Apa yang dimaksud dengan Berpikir Positif?

Berpikir positif adalah aktivitas berpikir yang kita lakukan dengan tujuan untuk membangun dan membangkitkan aspek positif pada diri kita, baik itu yang berupa potensi, semangat, tekad maupun keyakinan diri kita

Apa yang dimaksud dengan Berpikir Positif ?

Berpikir


Berpikir adalah aktivitas psikis yang internasional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus dipecahkan. Dengan demikian bahwa dalam berpikir itu seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lainnya dalam rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi (Soemanto, 1998).

Wasty S mengungkapkan berpikir merupakan proses yang dinamis yang menempuh tiga langkah berpikir yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan pembentukan keputusan. Berpikir dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pribadi yang bertujuan untuk memecahkan masalah (Dakir, 1999).

Banyak ragam definisi tentang berpikir antara lain Plato yang beranggapan bahwa berpikir adalah berbicara dalam hati.

Menurut Solso (1988) berpikir adalah suatu proses representasi pemikiran baru terbentuk dari perubahan wujud melalui informasi dalam interaksi yang lengkap dari pemikiran ditambahkan pada keputusan, abstraksi, penyederhanaan alasan, imaginasi dan pemecahan masalah. Pemikiran juga merupakan proses intern yang keberadaannya dapat dilihat dari perilaku.

Berpikir Positif


Para ahli psikologi berkata berpikir positif adalah metode motivasi yang umum digunakan untuk meningkatkan sikap seseorang dan mendorong pertumbuhan diri.

Berpikir positif adalah kemampuan berpikir seseorang untuk menilai pengalaman-pengalaman dalam hidupnya, sebagai bahan yang berharga untuk pengalaman selanjutnya dan menganggap semua itu sebagai proses hidup yang harus diterima. Peale menyatakan bahwa individu yang berpikir positif akan mendapatkan hasil yang positif dan individu yang berpikir negatif akan mendapatkan hasil yang negatif (Peale, 2006).

Berpikir positif juga dapat diartikan sebagai cara berpikir yang berangkat dari hal-hal baik, yang mampu menyulut semangat untuk melakukan perubahan menuju taraf hidup yang lebih baik. Dalam konteks inilah berpikir positif telah menjadi sebuah sistem berpikir yang mengarahkan dan membimbing seseorang untuk meninggalkan hal-hal negatif yang bisa melemahkan semangat perubahan dalam jiwanya (Arifin, 2011).

Pikiran positif adalah potensi dasar yang mendorong manusia untuk berbuat dan bekerja dengan menginvestasikan seluruh kemampuan kemanusiaannya. Pikiran positif adalah ketika merasa gelisah tetapi merasa senang yang lebih besar, memandang hal-hal yang mencerahkan dan tidak memenuhi akal dengan pikiran- pikiran negatif (El-bahdal, 2010).

Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian dan karakter. Ini juga berarti bahwa kita bisa menjadi pribadi yang lebih matang, lebih berani menghadapi tantangan dan melakukan hal-hal yang sehat (Sakina, 2008:2).

Berpikir positif adalah sikap mental yang melibatkan proses memasukkan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran. (Arifin, 2011).

Dari definisi secara umum di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir positif adalah aktivitas berpikir yang dilakukan dengan tujuan untuk membangun dan membangkitkan aspek positif pada diri, baik itu yang berupa potensi, semangat, tekad maupun keyakinan diri kita sehingga memunculkan perasaan, perilaku, dan hal yang baik dan telah menjadi sebuah sistem berpikir yang mengarahkan dan membimbing seseorang untuk meninggalkan hal-hal negatif yang bisa melemahkan semangat perubahan dalam jiwanya.

Berpikir positif merupakan cara berpikir individu yang selalu memandang segala sesuatu dari segi yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang dihadapi. Seseorang yang berpikir positif mampu melihat setiap masalah dari sudut pandang yang positif meskipun masalah yang dihadapi cukup berat.

“Berpikir positif adalah kemampuan seseorang untuk memfokuskan perhatian kepada sisi positif dari suatu hal dan menggunakan bahasa positif untuk membentuk dan mengungkapkan pikiran”. Albrecth (2003)

Berpikir positif tidak hanya sebatas pada ranah kognitif saja, tetapi juga mengarahkan perasaan dan tindakan kita pada hal-hal yang positif. Sebaliknya, pikiran yang negatif akan menimbulkan perasaan negatif yang selanjutnya mempengaruhi kita untuk melakukan tindakan-tindakan negatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Ubaedy (2008) :

Berpikir positif adalah upaya kita untuk mengisi pikiran dengan muatan yang positif yaitu berbagai bentuk pemikiran yang benar (tidak melanggar norma), baik (bagi kita, orang lain, dan lingkungan), dan bermanfaat (menghasilkan sesuatu yang berguna).

Kemudian, dengan pemikiran yang positif akan mendorong untuk melakukan hal-hal yang positif, antara lain merealisasikan tujuan- tujuan positif atau target-target positif, mengembangkan berbagai potensi yang kita miliki (bakat, pengetahuan, pengalaman, karakter) dan untuk menyelesaikan masalah atau persoalan yang muncul dengan cara positif, kreatif dan konstruktif. Selain itu, berpikir positif juga terkait dengan kemampuan untuk meminimalisir pikiran- pikiran negatif yang muncul.

