Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam konflik Palestina-Israel ?

Konflik Israel-Palestina merupakan konflik antara bangsa Israel dan bangsa Palestina dimana konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu negara sekuler yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam konflik Palestina-Israel ?

Berdasarkan kronologis Pertikaian antara palestina dan Israel, tercatat beberapa nama yang penting untuk dikaji terkait dengan perannya masing-masing. Beberapa dari mereka, adalah sebagai berikut,

Theodore Herzl (1860-1904)


Theodore Herzl

Theodore Herzl, Pemimpin Organisasi Zionis Internasional Pertama, dilahirkan di Budapest pada 1860. Dia dididik dalam lingkungan yang sarat dengan semangat pencerahan Yahudi-Jerman. Di tahun 1878, keluarganya pindah ke Vienna, Jerman. Di kota inilah Herzl muda berkenalan dengan berbagai ilmu pengetahuan . Di tahun 1884, Herzl mendapatkan gelar doktor-nya dari Universitas Vienna. Dia dikenal sebagai penulis dan jurnalis di neue freie Presse , salah satu surat kabar terkenal di Vienna.

Ketika belajar di universitas Vienna (1882), ia banyak mengkaji tentang pemikiran anti-Semitisme, dan dengan segera menjadi pokok kajian favoritnya. Ketika menjadi jurnalis, ia tidak meninggalkan hobinya di kampus dahulu, mengkaji segala hal yang berhubungan dengan anti-Semitisme. Karena seringnya berkecimpung dalam kasus penderitaan bangsa Yahudi, Herzl membukukan kajian tersebut dalam tulisan naskah drama yang berjudul The Ghetto (1894). Saat itu, ia mempunyai harapan, karyanya tersebut dapat menjadi bahan diskusi keilmiahan guna mencari titik temu toleransi dan rasa saling menghargai antara Kristen dan Yahudi.

Pada waktu ketika ia hidup, bangsa Yahudi sedang mengalami kesenjangan sosial di Eropa, Herzl menuangkan pemikiran bersejarahnya tentang negara Yahudi dalam tulisannya yang berjudur Der Judenstaat ( The Jewish State , 1896). Herzl berkeyakinan, permasalahan kaum Yahudi bukan saja problem individu, namun telah melebar ke wilayah nasional. Ia beranggapan, bangsa Yahudi dapat diakui di mata dunia, jika sudah mempunyai sebuah negara yang berdaulat.

Bangsa Yahudi adalah bersaudara. Hanya dengan mendirikan negara, sesama Yahudi dapat terhimpun ke dalam satu kekuatan yang besar. Ia melihat persoalan Yahudi sama halnya dengan persoalan perpolitikan internasional.

Herzl menambahkan, merupakan sebuah prioritas, membangun satu organisasi (organisasi ini dikemudian hari dikenal dengan nama Zionis) yang dikelola oleh para pemuka Yahudi. Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah penyeru umat Yahudi di seluruh dunia untuk berkumpul dalam satu negara. Negara sekuler modern yang mengadopsi model Eropa.

Dalam novel Zionisnya, yang berjudul Altneuland ( Old New Land , 1902), Herzl menggambarkan negara Yahudi laiknya utopia kaum sosialis. Ia memimpikan negara baru yang di dalamnya terdapat keanggunan tanah Israel yang bersendikan pada penggunaan sains dan teknologi dalam mengembangkan tanah tersebut.

Ide Herzl tentang perlunya membentuk satu negara, disambut dengan antusias oleh kaum Yahudi Eropa Timur. Ia berhasil mengajak saudagar kaya Yahudi, Baron Hirch dan Baron Roschild, untuk bergabung dalam organisasi Zionis pimpinannya. Puncaknya, Herzl berhasil menyatukan visi para pemuka Yahudi dunia yang hadir dalam Kongres Yahudi pertama di Basel, Swiss, 29-31 Agustus 1897, untuk merumuskan langkah politik umat Yahudi guna membentuk sebuah negara Yahudi13.

