Apa yang dimaksud dengan Hypnolearning atau hypnoteaching ?

Hypnolearning atau hypnoteaching

Penerapan hypnotherapy akan memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kendali terhadap pikiran bawah sadar. Hasil riset menunjukkan bawah pikiran bawah sadar bisa mencurahkan fokus yang lebih banyak daripada pikiran sadar. Seorang neurosicientist dari Georgetown university center pert, menyatakan bahwa 98-99 % pembelajaran dilakukan oleh otak dan tubuh pada level bawah sadar. Hasil riset yang lainya menunjukkan bahwa dengan pengunaan teknik pembelajaran prasadar akan bisa mencapai hasil pembelajaran yang sangat baik melalui pengaruh maksimal pada memori.

Apa yang dimaksud dengan Hypnolearning atau hypnoteaching ?

Hypnolearning atau hypnoteaching merupakan perpaduan dari dua buah suku kata, yaitu hypnosis dan teaching. Hypnosis berarti mensugesti dan teaching yang berarti mengajar. Jadi, dapat diartikan bahwa Hypnoteaching adalah usaha untuk menghipnosis atau mensugesti anak didik supaya menjadi lebih baik dan prestasinya meningkat.

Hypnoteaching adalah Suatu upaya menurunkan frequensi gelombang otak sehingga peserta didik menjadi relaks dan lebih sugestif dalam menangkap nilai-nilai positif dari sebuah proses pengajaran.

Hypnoteaching bisa dikatakan sebagi pengembangan dari sebuah metode pembelajaran. Metode ini mencoba hadir dengan memberikan pendekatan konsep baru di bidang pendidikan dan pembinaan. Perlu di ketahui bahwa hypnoteaching hanya bermain dalam tataran pikiran alam bawah sadar seseorang. Sebuah kekuatan alami yang diberikan tuhan kepada setiap manusia. Melalui hypnoteaching seorang guru mampu memahami pola kerja otak yang sebenarnya.

Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang dalam menyampaikan materi, guru memakai bahasa-bahasa bawah sadar (berupa kalimat-kalimat positif) yang bisa menumbuhkan ketertarikan tersendiri pada jiwa anak didik.

Menurut Novian Triwidia, hypnoteaching merupakan perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan bawah sadar. Hypnoteaching ini merupakan metode pengajaran yang kreatif, unik, sekaligus imajinatif. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, para anak didik sudah dikondisikan untuk belajar. Dengan demikian anak didik mengikuti pembelajaran dalam kondisi segar dan siap untuk menerima materi pelajaran. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, seorang guru dituntut untuk stabil baik secara psikologis, maupun secara psikis. Dengan demikian, guru mempunyai kesiapan yang penuh dalam menagajar anak didiknya.

Menurut Mohammad Noer, dalam hypnoteaching guru bertindak sebagai penghipnotis, sedangkan anak didik berperan sebagai suyet atau orang yang dihipnotis. Dalam pembelajaran, sebenarnya guru tidak perlu menidurkan anak didiknya ketika memberikan sugesti. Guru cukup menggunakan bahasa yang persuasif sebagai alat komunikasi yang sesuai dengan harapan anak didik.

Adapun unsur-unsur yang perlu diketahui dalam hypnoteaching sebagai berikut :

  1. Penampilan Guru

    Langkah awal yang harus dilakukan oleh guru dalam mensukseskan pembelajaran melalui metode hypnoteaching adalah dengan memperhatikan penampilan dirinya terlebih dahulu. Sudah menjadi kewajiban seorang guru untuk selalu berpenampilan rapi. Sebab, penampilan yang baik akan menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi. Selain itu, penampilan yang menarik juga bisa menjadi daya magnet tersendiri bagi siswa.

  2. Rasa Simpati

    Seorang guru harus mempunyai rasa simpati yang tinggi kepada anak didiknya sehinggga para anak didik pun akan menaruh simpati kepadanya pula. Sebab, hukum alam yang pasti berlaku adalah kaidah timbal balik. Jika guru memperlakukan anak didiknya dengan baik, anak didiknya pun pasti akan bersikap baik kepadanya. Meskipun anak didik tersebut sangat nakal, ia pasti tetap merasa enggan dan hormat kepada guru yang juga menghormatinya.