Berpikir positif merupakan sikap mental yang selalu mengharapkan kesuksesan dan hasil yang positif dari semua hal yang dihadapi. Mereka yang berpikir positif akan memandang kesuksesan sebagai hal yang mungkin untuk dicapai. Berpikir positif akan mendorong individu untuk pantang menyerah dalam menghadapi situasi apapun. Sebagaimana dikemukakan (McCarty 2007:65), bahwa “berpikir positif meliputi usaha mencari aspek-aspek positif dari keadaan yang dihadapi, berkonsentrasi pada hal-hal yang baik, melihat situasi yang menyenangkan serta bersikap dan berbuat baik pada orang lain.”

Sedangkan menurut (Peale 2009) :

Berpikir positif merupakan suatu kesatuan cara berpikir sehat yang menyeluruh sifatnya. Cara berpikir tersebut mengandung gerak maju yang penuh dengan daya cipta atas unsur-unsur yang nyata dalam kehidupan manusia. Setiap pemikir positif memandang setiap kesulitan dengan akal sehat sehingga dia tidak akan terpengaruh hingga menyebabkannya berputus asa dalam menghadapi tantangan.

Berpikir positif akan mendorong pengembangan potensi diri secara optimal sehingga individu akan terhindar dari konflik baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Selain itu, dengan membiasakan diri untuk berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari maka akan menciptakan kehidupan yang positif.

Dalam kehidupan di sekolah, banyak siswa yang tidak berpikir secara positif. Sebaliknya, mereka cenderung berpikir negatif.

Gejala berpikir negatif yang dapat dilihat antara lain:

  1. Sikap hidup yang pesimis
  2. Mudah putus asa dalam menghadapi masalah baik masalah di sekolah yang berkaitan dengan guru, teman, dan mata pelajaran maupun masalah yang terjadi di luar sekolah
  3. Banyak siswa yang merasa ragu terhadap masa depan

Hal tersebut mengakibatkan rendahnya prestasi dalam belajar siswa disekolah.

Gejala lain yang dapat diamati dari siswa yang berpikir negatif adalah tingkat kepercayaan diri yang rendah. Siswa merasa rendah diri dalam pergaulan dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas-tugas dari sekolah sehingga hasilnya tidak optimal. Mereka memandang dirinya tidak memiliki kemampuan yang dapat menunjang kesuksesan.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir positif adalah cara berpikir yang terlatih untuk memandang diri sendiri, orang lain, dan situasi dari segi yang positif sehingga akan menghasilkan sikap, perasaan, dan perkataan yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain serta tidak bertentangan dengan norma yang berlaku.

Ciri-ciri Berpikir Positif


Individu yang berpikir positif akan tercermin melalui sikap, perkataan, maupun perilaku dalam kehidupannya sehari-hari. Mereka yang berpikir positif tentunya akan lebih sehat secara psikologis dibanding individu yang terbiasa berpikir negatif.
Menurut Ubaedy (2008) ciri-ciri umum orang yang berpikir positif antara lain:

  • Merasa bahagia dengan dirinya
  • Memiliki kesimpulan positif terhadap dirinya
  • Memiliki kepercayaan yang bagus terhadap kemampuannya
  • Mampu membina hubungan positif dengan orang lain
  • Mampu membina hubungan yang harmonis dengan kenyataan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan
  • Memiliki langkah yang dinamis
  • Berusaha untuk terus meningkatkan prestasi hidupnya

Ubaedy (2008) mengemukakan,

“Ciri dari orang yang berpikir positif adalah menerima masalah dan berusaha menghadapinya. Mereka menganggap masalah bukan sebagai hal yang harus dihindari, tidak diakui, atau disesali melainkan sebagai bagian dari kehidupan yang harus dihadapi”

Selain itu, menurut Timotheus (2007),

“Orang yang berpikir positif selalu ditandai dengan memiliki pemikiran yang positif, perasaan yang positif, berbicara yang positif, berperilaku positif, berpenampilan positif serta memiliki kehidupan yang positif”

Adapun Gickman (2005) berpendapat,

“Seseorang yang berpikiran positif biasanya akan memandang dirinya sebagai seorang yang baik, menyenangkan, produktif, memiliki kemampuan dan cukup berharga”

Para ahli psikologi berkata berpikir positif adalah metode motivasi yang umum digunakan untuk meningkatkan sikap seseorang dan mendorong pertumbuhan diri. Sederhananya berpikir positif adalah aktivitas berpikir yang kita lakukan dengan tujuan untuk membangun dan membangkitkan aspek positif pada diri kita, baik itu yang berupa potensi, semangat, tekad maupun keyakinan diri kita (Arifin, 2011).

Berpikir positif adalah kemampuan berpikir seseorang untuk menilai pengalaman-pengalaman dalam hidupnya, sebagai bahan yang berharga untuk pengalaman selanjutnya dan menganggap semua itu sebagai proses hidup yang harus diterima. Peale menyatakan bahwa individu yang berpikir positif akan mendapatkan hasil yang positif dan individu yang berpikir negatif akan mendapatkan hasil yang negatif (Peale, 2006).

Berpikir positif juga dapat diartikan sebagai cara berpikir yang berangkat dari hal-hal baik, yang mampu menyulut semangat untuk melakukan perubahan menuju taraf hidup yang lebih baik. Dalam konteks inilah berpikir positif telah menjadi sebuah sistem berpikir yang mengarahkan dan membimbing seseorang untuk meninggalkan hal-hal negatif yang bisa melemahkan semangat perubahan dalam jiwanya (Arifin, 2011).