David Ben-Gurion (1886-1973)


David Ben-Gurion

David Ben-Gurion dilahirkan di Plonsk, Polandia, pada 1886. Ia mengenyam pendidikan awalnya di sekolah Yahudi yang didirikan oleh ayahnya, seorang aktivis Zionis yang fanatik. Ketika remaja, Ben-Gurion memimpin grup Zionis Muda, “ Ezra ”, yang anggotanya berbicara dengan bahasa Yahudi. Ketika berumur 18 tahun, ia menjadi guru di sekolah Yahudi di Warsawa dan bergabung dengan perkumpulan Sosialis-Zionis “ Poalei Zion ” ( Workers of Zion ).

Ketika berada di tanah Israel pada 1906, ia tergabung dalam pembentukan Serikat Petani (yang nantinya berkembang menjadi Kvutzah , cikal bakal dari Kibbutz ). Ia bersama juga ikut serta dalam pendirian serikat tentara Yahudi,” Hashover ” ( The Watchman ).

Ketika Eropa disibukkan oleh Perang Dunia I, ia dan Yitzhak Ben-Zvi (yang kemudian hari dikenal sebagai presiden kedua Israel, dideportasi ke daerah kekuasaan Turki Ottoman. Karena dinilai loyal oleh pemimpin sosialis-Zionis, ia dikirim ke New York untuk sebuah misi politis organisasinya. Di kota tersebut ia menikah dengan Paula Monbesz, seorang aktivis Poalei Zion . Ia kembali ke Israel setelah bergabung dengan legiun Yahudi bentukan Vladimir Jabotinsky, seorang pemuka Yahudi. Legiun tersebut adalah sebuah unit yang berada di bawah pengawasan tentara Inggris.

Setelah terlibat dalam proses pembentukan negara Israel pada 1948, Ben- Gurion mendapat kepercayaan menjadi perdana menteri pertama Israel merangkap sebagai menteri pertahanan. Ketika menjadi perdana menteri, ia terlibat aktif dalam perumusan institusi Israel. Ia juga mendorong pembangunan yang berujung pada kesejahteraan rakyat, seperti; pembentukan „Operasi Karpet Ajaib”, brigade udara yang bertugas menghadapi serangan negara-negara Arab. Pembanguanan instalasi air, proyek pengembangan pemukiman penduduk dan pembangunan kota-kota.

Di bulan Juni 1963, Ben-Gurion pensiun dari jabatannya. Ia digantikan oleh lawan politiknya, Levi Eshkol. Dua tahun kemudian, ia mendirikan partai Rafi ( List of Israeli Workers ) yang dalam pemilu 1965, berhasil mendapatkan 10 kursi di Knesset . Setelah sebelumnya memisahkan diri dari partai Mapai, partai Rafi bergabung kembali dan bersama membentuk satu partai gabungan yang dinamakan Partai Buruh ( Labor Party ). Di saat yang sama, Ben-Gurion mendirikan partai baru, Hereshima Hamamlachtit ( The State List ), yang berhasil merebut 4 kursi, pada pemilu 1969. Di bulan Juni 1970, Ben-Gurion mengundurkan diri dari dunia politik, dan kembali ke Kibbutz. Ia meninggal pada tahun 1973.

Anwar Sadat (1918-1981)


Dilahirkan di tengah keluarga dengan 13 anak pada tahun 1918, Anwar sadat tumbuh di desa kecil di Mit Abul Kom, kotakecil 40 mil sebelah selatan Kairo. Ayah Sadat bekerja sebagai pegawai di rumah sakit militer lokal. Pada masa kelahiran Sadat, Mesir berada di bawah kekuasaan Inggris.

