Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola asuh orang tua?

pola asuh orang tua

Pola asuh adalah cara yang digunakan orang tua dalam mencoba berbagai strategi untuk mendorong anak mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan tersebut antara lain pengetahuan, nilai moral, dan standart perilaku yang harus dimiliki anak bila dewasa nanti.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola asuh orang tua ?

Dalam setiap keluarga, terutama orang tua memiliki norma dan alasan tertentu dalam menerapkan pola asuh terhadap anak-anaknya. Menurut Mussen, beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu:

  • Lingkungan tempat tinggal
    Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi pola asuh orang tua. Hal ini bisa dilihat jika suatu keluarga yang tinggal di kota besar, kemungkinan orang tua akan banyak mengontrol anak karena merasa khawatir, misal: melarang anaknya pergi keluar sendiri. Sedangkan keluarga yang tinggal di pedesaaan kemungkinan ornag tua tidak terlalu khawatir jika anaknya keluar sendirian.

  • Sub kultur budaya
    Budaya dilingkungan tempat tinggal lingkungan keluarga menetap akan mempengaruhi pola asuh orang tua. Hal ini dapat dilihat dari pendapat yang menyatakan bahwa banyak orang tua di Amerika Serikat memperkenankan anak-anaknya untuk menanyakan tindakan orang tua dan mengambil bagian dari argumentasi tentang aturan dan standart moral. Di Meksiko, perilaku seperti itu dianggap tidak sopan dan tidak pada tempatnya.

  • Status sosial ekonomi
    Keluarga dari kelas sosial yang berbeda tentu juga mempunyai pandangan yang berbeda pula bagaimana cara menerapkan pola asuh yang tepat dan dapat diterima bagi masing-masing anggota keluarga.

Mindell, menyatakan pendapatnya bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola asuh orang tua dalam keluarga diantaranya:

  1. Budaya setempat
    Lingkungan masyarakat disekitar tempat tinggal memiliki peran yang cukup besar dalam membentuk arah pengasuhan orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini mencakup segala macam aturan, norma, adat dan budaya yang berkembang didalamnya.

  2. Ideologi yang berkembang dalam diri orang tua
    Orang tua yang memiliki keyakinan dan ideologi tertentu cenderung untuk menurunkan kepada anak-anaknya dengan harapan bahwa nantinya nilai dan ideologi tersebut dapat tertanam dan dikembangkan oleh anak dikemudian hari.

  3. Letak geografis dan norma etis
    Letak suatu daerah serta norma yang berkembang dalam masyarakat mempunyai peran yang cukup besar dalam membentuk pola asuh orang tua. Penduduk pada dataran tinggi tentu memiliki perbedaan karakteristik dengan penduduk dataran rendah sesuai tuntutan dan tradisi yang dikembangkan pada tiap-tiap daerah.

  4. Orientasi religious
    Arah dan orientasi religiusitas dapat menjadi pemicu diterapkannya pola asuh orang tua dalam keluarga. Orang tua yang menganut agama dan keyakinan religius tententu senantiasa berusaha agar anak pada akhirnya nanti juga dapat mengikutinya

  5. Status ekonomi
    Dengan perekonomian yang cukup, kesempatan dan fasilitas yang diberikan serta lingkungan material yang mendukung cenderung mengerahkann pola asuh orang tua menuju perlakuan tertentu yang dianggap sesuai oleh orang tua.

  6. Bakat dan kemampuan orang tua
    Orang tua memiliki kemampuan komunikasi dan berhubungan dengan cara yang tepat dengan anaknya. Cenderung akan mengembangkan pola asuh yang sesuai dengan diri anak.