Pikiran positif adalah potensi dasar yang mendorong manusia untuk berbuat dan bekerja dengan menginvestasikan seluruh kemampuan kemanusiaannya. Pikiran positif adalah ketika merasa gelisah tetapi merasa senang yang lebih besar, memandang hal-hal yang mencerahkan dan tidak memenuhi akal dengan pikiran- pikiran negatif (El-bahdal, 2010).

Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian dan karakter. Ini juga berarti bahwa kita bisa menjadi pribadi yang lebih matang, lebih berani menghadapi tantangan dan melakukan hal-hal yang sehat (Sakina, 2008). Berpikir positif adalah sikap mental yang melibatkan proses memasukkan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran. (Arifin, 2011).

Indikator Berpikir positif


Menurut Jim Dornan dan John Maxwell (1996), pemikiran yang positif dapat mengubah hidup serta membuat kita sukses dalam setiap usaha yang ingin dikejar. Berikut ini adalah beberapa indikator orang yang selalu berpikir positif (Asmani, 2009):

  1. Percaya diri
    Bila seseorang memiliki pikiran yang positif, maka ia akan yakin pada dirinya sendiri serta pada orang lain. Berkat pikiran yang positif seseorang menjadi lebih berkeinginan untuk mencoba hal-hal yang baru serta mencoba berbagai kesempatan.

  2. Inisiatif
    Percaya diri juga menjadikan seseorang sebagai pribadi yang penuh inisiatif. Keyakinan bahwa hidup ini positif dapat menimbulkan keinginan kuat didalam diri untuk mencoba hal-hal yang baru.

  3. Ketekunan
    Bila seseorang yakin bahwa hal-hal yang positif akan terjadi, maka orang itu akan tetap tekun berusaha hingga hal-hal positif itu benar-benar muncul. Bahkan bila ada berbagai halangan sekalipun akan tetap pantang mundur.

  4. Kreativitas
    Jika pikiran seseorang tertuju pada hal-hal positif maka akan tumbuh keinginan besar pada diri orang itu untuk terus menyelidiki, bertanya, serta mencari tantangan-tantangan baru.

  5. Kepemimpinan
    Belajar untuk menjadi pemimpin besar membutuhkan proses yang lama namun bisa dimulai dari hubungan dengan orang lain. Orang tidak akan mau mengikuti seseorang yang tidak mereka sukai, kalaupun ikut tidak untuk jangka waktu yang lama. Dan jarang sekali dijumpai orang yang benar-benar menyukai orang-orang yang negatif.

  6. Perkembangan
    Jika kita berpikir positif banyak pintu terbuka lebar bagi kita. Salah satu yang paling utama adalah pintu peluang untuk tumbuh berkembang. Sikap yang baik akan membuat haus perkembangan.

  7. Kemampuan menghasilkan sesuatu
    Menurut W. W. Ziege adalah tak akan ada yang dapat menghentikan orang yang bermental positif untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, tak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat membantu seorang yang sudah bermental negatif. Yang perlu digaris bawahi adalah seseorang yang berpikiran positif pasti mampu menghasilkan sesuatu.

Menurut Asep Muhsin (2007), berpikir positif adalah pilihan terbaik bagi setiap orang dalam setiap situasi. Sukses dan bahagia adalah hal yang positif maka jika ingin sukses dan bahagia kita harus berpikir positif. Menurutnya berpikir positif mempunyai beberapa indikator, yaitu (Asmani, 2009):

  1. Berani dan mandiri
  2. Memahami emosi
  3. Action oriented
  4. Bersyukur dan bersabar

Ciri-ciri yang lain yang dimiliki oleh orang yang berpikir positif adalah sebagai berikut (El-Bahdal, 2010):

  1. Orang-orang yang berpikir positif mengakui bahwa ada unsur-unsur negatif dalam kehidupan setiap individu. Akan tetapi ia yakin bahwa semua masalah dapat diselesaikan.
  2. Orang yang berpikir positif tidak mau kalah oleh berbagai kesulitan dan rintangan.
  3. Orang yang berpikir positif memiliki jiwa yang kuat dan konsisten.
  4. Orang yang berpikir positif percaya pada kemampuan, ketrampilan, dan bakatnya. Ia tidak pernah meremehkan semua itu.
  5. Orang yang berpikir positif selalu membicarakan hal-hal positif dan selalu menginginkan kehidupan yang positif.
  6. Orang yang berpikir positif selalu bertawakkal pada Allah.
  7. Orang yang berpikir positif yakin bahwa semua orang memiliki daya kreatif.

Sangatlah mudah untuk menandai apakah pola berpikir seseorang sudah berubah menjadi lebih positif ataukah belum. Ada 10 ciri yang biasa dimiliki oleh orang-orang yang berpikir positif diantaranya adalah sebagai berikut (Arifin, 2011):

  1. Melihat masalah sebagai tantangan
  2. Menikmati hidup
  3. Memiliki pikiran yang terbuka
  4. Menghilangkan pikiran negatif begitu pikiran itu terlintas di benak
  5. Mensyukuri apa yang dimiliki
  6. Tidak mendengar gosip yang tidak jelas
  7. Tidak membuat alasan tetapi mengambil tindakan
  8. Menggunakan bahasa yang positif
  9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif
  10. Peduli pada citra diri

Ciri-ciri orang yang berpikir positif menurut Abdul aziz (2010) akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Perkataannya seputar hal-hal yang positif. Perbedaan orang-orang yang berpikir positif dan negatif terlihat saat ia berbicara, orang yang berpikir positif perkataannya selalu berbau hal-hal positif.