  3. Sikap yang Empatik

    Seorang guru hendaknya mempunyai rasa empati dan simpati yang tinggi kepada anak didiknya. Dengan sikap empati tersebut guru akan senantiasa berusaha untuk membantu anak didiknya yang sedang merasa kesulitan. Selain itu ia juga mempunyai tekad yang kuat dalam mengembangkan dan memajukan anak didiknya. Guru yang mempunyai empati tinggi tidak akan tiggal diam ketika menjumpai anak didiknya suka ramai, berprilaku aneh, suka menggangu temanya, dan berbagai kegiatan yang kurang baik lainya. Guru tersebut juga tidak begitu saja memberikan predikat ―anak-nakal― kepada anak didik tersebut, tetapi mencari tahu terlebih dahulu latar belakang yang membuat anak tersebut berprilaku kurang baik dan berusaha untuk menemukan solusinya.

  4. Penggunaan Bahasa

    Bahasa lisan merupakan refleksi dari bahasa hati. Sebab, yang keluar dari lisan seseorang, akan melambangkan hati dan perasaan dari orang tersebut. Demikian halnya dengan guru. Seorang guru yang baik selayaknya mempunyai kosakata dan bahasa yang baik dan santun, ia hendaknya juga tidak mudah terpancing amarah, senantiasa, menghargai orang lain termasuk anak didiknya, tidak suka merendahkan, mengejek, atau memojokkan anak didik dengan berbagai kata-kata yang tidak seharusnya keluar dari lisanya.

    Guru yang mempunyai tutur bahasa yang baik dan santun, niscaya para anak didiknya tidak akan berani mengatakan kalimat-kalimat yang bisa menyakiti hatinya. Selain itu, anak didik yang dibimbing dan dinasehati dengan bahsa hati oleh guru juga akan patuh dan menurutinya dengan sepenuh hati.

  5. Motivasi Anak Didik dengan Cerita atau Kisah

    Memberikan motivasi melalui cerita atau kisah merupakan salah satu faktor, keberhasilan dalam penggunaan metode hypnoteaching. Watak tabiat dasar kerja pikiran adalah imajinasi dan fantasi. Sementara cerita atau kisah merupakan kajian imajinasi. Dengan demikian, alangkah baiknya bila guru sering memberikan cerita atau kisah orang lain yang sesuai dengan tema pelajaran di kelas. Ketika seorang guru melihat anak didiknya sedang menghadapi masalah, tidak bersemangat, ataupun mengalami berbagai permasalahan lainya, gurupun bisa menasehati dan membimbing anak didik melalui cerita tanpa membuat anak didik merasa digurui.

  6. Peraga ( bagi yang kinestetik )

    Salah satu unsur hypnosis dalam pembelajaran adalah peraga atau mengeluarkan ekspresi diri, ketika sedang mengajar, sebaiknya guru berusaha untuk menggunakan gaya bahasa tubuh yang baik agar apa yang disampaikanya menjadi semakin mengesankan bagi para anak didiknya. Namun untuk bisa mengunakan gaya bahasa tubuh yang baik, guru harus menguasai materi yang akan disampaikanya terlebih dahulu. Sebab, guru yang tidak menguasai materi, biasanya akan mengajar dengan gaya yang tidak menarik dan membosankan.

  7. Kuasai hati anak didik terlebih dahulu, sebelum menguasai alam pikiranya
    Salah satu cara menguasai hati anak didik misalnya dengan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, melakukan permainan, dan sebagainya.

Referensi :

  • Novian Triwidia, Hypno Teaching “Bukan Sekedar Mengajar “ (Bekasi D brain 2010).
  • Muhammad Noer, Hypno Teaching For Succes Learning (Yogyakarta Pustaka Insan Madani 2010).
  • N. Yustisia, Hypno Teaching Seni Ajar mengeksplorasi Otak Peserta Didik ( Yogyakarta Ar ruz Media, 2012 ).

Hypnoteaching berasal dari dua kata hipnosis dan teaching . Hypnosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hypnos yang artinya “tidur.” Hipnotis sebagai teknik untuk menguasai kesadaran orang sehingga orang tersebut tanpa sadar akan taat jika diberi sugesti atau perintah oleh (pelaku) yang menghipnotis. Dan teaching serapan dari bahasa Inggris yang artinya “Mengajar”. Kata hypnoteaching merupakan gabungan dari dua kata yakni hypno dan teaching, yang secara bahasa dapat diartikan sebagai sebuah metode pembelajaran dengan menggunakan teknik- teknik yang berlaku dalam hipnosis.

