Mengapa Masih Banyak Orang di Dunia yang Masih Tidak Percaya Kepada Vaksin dan Vaksinasi?

Vaksin merupakan sediaan biologis yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan adaptif terhadap penyakit tertentu sementara vaksinasi merupakan kegiatan pemberian vaksin kepada seseorang dimana vaksin itu biasanya berisi satu atau lebih antigen yang ketika masuk ke tubuh manusia sistem kekebalan tubuh akan melihatnya sebagai antigen atau musuh. Dengan begitu, sebagai respon adanya ancaman dari musuh maka tubuh akan memproduksi antibodi untuk melawan antigen tersebut. Namun, kekebalan yang didapat melalui vaksinasi, tidaklah bertahan seumur hidup terhadap infeksi penyakit berbahaya.

Vaksin dan Vaksinasi sendiri dinilai efektif dan ampuh dalam menanggulangi penyakit - penyakit seperti campak, polio, dan variola sejak ditemukan pertama kali pada 1796 oleh Edward Jenner. dengan begitu diharapkan hal yang sama juga terjadi pada vaksin Covid-19 yang sampai saat ini juga dinilai efektif dan menjadi harapan masyarakat dalam memerangi virus Corona dan vaksin pun aman menurut banyak penelitian medis dan ilmiah.

Tetapi sering kita mendengar sebagian orang yang tidak mempercayai keamanan dari vaksin dan vaksinasi di seluruh dunia seperti di Amerika, Inggris, dan bahkan negara kita sendiri Indonesia. seringkali kita mendengar mereka melakukan protes dan menyebarkan berita bohong yang mengatakan jika vaksin itu berbahaya dan sebagainya serta menidentifikasi diri mereka sebagai ’ anti-vaxxer '. Menurut youdics sekalian, mengapa masih saja ada orang - orang yang tidak mempercayai vaksin dan proses vaksinasi dan bagaimana pendapat kalian ?

Yah namanya manusia ya, manusia pada dasarnya bukan pengolah informasi yang baik. Apalagi sekarang terutama di Indonesia sedang mengalami pergeseran budaya digital yang dibarengi dengan beredar luasnya berita hoax. Belum siap akan penyaringan berita, belum siap akan banyaknya berita digital sehingga menyebabkan overload informasi. Banyak juga orang lain yang membuat teori-teori konspirasi karena virus corona ini merupakan virus yang baru ada sekarang. Jadi berbagai teori konspirasi lebih mudah disebar.

Semua itu ditunjang dengan proses penanganan covid-19 di Indonesia yang ternilai buruk ya, terutama dimata masyarakat. Sudah banyak berita membeberkan pejabat" yang korupsi, sampai dana bantuan sosial saja tega mengorupsi. Dari situlah muncul spekulasi-spekulasi dari oknum yang tidak bertanggungjawab, menimbulkan edukasi yang salah terhadap masyarakat. Dijelaskan bahwa vaksin cuma untuk bisnis saja, berita orang meninggal setelah vaksin, dll. Hal tersebut yang membuat masyarakat semakin tidak percaya terhadap pentingnya vaksin.

Tidak semua masyarakat memiliki background pendidikan yang selayaknya. Maka dari itu, penerimaan informasi tiap masyarakat akan berbeda pula.

1 Like

Sebenarnya ketakutan di masyarakat juga timbul karena kurangnya pengetahuan dan penyampaian informasi masih yang masih menyimpang dan kurang menyeluruh ke tiap lapisan masyarakat.
Kekhawatiran sering muncul sebagai respon alami dari masyarakat. Ya, namanya juga masyarakat ada yang terpelajar dan tidak. Namun yang pasti semua memiliki ke khawatiran yang sama akan kesehatan dan keberlangsungan hidupnya. Terkadang vaksin memang adalah jalan keluar dari adanya wabah yang tak dapat di kontrol peredaran nya jika tanpa adanya vaksinasi. Namun tak semua orang kenal dengan dirinya, tak semua orang paham dan sadar apakah dirinya memiliki alergi atau penyakit dalam sistem imunitas dirinya. Sehingga jika dilakukan vaksinasi bukan malah memberikan kesehatan malah akan menjadi sumber penyakit yang mematikan.

1 Like

Menurut saya juga ini sih yang membuat orang takut untuk di vaksin. Karena setahu saya juga banyak berita yang menyebarkan kalau vaksin itu bahaya atau palsu apalah itu dan menyebarkan teori konspirasi bahwa vaksin itu akan membunuh kita dalam kurun waktu dua tahun. Dan banyak pemberitaan ada yang meninggal ketika sudah di vaksin. Jadi itu yang membuat masyarakat takut untuk di vaksin karena memang banyak berita yang tidak benar. Dan banyak perdebatan juga tentang vaksin makanya orang-orang enggan untuk divaksin.

Sebuah survei yang diinisiasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) bersama Kementerian Kesehatan dan UNICEF. Survei dilakukan pada September 2020 lalu dengan melibatkan lebih dari 115ribu responden di 34 provinsi di Indonesia. Hasilnya, hampir 65 persen (64,8 persen) responden menyatakan keinginan mereka untuk divaksin. Sementara hampir 8 persen (7,6 persen) responden menyatakan tidak mau divaksin. Sisanya atau 27,6 persen mengaku ragu terhadap program vaksinasi pemerintah. Sebenarnya sebagian besar orang menerima vaksin. Namun adalah hal yang wajar jika ada sebagian kecil masyarakat yang ragu. Kemudian ditambah ada ‘gap’ pemahaman masyarakat awam terhadap proses pembuatan vaksin. Tak bisa dimungkiri, riset-riset juga informasi yang bersifat ‘scientific’ cukup sulit dicerna terlebih jika tidak memiliki latar belakang bidang kesehatan. ketakutan dan keraguan disebabkan narasi seputar antivaksin. Narasi antivaksin dikemas dalam teori-teori konspirasi yang tampak asyik untuk diselami. Ditambah lagi dengan hoax yang bertebaran di media sosial. Hal tersebut memperparah keadaan dan seakan-akan masyarakat di “brainwash” tentang konteks vaksinasi ini.

Maka dari itu, yang seharusnya kita lakukan adalah mengajak mereka yang provaksin untuk terus menyuarakan soal pentingnya vaksin. Tidak harus menyuarakan lewat media yang besar, kita bisa memulai dari keluarga. Orang-orang terdekat yang masih ragu sebisa mungkin dimobilisasi supaya jangan sampai mendengarkan mereka yang antivaksin.

Menjawab pernyataan diatas, menurut saya ya masih banyak orang apalagi khususnya di Indonesia masih tidak percaya dan enggan untuk melakukan vaksinasi itu karena adanya ketakutan dan kurangnya informasi tersampaikan. Sebagai contoh banyak orang dilingkungan saya yang belum melaukan vaksinasi karena mereka menyatakan ketakutan akan gejala yang ditimbulkan dan gejala yang terjadi tidak dapat dipastikan juga dikarenakan respon tubuh orang yang berbeda-beda. Kemudian juga banyak berita-berita hoax tentang vaksin di sosial media yang mengandung negatif sehingga membuat masyarakat sangat enggan dan ragu untuk melakukan vaksinasi