Bagaimana cara menerapkan metode Hypnoteaching pada proses belajar mengajar?

metode Hypnoteaching pada proses belajar mengajar

Hypnoteaching merupakan perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan bawah sadar. Hypnoteaching ini merupakan metode pengajaran yang kreatif, unik, sekaligus imajinatif. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, para anak didik sudah dikondisikan untuk belajar. Dengan demikian anak didik mengikuti pembelajaran dalam kondisi segar dan siap untuk menerima materi pelajaran.

Bagaimana cara menerapkan metode Hypnoteaching pada proses belajar mengajar ?

Menurut Muhamad Noer, dalam hypnolearning ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh guru. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut,

1. Niat dan motivasi dalam diri

Kesuksesan seseorang sangat tergantung pada niatnya untuk senantiasa berusaha dan bekerja keras dalam mencapai kesuksesan yang ingin diraih. Niat yang besar dan tekad yang kuat akan menumbuhkan motivasi dan komitmen yang tinggi pada bidang yang tengah ditekuni.

2. Pacing

Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa serta gelombang otak dengan orang lain. Dalam hal ini orang lain tersebut adalah peserta didik. Prinsip dalam langkah ini adalah manusia cenderung atau lebih suka berkumpul, berinteraksi dengan sejenisnya, atau mempunyai banyak kesamaan. Dengan demikian, secara alami dan naluriah, setiap orang pasti akan merasa nyaman dan senang untuk berkumpul dengan orang lain yang mempunyai kesamaan denganya. Sebab hal ini akan membuat seseorang menjadi merasa nyaman ketika berada di dalamnya. Melalui rasa nyaman yang bersumber dari kesamaan gelombang otak tersebut, setiap pesan yang disampaikan dari orang satu pada orang-orang yang lain akan bisa diterima dan dipahami dengan sangat baik.

Adapun cara-cara melakukan pacing kepada peserta didik sebagai berikut;

  • Langkah awal bagi guru adalah membayangkan dirinya menjadi sosok yang seusia dengan para peserta didiknya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas dan merasakan hal-hal yang dialami oleh peserta didik pada masa sekarang.

  • Menggunakan bahasa yang sesuai dengan bahasa yang dipakai oleh para peserta didik.

  • Melakukan gerakan-gerakan dan mimik wajah yang sesuai dengan tema bahasan guru.

  • Mengaitkan tema pelajaran dengan tema-tema yang sedang marak dibahas oleh peserta didik

Melalui usaha diatas, tanpa sadar gelombang pikiran guru akan sama dengan peserta ddik. Hal ini akan membuat para peserta didik menjadi merasa nyaman untuk berinteraksi dengan guru.

3. Leading

Leading berarti memimpin atau mengarahkan. Setelah guru melakukan pacing, peserta didik akan merasa nyaman dengan suasana pembelajaran yang berlangsung. Ketika itulah hampir setiap apapun yang diucapkan oleh guru atau ditugaskan pada peserta didik, peserta didik akan melakukanya dengan suka rela dan senang hati. Meskipun materi yang dihadapi sulit, pikiran bawah sadar peserta didik akan menangkap materi pelajaran yang disampaikan guru menjadi hal yang mudah. Dengan demikian melalui penerapan hypnolearning diharapkan peserta didik akan bisa meraih prestasi belajar yang memuaskan.

4. Menggunakan Kata-Kata Positif

Langkah ini merupakan langkah pendukung dalam melakukan pacing dan leading. Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah sadar yang tidak mau menerima kata-kata negatif. Kata-kata yang diberikan pendidik entah langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi kondisi psikis peserta didik. Kata-kata yang positif dari guru dapat membuat peserta didik menjadi lebih percaya diri dalam menerima materi yang diberikan. Kata-kata positif tersebut bisa berupa ajakan atau himbauan. Dengan demikian, jika terjadi hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh peserta didik, guru hendaknya menggunakan kata- kata yang positif untuk menganti kata-kata yang negatif. Misalnya ketika peserta didik di kelas ramai dan gaduh, guru jangan mengatakan ―jangan ramai ―, tetapi diganti diganti dengan mengatakan ―mohon tenang.

5. Memberikan Pujian

Salah satu hal penting yang harus diingat oleh guru adalah adanya reward and punishment dalam proses pembelajaran. Pujian adalah reward peningkatan harga diri seseorang. Pujian ini adalah salah satu cara membentuk konsep diri seseorang. Semetara itu punishment merupakan hukuman atau peringatan yang diberikan guru ketika peseta didik melakukan suatu tindakan yang kurang sesuai. Tentunya dalam memberikan punishment guru melakukanya dengan bijak dan hati-hati agar punishment tersebut tidak membuat peserta didik menjadi rendah diri dan tidak bersemangat.

Pemberian reward dan punishment sangat berpengaruh bagi peserta didik. Melalui reward, peserta didik akan terdorong unuk melakukan yang lebih baik dari sebelumnya. Sebaliknya punishment akan membuat peserta didik menghindari prilaku-prilaku kurang baik dan tidak sesuai dengan norma.

6. Modelling

Modelling merupakan proses pemberian contoh melalui ucapan dan prilaku yang konsisten. Hal ini menjadi sesuatu yang penting dan menjadi kunci berhasil atau tidaknya hypnolearning. Setelah peserta didik merasa nyaman dengan guru dan suasana pembelajaran, diperlukan pula kepercayaan peserta didik pada guru yang dimantapkan melalui prilaku dan ucapan yang konsisten dari guru. Hal ini akan membuat guru menjadi sosok yang bisa dipercaya dimata peserta didik.

