Tipe-tipe apa saja yang ada pada pengaruh sosial (social influence)?

Pengaruh sosial (social influence) adalah usaha yang dilakukan seseorang atau lebih untuk mengubah sikap, kepercayaan, persepsi atau tingkah laku orang lain.

Tipe-tipe apa saja yang ada pada pengaruh sosial (social influence)?

Ada tiga bentuk pengaruh sosial, yaitu (1) komformitas, (2) kepatuhan, dan (3) kekuatan (power). Mari kita bahas satu persatu.

1. Konformitas

Tidaklah mengherankan kalau seandainya seseorang itu sekedar mengikuti perilaku yang dilakukan oleh teman-teman sekitarnya, karena semua perilaku ini kembali kepada norma dalam kehidupan yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mengikuti perilaku lingkungan sekitar sebagai bentuk dari interaksi sosialnya terhadap lingkungan tersebut. Berikut ini marilah kita simak dua proses dalam konformitas dan perbedaan individual yang mempengaruhi kelompok.

  • Pembentukan norma (norm formation)

    Norma-norma adalah pedoman berperilaku yang membentuk dan mempengaruhi tindakan kita. Norma juga termasuk sebagai interaksi sosial, yaitu perilaku yang dikatakan oleh orang banyak sebagai populer, modern atau “normal”. Ini berarti norma dapat dan akan berubah, dan kita dengan individu lainya harus terus belajar dan memprediksi norma apa yang harus kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Contoh, ketika seseorang ingin membeli pakaian, secara tidak langsung orang tersebut akan memilih pakaian yang tren saat ini atau yang paling sering dipakai orang. Sebenarnya bisa saja dia memilih pakaian yang diinginkannya, namun dia lebih memilih pakain yang sedang tren di lingkungannya, inilah yang di namakan konformitas.

  • Tekanan kelompok (group presurre)

    Beberapa penjelasan yang telah dijelaskan dalam konformity, kita mendapatkan dampak dari kehidupan kelompok terhadap individu. Terkadang kelompok-kelompok itu hadir, dan lain waktu kelompok itu hanya imajiner, mekipun individu berada diantara orang-orang yang tidak dikenal, individu secara sosial terpengaruh untuk melakukan konformitas dengan norma-norma yang, bahkan ketika subjek dapat melihat realitas yang ada.

2. Kepatuhan

Setelah perang dunia kedua banyak orang amerika merasa yakin bahwa apa yang terjadi di Jerman itu tidak akan terjadi di Amerika, karena orang jerman lebih patuh dari pada orang Amerika pada umumnya. Meskipun kita terdorong untuk menyakan,”orang seperti apa yang akan mematuhi perintah untuk menyakiti orang yang tidak bersalah?” tetapi di dalam psikologi sosial, pertanyaan yang lebih bermanfaat adalah,”Aspek-aspek apakah yang dari situasi yang membuat orang sulit untk mematuhi perintah?”. Faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk patuh dan tidak patuh antara lain:

  • Sosok berwenang

    Semakin dekat seorang subjek dengan orang yang berwenang, semakin tinggi kemungkinan individu untuk patuh. Sebagian studi menjelaskan bahwa seseorang akan menuruti perintah dari orang yang diyakini memiliki wewenang, dengan melihat dari pakaian(seragam) atau dari isyarat lain (tanda pangkat, bahasa atau gelar)

  • Dukungan kelompok

    Dukungan kelompok berpengaruh terhadap kepatuhan. Makin banyak anggota kelompok yang patuh, makin banyak pula anggota yang lain juga ikut patuh. Demikian pula sebaliknya.
    Bentuk ketiga dari pengaruh sosial adalah:

3. Kekuasaan sosial

Studi dalam konformitas dan kepatuhan ini tidak hanya berbeda dalam susunannya, tetapi juga sifat kekuasaannya atau power, yaitu tekanan untuk menyesuaikan diri yang timbul dari power sebuah kelompok sosial, Sementara tekanan untuk patuh datang dari power seseorang yang berwenang. Power didefinisikan sebagai kekuatan dari pemberi pengaruh yang menyebabkan perubahan sikap dan perilaku seseorang. Adapun tipe-tipe power yang didefinisikan oleh Betram raven dkk.

  • Reward power (kekuasaan imbalan)

    Pengaruh yang berdasarkan kepemilikan, yaitu kemampuan untuk memberi sesuatu yang diinginkan oleh orang lain atau mengambil sesuatu yang tidak disukai/diinginkan orang. Kelemahan power ini adalah membuat si pemberi pengaruh mengamati perilaku orang yang menjadi sasaran pengaruh, untuk mengetahui kapan memberi imbalan atas kepatuhan yang diberikan sasaran.

  • Coercive power (kekuasaan hukuman)

    Power untuk menghukum. Seseorang dikatakan mempunyai coercive power atas anda apabila ia mempengaruhi anda dengan cara mengancam akan mengambil sesuatu dari anda atau membuat anda menderita. Kelemahannya diperlukan pengawasan dari pemberi pengaruh terhadap perilaku sasaran atau menantang perintah. Masalah lain dari coarcive power, yaitu tumbuhnya kebencian terhadap pemberi pengaruh dan menghilangkan semangat sasaran, orang yang bekerja sama dibawah ketakutan cenderung menaati tanpa adanya acceptance.

  • Legitimate power (kekuasaan legitimasi)

    Sebagian orang dapat mempengaruhi kita karena adanya pengakuan dari kita bahwa mereka punya hak untuk melakukannya disebabkan wewenang, status atau kedudukan sosial yang mereka miliki. Ini merupakan pengaruh sosial berdasarkan kekuatan legitimasi. Contoh, seorang dosen punya legitimate power untuk menentukan tenggat waktu pengerjaan tugas untuk mahasiswanya. Legitimate power dibatasi oleh peran yang dimiliki seseorang. Dosen tidak punya legitimate power untuk menjadikan mahasiswa sebagai suruhannya.

  • Referent power (kekuasaan rujukan)

    Selain peran profesional, bentuk lain dari hubungan bisa mempunyai pengaruh sosial. Dibawah pengaruh referent power, seorang yang mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang yang memberi pengaruh akan menurutinya. Referent power dapat saja dimiliki oleh teman atau anggota keluaga kita, Sebagai pengaruh sosial yang tidak langsung terhadap kita.

    Akan tetapi power ini akan hancur apabila tidak saling mengahormati dan tidak patuh dan dapat memutuskan kendali yang dipegang oleh orang yang memberi pengaruh.

  • Expert power (kekuasaan ahli)

    Didasarkan atas keyakinan seseorang bahwa pemberi pengaruh mempunyai pengetahuan yang tinggi atau keahlian di suatu bidang tertentu yang berkaitan. Contoh ketika seorang dokter menyuruh pasiennya untuk menurunkan berat badan maka pasien tersebut akan menerima saran ini.