemberian balikan;

  10. Latihan ulang.

Kelebihan dan Kelemahan


Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008) dalam pembelajaran metode simulasi ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu sebagai berikut:

Kelebihan Metode Simulasi:

  1. Menyenangkan, sehingga siswa secara wajar terdorong untuk berpartisipasi;

  2. Menggalakkan guru untuk mengembangkan aktivitas simulasi;

  3. Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya;

  4. Memvisualkan hal-hal yang abstrak;

  5. Tidak memerlukan ketrampilan komunikasi yang pelik;

  6. Memungkinkan terjadinya interaksi antarsiswa;

  7. Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban, kurang cakap dan kurang motivasi;

  8. Melatih berpikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses, kemajuan simulasi.

Kelemahan Metode Simulasi:

  1. Efektifitasnya dalam memajukan belajar belum dapat dilaporkan oleh riset;

  2. Validitas simulasi masih banyak diragukan orang;

  3. Menuntut imajinasi dari guru dan siswa.

Menurut Abu Ahmadi simulasi (simulation) berarti tiruan atau suatu perbuatan yang bersifat pura-pura saja. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menggambarkan keadaan sebenarnya.

Maksudnya ialah siswa (dengan bimbingan guru) melakukan peran dalam simulasi tiruan untuk mencoba menggambarkan kejadian yang sebenarnya. Maka didalam kegiatan simulasi, peserta atau pemegang peranan melakukan lingkungan tiruan dari kejadian yang sebenarnya.
Metode pembelajaran simulasi merupakan metode pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affairs) atau proses.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa oleh beberapa ahli tersebut di atas, dapat dipahami bahwa metode simulasi merupakan suatu model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar bagaimana cara mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik khusus misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yang sebenarnya akan lebih bagus melalu simulasi terlebih dahulu.

Jenis-Jenis Simulasi


Menurut Wina Sanjaya Simulasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Sosiodrama

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah–masalah yang berkaitan dengan fenomena social, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.

2. Psikodrama

Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan- tekanan yang dialaminya.

3. Role Playing

Role playing atau permainan peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari metode simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual. Dalam proses pelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompoknya masing-masing dengan mekanisme pelaksanaan yang diarahkan guru untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan atau direncanakan sebelumnya.

Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Simulasi


Menurut Wina Sanjaya langkah-langkah simulasi terdiri atas 3 bagian yaitu persiapan simulasi, pelaksanaan simulasi dan penutup simulasi. Untuk lebih jelasnya dijabarkan sebagai berikut ini:

1. Persiapan Simulasi

  • Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.

  • Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.

  • Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang disediakan.

  • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeran simulasi.

2. Pelaksanaan Simulasi

  • Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
  • Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
  • Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapatkan kesulitan.
  • Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berfikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.

3. Penutup Simulasi

  • Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
  • Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.

Tujuan Kegiatan Simulasi


Metode pembelajaran simulasi bertujuan untuk :

  1. Melatih keterampilan tertentu baik bersifat professional maupun bagi kehidupan sehari-hari.

  2. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep.

  3. Melatih memecahkan masalah.

  4. Meningkatkan keaktifan belajar.

  5. Memberikan motivasi belajar kepada siswa.

  6. Melatih siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok.

  7. Menumbuhkan daya kreatif siswa.

  8. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi


Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode belajar diantaranya :

  1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun menghadapi dunia kerja.
  2. Simulasi dapat engembangkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
  3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
  4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
  5. Simulasi dapat meningkatkan gaairah siswa dalam proses pembelajaran.

Disamping memiliki kelebihan simulasi juga mempunyai kelemahan, diantaanya :

  1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan.

  2. Pengelolahan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alathiburan, sehingga tujuan pembelajaran jadi terbengkalai.

  3. Faktor pisikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2006) “Metode pembelajaran simulasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.”

Sedangkan, menurut definisi Depdiknas,(2005) “Metode pembelajaran simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan peserta didik ( ranah kognitif maupun keterampilan ).” Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan atau keterbatasan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya.

Tujuan dari Metode Pembelajaran Simulasi

  1. Agar siswa mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses terjadinya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, dan komponen – komponen yang membentuk sesuatu.

  2. Menurut Syaiful Basri Djamarah (2006) “Untuk menghindari terjadinya verbalisme pada siswa, karena pada siswa SMK output yang diharapkan adalah keterampilan praktek, bukan keterampilan verbal saja yang sifatnya hapalan.”

  3. Agar proses pembelajaran lebih menarik bagi siswa

  4. Meminimalisir pembelajaran satu arah dari guru, dengan metode ini siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.