Hypnoteaching juga dapat diartikan sebagai metode pembelajaran yang memakai sugesti – sugesti psoitif untuk mencapai alam bawah sadar anak didik. Dalam buku hypnoteaching karangan N Yustisia , C. George B menjelaskan bahwa sebenarnya suatu manusia akan selalu memiliki kebermaknaan yang lebih besar dan instrisktik di banding dengan alat apa pun yang di pakai dalam proses pembelajaran.

Sejarah Hypnoteaching

Hypnoteaching seperti cabang ilmu hipnotis lainnya, sampai sekarang terus berevolusi untuk mencapai kesempurnaannya dalam teori dan praktik. Para Master hypnoteaching sebagian besar meyakini bahwa sejarah munculnya hypnoteaching berasal dari teori hipnotisnya Ormond Mc Gill, sesorang yang terkenal sebagai stage hypnosis dan mendapatkan julukan sebagai The Dean Of America Hypnotist , yang hidup pada tahun 1913 – 2005. Bukunya yang berjudul The New Encypedia Of Stage Hypnotism menjadi semacam “Kitab Suci“ bagi setiap orang yang meampelajari hypnoteaching.

Sebagian master juga menyebutkan bahwa sejarah kemunculan hypnoteaching berasal dari pengembangan teori hipnosis Milton Hyland Erikson, seorang tokoh hipnosis yang hidup pada tahun 1901 – 1980 dan dikenal sebagai ahli hipnotrapi dan psikotrapis paling kreatif sepanjang sejarah. Ia diyakini membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu hipnosis sampai sekarang ini.

Masyarakat kuno Mesir, India, Arab, dan Yunani sudah mengenal metode pembelajaran ini. Hanya saja mereka belum menemukan istilah yang cocok untuk menyebutkan metode pembelajaran ini sampai akhirnya muncul para tokoh yang menamai metode pembalajaran ini dengan nama hypnoteaching . Tidak dapat dielakan bahwa sejarah kemunculan hypnoteaching ini dipengaruhi oleh sejarah kemunculan hipnosis.

Langkah-Langkah Pembelajaran Hypnoteaching

Menurut Muhammad Noer, dalam hypnoteaching ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh guru. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

  1. Niat dan motivasi dalam diri

Kesuksesan seseorang sangat tergantung pada niatnya untuk senantiasa berusaha berusaha dan bekerja keras dalam mencapai kesuksesan yang ingin diraih.

  1. Pacing

Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain. Dalam hal ini orang lain tersebut adalah peserta didik.

  1. Leading

Leading berarti memimpin atau mengarahkan. Setelah guru melakukan pacing , peserta didik akan merasa nyaman dengan suasana pembelajaran yang berlangsung.

  1. Menggunakan kata-kata positif

Langkah ini merupakan langkah pendukung dalam melakukan pacing dan leading . Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah sadar yang tidak mau menerima kata-kata negatif.

  1. Memberikan pujian

Salah satu hal penting yang harus diingat oleh guru adalah adanya reward and punishment dalam proses pembelajaran. Pujian adalah reward peningkatan harga diri seseorang.

  1. Modeling

Modeling merupakan proses pemberian teladan atau contoh melalui ucapan dan prilaku yang konsisten. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan menjadi salah satu kunci berhasil atau tidaknya hypnoteaching .

  1. Untuk mendukung serta memaksimalkan sebuah pembelajaran hypnoteaching , sebaiknya guru juga menguasai materi pelajaran secara komprehensif. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran.

Penerapan Metode Hypnoteaching di Sekolah

Menurut Novian Triwidia Jaya, penerapan metode hypnoteaching di sekolah dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti dibawah ini:

  1. Yelling

Yelling atau berteriak dipakai untuk mengembalikan konsentrasi peserta didik ke materi pelajaran dengan meneriakkan sesuatu bersama-sama. Sebaiknya, tata cara berteriak atau menyahut secara bersamaan tersebut telah disepakati sejak awal pembelajaran.

  1. Jam emosi

Jam emosi merupakan jam untuk mengatur emosi. Pada hakikatnya, emosi setiap orang bisa berubah-ubah setiap detiknya, demikian halnya peserta didik di sekolah. Mereka pun memiliki waktu emosi yang berbeda-beda pula.

  1. Ajarkan dan puji

Dalam skala rata-rata, proses pembelajaran menunjukan bahwa anak mengingat 20% dari apa yang mereka baca. Anak mengingat 30% dari apa yang mereka dengar. Anak mengingat 40% dari apa yang mereka lihat. Anak mengingat 50% dari apa yang mereka katakan.