Terdapat empat figur yang menjadi inspirasi Sadat muda. Pertama, Zahran, seseorang yang berasal dari sebuah desa kecil seperti Sadat. Pada masa kolonial Inggris, Zahran digantung karena terlibat dalam suatu kerusuhan yang mengakibatkan matinya seorang perwira Inggris. Sadat memuja keberanian Zahran, walaupun harus berakhir di tiang gantungan. Kedua, Kemal Attaturk, bapak pendiri negara Turki Modern, seorang yang berperan menutup sejarah kekhalifahan Turki Ottoman. Attaturk membuat semacam reformasi pelayanan publik, yang dikagumi Sadat. Orang ketiga yaitu Mahatma Gandhi, seorang pejuang kemanusiaan India yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menyuarakan anti-kekerasan untuk melawan ketidakadilan. Yang terakhir, orang yang dikagumi Sadat adalah pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. Menurut Sadat, Hitler dapat diibaratkan sebagai kekuatan besar yang meredam gerak laju hegemoni pemerintahan Inggris.

Pada tahun 1936, Inggris bekerjasama dengan Partai Wafd untuk mendirikan sebuah sekolah militer di Mesir. Sadat adalah murid pertama dalam sekolah itu. Selain diberi pelajaran sains dan matematika, setiap murid juga dibekali kemampuan menganalisa perang. Dengan pelajaran tambahan itu, Sadat dapat mempelajari perang Gettysburg, salah satu perang sipil terbesar Amerika. Setelah lulus dari sekolah tersebut, pemerintah Mesir menugaskan Sadat di pos perbatasan Mesir. Di tempat itu, ia bertemu Gamal Abdul Nasser, seorang yang kemudian hari menjadi presiden pertama Mesir. Di tempat itu pula, Sadat, Nasser, dan perwira lainnya menyusun rencana untuk menggulingkan pemerintahan Inggris.

Ketika Sadat menggantikan Presiden Nasser yang meninggal pada bulan September 1973, ia banyak melontarkan kebijakan yang berbeda dengan presiden sebelumnya. Ia menjalin hubungan diplomatik dengan AS, sesuatu yang tidak ditemui di era Nasser. di tahun 1973, Sadat terlibat dalam perang sengit menghadapi Israel. Peperangan itu dimenangkan oleh Israel dengan menjadikan Semenanjung Sinai sebagai bagian dari tertorial Israel. Untuk mengambil kembali daerah yang dikuasai oleh Israel, menurut Sadat, langkah yang paling relevan adalah berdamai dengan Israel. Pada tahun 1977, adalah tahun yang kontroversial bagi Sadat, ia bertandang ke Israel guna membahas keinginan Mesir berdamai dengan pemerintahan Tel Aviv.

Israel menyambut positif permohonan Mesir tersebut. kedekatan tersebut semakin nyata ketika Sadat dan Menachem Begin (PM Israel saat itu) mengukuhkan persahabatan Israel-Mesir dengan legalitas Perjanjian Camp David (1978). Puncaknya, keinginan Mesir terasa lengkap dengan persetujuan Israel menandatangani “Pakta Perdamaian” tahun 1979. Karena berhasil menciptakan hubungan harmonis dengan Israel pasca-perang 1973, Sadat dianugerahi Nobel Perdamaian.

Sebenarnya, dibalik kebahagiaan Mesir mendapatkan Sinai kembali, terdapat suatu kegagalan yang besar terlebih kaitannya dengan rakyat Palestina, dan Sadat, menyadari betul kegagalan ini. Kegembiraan, agaknya hanya berada di Mesir, namun hal ini tidak dirasakan oleh rakyat Palestina dan justru kebalikannya. Tepi Barat dan Yerusalem, menjadi imbalan bagi kembalinya daerah Sinai. Pengusaan Yerusalem oleh Mesir, menjadi faktor betapa Sadat sangat terpukul oleh pencaplokan tersebut. bahkan setelah peristiwa tersebut, Sadat dikabarkan selama beberapa hari mengalami depresi ringan.