7. Menguasai materi pelajaran secara komperhensif

Untuk mendukung serta memaksimalkan sebuah pembelajaran hypnolearning, sebaiknya guru juga menguasai materi pelajaran secara komperhensif. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru juga megupayakan untuk melakukan interaksi formal dengan peserta didik. Dengan demikian, guru bisa memberi peserta didik kewenangan dan tanggung jawab atas belajarnya. Guru memberikan pengertian pada peserta didik bahwa cara manusia belajar itu berbeda antara yang satu sama lain. Guru juga bisa memberikan motivasi kepada peserta didik bahwa mereka mampu dalam menguasai materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya sebisa mungkin menyampaikan materi secara kontekstual, memberi kesempatan peserta didik untuk melakukan sesuatu secara kolaboratif, memberi umpan balik secara langsung kepada peserta didik dan sebagainya.

Referensi : N. Yustisia, Hypno Teaching Seni Ajar mengeksplorasi Otak Peserta Didik (Yogyakarta Ar ruz Media, 2012)

Menurut Novian Triwidia Jaya, penerapan metode hypnoteaching di sekolah dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti dibawah ini

1. Yelling

Yelling atau berteriak dipakai untuk mengembalikan konsentrasi peserta didik ke materi pelajaran dengan meneriakkan sesuatu bersama-sama. Sebaiknya, tata cara berteriak atau menyahut secara bersamaan tersebut telah disepakati semenjak awal pembelajaran. Hal ini akan mempermudah guru untuk mengkoordinasi peserta didik ketika melakukan yelling. Ketika guru melihat konsentrasi peserta didiknya mulai terpecah, ia bisa menggunakan teknik ini untuk mengembalikan konsenterasi peserta didiknya.

2. Jam Emosi

Jam emosi merupakan jam untuk mengatur emosi. Pada hakekatnya, emosi setiap orang bisa berubah-ubah setiap detiknya, demikian juga dengan peserta didik di sekolah. Mereka pun memiliki waktu emosi yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara agar mereka tetap dalam emosi yang sama pada suatu waktu. Selain itu, jam emosi juga diperlukan untuk melatih peserta didik untuk mengendalikan emosinya.

Jam emosi dapat dibagi menjadi tiga atau empat bagian yang ditandai dengan warna atau tulisan yang terdiri atas berikut ini;

  • Jam Tenang
    Dapat ditandai dengan warna hijau atau tulisan tenang. Jam ini menunjukkan bahwa peserta didik diminta untuk tenang dan berkonsentrasi karena akan ada materi penting yang akan disampaikan oleh guru.

  • Jam Diskusi
    Dapat ditandai dengan warna biru atau tulisan ― diskusi, jam diskusi ini menunjukkan bahwa pada waktu tersebut peserta didik diminta untuk mendiskusikan suatu topik yang baru saja dibahas.

  • Jam Lepas
    Dapat ditandai dengan warna kuning atau tulisan ―lepas. Jam ini menunjukkan bahwa para peserta didik diminta untuk melepaskan emosinya. Peserta didik dapat tertawa, berbicara sebentar dengan teman, atau menghela nafas dengan batas waktu tertentu. Hal yang perlu diperhatikan adalah guru harus tetap bisa mengontrol prilaku peserta didik pada jam lepas agar tidak mengganggu kelas yang lain.

  • Jam Tombol

    Dapat ditandai dengan warna merah atau tulisan ― tombol. Jam ini menunjukkan peserta didik, mengaktifkan kondisi aktif belajarnya.

Untuk bisa menjalankan jam emosi, guru bisa berkonsultasi dan berkordinasi dengan ketua kelas. Dengan demikian ketua kelas juga ikut bertanggung jawab untuk membuat teman-temanya mengikuti jam tersebut.

3. Ajarkan dan Puji

Dalam skala rata-rata, proses pembelajaran menunjukkan bahwa anak mengngingat 20% dari apa yang mereka baca, anak mengingat 30% dari apa yang mereka dengar. Anak mengingat 50% dari apa yang mereka katakan. Anak mengingat 50% dari apa yang mereka lakukan. Anak mengingat 90% dari apa yang mereka lihat, dengar dan katakan.

Melihat skala belajar diatas, perlu bagi guru untuk untuk melakukan suatu cara yang membuat peserta didik mencapai presentase 90% dalam proses pembelajaran. Cara tersebut adalah dengan membuat peserta didik dapat melihat, mendengar, mengatakan, dan melakukan. Sebab dengan saling mengajarkan kembali materi kepada teman yang lain, peserta didik akan dapat lebih memahami materi pembelajaran yang mereka terima sebelumnya.

Setelah itu peserta didik sudah berusaha untuk saling mengajarkan kepada temanya yang lain, guru harus memberikan aprisiasi kepada peserta didik dengan memujinya. Hal ini karena pujian bisa menambah rasa percaya diri dan keyakinan peserta didik bahwa mereka telah mampu mengajarkan materi yang disampaikan guru.

4. Pertanyaan Menarik

Dalam membentuk sebuah pertanyaan yang bisa meningkatkan prestasi belajar peserta didik, diperlukan suatu pertanyaan khusus yang bisa membangun proses pembelajaran, memberikan solusi, meningkatkan potensi, dan mengarahkm peserta didik menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pertanyaan yang diajukan oleh guru disebut pertanyaan ajaib. Pertanyaan ajaib akan membuat peserta didik menjadi bersemangat dan termotivasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ajaib yang diajukan oleh guru.