  2. Memandang masalah sebagai tantangan. Salah satu karakter orang yang berpikir positif akan terlihat ketika ia dihadapkan pada masalah. Orang dengan berpikir positif biasanya tidak takut menghadapi masalah.

  3. Mampu menyiasati dan menyikapi masalah. Orang yang berpikir positif adalah mereka yang mampu menyiasati dan menyikapi masalah dengan terbuka.

  4. Memahami masalah sebagai proses. Bagi orang yang berpikir positif ia akan merasakan masalah sebagai proses untuk dijalani.

  5. Mensyukuri apa yang dimiliki. Dengan berpikir positif akan membuat seseorang menerima keadaan apa pun dengan besar hati.

  6. Selalu terbuka dan siap menerima saran atau kritikan. Mereka menyadari bahwa dengan saran dan kritikan dari orang lain akan menjadikan mereka lebih baik dan terkontrol.

  7. Tidak menghiraukan pikiran dan perkataan yang berbau negatif. Orang- orang yang berpikir positif mengabaikan hal-hal yang akan mendatangkan pikiran negatif pada dirinya.

  8. Berpandangan dan berpengharapan baik. Pandangan positif akan melahirkan harapan baik. Pandangan yang positif menjadi hal yang sangat penting untuk melahirkan harapan yang baik.

  9. Cepat bangkit disaat gagal. Selalu optimis memandang masa depan dan mempunyai progresivitas tinggi dalam melakukannya merupakan ciri-ciri orang yang mempunyai pikiran positif.

  10. Mempunyai sikap rendah hati, dan selalu sportif dalam bersaing.

Tujuan Berpikir Positif


Berpikir positif akan membawa seseorang untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan. Orang yang berpikir positif mengetahui dengan tepat apa yang mereka inginkan, mereka harus meraihnya dengan kepastian yang terarah dan usaha yang pantang menyerah. Dalam diri mereka ada antusiasme, semangat yang tetap bertahan dalam setiap situasi sulit yang pernah ragu-ragu (Peale, 2006). Berpikir positif akan menimbulkan keinginan yang positif pula, dengan selalu membiasakan berpikir positif, maka kita akan menemukan mana yang terbaik dan mana yang terburuk dalam hidup ini (Hariyono, 2000).

Pikiran positif membuat kita tampil sebagai orang yang bermotivasi. Orang- orang akan suka berada disekitar kita. Berpikir positif memberi kemampuan melihat kemungkinan-kemungkinan positif di setiap situasi (Wiranata, 2010). Dengan berpikir positif maka kita akan memiliki kekuatan yang luar biasa, sehingga kitapun bisa melakukan hal-hal yang luar biasa. Siapapun bisa melakukan hal-hal yang luar biasa tersebut. Yang kita butuhkan untuk melakukan itu semua adalah terus berpikir positif (Arifin, 2011).

Pemikiran positif membantu seseorang menyadari bahwa seseorang dilahirkan untuk menjadi besar karena dalam dirinya terdapat kekuatan positif yang dapat mewujudkan suatu impian. Pemikiran positif membantu seseorang untuk memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang baik dalam hidup ini dan memungkinkan untuk memberikan perhatian dominan kepada apa yang benar pada dirinya, orang lain dan dunia (Antoni, 1993).Pikiran positif bertujuan untuk menghasilkan kinerja yang optimal dan hubungan yang harmonis antara kita dengan orang lain. Selain itu dengan berpikir positif pada Allah SWT kita akan diliputi kebaikan dan kebahagiaan (El-Bantanie, 2010).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Positif


Menurut Albrecht (1994) pada area verbalisasi positif mengandung faktor- faktor yang berkaitan dengan berpikir positif, antara lain:

  1. Harapan yang positif
    Dalam hal ini, didalam menyampaikan sesuatu hal lebih dipusatkan pada hal yang positif misalnya harapan akan sukses, maka subyek membicarakan tentang sukses, tentang prestasi, dan tentang kepercayaan diri. Individu yang berpikir positif adalah individu yang mempunyai harapan dan cita-cita yang positif. Albrecht berpendapat bahwa individu yang berpikir positif akan mengarahkan pikiran-pikirannya ke hal-hal yang positif, akan berbicara tentang kesuksean daripada kegagalan, cinta kasih daripada kebencian, kebahagiaan daripada kesedihan, keyakinan daripada ketakutan, kepuasan daripada kekecewaan sehingga individu akan bersikap positif dalam menghadapi permasalahan (Albrecht, 1994).

    Perbedaan orang-orang yang berpikir positif dan negatif terlihat ketika ia berbicara. Orang yang berpikir positif perkataannya selalu berbau hal-hal positif. Ucapan mencerminkan kekuatan hidup. Kata yang kita ucapkan akan menjadi kekuatan tersendiri dalam menentukan perubahan hidup. Perkataan positif akan cenderung memberikan corak yang lebih positif terhadap hidup dan kepribadian kita begitu juga sebaliknya (Aziz, 2010).

    Individu berkepribadian positif sangat mengerti bahwa sesaat saja kehilangan harapan akan menghancurkan hidupnya. Tanpa harapan sama saja dengan menjerumuskan diri ke dalam kesulitan hidup berkepanjangan, perasaan negatif, pikiran negatif, dan penyakit fisik. Oleh karena itu orang yang berkepribadian positif akan terus bertarung sampai titik darah penghabisan. Dia tidak pernah menyerah dan putus asa meski harus menghadapi godaan, tantangan, kesulitan, dan pengaruh seberat apapun (Elfiky, 2010).

