Sukses atau Tidak: Acara Reality Show Meningkatkan Citra Polisi?


Terdapat beberapa reality show yang memang memfokuskan tentang kegiatan polisi sehari-harinya. Seperti acara 86 yang ada di Net TV atau The Police yang ada di Trans 7. Aktifitas yang ditayangkan pun beragam, dari penggerebekan narkoba, bandar miras, kafe esek-esek, penggerebekan hotel esek-esek, pelajar yang akan tawuran sampai pemeriksaan STNK dan patroli di jalan raya.

Adanya reality show ini tentu untuk membangun kembali citra polisi yang jelek dikarenakan beberapa oknum-oknum yang memanfaatkan jabatan dan kekuasaan mereka. Seperti oknum polisi yang mencari kesempatan dengan memanfaatkan surat tilang, misalnya agar tidak usah ditilang pengendara cukup membayar 100-300 ribu rupiah yang nantinya akan dikantongi polisi. Oknum-oknum seperti inilah yang menjelekkan citra polisi. Itu baru kasus kecil, belum lagi kasus-kasus lain yang menyeret nama kepolisian yang mencoreng citra profesi seorang polisi. Berkurangnya tingkat kepercayaan public terhadap polisi tentu harus diperbaiki, dan cara yang paling mudah adalah dengan adanya reality show yang menggambarkan bahwa tidak semua polisi bertindak seperti oknum-oknum itu, polisi juga memiliki banyak kasus dan pekerjaan yang mereka kerjakan.

Bagaimana menurut kalian? Apakah reality show tersebut berhasil meningkatkan citra baik polisi di masyarakat?

Karena citra polisi sendiri sebenarnya dari dulu sudah tidak begitu baik, menurut saya acara reality show kepolisian sendiri merupakan salah satu cara efektif guna meningkatkan citra positif kepolisian di mata masyarakat.

Memberikan rasa aman juga kepada masyarkat bahwa wahhhh daerah rumahku ternyata udah disweeping kepolisian.

Akan tetapi hal tersebut juga menjadi bumerang bagi kepolisian sediri karena terlalu sering terekspos kamera, kejadian yang diinginkan untuk diperlihatkan pun menjadi terlihat oleh masyarakat. Misalnya paling tren yaitu kasus aida mp ambarita Polisi: Mengayomi atau Mengintimidasi?

Mungkin iya. Di satu sisi, saya setuju bahwa adegan-adegan yang ditayangkan melalui acara reality show dengan melibatkan aparat kepolisian tersebut dapat memperbaiki citra polisi di masyarakat juga memberikan gambaran bagaimana polisi ini menindak kasus-kasus yang terjadi.

Namun, di sisi lain, saya merasa kok hal tersebut percuma saja ya? Sama seperti program-program televisi lainnya, hanya saja ini menghadirkan lakon berupa aparat negara. Hal yang membuat saya kurang sreg, adalah pemilihan lokasi yang merupakan kota-kota besar di Indonesia. Coba saja ke daerah-daerah yang lebih kecil, saya penasaran apakah mereka juga melakukan hal yang serupa seperti yang ditayangkan di televisi.

Selain itu, pemilihan jam tayang yang tergolong waktu malam. Sebenarnya hal ini tidak sebermasalah itu. Tapi pada jam-jam tersebut, bermain ponsel tampak lebih mengasyikan dan alhasil saya pribadi lebih banyak menyaksikan acara-acara tersebut melalui siaran di YouTube. Saya rasa hal ini bisa dijadikan kerangka pikir. Jika kita mengasumsikan masyarakat di sini adalah didominasi oleh kelompok ibu rumah tangga, maka acara dengan jam tayang malam akan sangat tidak berefek apapun karena rata-rata IRT sudah terlelap.

Sekali lagi, namanya program televisi, masyarakat sudah terbiasa menghakimi bahwa hal-hal baik yang akan ditayangkan. Siapa juga yang mau aibnya tersebar secara publik di siaran televisi?

Acara-acara reality show polisi yang saat ini sedang tren menurut saya merupakan sebuah kesuksesan, karena beberapa hal.

  1. Banyak warga yang malah menjadi fans polisi-polisi yang menjadi karakter utama dalam reality show, contoh paling terkenal adalah Tim Tindak Jaguar dari wilayah Depok, Jawa Barat. Saking terkenalnya tidak jarang kriminal yang ditangkap minta ampun dengan upaya bilang mereka nge-fans dengan Tim Jaguar yang menangkap mereka.

