Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang untuk Berpikir Positif?

Berpikir positif adalah cara berpikir yang berangkat dari hal-hal baik, yang mampu menyulut semangat untuk melakukan perubahan menuju taraf hidup yang lebih baik. Dalam konteks inilah berpikir positif telah menjadi sebuah sistem berpikir yang mengarahkan dan membimbing seseorang untuk meninggalkan hal-hal negatif yang bisa melemahkan semangat perubahan dalam jiwanya.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang untuk Berpikir Positif ?

Menurut Albrecht (1994) pada area verbalisasi positif mengandung faktor- faktor yang berkaitan dengan berpikir positif, antara lain:

Harapan yang positif

Dalam hal ini didalam menyampaikan sesuatu hal lebih dipusatkan pada hal yang positif misalnya harapan akan sukses, maka subyek membicarakan tentang sukses, tentang prestasi, dan tentang kepercayaan diri. Individu yang berpikir positif adalah individu yang mempunyai harapan dan cita-cita yang positif. Albrecht berpendapat bahwa individu yang berpikir positif akan mengarahkan pikiran-pikirannya ke hal-hal yang positif, akan berbicara tentang kesuksean daripada kegagalan, cinta kasih daripada kebencian, kebahagiaan daripada kesedihan, keyakinan daripada ketakutan, kepuasan daripada kekecewaan sehingga individu akan bersikap positif dalam menghadapi permasalahan. (Albrecht, 1994).

Perbedaan orang-orang yang berpikir positif dan negatif terlihat ketika ia berbicara. Orang yang berpikir positif perkataannya selalu berbau hal-hal positif. Ucapan mencerminkan kekuatan hidup. Kata yang kita ucapkan akan menjadi kekuatan tersendiri dalam menentukan perubahan hidup. Perkataan positif akan cenderung memberikan corak yang lebih positif terhadap hidup dan kepribadian kita begitu juga sebaliknya (Aziz, 2010).

Individu berkepribadian positif sangat mengerti bahwa sesaat saja kehilangan harapan akan menghancurkan hidupnya. Tanpa harapan sama saja dengan menjerumuskan diri ke dalam kesulitan hidup berkepanjangan, perasaan negatif, pikiran negatif, dan penyakit fisik. Oleh karena itu orang yang berkepribadian positif akan terus bertarung sampai titik darah penghabisan. Dia tidak pernah menyerah dan putus asa meski harus menghadapi godaan, tantangan, kesulitan, dan pengaruh seberat apapun (Elfiky, 2010).

Pandangan yang positif menjadi hal yang sangat penting untuk melahirkan harapan yang baik. Hal ini hanya akan terlihat bagi seseorang yang selalu berpikiran positif. Bagi si pemikir positif harapannya akan selalu terlihat baik dan memandang masa depannya penuh optimis. Orang yang selalu berpikiran positif terhadap masa depannya dalam situasi dan kondisi apapun mereka akan selalu berusaha dengan gigih dan berupaya untuk lebih mempersiapkan dirinya dengan menyematkan harapan-harapan baru di dalamnya (Aziz, 2010).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor berpikir positif adalah harapan positif yaitu didalam menyampaikan sesuatu hal lebih dipusatkan pada hal yang positif (misalnya harapan akan sukses, tentang prestasi atau kepercayaan diri), perkataannya selalu berbau hal-hal positif, harapannya akan selalu terlihat baik dan memandang masa depannya penuh optimis, dan orang yang selalu berpikiran positif terhadap masa depannya dalam situasi dan kondisi apapun mereka akan selalu berusaha dengan gigih dan berupaya untuk lebih mempersiapkan dirinya dengtan menyematkan harapan-harapan baru di dalamnya.

Afirmasi diri

Afirmasi atau affirmation berasal dari kata affirm yang menurut kamus Merriam-Webster berarti to make firm, atau membuat sesuatu menjadi kokoh atau kuat. Afirmasi adalah pernyataan yang diulang-ulang baik secara verbal atau dalam hati, merupakan pernyataan emosional yang akan membawa seseorang untuk berpikir dan beraksi. Afirmasi merupakan suatu teknik yang bisa memperkuat pikiran bawah sadar kita. Jika kita terus melakukan afirmasi positif pada diri kita, atau menyampaikan hal - hal positif dalam diri kita, maka pikiran bawah sadar kita akan terbiasa oleh afirmasi positif tersebut.

Setelah kita benar- benar percaya dan yakin akan hal-hal positif tersebut, maka kemudian pikiran sadar kita akan mengubahnya menjadi tindakan positif yang nyata. Dengan melakukan afirmasi positif, maka kita dapat menjadi seseorang yang percaya diri, dan kita juga akan dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik. Jadi afirmasi itu sangat efektif untuk mengembangkan dan memperkuat cara pikir dan bertindak efektif untuk mencapai tujuan atau kebutuhan. Memusatkan perhatian pada kekuatan diri sendiri, melihat diri secara positif dengan dasar pikiran bahwa setiap individu sama berartinya dengan individu lain (Albrecht, 1994).

