Apa yang dimaksud dengan karang gigi atau kalkulus gigi?

Karang gigi atau kalkulus adalah penumpukan plak gigi akibat tidak dibersihkan, sehingga plak tersebut menjadi mengeras dan telah termineralisasi secara pelahan-lahan. Jika plak menjadi karang gigi, maka akan sulit untuk dibersihkan hanya dengan menggosok gigi, sehingga diperlukan bantuan dokter gigi untuk membersihkannya.

Apa yang dimaksud dengan karang gigi atau kalkulus gigi?

Kalkulus gigi adalah plak gigi yang mengalami mineralisasi, melekat erat pada permukaan gigi atau gigi tiruan. Kalkulus terdiri dari air, bahan organik, dan bahan anorganik, yaitu kalsium fosfat (75,9%), kalsium karbonat (3,1%), sedikit magnesium fosfat dan beberapa ion lain (Na. Fe, Zn, Si dll).

Mekanisme pembentukan kalkulus gigi dapat dijelaskan melalui 2 teori yaitu ;

1. Teori mineralisasi, menurut teori ini pembentukan kalkulus melalui dua aspek yaitu nukleasi dari kristalit dan kemudian pertumbuhannya. Ada 3 hipotesa yang menjelaskan awal dari proses mineralisasi :

  1. Dengan meningkatnya pH saliva akan menyebabkan presipitasi kalsium fosfat sehingga membentuk suatu nukleat. Kenaikan pH saliva dapat disebabkan oleh perbedaan tekanan CO2 antara saliva yang baru disekresi oleh kelenjar liur dengan saliva yang terdapat di RM, produksi amoniak oleh bakteri yang terdapat di plak dan menurunya kadar protein pada saat stagnasi aliran saliva.

  2. Ikatan protein koloid saliva dengan ion-ion kalsium fosfat berfungsi mempertahankan saliva agar tetap jenuh akan garam-garam kalsium fosfat. Bila terjadi stagnasi aliran saliva yang menyebabkan hilangnya koloid, maka kejenuhan tersebut tidak dapat dipertahankan sehingga terjadi presipitasi garam-garam kalsium fosfat.

  3. Fosfat anorganik dihidrolisa oleh enzim fosfatase sehingga konsentrasi ion fosfat bebas meningkat. Sedangkan hidrolisa enzim esterase mengawali kalsifikasi dengan hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas, kemudian ester lemak tersebut membentuk suatu penyabunan dengan kalsium dan magnesium yang akhirnya diubah menjadi garam kalsium fosfat.

2. Teori epiktasis, menurut teori ini plak diduga berfungsi sebagai media pembiak atau dikatakan plak mengandung tempat-tempat nukleasi yang merupakan tempat pembentukan kristal awal. Setelah nukleasi dari kristalit terjadi, maka dengan adanya saliva yang sangat jenuh akan garam-garam kalsium fosfat dapat mendukung pertumbuhan nukleat tersebut sehingga terbentuk kalkulus gigi. Pada permukaan kalkulus akan terbentuk lapisan plak lagi, dimana lapisan plak tersebut akan mengalami kalsifikasi oleh kalsium dari saliva sehingga mengeras.

Hal ini terus terjadi sehingga kalkulus yang tidak dibersihkan semakin lama semakin menebal. Presipitasi garam-garam mineral mampu mengeraskan plak, yang dapat dimulai antara hari pertama sampai hari ke-14. Plak dapat termineralisasi sebesar 50% dalam 2 hari dan 60-90% termineralisasi dalam 12 hari.

Berdasarkan lokasinya, kalkulus dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

  1. Supragingival calculus/extra gingival calculus/salivary calculus merupakan kalkulus yang terletak pada bagian atas dari margin gingiva.

    Sifat-sifat :

    • Posisi lebih koronal daripada puncak margin gingiva (gingival crest)
    • Distribusinya berhubungan dengan posisi muara kelenjar liur. Sering terdapat pada daerah bukal gigi M RA (muara duktus stensonii glandula parotis) dan daerah lingual insisif RB (muara duktus whartonii glandula sublingualis).
    • Terlihat oleh mata.
    • Warna putih kekuningan
    • Lebih lunak daripada subgingival calculus
    • Dengan sonde terasa lebih keras dari permukaan gigi
  2. Subgingival calculus/intra gingival calculus/serumal calculus merupakan kalkulus yang terletak dibawah puncak tepi gingiva.

    Sifat-sifat :

    • Posisi berada dibawah gingival crest
    • Warna coklat tua sampa hijau hitam (Hb mengandung Fe, Fe + S = FeS hitam)
    • Diketahui dengan perabaan teliti dengan sonde, dengan foto radiografis
    • Lebih padat dan keras dari supragingival calculus
    • Bentuk pipih karena adanya tekanan dari marginal gingiva
    • Distribusinya tidak berhubungan dengan posisi muara kelenjar liur.

Faktor utama dari kalkulus dalam menyebabkan penyakit periodontal lebih kepada produk-produk bakteri didalam plak pada permukaan kalkulus. Kalkulus berperan dalam mempertahankan dan memperhebat penyakit periodontal.