    Pandangan yang positif menjadi hal yang sangat penting untuk melahirkan harapan yang baik. Hal ini hanya akan terlihat bagi seseorang yang selalu berpikiran positif. Bagi si pemikir positif harapannya akan selalu terlihat baik dan memandang masa depannya penuh optimis. Orang yang selalu berpikiran positif terhadap masa depannya dalam situasi dan kondisi apapun mereka akan selalu berusaha dengan gigih dan berupaya untuk lebih mempersiapkan dirinya dengan menyematkan harapan-harapan baru di dalamnya (Aziz, 2010).

  2. Afirmasi diri
    Afirmasi atau affirmation berasal dari kata affirm yang menurut kamus Merriam-Webster berarti to make firm, atau membuat sesuatu menjadi kokoh atau kuat. Afirmasi adalah pernyataan yang diulang-ulang baik secara verbal atau dalam hati, merupakan pernyataan emosional yang akan membawa seseorang untuk berpikir dan beraksi. Afirmasi merupakan suatu teknik yang bisa memperkuat pikiran bawah sadar kita. Jika kita terus melakukan afirmasi positif pada diri kita, atau menyampaikan hal - hal positif dalam diri kita, maka pikiran bawah sadar kita akan terbiasa oleh afirmasi positif tersebut. Setelah kita benar- benar percaya dan yakin akan hal-hal positif tersebut, maka kemudian pikiran sadar kita akan mengubahnya menjadi tindakan positif yang nyata.

    Dengan melakukan afirmasi positif, maka kita dapat menjadi seseorang yang percaya diri, dan kita juga akan dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik. Jadi afirmasi itu sangat efektif untuk mengembangkan dan memperkuat cara pikir dan bertindak efektif untuk mencapai tujuan atau kebutuhan. Memusatkan perhatian pada kekuatan diri sendiri, melihat diri secara positif dengan dasar pikiran bahwa setiap individu sama berartinya dengan individu lain (Albrecht, 1994).

    Berpikir positif diawali dengan sebuah keyakinan pada diri sendiri. Keyakinan bahwa dirinya mampu (El-Qudsy, 2010). Selain memiliki rasa percaya diri terhadap potensinya dengan berpikir positif akan membuat seseorang menerima keadaan apapun dengan besar hati. Bersyukur terhadap apa yang telah diberikan Tuhan dan menginvestasikan kelebihannya untuk hal-hal yang bermanfaat (Aziz, 2010).

    Percaya diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi untuk mengaktualisasikan potensi diri. Tak sedikit diantara kita yang selalu merasa tidak percaya pada kemampuan sendiri. Padahal kalau kita mau mengoreksi lebih jauh dalam diri setiap manusia tersimpan kekuatan-kekuatan yang kadang kita jarang menyadarinya. Jika seseorang mampu memahami apa yang ada dalam dirinya ia akan mampu menyinergikan kemampuannya buat orang lain serta lingkungan ia juga akan mudah beradaptasi sekalipun dengan sesuatu yang asing (Iswati, 2009).

    Orang yang berkepribadian positif dalam kesehariannya akan mempunyai alasan untuk merasa bangga terhadap dirinya sendiri karena ia memang layak untuk mendapatkan itu. Di dunia ini banyak sekali orang yang cukup potensial tetapi tidak bisa menjadi unggul. Salah satu sebabnya karena mereka merasa tidak percaya pada kemampuan yang dimilikinya (Aziz, 2010).

  3. Pernyataan yang tidak menilai
    Suatu pernyataan yang lebih mengarah pada penggambaran keadaan daripada menilai keadaan, menerima kenyataan yang ada, tidak kaku dan fanatik dalam pendapat. Pernyataan ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung untuk memberikan pernyataan negatif terhadap sesuatu hal (Albrecht, 1994) . Seseorang yang berkepribadian positif paham betul bahwa perubahan pasti akan terus terjadi dan tidak mungkin bisa ditolak. Dia selalu menerima kenyataan yang ada didepan matanya. Bila mengalami kegagalan dia akan mencoba lagi pada kesempatan lain agar tetap bisa meraih mimpinya (Elfiky, 2010).

    Orang yang selalu berpikir positif tidak akan pernah merasa takut untuk menerima sesuatu yang berasal dari luar dirinya. Dia tidak pernah takut untuk mengalami suatu perubahan. Selain itu dampak dahsyat dari seseorang yang selalu berpikir positif akan memiliki pikiran yang terbuka sehingga semua saran dan ide dari orang lain, sesuatu yang disimak dan dipertimbangkan dengan baik (Arifin, 2011).

  4. Penyesuaian terhadap kenyataan
    Mengakui kenyataan dengan segera berusaha menyesuaikan diri, menjauhkan diri dari penyesalan, frustrasi, kasihan diri, dan menyalahkan diri, menerima masalah dan berusaha menghadapinya adalah satu ciri dari orang yang berpikir positif. Mereka menganggap bahwa masalah sebagai bagian kehidupan yang harus di hadapi (Albrecht, 1994). Bagi orang yang berpikir positif, ia akan merasakan masalah sebagai proses untuk dijalani. Mereka tahu untuk mencapai kesuksesan haruslah melalui berbagai macam rintangan yang kemudian dijadikan tameng sebagai proses ke depan (Aziz, 2010).