Jika ditilik sepintas, sangat terlihat Begin dan Sadat begitu akrab dan bersahabat. Namun, keadaan demikian sangat bertolak belakang jika sudah membicarakan perkara prinsip kenegaraan. Pernah suatu ketika, Sadat menawarkan aliran air sungai Nil ke Yerusalem dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh warga kota itu. Sebenarnya, Sadat ingin menggunakan kebaikan ini guna memperlunak hati Begin dan nantinya akan mudah diajak bernegosiasi. Yang terjadi adalah sebaliknya, Begin megatakan bahwa prinsip Israel tidak bisa dibeli dengan air sungai Nil. Keamanan Israel dan kekeramatan Yerusalem tidak bisa dibeli oleh air Nil16.

Perjalanan politik Sadat diakhiri dengan momen yang sangat menyedihkan. Pada tahun 1981, ketika menghadiri sebuah parade militer, ia di tembak oleh seorang aktivis Islam fundamentalis, bernama Khalid Al-Islambouli. Kursi kepresidenan Sadat, kemudian diwariskan kepada wakilnya, Hosni Mubarak.

Menachem Begin (1913-1992)


Menachem Begin

Menachem Begin dilahirkan di Brestlitovsk pada 1913. Ketika masih belia, keluarganya berusaha membebaskan diri dari tempat tinggalnya yang ketika itu menjadi medan pertempuran pasukan Jerman versus pasukan Rusia pada Perang Dunia I.

Masa mudanya dihabiskan sebagai fungsionaris organisasi Zionis muda, “ Betar ”. Organisasi tersebut dapat diibaratkan layaknya Kawah Candradimuka bagi Begin muda. Ia merintis karirnya dari tingkatan bawah hingga mendapat kepercayaan dipilih sebagai ketua organisasi itu. Di saat itulah, namanya mulai berkibar di kalangan para aktivis Yahudi.

Pada tahun 1940, Begin ditawan oleh tentara Rusia dan dipekerjakan di kamp perburuhan, kejadian ini berlangsung ketika Josef Stalin berkuasa. Setelah invasi Nazi ke Uni Soviet pada 1941, dia dibebaskan berkat pertolongan seorang warga Polandia. Setelah kejadian tersebut, Begin ikut serta dalam tentara opsir bebas Polandia, yang di tahun 1943, mendapat kesempatana pelatihan militer di Palestina di bawah pengawawasan Inggris.

Sejak tahun 1948 hingga 1977, Begin adalah pemimpin oposisi Israel. Pada tahun 1950, dia memimpin protes keras terhadap pemerintahan Nazi Jerman. Pada tahun 1965, Begin dan partainya, Partai Herut, berfusi dengan kalangan liberalis dan membentuk partai Gahal, yang merupakan embrio dari Partai Likud. Atsmosfer krisis 1967, menuntut Israel membentuk Persatuan Pemerintahan Nasional. Di dalamnya, Begin dan beberapa pemimpin Gahal sempat duduk di kursi kabinet. Pemerintahan darurat itu berakhir pada 1970.

Pada tahun 1977, Begin terpilih sebagai perdana menteri. Di masa pemerintahannya, ia menginisiasi proses perdamaian dengan Mesir, yang sebelumnya terlibat perseteruan berdarah dengan Israel. Langkah tersebut berujung kearah yang positif, yakni dengan terselenggaranya Perjanjian Camp David tahun 1978. Hubungan Israel-Mesir semakin harmonis setelah adanya “pengukuhan perdamaian jilid II” lewat Israel-Egypt Peace Treaty , tahun 1979.

image

Politik dalam negeri Begin, menggambarkan wajah pemerintahan yang dekat berorientasi pada rakyat. Bagaimanapun, sumber-sumber kekayaan alam harus digunakan untuk pengentasan rakyat miskin. Begin memilih jalur perekonomian liberal sebagai “alat pendongkrak” kesejahteraan penduduknya.

Setelah kematian istrinya, Aliza, pada musim dingin 1982, Begin memutuskan pensiun dari jabatannya. Dia menghabiskan masa istirahatnya dengan mengasingkan diri dari hingar-bingar khalayak ramai. Begin hanya muncul di publik, hanya ketika acara peringatan kematian istrinya dan acara pernikahan cucu-cucunya. Ia tutup usia pada 9 Maret 1992 dan di makamkan di Mount of Olives, di Jerusalem17.