Mekanisme terjadinya penyakit periodontal oleh kalkulus

image

Gingiva yang sehat dapat mengalami kerusakan jika terinfiltrasi oleh kuman yang berasal dari plak dan kalkulus. Plak yang mengendap terlalu lama dan tidak dibersihkan dapat menumpuk menjadi kalkulus dan menginfeksi jaringan gingiva yang sehat. Hal ini dapat memicu terjadinya peradangan gingiva atau gingivitis, jika gingivitis dibiarkan terlalu lama tanpa perawatan dapat memicu kerusakan yang lebih parah atau disebut dengan periodontitis.

Untuk itulah diperlukan suatu terapi perawatan yang adekuat untuk mengobati peradangan gingiva tersebut. Perawatan yang dilakukan berupa perawatan konvensional non surgikal atau disebut juga dengan skalling dan root planning. Skalling dan root planning bukan merupakan prosedur yang terpisah. Semua prinsip skalling dapat diterapkan pada root planning. Perbedaan antara skalling dan root planning hanya pada tingkat kedalamannya, root planning prosedurnya definitive hingga ke sementum dan ujung akar sementara skalling hanya sebatas permukaan mahkota gigi diatas serviks.

Namun, kedua prosedur ini tidak bisa dijadikan sebagai prosedur yang terpisah. Skalling tanpa root planning akan tidak cukup untuk menghapus semua faktor yang menyebabkan peradangan pada gingiva. Oleh sebab itu, untuk memperoleh permukaan akar yang bebas plak, toksin atau mikroorganisme maka prosedur root planning mutlak untuk dilakukan.

Karang gigi merupakan endapan pada permukaan gigi yang mengalami klasifikasi keras warna putih kekuningan sampai hijau kecokelatan. Karang gigi juga merupakan penumpukan plak gigi akibat tidak dibersihkan, sehingga plak tersebut menjadi mengeras dan telah termineralisasi secara pelahan-lahan.

Karang gigi bersifat kasar yang merupakan tempat pelekatan plak dan kuman yang menjadi penyebab kerusakan dan luka pada gigi. Berdasarkan pada perkembangannya, karang gigi ini memiliki tiga warna:

  • Karang gigi yang masih tipis memiliki warna putih dan kuning.

  • Karang gigi yang dibiarkan begitu saja, lama kelamaan warnanya akan berwarna kehijauan.

  • Karang gigi yang tidak pernah dibersihkan, lambat laun akan berubah menjadi berwarna hitam.

Sumber: https://sehatips.xyz/kalkulus/

Kalkulus adalah suatu massa adheren yang merupakan mineralisasi dari plak bakteri yang terbentuk pada permukaan gigi dan protesa di rongga mulut. Kalkulus merupakan etiologi sekunder dari penyakit periodontal. Kalkulus meningkatkan retensi dari plak dimana permukaan kalkulus dilapisi oleh plak yang tidak termineralisasi sehingga dapat meningkatkan laju formasi plak.

Selain itu, sifat porositas dari kalkulus dapat menjadi tempat untuk patogen-patogen periodontal dan mempertahankan komponen bakteri yang berbahaya seperti endotoksin.

Komposisi Kalkulus


Komposisi kalkulus secara umum terdiri dari komponen organik dan anorganik. Setidaknya duapertiga dari komponen anorganik adalah dalam struktur kristal. Bentuk kristal yang utama adalah 58% hidroksiapatit, 21% whitlockite magnesium, 12% oktakalsium fosfat dan 9% brushite.

Secara umum, setidaknya dua atau lebih dari kristal ini ditemukan dalam sampel kalkulus. Kalkulus terdiri dari 70% sampai dengan 90% bahan anorganik dan sisanya adalah komponen organik. Bahan anorganik kalkulus supragingiva diperkirakan terdiri dari 76% kalsium fosfat (Ca3(PO4)2), 3% kalsium karbonat (CaCO3), magnesium fosfat (Mg3(PO4)2) dan logam lainnya. Komponen anorganik yang utama antara lain adalah 39% kalsium, 19% fosfor, 2% karbondioksida, 1% magnesium dan kandungan dalam jumlah yang sedikit dari natrium, seng, stronsium, brom, tembaga, manggan, tungsten, emas, aluminum, silikon, besi dan ftor. Bahan organik kalkulus supragingiva terdiri dari campuran kompleks protein polisakarida, sel epitel deskuamasi, leukosit dan tipe mikroorganisme yang bervariasi.

Komposisi kalkulus supragingiva dan subgingiva hampir sama, tetapi ada beberapa perbedaan dari keduanya. Perbedaan antara komponen kalkulus supragingiva dan subgingiva tidak terlalu banyak. Kalkulus supragingiva dan subgingiva mempunyai konten hidroksiapatit yang sama, tetapi pada kalkulus subgingiva komponen whitlockite magnesiumnya lebih banyak dengan komponen brushite dan oktakalsium fosfat yang lebih sedikit.