Berpikir positif diawali dengan sebuah keyakinan pada diri sendiri. Keyakinan bahwa dirinya mampu. Selain memiliki rasa percaya diri terhadap potensinya dengan berpikir positif akan membuat seseorang menerima keadaan apapun dengan besar hati. Bersyukur terhadap apa yang telah diberikan Tuhan dan menginvestasikan kelebihannya untuk hal-hal yang bermanfaat (Aziz, 2010).

Percaya diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi untuk mengaktualisasikan potensi diri. Tak sedikit diantara kita yang selalu merasa tidak percaya pada kemampuan sendiri.

Padahal kalau kita mau mengoreksi lebih jauh dalam diri setiap manusia tersimpan kekuatan-kekuatan yang kadang kita jarang menyadarinya. Jika seseorang mampu memahami apa yang ada dalam dirinya ia akan mampu menyinergikan kemampuannya buat orang lain serta lingkungan ia juga akan mudah beradaptasi sekalipun dengan sesuatu yang asing (Iswati, 2009).

Orang yang berkepribadian positif dalam kesehariannya akan mempunyai alasan untuk merasa bangga terhadap dirinya sendiri karena ia memang layak untuk mendapatkan itu. Di dunia ini banyak sekali orang yang cukup potensial tetapi tidak bisa menjadi unggul. Salah satu sebabnya karena mereka merasa tidak percaya pada kemampuan yang dimilikinya (Aziz, 2010).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa faktor lain dari berpikir positif adalah afirmasi diri. Yaitu selalu menyampaikan hal - hal positif dalam diri kita, memusatkan perhatian pada kekuatan diri sendiri, melihat diri secara positif dengan dasar pikiran bahwa setiap individu sama berartinya dengan individu lain, memiliki rasa percaya diri terhadap potensinya dan bersyukur terhadap apa yang telah diberikan Tuhan.

berpikir positi

Pernyataan yang tidak menilai

Suatu pernyataan yang lebih mengarah pada penggambaran keadaan daripada menilai keadaan, menerima kenyataan yang ada, tidak kaku dan fanatik dalam pendapat. Pernyataan ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung untuk memberikan pernyataan negatif terhadap sesuatu hal (Albrecht, 1994) .

Seseorang yang berkepribadian positif paham betul bahwa perubahan pasti akan terus terjadi dan tidak mungkin bisa ditolak. Dia selalu menerima kenyataan yang ada didepan matanya. Bila mengalami kegagalan dia akan mencoba lagi pada kesempatan lain agar tetap bisa meraih mimpinya (Elfiky, 2010).

Orang yang selalu berpikir positif tidak akan pernah merasa takut untuk menerima sesuatu yang berasal dari luar dirinya. Dia tidak pernah takut untuk mengalami suatu perubahan. Selain itu dampak dahsyat dari seseorang yang selalu berpikir positif akan memiliki pikiran yang terbuka sehingga semua saran dan ide dari orang lain seseuatu yang disimak dan dipertimbangkan dengan baik (Arifin, 2011).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang tidak menilai itu sama artinya dengan penggambaran kenyataan. Yaitu menerima kenyataan yang ada, paham betul bahwa perubahan pasti akan terus terjadi dan tidak mungkin bisa ditolak, bila mengalami kegagalan dia akan mencoba lagi pada kesempatan lain agar tetap bisa meraih mimpinya, tidak akan pernah merasa takut untuk menerima sesuatu yang berasal dari luar dirinya, dan memiliki pikiran yang terbuka sehingga semua saran dan ide dari orang lain seseuatu yang disimak dan dipertimbangkan dengan baik.

Penyesuaian terhadap kenyataan

Mengakui kenyataan dengan segera berusaha menyesuaikan diri, menjauhkan diri dari penyesalan, frustrasi, kasihan diri, dan menyalahkan diri, menerima masalah dan berusaha menghadapinya adalah satu ciri dari orang yang berpikir positif. Mereka menganggap bahwa masalah sebagai bagian kehidupan yang harus di hadapi (Albrecht, 1994).

Bagi orang yang berpikir positif, ia akan merasakan masalah sebagai proses untuk dijalani. Mereka tahu untuk mencapai kesuksesan haruslah melalui berbagai macam rintangan yang kemudian dijadikan tameng sebagai proses ke depan (Aziz, 2010).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian terhadap kenyataan yaitu selalu berusaha menyesuaikan diri, menjauhkan diri dari penyesalan, frustrasi, kasihan diri, dan menyalahkan diri, menerima masalah serta berusaha menghadapinya, merasakan masalah sebagai proses untuk dijalani.