Sebelumnya, coba tanyakan pada diri sendiri, alasan apa yang membuatmu menjalin hubungan pertemanan dengan seseorang? Menurutku hubungan itu didasari oleh adanya pemenuhan kebutuhan antar individu yang terhubung. Kebutuhannya bisa beraneka ragam, dan ini cukup menjelaskan kenapa jenis circle pertemanan beragam juga.
Misalnya kamu butuh teman untuk belajar, maka orang-orang dengan kebutuhan yang sama akan menjalin pertemanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Nah seiring berjalannya waktu, saat individu-individu tersebut saling mengenal dan mendapati adanya kebutuhan lain yang bisa terpenuhi, maka hubungan tadi bisa berkembang, Misalnya tadinya teman belajar, lalu berkembang jadi teman main dan belajar. Tapi selain case tadi, ada juga tipe pertemanan yang memang hanya dapat memenuhi satu kebutuhan tertentu saja. Makanya nggak heran orang biasanya punya lebih dari satu circle pertemanan. Kalau mau belajar sama circle A, kalau mau nongkrong sama circle B, dan seterusnya. Circle-circle tadi diikuti untuk memenuhi kebutuhan seseorang sehingga ia merasa “terpenuhi”.
Sekarang aku masuk ke opiniku tentang pertemanan yang dipaksakan. Menurutku keterpaksaan itu bermula saat kebutuhan seseorang tidak lagi bisa dipenuhi oleh individu lain dalam circle pertemanan tersebut. Namun, karena masih ada kepentingan atau alasan lain yang menyebabkan mereka tetap bersama, maka ketidakpuasan atas kebutuhan yang tidak terpenuhi tadi berkembang menjadi keterpaksaan. Misalnya, kamu membutuhkan teman yang bisa mendengarkan, tapi ternyata temanmu bukan pendengar yang baik. Kamu merasa tidak puas dan tidak dimengerti sehingga lama-lama muncul perasaan terpaksa berteman dengan orang tadi.
Nah, untuk kasus semacam ini, seseorang harus memahami bahwa tidak semua hubungan dengan seseorang bisa all in one. Ada teman yang hanya kompatibel untuk kondisi tertentu. Nggak semua teman belajar bisa jadi teman main, nggak semua teman main bisa diajak curhat, begitu juga sebaliknya. Jadi jangan memaksakan kompatibilitas tadi. Nggak semua temen cocok untuk segala situasi. Kalau merasa tidak terpenuhi di satu aspek, ya jangan berharap mendapatkan aspek tersebut dari teman tersebut. Kamu bisa mendapatkannya dari teman yang lain.
Walaupun kedengarannya ribet, tapi yang tadi itu berjalan secara natural. Dua atau lebih orang yang merasakan adanya kecocokan dengan sendirinya menemukan satu sama lain. Tapi jangan pernah memaksakan kecocokan. Memaksakan kecocokan itu membuat pertemanan bukannya fulfilling tapi malah draining. Selain bikin stress, memaksakan hubungan pertemanan bisa memicu permasalahan yang lebih besar.
Bagaimanapun hubungan pertemanan itu trial and error. If it meant to be, it meant to be aja. Kalau ada hal yang nggak kamu suka komunikasikan, barangkali bisa menemukan titik temunya. Tapi kalau sudah confirmed nggak cocok, cari teman lainnya. Selain itu perluas pergaulan deh. Banyak banget orang di luar sana bisa jadi teman yang asik buat kamu.