Klasifikasi Kalkulus


Berdasarkan hubungannya terhadap margin gingiva, kalkulus diklasifikasikan menjadi kalkulus supragingiva dan kalkulus subgingiva.

1. Kalkulus Supragingiva

Kalkulus supragingiva merupakan kalkulus yang terletak di bagian korona dari margin gingiva sehingga dapat terlihat secara klinis. Kalkulus supragingiva dapat dibersihkan dengan mudah dari permukaan gigi menggunakan skeler tetapi dapat terbentuk kembali dengan cepat terutama di permukaan lingual gigi anterior rahang bawah. Kalkulus supragingiva ini mempunyai konsistensi seperti tanah liat dan biasanya berwarna putih atau putih kekuningan tetapi warna ini juga dapat dipengaruhi oleh substansi seperti tembakau atau pigmen makanan. Bentuk kalkulus ini sangat tergantung pada bentuk anatomis gigi, kontur dari margin gingiva, tekanan dari lidah, bibir dan pipi. Kalkulus ini dapat terjadi pada satu gigi, sekelompok gigi atau pada seluruh gigi.

Kalkulus supragingiva terutama banyak ditemui pada permukaan bukal dari gigi molar maksila dan pada permukaan lingual dari gigi anterior mandibula. Pada kasus yang ekstrim, kalkulus dapat terbentuk seperti struktur jembatan diatas papila interdental dari gigi yang berdekatan atau bahkan menutupi permukaan
oklusal dari gigi. Kalkulus supragingiva juga dikenal sebagai kalkulus saliva karena pembentukannya dibantu oleh saliva.

Kalkulus supragingiva
Gambar Kalkulus supragingiva

2. Kalkulus Subgingiva

Kalkulus subgingiva merupakan kalkulus yang terletak di bawah puncak margin gingiva sehingga tidak dapat terlihat secara klinis. Pada keadaan dimana gingiva mengalami resesi, kalkulus subgingiva menjadi tersingkap sehingga klasifikasinya dapat mengalami perubahan menjadi kalkulus supragingiva.

Lokasi dan perluasan kalkulus subgingiva biasa dideteksi dengan menggunakan prob dan eksplorer. Kalkulus subgingiva biasanya berwarna cokelat tua atau hijau kehitaman dengan konsistensi yang lebih rapuh. Bentuk kalkulus ini biasanya rata karena adanya tekanan dari dinding poket.

Secara siginifikan, kalkulus subgingiva lebih banyak terdapat pada permukaan lingual daripada permukaan bukal. Pada permukaan lingual, gigi molar pertama mandibula memiliki kalkulus subgingiva terbanyak, sedangkan pada permukaan bukal, gigi anterior mandibula dan gigi molar maksila memiliki kalkulus subgingiva yang paling banyak. Kalkulus subgingiva juga dikenal sebagai kalkulus serum karena pembentukannya dibantu oleh transudat serum.

Kalkulus subgingiva dapat dijumpai dalam beberapa bentuk yang bervariasi antara lain adalah bentuk spikula, ledge dan cincin. Bentuk spikula merupakan bentuk kalkulus kecil dan banyak terdapat pada daerah interdental. Bentuk ledge adalah bentuk deposit yang lebih besar dan letaknya paralel dengan pertemuan sementoenamel. Sedangkan, bentuk cincin adalah kalkulus yang membentuk cincin dan mengelilingi gigi.

Kalkulus subgingiva
Gambar Kalkulus subgingiva

Proses Pembentukan Kalkulus


Kalkulus adalah plak gigi yang mengalami mineralisasi. Oleh sebab itu, proses pembentukan kalkulus di awali dengan proses pembentukan plak dimana pada awalnya terbentuk lapisan acquired pellicle yang merupakan interaksi antara bakteri dengan pelikel. Pada tahap ini, hanya bakteri yang dapat membentuk polisakarida ekstraseluler yang dapat tumbuh 24 jam pertama membentuk suatu lapisan yang tipis. Selanjutnya, terjadi proliferasi bakteri yang menyebabkan peningkatan massa plak. Pertumbuhan plak gigi ini dapat berupa pertumbuhan melalui adhesi dari bakteri yang baru atau melalui multiplikasi dari bakteri yang sudah melekat.

Mineralisasi pada plak hanya bisa terjadi apabila plak mengalami kejenuhan oleh komponen dari kalkulus seperti kalsium fosfat. Plak gigi yang lunak mengalami pengerasan karena adanya presipitasi dari garam mineral dan pengerasan ini dapat terjadi antara hari pertama dan keempat belas setelah pembentukan plak. Selain itu, plak gigi yang berkembang menjadi kalkulus akan mengalami peningkatan komponen anorganik. Proses kalsifikasi ini hanya membutuhkan waktu 4-8 jam dan dapat mencapai 50% setelah dua hari bahkan 60- 90% setelah dua belas hari.

Peran mikroorganisme dalam pembentukan kalkulus tidak selalu penting karena kalkulus dapat terbentuk pada hewan percobaan yang bebas dari mikroorganisme.