Referensi

http://etheses.uin-malang.ac.id/2213/6/08410022_Bab_2.pdf

Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi mengatakan, pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih menjamin masa depan diri dan keluarganya. Dengan berpikir, kata James Allan, seseorang bisa menentukan pilihannya.

Berpikir yang diberi tambahan kata positif, dapat diartikan bukan sekedar berpikir yang menggunakan akal, tetapi lebih memerankan perasaan, salah satunya adalah prasangka. Menurut Ahmad Mufid, berpikir positif adalah memedulikan hal-hal yang buruk untuk kemudian dicari kebaikan apa saja yang memungkinkan diambil.

Sedangkan menurut Raihan Adi Prabowo, berpikir positif adalah sikap mental yang melibatkan proses masukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang membangun perkembangan pikiran.

Berpikir positif merupakan satu kesatuan yang terdiri tiga komponen, yaitu muatan pikiran, penggunaan pikiran dan pengawasan pikiran. Berpikir posiif merupakan suatu pemikiran yang membawa langkah seseorang menuju kesuksesan dalam hidupnya, karena segala sesuatu yang dilakukan dengan berpikir positif akan menghasilkan hal yang positif juga.

Pikiran positif bisa menghadirkan rasa percaya diri, kebahagiaan, sukacita, kesehatan serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan. Singkatnya, berpikir positif merupakan kegiatan akal budi yang bermanfaat, yang mewujudkan suatu tindakan keputusan yang berguna tidak hanya untuk diri sendiri, akan tetapi juga bagi kemaslahatan orang banyak.

Dengan demikian, berpikir positif penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain karena manfaatnya yang sudah dijelaskan di atas, berpikir positif lebih baik daripada berpikir negatif. Karena pikiran yang negatif akan mengantarkan pada hasil yang negatif, sedangkan pikiran positif akan mengantarkan pada hasil yang positif pula.

Nilai Dasar Berpikir Positif


Dalam pendidikan formal maupun informal terdapat peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat menumbuhkan benih-benih positif yang ada dalam dirinya. Namun diperlukan nilai-nilai dasar yang membantu seseorang untuk menguatkan berpikir positif. Nilai-nilai dasar yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Optimis
    Berani menghadapi realitas dan berani menatap dunia sekeliling serta diri sendiri, memahami dan menghayati sesuatu seperti apa adanya.

  2. Bersedia Membantu
    Tidak berat tangan untuk menolong orang lain. Jangan segan pula untuk meminta tolong kepada orang lain. Nilai ini sangat diperlukan, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang secara harfiah dalam hidupnya saling memerlukan bantuan dan saling mengisi, karena tidak ada seorang pun yang sempurna.

  3. Pantang Menyerah
    Orang yang gigih, rajin dan pantang menyerah adalah orang yang memiliki daya imajinasi serta kreatifitas yang tinggi. Nilai ini merupakan modal yang kuat untuk mencapai sebuah harapan.

  4. Menghargai Ciptaan Tuhan
    Menghargai ciptaan Tuhan berarti menghargai orang lain dan menghargai diri sendiri. Bersyukur atas segala yang telah diperoleh dari-Nya juga merupakan sikap menghargai ciptaan Tuhan.

  5. Bersahabat
    Melakukan segala hal secara damai dan tidak menggunakan cara- cara kekerasan adalah salah satu nilai dasar dalam berpikir positif. Mendukung orang lain dan tidak menjatuhkannya dengan tetap berupaya untuk mencari persamaan dan bukan mencari perbedaan.

Dengan nilai dasar tersebut kepribadian seseorang akan terbentuk lebih positif. Melalui pribadi yang positif maka akan lahir karakter- karakter positif yang mendorong seseorang untuk selalu berpikir positif. Dengan demikian, nilai dasar tersebut dapat menjadi langkah awal dalam upaya pembentukan cara berpikir yang lebih positif.

Prinsip Berpikir Positif


Setiap manusia tidak bisa lepas dari permasalahan. Menghindar dari semua masalah yang datang hanya akan menyelamatkan diri untuk sesaat. Untuk itu, bukan masalah yang perlu dihindari, namun bagaimana cara membuat prinsip atau pola pikir dalam menghadapi masalah tersebut. Dalam hal ini, ada beberapa prinsip berpikir positif yang perlu diketahui dalam menjalani hidup sehari-hari, yaitu:

  1. Mengubah Pola Pikir
    Mengubah pola pikir berarti mengubah kenyataan, pikiran baru menciptakan kenyataan baru. Jika seseorang ingin melakukan perubahan positif dalam hidupnya, maka pertama kali yang harus ia lakukan adalah mengubah pikirannya. Gantilah pikiran negatif dengan pikiran positif. Sebab pikiran baru melahirkan kenyataan baru. Oleh karena itu, jika anda benar-benar ingin menciptakan perubahan positif dalam hidup, maka mulailah mengubah bagian dalam diri anda.

  2. Belajar Dari Masa Lalu
    Belajarlah dari masa lalu, hiduplah pada masa kini, dan rencanakanlah masa depan. Masa lalu adalah mimpi, masa depan adalah proyeksi, kehidupan saat ini yang diwarnai cinta membuat masa lalu menjadi mimpi yang indah dan masa depan yang penuh harapan. Banyak orang mengeluhkan masa lalu dan masa depan. Keduanya tidak ada saat ini. Masa lalu dan segala peristiwa yang ada di dalamnya telah berlalu sebagai pengalaman.

