Apa yang dimaksud dengan Inteligensi?

Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

Apa yang dimaksud dengan Inteligensi ?

Inteligensi juga sering disebut dengan kecerdasan. Istilah inteligensi berasal dari kata latin “intelligere” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Definisi inteligensi sendiri cukup beragam.

Salah satu definisi dinyatakan oleh Stern yang menyebutkan bahwa inteligensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya (Walgito, 1997).

Sementara itu GD Stoddard (dalam Crow & Crow, 1984) menyatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan yang mengendalikan aktifitas-aktifitas dengan ciri-ciri sukar, kompleks, abstrak, tepat, bertujuan, bernilai sosial dan menampakkan adanya keaslian, serta kemampuan untuk mempertahankan kegiatan-kegiatan seperti itu dalam kondisi yang memerlukan energi dan berlawanan dengan kekuatan-kekuatan emosional.

Sedangkan Terman (dalam Walgito, 1997) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan berpikir abstrak.

Dalam teori-teori tentang inteligensi, banyak para ahli yang menyatakan adanya faktor-faktor tertentu dalam inteligensi. Namun mengenai faktor-faktor apa yang terdapat dalam inteligensi, sampai saat ini belum ada kesepakatan di antara para ahli itu sendiri.

Menurut Spearman, inteligensi mengandung 2 faktor:

  1. General ability (faktor G)
    Merupakan faktor yang mendasari semua tingkah laku orang. Jadi dalam setiap tingkah laku terdapat faktor g yang sama.

  2. Special ability (faktor S)
    Merupakan faktor yang berfungsi pada tingkah laku khusus. Jadi dalam tingkah laku yang berbeda akan terdapat faktor s yang berbeda, namun faktor g-nya sama.

Teori faktor yang lain dikemukakan oleh Sternberg, yang mengembangkan triarchic theory of intelligence (Elliott, dkk, 1999). Menurut Sternberg terdapat 3 elemen dalam inteligensi:

  1. Componential. Merupakan kemampuan untuk berpikir abstrak, memproses informasi, serta menentukan apa yang perlu dilakukan

  2. Experiental. Merupakan kemampuan belajar dari pengalaman, sehingga dapat digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas familiar secara efisien.

  3. Contextual. Merupakan kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan dalam memecahkan masalah pada situasi khusus. Sering disebut sebagai inteligensi praktis.

Sementara itu Howard Gardner memunculkan teori multiple intelligences (Elliott, 1999). Gardner menyatakan bahwa kemampuan kognitif manusia digambarkan sebagai sekumpulan kemampuan, bakat atau keterampilan mental yang disebut sebagai inteligensi. Setiap manusia memiliki tiap kemampuan tersebut, hanya berbeda tingkat serta kombinasinya.

Menurut Gardner terdapat 7 macam kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan musikal, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan pandang ruang, kecerdasan gerakan badan, kecerdasan interpersonal serta kecerdasan intrapersonal.

Walaupun ada perbedaan konsepsi mengenai inteligensi, namun pada umumnya para ahli sepakat bahwa masing-masing individu memiliki inteligensi yang berbeda-beda. Karena itu antara individu yang satu dengan yang lain juga tidak sama kemampuannya dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. Untuk mengetahui perbedaan inteligensi tersebut diperlukan sebuah tes inteligensi.

Orang yang pertama kali menciptakan tes inteligensi adalah Binet, yaitu pada tahun 1905, yang kemudian mendapatkan revisi baik dari Binet sendiri maupun dari ahli lain. Walaupun tes inteligensi sangat berguna, khususnya dalam bidang pendidikan, namun hendaknya penggunaan tes inteligensi beserta hasilnya dilakukan dengan hati-hati. Karena tes inteligensi bukan hal yang serba menentukan, maka sebaiknya jangan dipakai sebagai satu-satunya pedoman, melainkan dipergunakan dalam kombinasi dengan instrumen pendidikan yang lain.

Adapun klasifikasi hasil tes inteligensi (IQ) berdasarkan Wechsler Intelligence for Children (WISC) dan Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah sebagai berikut :

Very superior 130 +
Superior 120 – 129
Bright normal 110 – 119
Average 90 – 109
Dull normal 80 – 89
Borderline 70 – 79
Mental defective 69 ke bawah

Mental defective ini masih diklasifikasikan dengan klasifikasi sebagai berikut

Tipe Range IQ Range MA Range SA keterangan
Moron 50 - 69 8 –12 tahun 10-18 tahun Educable retarded
Imbecile 20 - 49 3 –7 tahun 4 – 9 tahun Trainable retarded
Idiot -19 -3 tahun - 4 tahun Institutional retarded

"Intelligence is a general capacity of behave in an adaptable and acceptable manner" David C. Edward

“Intelligence - terms used to decribe a person’s general abilities in a number of different areas, including both verbal and motor skills” Robert E. Silverment

"Intelligence is a global capacity of the individual to act purpose fully, to think rationally and to deal effectively with the environ ment" Dennis Coon

"Intelligence has frequently been defined as the ability to adjust to the environment or to learn from experience" Super and Cites

Intelegensi atau kecerdasan adalah kemampuan umum mental individu yang tampak dalam caranya bertindak atau berbuat atau dalam memecahkan masalah atau dalam melaksanakan suatu tugas. Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental individu yang di tunjukan melalui kwalitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak berbuat atau memecahkan masalah yang di hadapinya. makin tinggi taraf kemampuan intelegensi seseorang akan makin cepat, makin tepat dan makin berhasil penuh dalam bertindak berbuat atau memecahkan masalah.