Shimon Peres ( 1923-… )


Shimon Peres adalah presiden kesembilan dan perdana menteri kedelapan dan keduabelas Israel, dilahirkan di Wieniwa, Polandia (sekarang, Vishiniev di Belarus) pada 1923. Ia bermigrasi ke tanah mandat Palestina pada tahun kesebelas. Ia tumbuh besar di Tel Aviv, dan mengenyam pendidikan Sekolah Tinggi Agrikultural di Ben Sheman.

Peres menghabiskan sebagian waktu mudanya dengan belajar kepemimpinan di Kibbutz Geva dan Kibbutz Alumat , dimana dirinya adalah salah satu pendirinya. Di tahun 1943, dia terpilih sebagai sekretaris Organisasi Buruh Zionis. Setahun kemudian, ia memutuskan kembali ke Kibbutz Alumat , dimana ia bekerja sebagai petani dan penggembala.

Di tahun 1947, setelah mengikuti wajib militer di Tentara Pertahanan Haganah, di bawah pemerintahan David Ben-Gurion dan Levi Eshkol, Peres ditugaskan memimpin pasukan bawahannya dalam perang pembebasan Palestina periode awal. Satu tahun setelahnya, tepatnya setelah berakhirnya perang itu Peres dipercaya sebagai Kepala Angkatan Laut Israel. Ia juga didelegasikan sebagai wakil kementrian pertahanan Israel di AS. Di negara itu, ia melanjutkan studinya di New York School for Social Research di Harvard.

Di tahun 1953, Peres ditunjuk oleh Ben-Gurion untuk mengisi jabatan Direktur Jenderal Kementrian Pertahanan, yang dipegangnya hingga tahun 1959. Selama masa tugasnya, Peres membentuk special relation dengan Perancis. Ia juga berhasil membangun industri pesawat tempur, sebaik pembanguan reaktor nuklir yang lebih dulu dikembangkannya.

Kiprah politik Peres di Knesset , dimulai ketika ia terpilih sebagai anggota parlemen pada 1959. Di tahun 1965, ia dipercaya sebagai Deputi Menteri Pertahanan. Di tahun yang sama, Peres dan Ben-Gurion memutuskan keluar dari Partai Buruh Mapai. Kemudian, karir politik Peres naik ke tingkat yang lebih tinggi, yakni ketika ia berhasil menduduki posisi Sekretaris Jenderal Partai Rafi.

Ia juga berperan aktif dalam proses fusi partai Rafi dan Mapai yang bersatu menjadi Partai Buruh. Pengalaman menyusuri belantara politik semakin lengkap, ketika ia dipercaya menduduki jabatan perdana menteri setelah memenangkan pemilu 1984. September 1993, menjadi momen yang bersejarah bagi Palestina dan Israel. Di tahun itu, Peres Berhasil bernegosiasi dengan Yassir Arafat atas suatu deklarasi perdamaian, terutama mengenai pengambilan kembali daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Israel seperti Gaza dan sebagian kawasan Judea dan Samaria. Atas langkah aktifnya dalam upaya mengakhiri ketegangan Israel- Palestina itulah, ia berhasil mendapat penghargaan nobel perdamaian tahun 1994, sama seperti Arafat dan Rabin.

Peres berkesempatan menjadi perdana menteri kembali menggantikan Yitzhak Rabin yang tewas karena terbunuh pada tanggal 5 November 1995. Periode kepemimpinannya digunakan untuk menggalakan penyempurnaan proses perdamaian dengan Palestina. misi tersebut seakan menjadi harapan positif ditengah gelombang perang yang berkecamuk antara tentara Israel dan milisi Palestina. pada tanggal 13 Juni 2007, Peres dipilih oleh mayoritas anggota Knesset sebagai presiden kesembilan Israel.