  2. Reality show ini merupakan medium paling efektif untuk menunjukan bahwa angkatan kepolisian melakukan pekerjaan mereka, melawan imej korup dan malas-malasan yang selama ini melekat pada kepolisian. Reality Show secara detail menunjukan bagaimana cara polisi bekerja, suatu hal yang sebelumnya sangat jarang dilihat di depan umum, menunjukan proses penangkapan hingga pengadilan yang dilakukan oleh oknum polisi di depan kamera dengan tegas dan efektif. Jelas ini menumbuhkan rasa percaya masyarakat kembali pada polisi, yang lewat acara reality show tahu bahwa polisi-polisi melakukan pekerjaan mereka secara tegas dan efektif.

  3. Reality Show juga membangun imej sisi kemanusiaan Polisi di mata masyarakat yang selama ini melihat sosok otoritas sebagai sosok yang dingin tidak berpekrimanusiaan, atau sekedar alat yang sudah dibayar dengan uang pajak. ‘Polisi juga manusia’ merupakan imej yang berhasil dibangun oleh reality-reality show ini.

1 Like

Saya pribadi cukup setuju dengan apa yang diutarakan oleh @Deden_ImamBuchori mengenai citra polisi yang sedari dahulu sudah buruk dan acara reality show ini dapat memperbaiki citra polisi di mata masyarakat. Namun mengenai sukses atau tidaknya acara reality show tersebut, kita perlu melihat dari dua perspektif yaitu dari segi rating maupun dampak dari reality show tersebut kepada masyarakat. Kita sudah tahu kalau semua acara televisi mengandalkan rating dan salah satu cara menilainya dengan menggunakan rating. Di sisi lain, kita juga perlu melihat apakah acara tersebut dapat merubah pandangan masyarakat mengenai kepolisian. Sudah jelas jika acara-acara televisi terkadang memberikan hiburan, maupun informasi.

Saya menganggap jika acara seperti ini justru tidak meningkatkan citra polisi di mata masyarakat karena citra polisi yang sudah jelek sedari dulu. Banyak oknum polisi yang menyalahgunakan kekuasaannya, mendekati wanita dengan cara-cara yang aneh atau cringe serta tindakan yang represif. Jika memang ingin mengubah citra polisi, saya berpendapat kalau mereka harus berbenah dari internal agar dapat merubah perspektif masyarakat kepada mereka. Walaupun terkadang beberapa oknum yang melakukan itu, namun efeknya berdampak terhadap citra polisi.

Menurut saya pribadi reality show sangat membantu meningkatkan citra polisi di mata masyarakat, karena kita bisa melihat aksi polisi dalam memberantas kejahatan atau orang-orang yang melanggar aturan yang sudah di tetapkan. Tetapi saya juga bertanya-tanya apakah itu sudah di setting sebelumnya atau kejadian yang emang murni terjadi, apalagi menggunakan kamera yang ada kemungkinan orang yang ditangkap tahu. Menurut saya juga penjahat jadi was-was karena acara tersebut atau bahkan jadi lebih pintar agar tidak ketahuan. Jadi dapat disimpulkan terdapat plus minusnya dari acara tersebut, tapi saya akui acara tersebut membuat saya jadi percaya bahwa tidak semua polisi memiliki citra yang buruk.

Saya awalnya tidak berpikir bahwa acar TV seperti 86 dan The police untuk meningkatkan citra polisi dimata masyarakat. Saya pikir hanya untuk memperlihatkan kewajiban seorang polisi seperti biasanya. Jika memang digunkan untuk meningkatkan citra polisi dimata masyarakat sepertinya bisa sukses dan juga tidak. Lagi pula mengamankan suatu wilayah, menagkap pelaku kejahatan, meredakan kerusuhan, menggrebek pengedar narkoba dan miras merupakan tugas dan kewajiban polisi. Semua kerja keras polisi untuk mengurangi tindak kriminal tentunya harus diapresiasi, dan tindakan positif yang dilakukan polisi tentunya dapat meningkatkan sedikit citra polisi di masarakat, walaupun lebih banyak merasa dikecewakan oleh oknum polisi yang nakal.