Intelegensi bagi manusia berfungsi untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap lingkungan yang di hadapi.

Terdapat delapan jenis kecerdasan, atau inteligensi manusia, diluar kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, yaitu :

1. Intelegensi berbahasa

Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan- kemampuan berpikir dengan kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tertulis. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasa.

  • Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendengar.
  • Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing.
  • Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis. Pandai menafsirkan kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis. Senang mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.
  • Pandai mengingat dan menghafal.
  • Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan maupun tulisan
  • Humoris

2. Intelegensi Logis-Matematis

Intelegensi logis-matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau menghitung.

  • Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki
  • Senang dan pandai berhitung dan bermain angka
  • Senang mengorganisasi sesuatu, menyusun skenario
  • Mampu berpikir logis, baik induktif maupun deduktif
  • Senang silogisme
  • Senang berpikir abstrak dan simbolis
  • Mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksinya.

3. Intelegensi Visual Spasial

Intelegensi visual spasial yaitu kemampuan berpikir dalam citra dan gambar. Berikut ini adalah karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan intelegensi visual.

  • Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, dan lain-lain
  • Peka terhadap citra, warna, dan sebagainya.
  • Pandai memvisualisasikan ide.
  • Imajinasinya aktif.
  • Mudah menemukan jalan dalam ruang.
  • Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut.
  • Senang membuat rumah-rumah dari balok.
  • Mengenal relasi benda-benda dalam ruang.

4. Intelegensi Musikal

Intelegensi musikal adalah kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Berikut karakteristik dari intelegensi musikal.

  • Pandai mengubah atau menciptakan musik
  • Gemar mendengar dan atau memainkan alat musik
  • Senang dan pandai bernyanyi bersenandung
  • Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme
  • Mudah menangkap musik
  • Peka terhadap suara dan musik
  • Dapat membedakan bunyi berbagai alat musk
  • Bergerak sesuai irama

5. Intelegensi Kinestetik Tubuh

Intelegensi kinestetik tubuh yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan tubuh. Berikut karakteristik intelegensi kinestetik tubuh.

  • Senang menari, akting dan sejenisnya
  • Panda dan aktif dalam olah raga tertentu
  • Mudah berekspresi dalam tubuh.
  • Mampu memainkan mimic
  • Cenderung menggunakan bahasa tubuh
  • Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi
  • Senang dan efektif berpikir sambil jalan
  • Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk
  • Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu lama

6. Intelegensi Intrapersonal

Intelegensi intrapersonal adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri. Berikut adalah karakteristik intelegensi intrapersonal

  • Mampu menilai diri sendiri
  • Mudah mengelola dan menguasai perasaannya
  • Sering mengamati dan mendengarkan
  • Bisa bekerja sendiri dengan baik
  • Mampu mencanangkan tujuan, dan menyusun cita- cita
  • Berjiwa independen
  • Mudah berkomunikasi
  • Keseimbangan diri
  • Senang mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda
  • Sadar akan realitas spritual

7. Intelegensi Interpersonal

Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut adalah karakteristik intelegensi interpersonal

  • Mampu berorganisasi
  • Mampu bersosialisasi
  • Senang Permainan berkelompok
  • Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain
  • Senang berkomunikasi verbal dan non verbal
  • Peka terhadap teman

8. Intelegensi Naturalis

Intelegensi naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam. Berikut adalah karakteristik dari intelegensi naturalis

  • Senang terhadap flora dan fauna
  • Pandai melihat perubahan alam.
  • Senang kegiatan di alam terbuka

Istilah intelegensi ini sudah menjadi bahasa umum bagi masyarakat, hanya saja sebagian masyarakat menamakannya kecerdasan, kecerdikan, kepandaian, ketrampilan dan istilah lainnya yang pada prinsipnya bermakna sama. Istilah intelegensi dapat diartikan dengan dua cara, yaitu:

  1. Arti luas: kemampuan untuk mencapai prestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan. Prestasi itu dapat diberikan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pergaulan, sosial, tekhnis, perdagangan, pengaturan rumah tangga dan belajar di sekolah.

  2. Arti sempit: kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya berpikir memegang peranan pokok. Intelegensi dalam arti ini, kerap disebut “kemampuan intelektual” atau ”kemampuan akademik”.