    Setiap manusia dapat membersihkan masa lalu dengan selalu bertanya pada diri sendiri, “Pelajaran apa yang bisa aku petik dari masa lalu? Andai waktu membawaku ke masa lalu, apa yang akan aku lakukan?” Tulislah keterampilan yang dipelajari dari peristiwa pada masa lalu, lantas tulis juga sikap yang akan dilakukan jika menghadapi kejadian serupa. Dengan demikian dapat membuat akal mampu mengidentifikasi masa lalu sebagai pelajaran dan kekuatan, bukan kelemahan dan kegagalan.

    Tentang masa kini, dihadapi dengan segenap makna positif adalah yang terbaik. Jangan sampai kehidupan masa kini dihantui dengan perasaan negatif masa lalu. Jangan terlena menunggu masa depan yang belum datang. Dengan demikian, kehidupan akan berjalan normal dan stabil. Selama menjalani hidup ini dengan tulus, maka semua orang dapat menjadikan masa lalu sebagai kebahagiaan dan masa depan sebagai proyeksi yang indah.

  3. Mengubah Persepsi
    Masalah dan kesengsaraan hanya ada dalam persepsi. Kenyataan adalah persepsi yang muncul dari pikiran. Jika ingin mengubah kenyataan hidup, langkah pertama adalah dengan memulai mengubah persepsi. Akal manusia hanya bisa fokus pada satu informasi dalam satu waktu. Jika persepsi tentang masalah diubah, memikirkannya sebagai hadiah terindah, lalu berkonsentrasi pada upaya mencari solusi, maka bukan tidak mungkin akan menemukan pintu harapan terbuka lebar di depan mata. Oleh karena itu, jangan biarkan persepsi tentang suatu masalah mempengaruhi kehidupan. Sebab persepsi adalah program akal terdahulu yang bisa jadi keliru. Dengan mengubah persepsi, niscaya kehidupan juga akan berubah.

  4. Pisahkan Diri Dari Masalah
    Jangan menjadi bagian masalah. Pisahkan diri dari masalah. Tidak ada masalah yang solusinya tidak dapat dipikirkan oleh akal manusia. Apa pun yang anda pikirkan, diri anda tetap lebih kuat dari yang anda bayangkan. Masalah hanya romantika hidup yang dapat menjadi pelajaran agar lebih bijaksana, lebih ahli, dan lebih berpengalaman.

  5. Penyelesaian Spiritual
    Setiap masalah ada solusi spiritualnya. Segala cobaan hidup di dunia adalah anugerah Allah untuk menjadikan manusia semakin dekat dengan-Nya. Dengan demikian, selalu ada penyelesaian secara spiritual bagi setiap masalah.

Berdasarkan prinsip di atas, berpikir positif bukanlah hal sulit. Kesadaran bahwa setiap masalah memiliki jalan keluar adalah kunci utamanya. Menghindari masalah hanya akan menyelamatkan diri sesaat. Sehingga tetap berpikir positif dan berpengharapan baik akan jauh lebih baik daripada mengeluh dan menghindar.

Pengertian Berpikir Positif

Berpikir dapat diartikan sebagai aktivitas kerja akal seseorang untuk menghasilkan pemikiran. Pemikiran tersebut dapat berupa negatif ataupun positif, pemikiran yang positif diarahkan pada kebiasaan pemecahan masalah. Individu yang menggunakan pola berpikir positif dalam menghadapi permasalahan akan mempunyai ciri-ciri optimis daam menghadapi permasalahan.

Elfiky (2008: 269) menyebutkan bahwa: proses berpikir berkaitan erat dengan konsentrasi, perasaan, sikap dan perilaku. Berpikir positif dapat dideskripsikan sebagai suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada sudut pandang dan emosi yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi. Menurut Peale (dalam Dwitantyanov, 2010: 138) “berpikir positif merupakan keterampilan yang harus dipelajari dan diusahakan serta tidak datang dengan sendirinya”. Orang lebih mudah berppikir negatif dari pada mempertahankan pola berpikir positif. Peale juga mengatakan bahwa: Berpikir positif merupakan suatu kesatuan cara berpikir yang menyeleruh sifatnya, karena mengandung gerak maju yang penuh daya cipta tehadap unsur-unsur yang nyata dalam kehidupan manusia. Setiap pemikir positif akan melihat setiap kesulitan dengan cara yang gambling dan polos, serta tidak mudah terpengaruh sehingga menjadi putus asa oleh berbagai tantangan taupun hambatan yang dihadapi. Seorang pemikir positif juga tidak akan mencari dalih untuk bisa menghindar dari kesulitan.

Berpikir positif juga selalu didasarkan pada fakta, bahwa setiap masalah pasti ada pemecahannya. Suatu pemecahan didapat melalui proses intelektual yang sehat. Menurut Albrecht (dalam Canpil dkk, 2013) bahwa “berpikir positif berkaitan dengan perhatian positif (positive attention) dan juga perkataan yang positif (positive verbalization)”. Perhatian positif berarti memusatkan perhatian pada hal-hal dan pengalaman-pengalaman yang positif, sedangkan perkataan yang positif adalah penggunaan kata-kata ataupun kalimat-kalimat yang positif untuk mengekspresikan isi pikirannya, hal ini pada akhirnya akan menghasilkan kesan yang ppositif pada pikiran dan perasaan. Hal yang serupa juga dikatakan oleh Peale (dalam Canpil, 2013) bahwa “berpikir positif adalah memandang segala persoalan yang muncul dari sudut pandang yang positif karena dengan berpikir positif individu mempunyai pandangan bahwa setiap hasil pasti ada pemecahannya dan suatu pemecahan yang tepat diperoleh melalui proses intelektual yang sehat”.

