Berita berasal dari bahasa sanskerta Vrit yang berarti “ada” atau “terjadi”, namun dapat pula dikatakan Vritta artinya “kejadian yang telah terjadi”. Sedangkan istilah news dalam bahasa Inggris untuk maksud berita, berasal dari new (baru) dengan konotasi kepada hal-hal baru.
Dalam hal ini segala hal yang baru merupakan bahan informasi bagi semua orang yang memerlukannya. Dengan kata lain, semua hal yang baru merupakan etimologis istilah berita dalam bahasa Indonesia mendekati istilah bericht (en) dalam bahasa Belanda (Tamburaka, 2013). Besar kemungkinan kedua istilah itu adalah kata serapan mengingat Indonesia lama dijajah Belanda.
Dalam bahasa Belanda istilah bericht (en) dijelaskan sebagai mededeling (pengumuman) yang berakar kata dari made (delen) dengan sinonim pada bekend maken (memberitahukan, mengumumkan, membuat terkenal) dan vertelen (menceritakan atau memberitahukan) (Suhandang, 2004). Tidak ada rumusan tunggal mengenai pengertian berita, karena itu berikut pendapat para ahli dalam merumuskan definisi berita.
Menurut Mitchel V. Charnley, berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.
Neil McNeil (pembantu utama redaktur malam New York Times), berita adalah gabungan fakta dan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan perhatian atau kepentingan bagi para pembaca surat kabar yang memuatnya (Mulyadi dan Musman, 2013).
J. B. Wahjudi, berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang penting, menarik bagi sebagian besar khalayak, masih baru, dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik (Yosef, 2009).
Haris Sumadiria mendefinisikan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau gagasan yang bisa dipertanggung jawabkan, menarik, dan penting bagi sebagian khalayak. Melalui media surat kabar, radio, televisi, dan media online (Sumadiria, 2005).
Berita adalah laporan terkini tentang fakta peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting atau menarik bagi sebagian besar khalayak dan dipublikasikan melalui media massa.
Nilai Berita
Nilai sebuah berita ditentukan oleh seberapa jauh syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Ada yang menjelaskan bahwa untuk menilai suatu kejadian memiliki nilai berita atau tidak, reporter harus dapat melihat unsur-unsur sebagai berikut:
-
Penting (significance): mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau dampak yang luas terhadap kehidupan khalayak pembaca.
-
Besaran (magnitude): suatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau angka yang besar hubungannya sehingga pasti menjadi sesuatu yang berarti dan menarik untuk diketahui oleh orang banyak.
-
Aktualitas (timeliness): memuat peristiwa yang baru terjadi. Karena kejadiannya belum lama, hal ini menjadi aktual atau masih hangat dibicarakan umum. Aktual (terkini) berkaitan dengan tenggat waktu bahwa kejadian tersebut bukan berita basi atau terlambat memenuhi waktu pemuatan yang sudah ditetapkan pemimpin redaksi.
-
Kedekatan (proximity): memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun emosional dengan pembaca. Termasuk kedekatan karena profesi, minat, bakat, hobi, dan perhatian pembaca.
-
Keadaan terkemuka (prominence): hal-hal yang mencuat dari diri seseorang atau sesuatu benda, tempat, atau kejadian. Suatu peristiwa yang menyangkut orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat menjadi berita penting untuk diketahui oleh pembaca.
-
Sentuhan manusiawi (human interest): sesuatu yang menyentuh rasa kemanusiaan, mengunggah hati, dan minat (Barus, 2010).
-
Prediksi: merupakan ulasan yang berkaitan kemungkinan dan ketidakmungkinan. Prediksi banyak dipakai untuk mengulas pertandingan olahraga, terutama sepak bola.
-
Personalisasi: peristiwa sering kali dilihat sebagai aksi individu. Ketidakcocokkan antara kebijakan pemerintah dengan oposisi sering dipahami sebagai peristiwa antara pemimpin kedua partai itu (Nurudin, 2009).