Di tahun 1996, Shimon Peres mendirikan The Peres Center for Peace , sebuah lembaga yang bergerak di bidang pemantapan kerjasama antara Israel dan bangsa Arab dibidang ekonomi,budaya, pendidikan, kesehatan, agrikultur, dan informasi. Tujuan lembaga ini selain sebagai sarana menjalin keakraban yang berlajut dengan program kerjasama berbasiskan rasa saling menghargai, yang terpenting adalah tujuan finalnya, yakni penciptaan perdamaian abadi di timur tengah, khususnya antara Israel dan Palestina.

Di mata bangsa Arab, Peres dikenal sebagai “tokoh Israel yang hatinya berada pada bangsa Palestina”. ketika masih aktif dalam jajaran eksekutif pemerintahan Israel, ia kerapkali terlibat perdebatan kusir dengan para pemimpin Yahudi garis kanan. Baginya, perdamaian dengan Palestina haruslah ditempuh, bagaimanapun beratnya19.

Benjamin Netanyahu (1949-…)


Benjamin Netanyahu

Benjamin Netanyahu, adalah prajurit, diplomat, dan perdana menteri kesembilan Israel, yang lahir di Tel Aviv pada 21 Oktober 1949. Ia menghabiskan masa kecilnya di Jerusalem. Ia menghabiskan masa remajanya selama beberapa tahun di AS ketika ayahnya berprofesi sebagai sejarawan Yahudi di negara itu.

Sekembalinya ke Israel pada 1967, Netanyahu memenuhi kewajibannya dalam program wajib militer. Ia juga dilibatkan dalam komando elit IDF dan ikut serta dalam beberapa operasi militer. Setelah 6 tahun berkecimpung di IDF, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dengan predikat jabatan sebagai kapten. Setelah itu, Netanhayu melajutkan studinya di MIT, Boston dan berhasl mencapai gelar B.sc dibidang arsitektur dan M. sc dibidang studi menajemen. Ia juga mempelajari ilmu politik di MIT dan Harvard University. Di tahun 1976, ia bekerja di suatu biro konsultan di Boston, sebuah firma internasional yang bergerak dibidang konsutasi bisnis. Selanjutnya, ia berlabuh ke Jerusalem dan bekerja di industri rim.

Pada tahun 1982, Netanyahu ikut serta dalam misi diplomatik ke AS.dia juga termasuk delegasi pertama yang membicarakan kerjasama strategis dengan pemerintah AS. Di tahun 1984, Netanyahu diangkat sebagai duta Israel di PBB, ia memegang jabatan ini selama empat tahun.

Segera setelah kembali ke Israel pada 1988, Netanyahu mulai memasuki gelanggang politik dan berhasil dipilih sebagai anggota Knesset dari partai Likud. Ia juga diangkat sebagai deputi luar negeri. Ketika ia menduduki jabatnnya tersebut, ia disibukkan dengan berbagai problem internasional seperti Intifada , Perang Teluk 1991, dan Konferensi Perdamain di Madrid, yang menginisiasi lahirnya negoisasi langsung pertama antara Israel, Syiria, dan Lebanon.

Pada tanggal 25 Maret 1993, Netanyahu terpilih sebagai ketua Partai Likud dan menjadi kandidat perdana menteri dari partai tersebut. dia memimpin kekuatan oposisi melawan pemerintahan perdana meneteri Yitzhak Rabin. Di pemilu tahun 1996, ia berhasil terpilih sebagai perdana menteri setelah mengalahkan sang incumbent , Shimon Peres dari partai Buruh. Ia menduduki posisi tersebut sampai tahun 1999.

Kabinet Netanyahu merupakan gabungan dari kelompok garis keras Yahudi, atau dengan istilah lain, Yahudi garis kanan. Kelompok ini senantiasa menekankan faktor keamanan negara sebagai skala prioritas dan menempatkan proses perdamaian di dalam laci. Dengan kata lain, pemerintahan Netanyahu, didominasi oleh kalangan yang fanatik mendukung pengembangan negara Israel dan menafikan etnis Arab Palestina. mereka akan senantiasa menghalangi orang yang mengedapankan proses perdamaian dengan Palestina20.