Mengenai hakikat intelegensi, belum ada kesesuaian pendapat antara para ahli. Variasi dalam pendapat nampak bila pandangan ahli yang satu dibanding dengan pendapat ahli yang lain. Pendapat-pendapat itu antara lain :

  1. Terman: intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak.

  2. Thorndike: intelegensi adalah kemampuan individu untuk memberikan respon yang tepat (baik) terhadap stimulasi yang diterimanya, misalnya orang mengatakan “meja”, bila melihat sebuah benda berkaki empat dan mempunyai permukaan datar. Maka makin banyak hubungan (koneksi) semacam itu yang dimiliki seseorang, makin intelegenlah orang itu.

  3. Wechlsler: intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional dan untuk berhubungan dengan lingkungan secara efektif.

Sedangkan Breckenridge dan Vincent berpendapat bahwa “intelegensi adalah kemampuan seseorang untuk belajar, menyesuaikan diri dan memecahkan masalah baru”.

Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling keterkaitan. Di mana biasanya individu yang memiliki intelegensi yang tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan. Meskipun semua orang tahu apa yang dimaksud dengan intelegensi atau kecerdasan, namun sukar sekali untuk mendefinisikan hal ini secara tepat. Banyak sekali definisi yang diajukan para sarjana, namun satu sama lain berbeda, sehingga tidak dapat memperjelas persoalan.

Intelegensi berasal dari bahasa inggris “intelligence” yang juga berasal dari bahasa latin yaitu “intellectus dan intelegentia atau intellegere”. Teori tentang intelegensi pertama kali di kemukakan oleh spearman dan Wynn jones poll pada tahun 1951. Intelegensi berasal dari bahasa latin,yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktifitas atau perilaku yang merupaka perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.

Pengertian Intelegensi menurut beberapa pakar psikologi di antaranya adalah

  • Claparedese dan Stern Memberikan definisi intelegensi adalah penyesuaian diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.

  • H.H.Goddard Mendefinisikan intelegensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan dating.

  • David Wechsler Intelegensi adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.

  • Vernon Merumuskan intelegensi sebagai kemampuan untuk melihat hubungan yang relevan diantara objek-objek atau gagasan-gagasan, serta kemampuan untuk menerapkan hubungan-hubungan ini kedalam situasisituasi yang serupa. Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intelligence Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang dapat ditentukan seorang tersebut umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan genetik yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu disamping faktor gizi makan yang cukup.

IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai orang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi maasuk sekolah, penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak.

Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/6812/5/Bab%202.pdf

Kata inteligensi merupakan kata yang cukup sering terdengar untuk menggambarkan kecerdasan seseorang. Namun, terdapat beberapa perbedaan pendapat diantara para pakar dan beberapa referensi mengenai definisi ini.

Beberapa perbedaan pendapat diantara para pakar dan beberapa referensi mengenai definisi inteligensi ini, diantaranya yaitu:

  1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, inteligensi adalah daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta atau kondisi baru.

  2. Menurut Piaget adalah suatu tindakan yang menyebabkan terjadinya perhitungan atas kondisi-kondisi yang secara optimal bagi organisme dapat hidup berhubungan dengan lingkungan secara efektif.

  3. Menurut Feldam, kecerdasan merupakan kemampuan untuk memahami dunia, berpikir secara rasional dengan menggunakan sumber-sumber atau referensi secara efektif pada saat menghadapi sebuah tantangan.

  4. Menurut M Dalyono, inteligensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap sesuatu situasi atau masalah, yang meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti: abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa, dan sebagainya. Inteligensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.

  5. Gardner juga memberikan definisi lain tentang kecerdasan, yaitu bahwa kecerdasan adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk memecahkan masalah, mengembangkan masalah baru yang hadir untuk dipecahkan, kemudian mengambil hikmah atau pelajaran yang bermanfaat dari masalah-masalah yang dihadapi untuk kehidupannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Inteligensi

Kita telah melihat bahwa kecerdasan adalah suatu konsep yang memerlukan pemikiran yang cermat dengan adanya beragam definisi, tes, dan teori. Tidaklah mengejutkan bahwa usaha-usaha untuk memahami konsep kecerdasan dipenuhi dengan kontroversi. Salah satu area paling kontroversial dalam studi tentang kecerdasan terpusat pada isu sejauh apa kecerdasan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Menurut teori nativisme, bahwa setiap individu (anak) dilahirkan ke dunia dengan membawa faktor-faktor turunan ( heredity ) yang dibawa sejak lahir yang berasal dari orang tuanya.20 Sifat pembawaan ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan individu termasuk perkembangan inteligensinya. Menurut teori ini pendidikan dan lingkungan hampir tidak ada pengarunya terhadap perkembangan inteligensi anak. Akibatnya para ahli pengikut aliran nativisme mempunyai pandangan yang pesimistis terhadap pengaruh pendidikan.