  1. Pertanyaan ajaib

Dalam membentuk sebuah pertanyaan yang bisa meningkatkan prestasi belajar peserta didik, diperlukan suatu pertanyaan khusus yang bisa membangun proses pembelajaran, memberikan solusi, meningkatkan potensi, dan mengarahkan peserta didik.

Manfaat Metode Hypnoteaching

Adapun beberapa manfaat yang bisa dicapai melalui penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran di dalam kelas sebagai berikut :

  1. Pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih mengasikan, baik bagi anak didik, maupun bagi guru.

  2. Pembelajaran dapat menarik perhatian anak didik melalui berbagai kreasi permainan yang diterapkan oleh guru.

  3. Guru lebih mampu dalam mengelola emosinya.

  4. Pembelajaran dapat menumbuhkan hubungan yang harmoni antara guru dan anak didik.

  5. Guru dapat mengatasi anak – anak yang mempunyai kesulitan belajar melalui pendekatan personal.

  6. Guru dapat menumbuhkan semangat anak didik dalam belajar melalui permainan hypnoteaching .

  7. Guru ikut membantu anak didik dalam menghilangkan kebiasaan – kebiasaan buruk yang mereka miliki.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Hypnoteaching

Adapun kelebihan yang dimiliki oleh metode hypnoteaching sebagai berikut:

  1. Perserta didik bisa berkembang sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya.

  2. Guru bisa menciptkan potensi pembelajaran yang beragam sehingga tidak membosankan bagi peserta didik.

  3. Proses pembelajaran lebih dinamis

  4. Terdapat interaksi yang baik antara guru dan peserta didik.

  5. Materi yang disajikan mampu memusatkan perhatian peserta didik.

  6. Materi mudah dikuasai peserta didik sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar.

  7. Banyak terdapat proses pemberian ketrampilan selama pembelajaran.

  8. Proses pembelajaran bersifat aktif.

  9. Peserta didik lebih bisa berimajinasi dan berpikir secara kreatif.

  10. Disebabkan tidak menghafal, daya serap peserta didik akan lebih cepat dan bertahan lama.

  11. Pemantauan guru akan peserta didik menjadi lebih intensif.

  12. Disebabkan suasana pembelajaran releks dan menyenangkan, hal ini membuat peserta didik merasa senang dan bersemangat ketika mengikuti pembelajaran.

Adapun kekurangan metode pembelajaran hypnoteaching sebagai berikut:

  1. Banyaknya peserta didik yang berada dalam satu kelas mengakibatkan para guru merasa kesulitan untuk memberikan perhatian satu per satu kepada peserta didiknya.

  2. Para guru perlu belajar dan berlatih untuk menerapkan metode hypnoteaching .

  3. Metode hypnoteaching masih tergolong dalam metode baru dan belum banyak dipakai oleh para guru di Indonesia.

  4. Kurang tersedianya sarana dan prasarana di sekolah yang bisa mendukung penerapan metode pembelajaran hypnoteaching .

Hypnolearning berasal dari kata Hypnosis dan Learning, yang mana Hypnosis merupakan penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti (Triwidia, 2010) sedangkan learning merupakan suatu proses belajar mengajar.

Hypnolearning adalah perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar sehingga dapat diartikan bahwa hypnolearning sebenarnya adalah menghipnotis atau mensugesti siswa agar menjadi pintar dan melejitkan menjadi bintang (Triwidia, 2010).

Hypnolearning adalah terapi hypnosis yang digunakan untuk mengatasi kurang optimalnya kemampuan belajar seseorang. Hypnolearning akan menggunakan dan memanfaatkan kondisi bawah sadar untuk menghancurkan mental block negatif dan melakukan pengaturan ulang mental block yang positif dan diberikan penguatan (Siska, 2009).

Mental block negative merupakan sebuah masalah yang fundamental bagi seorang pembelajar. Mental block sesungguhnya merupakan bagian proteksi dari pemikiran manusia yang melindungi manusia dari pemikiran yang tidak diinginkannya. Mental block ini dapat dianalogikan sebagai sebuah dinding rumah bagi pikiran manusia. Akan tetapi, dalam perkembangannya mental block ada yang mengarah ke negatif.