Albrecht (dalam Octariana dan Fuad, 2008) mengatakan bahwa “berpikir positif tampaknya kurang mendapat perhatian dari sebagian besar ahli pikir karena teknik aktualnya yang sangat sederhana yaitu hanya berarti mengarahkan perhatian pada hal-hal yang positif dan menggunakan bahasa yang positif untuk membentuk dan mengekspresikan pikiran”.

Berdasarkan paparan mengenai berpikir positif menurut para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa berpikir positif adalah kemampuan individu dalam memusatkan perhatian dan perkataannya dari hal-hal yang positif baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi.

Referensi

https://lib.unnes.ac.id/20930/1/1511410037-s.pdf

Elfiky (2009) dalam bukunya yang berjudul Terapi Berpikir Positif mengatakan berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan. Disebut sumber kekuatan karena ia membantu Anda memikirkan solusi sampai mendapatkannya. Dengan begitu Anda bertambah mahir, percaya, dan kuat. Disebut sumber kebebasan karena dengannya Anda akan terbebas dari penderitaan dan kungkungan pikiran negatif serta pengaruhnya pada fisik.

Berpikir positif adalah mengatur antara perhatian terhadap sesuatu yang positif, membentuknya dengan bahasa yang positif dan menunjukkan pikiran-pikirannya. Individu yang berpikir positif akan mengarahkan pikiran-pikirannya ke hal-hal yang positif, akan berbicara tentang kesuksesan daripada kegagalan, cinta kasih dari pada kebencian, kebahagiaan daripada kesedihan, keyakinan daripada ketakukan, kepuasan dari pada kekecewaan sehingga individu akan berpikir positif dalam menghadapi permasalahan (Albercht, 1992).

Albrecht (1992) menjelaskan bahwa berpikir positif adalah kemampuan untuk menilai sesuatu dari sisi positif, sehingga berpikir positif akan meningkat jika terjadi pembentukan kemampuan atau kebiasaan untuk menilai segala sesuatu dari sisi positif. Individu disebut berpikir positif jika memiliki perhatian positif (positive attention) dan juga ucapan positif (positive verbalization). Perhatian positif berarti pemusatan perhatian pada hal-hal dan pengalaman-pengalaman yang positif, seperti mengganti suatu ide tentang kegagalan dengan ide yang sukses, suatu pemikiran yang menghasilkan solusi, dan ketakutan dengan harapan. Albrecht (1992) juga menyebutkan bahwa individu disebut berpikir negatif jika memiliki sifat mudah menyerah, sinis dan selalu mengkritik diri sendiri.

Peale (dalam Sabati, 2010) menyebutkan bahwa berpikir positif adalah suatu bentuk dari pikiran dimana selalu melihat hasil yang baik dari suatu situasi yang buruk. Dengan berpikir positif akan melihat sesuatu dengan pengetahuan bahwa akan ada yang baik dan yang buruk dalam kehidupan, tetapi hal ini lebih di tekankan pada yang baik. Berpikir positif membawa banyak keuntungan bagi kesehatan tubuh. Selain itu, berpikir positif saat mengalami keadaan yang buruk akan memberikan kekuatan pada diri untuk terus berpikir mencari jalan keluar.

Aspek-Aspek dalam Berpikir Positif

Albrecht (1992) mengemukakan bahwa berpikir positif memiliki dua aspek, yaitu:

1. Perhatian positif ( positive attention ).

Perhatian positif berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengubah hal-hal negatif yang ada dalam dirinya menjadi hal-hal yang sifatnya positif, misalnya ketakutan untuk gagal diulang menjadi keberhasilan, perasaan cemas dalam menghadapi masalah diubah dengan memikirkan pemecahan masalah. Perhatian positif terdiri dari: orang yang positif ( positive people ), keberhasilan ( successes ), rencana dan harapan ( plans and hopes ), solusi ( solution ), hiburan ( entertainment ), musik ( music ), bacaan ( reading ), ide baru ( new ideas ).

2. Ungkapan positif ( positive verbalization ).

Ungkapan positif berhubungan dengan harapan positif tentang diri individu. Ungkapan positif terdiri dari :

  • Pernyataan yang tidak menilai ( non judgmental taking )
    Suatu pernyataan yang menilai pada kondisi ambigu pada orang yang cenderung berpikir negatif. Pernyataan atau penilaian ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung untuk memberikan pernyataan negatif terhadap sesuatu.

  • Harapan yang positif ( positive expectation )
    Melakukan sesuatu dengan memusatkan perhatian pada kesuksesan, optimis, pemecahan masalah yang menjauhkan diri dari perasaan takut akan kegagalan dengan menggunakan katakata yang mengandung harapan.

  • Penyesuaian diri yang realistis ( reality adaptation )
    Mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri dan menjauhkan diri dari penyesalan, frustasi, kasihan diri, dan menyalahkan diri sendiri.

  • Afirmasi diri ( self affirmation )
    Yaitu memusatkan perhatian pada kekuatan diri dan melihat secara lebih positif dengan dasar pikiran bahwa setiap individu sama berartinya dengan individu lain.