Yasser Arafat (1929-2004)


Tokoh yang benama lengkap Muahammed Abdul Raouf Arafat Al-Qudwa ini, dilahirkan di Jerusalem (pendapat lain di Kairo, Mesir) pada 24 Agustus 1929. Ketika kecil, Kakek dari pihak ibunya, Abdul Qadir Al-Husaini mengajari Arafat cilik agama Islam. Pada 1948, tahun dimana Israel memploklamirkan diri sebagai negara, Arafat termasuk pejuang yang mengirimkan pasokan senjata dari Mesir ke Palestina. setelah kakeknya meninggal pada April 1948 dan tentara Arab mengalami kekalahan, Arafat pergi ke Kairo dan kemudian menjadi mahasiswa teknik di Universitas Kairo.

Walaupun berada di jurusan teknik, daya penjelajahan Arafat tidak berhenti sampai disitu. Ia juga gemar mengkaji filsafat politik. Dari komunismenya Marx sampai fundamentalisme Islam-nya Ikhwanul Muslimin. Oleh sebab itu, ia tertarik untuk menyatukan paham Marxisme. Islamisme, dan pan-Arabisme, sebagai platform ide perjuangan rakyat Palestina.

Setelah sempat menggeluti dunia bisnis kontruksi di tahun 1957, Arafat mengabdikan diri sebagai gerilyawan pembebas Palestina, ia memakai nama samaran Abu Ammar. Pada 1964, Arafat dipercaya sebagai komite sentral Fatah, sebuah organisasi yang bergerak dibidang advokasi kepentingan rakyat Palestina. menyadari aktifitas Fatah yang semakin menanjak, Presiden Nasser yang merasa khawatir berusaha meredusir organisasi ini dengan cara mengumpulkan 13 pemimpin Arab dalam KTT Arab pertama, guna memprakarsai pembentukan Palestine Liberation Organization (PLO) yang merupakan wadah bagi lebih dari 40 kelompok milisi pembebasan Palestina, termasuk Fatah.

Di tahun 1969, Arafat berhasil dipilih sebagai pemimpin PLO. Langgam kepemimpinan Arafat, baik di PLO hingga pembentukan pemerintahan otoritas Palestina setelah perjanjian Oslo (1993) dan menjadi presidennya, dikenal sebagai pribadi yang moderat dan kooperatif terhadap pihak Israel maupun AS. Karena kelenturan sifatnya, ia tidak segan berdamai dengan Israel. Sikapnya tersebut kerapkali mengundang kebencian diantara organisasi Palestina garis keras , baik dari kalangan Islam (seperti Hamas dan Jihad Islam) maupun dari kalangan Kristen seperti Fraksi George Habbash dan Nayef Hawatmeh). Pada 1994, bersama mendiang PM Yitzhak Rabin dan Shimon Peres ia dianugerahi gelar Nobel Perdamaian.

Meninggalnya Arafat, sempat menjadi kekhawatiran tersendiri bagi nasib bangsa Palestina kedepan. Pasca-Arafat seakan menciptakan “gerak lambat” penyelesaian jalan terjal penegakkan “prasasti damai” anatar-kedua negara yang bertikai, kepemimpinan Mahmoud Abbas, yang menggantikan posisi Arafat setelah memenangi pemilu 2005 agaknya belum mampu menciptakan perdamaian yang hakiki antara Palestina dan Israel.

Referensi :

  • Syafiq Mughni., An Anthology of Contemporary Middle Eastern History (Montreal, Indonesia-Canada Islamic Higher Education Project).
  • Mohamed Heikal, Anwar Sadat: Kemarau Kemarahan (Jakarta: PT. Pustaka Grafitipers, 1986).
  • http://www.jewishvirtuallylibrari.org.