Dalam kasus belajar pun seperti itu, dari kecil kita telah mengalami proses belajar. Awalnya proses belajar menjadi satu hal yang sangat menyenangkan tetapi seiring waktu mulai banyak hal negatif yang masuk dalam proses belajar seperti ketika melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan dianggap salah, ditertawakan saat melakukan kesalahan, selalu mendengar sugesti bodoh saat melakukan kesalahan. Keseluruhan sugesti negatif ini yang kemudian membentuk proteksi diri negatif yang disebut mental block. Mental block ini bekerja di kondisi bawah sadar dan bekerja tanpa manusia sadari.

Prinsip Hypnolearning


International Transform (2008) menyatakan prinsip-prinsip dalam hypnolearning adalah sebagai berikut:

1. Presuposisi

Presuposisi di sini yaitu bagaimana seorang pendidik dan peserta didik mengenal dirinya dan orang lain atau dengan kata lain penempatan diri, antara lain:

  1. Harmonisasi dunia yang dibentuk orang lain.
  2. Resistensi pada siswa akibat kekurangan dalam membangun harmonisasi dengan siswa yang lain.
  3. Setiap individu bukan perilakunya (terima individunya, terima perilakunya).
  4. Setiap orang melakukan yang terbaik dengan segala sumber yang ia miliki.
  5. Peta bukan merupakan teoriti.
  6. Setiap orang memiliki sumber-sumber yang ia butuhkan untuk sukses.
  7. Arti dari komunikasi adalah respon yang Anda dapatkan.
  8. Hanya ada feedback, tidak ada kegagalan.

2. Pola Bahasa Hypnosis

Beberapa pola bahasa hypnosis yang digunakan dalam melaksanakan metode hypnolearning adalah:

  1. Mind Reading. Contoh: Saya tahu Anda berpikir, pelajaran Biologi itu susah.
  2. Lost Performative. Contoh: Mengerjakan soal adalah cara sukses mengerjakan Biologi.
  3. Cause and Effect. Contoh: Biologi itu susah karena Anda itu belum menemukan cara asyik untuk belajar Biologi.
  4. Complex Equivalence. Contoh: Anda tahu jawabannya yang artinya Anda sangat kompeten.
  5. Presuppositions. Contoh: Anda menyadari Anda memiliki segala sumber untuk lulus.
  6. Universal Quantifiers. Contoh: Setiap orang tahu Anda dapat belajar segala hal.
  7. Modal Operators. Contoh: Anda harus tahu, okey untuk belajar di ruangan ini.
  8. Tag Question. Contoh: Anda tahu lulus ujian, mudah bukan?
  9. Lack Of Referential Indeks. Contoh: Anda bisa, Anda tahu.
  10. Pacing Current Experience. Contoh: Saat Anda duduk di ruangan ini dan Anda pasti akan belajar bersama Saya.
  11. Double Binds. Contoh: Anda mau belajar sekarang atau 5 menit lagi?
  12. Conversational Postulate. Contoh: Apakah Biologi itu mudah jika Anda dapat menjawab 1 soal?
  13. Extended Quotes. Contoh: Einstein pernah berkata jenius 99% adalah usaha.
  14. Utilization. Contoh: Siswa, “Biologi itu susah” Guru, “Iya, Biologi itu susah karena Anda belum menemukan cara belajarnya.

3. Mat System atau Pengalaman Konkrit

Proses dari mat system atau pengalaman konkrit dilakukan secara berturut-turut yaitu mulai dari:

  1. Diverger merupakan belajar tentang kehidupan dan refleksinya. Melalui dari apa yang dipikirkannya, mencari apa arti belajar terbaik dengan mendengar dan berbagi ide dengan orang lain (pengajar yang inovatif). Menghasilkan interaksi memotivasi dan mengamati.

  2. Asimilator merupakan suatu yang dimulai dari ide dan refleksinya mencari fakta dan kebutuhan mencari tahu kebenaran karena belajar terbaik adalah berpikir mengenai ide-ide (pengajar sebagai analiser). Menghasilkan interaksi siswa mendengarkan dan mencatat.

  3. Konverger merupakan suatu yang dimulai dari ide dan mencoba melakukannya. Mencari kegunaannya dan butuh tahu bagaimana proses bekerjanya sesuatu. Belajar terbaik dari menguji teori dan membuat masuk akal (mengajar menjadi masuk akal). Menghasilkan interaksi siswa bereaksi dan bertindak.

  4. Akomodator merupakan suatu yang dimulai dari apa yang dilihat dan didengar kemudian melakukannya dan mencari kemungkinan yang tersembunyi. Belajar melalui trial and error menciptakan suasana mengajar menjadi dinamis. Menghasilkam interaksi evaluasi dan memprediksi.