  5. Merangsang siswa untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba mempraktekan apa yang ada dalam teori menjadi sesuatu yang nyata (disimulasikan).

Karakteristik Metode Pembelajaran Simulasi

Karakteristik metode pembelajaran simulasi antara lain seperti yang tercantum dibawah ini.

1. Perpaduan antara student centered approach dan teacher centered approach .

Dalam metode pembelajaran simulasi, terlebih dahulu guru harus menerangkan konsep dan substansi dari materi yang dipelajari, hal ini bisa dilakukan melalui ceramah atau metode lainya, kemudian guru membimbing siswa agar siswa paham secara prosedural dari materi yang dipelajari dengan cara menyimulasikannya. Dalam tahapan ini, peran siswa lebih besar karena siswa terlibat langsung dalam memerankan tahapan-tahapan dari prosedur yang diterangkan guru.

2. Metode pembelajaran yang komprehensif

Karakteristik berikutnya dari metode pembelajaran simulasi adalah memiliki sifat komprehensif. Dalam metode pembelajaran simulasi, siswa tidak hanya cukup paham materi, tapi sampai memiliki keterampilan, sebagaimana penjelasan pada bahasan sebelumnya.

3. Melatih siswa bekerjasama dalam kelompok secara efektif

Menurut Lansberger 2008 : “ Kemampuan Seseorang untuk memahami suatu materi yang sedang dipelajarinya dapat dipengaruhi oleh hubungannya dengan orang lain”. Artinya seseorang kadang-kadang atau bahkan sering memerlukan bekerja atau belajar secara tim.

4. Menuntun siswa pada proses peralihan isi pengetahuan ke arah proses pengaplikasian teori dalam realita kehidupan

Dalam metode pembelajaran simulasi, siswa dituntun untuk learning by doing . Setelah siswa memiliki gambaran atas materi yang dipelajari mereka langsung dihadapkan pada kondisi “realita buatan” sehingga akan memperkuat pemahamannya tersebut untuk teraplikasikan dalam keterampilan.

5. Memerlukan sarana penunjang yang memadai

Karakteristik berikutnya dari metode pembelajaran simulasi adalah perlunya sarana yang memadai untuk melaksanakannya. Hal ini merupakan rasionalisasi dari hakikat metode pembelajaran simulasi itu sendiri, yaitu berusaha menciptakan realita kehidupan ke dalam kelas melalui “realita buatan”.

Prasyarat Pelaksanaan Metode Pembelajaran Simulasi

  1. Menurut Depdiknas (2005) dalam buku Kumpulan Metode Pembelajaran/Pendampingan, Metode simulasi memerlukan ketersediaan “bahan dan alat yang memadai untuk melaksanakan simulasi tersebut”.

  2. Kesiapan dari guru untuk mengarahkan siswa dalam melaksanakan simulasi,(Syaiful Bahri Djamarah 2006 ) artinya guru memahami betul apa yang harus dilakukan siswa dalam simulasi tersebut, guru berperan sebagai sutradara yang memberi batasan dan arahan sehingga apa yang disimulasikan tidak keluar dari koridor tujuan pembelajaran.

  3. Kesiapan dari siswa untuk melaksanakan simulasi, artinya sebelum melaksanakan simulasi siswa sudah memahami apa saja yang harus dilakukannya.

  4. Tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan simulasi. Kegiatan harus utuh, tidak boleh terganggu karena waktu yang tidak mencukupi.

Langkah Penerapan Metode Pembelajaran Simulasi

  1. Membuka pelajaran

Membuka pelajaran dalam metode pembelajaran simulasi tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran yang lain. Tujuan utama dari pembukaan adalah untuk apersepsi siswa pada konsep sebelumnya yang telah dipelajari dan hubungannya dengan materi yang akan dipelajari.

  1. Menjelaskan tujuan dan target pembelajaran

Sebelum simulasi dimulai, siswa harus tahu main goal dari materi yang akan dipelajari. Guru pun secara sepintas menyampaikan kerangka konseptual dari materi, hal ini sangat penting sebagai bekal bagi siswa untuk menjalankan simulasi.

Bila materi yang akan disimulasikan adalah materi siklus akuntansi perusahaan jasa, maka guru harus menerangkan apa target yang harus dicapai setelah materi selesai dipelajari, misalnya target minimal untuk materi ini adalah siswa mampu menyusun laporan keuangan. Diterangkan juga bila siswa telah paham target tersebut guru akan memfasilitasi siswa dengan membuat simulasi dari materi tersebut dimana siswa akan terlibat secara aktif dalam prosesnya.