  7. Gaya hidup
    Suatu norma yang dianut sehari-hari sangat dipengaruhi faktor lingkungan yang mengembangkan suatu gaya hidup. Gaya hidup masyarakat di desa dan dikota besar cenderung memiliki ragam dan cara yang berbeda dalam mengatur interaksi orang tua dan anak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu adanya hal-hal yang bersifat internal (seperti: ideologi yang berkembang dalam diri orang tua, bakat dan kemampuan orang tua, orientasi religius serta gaya hidup) dan yang bersifat eksternal (seperti: lingkungan tempat tinggal, budaya setempat, letak geografis, norma etis dan status ekonomi). Hal ini menentukan pola asuh terhadap anak-anak untuk mencapai tujuan agar sesuai dengan norma yang berlaku.

Selain itu, Sumantri berpendapat bahwa pola asuh orang tua dipengaruhi oleh beberpa faktor:

  1. Usia Orang Tua; Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan pasangan dalam menjalankan peran pengasuhan terhadap anaknya. Usia yang terlalu muda ataupun yang terlalu tua menyebabkan orang tidak dapat melaksanakan peran pengasuhan secara optimal.

  2. Faktor Sosial Ekonomi; Dari beberapa penelitian diketahui bahwa orang tua yang berasal dari kelas ekonomi menengah cenderung lebih bersifat hangat dibanding orang tua yang berasal dari kelas sosial ekonomi bawah. Orang tua dari golongan ini cenderung menggunakan hukuman fisik dan menunjukkan kekuasaan mereka. Orang tua dari kelas ekonomi menengah lebih menekankan pada perkembangan keinginyahuan anak, kontrol dalam diri anak, kemampuan untuk menunda keinginan, bekerja untuk tujuan jangka panjang dan kepekaan anak dalam berhubungan dengan orang lain. Orang tua dari golongan ini lebih bersikap terbuka terhadap hal-hal baru.

  3. Faktor Tingkat Pendidikan; Dari berbagai hal penelitian ditemukan bahwa orang tua yang bersikap demokratis dan memiliki pandangan mengenai persamaan hak antara orang tua dan anak cenderung berkepribadian tinggi. Orang tua dengan berlatar belakang pendidikan yang tinggi dalam praktek pola asuhnya terlihat sering membaca artikel ataupun mengikuti kemajuan pengetahuan mengenai perkembangan anak. Dalam mengasuh anaknya mereka menjadi lebih siap dalam memilki latar belakang pengetahuan yang luas, sedangkan orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan rendah memiliki pengetahuan dan pengertian yang terbatas mengenai kebutuhan perkembangan anak, kurang menunjukkan pengertian dan cenderung mendominasi anak. Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam melakukan perawatan anak akan mempengaruhi kesiapan mereka dalam menjalankan peran pengasuhan. Pengalaman dalam menjalankan peran tersebut dipelajari dari pengalaman orang tua ataupun pengalaman terdahulu.

  4. Keterlibatan Ayah; Kedekatan hubungan antara ibu dan anak sama pentingnya dibandingkan kedekatan antara ayah dan anaknya, walaupun secara kodrati terdapat perbedaan diantara keduanya. Pengasuhan anak dalam rumah tangga dapat melibatkan ayah untuk memnjalankan peran pengasuhannya. Seorang ayah tidak saja bertanggung jawab dalam memberikan nafkah akan tetapi dapat pula bekerja sama dengan ibu dalam melakukan perawatan anak seperti mengajak bermain dan olah raga bersama sebagai salah satu upaya dalam melakukan interaksi.

  5. Pengalaman Sebelumnya Dalam Mengasuh; Orang tua yang sebelumnya memiliki pengetahuan dalam merawat anak, mereka akan lebih siap dalam menjalankan peran pengasuhan. Selain itu mereka akan lebih mampu dalam mengenali tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal.

  6. Stress orang tua; Stress yang dialami orang tua akan mempengaruhi kemampuan orang tua dalam menjalankan peran pengasuhan, terutama dalam kaitannya dengan strategi koping yang dimiliki dalam menghadapi permasalahan anak. Kondisi yang lain anak juga dapat menyebabkan stress pada orang tua, misalnya orang tua dengan anak yang keterbelakangan mental.

  7. Hubungan suami istri; Hubungan yang kurang harmonis antara suami dan istri akan berdampak kepada kemampuan mereka dalam menjalankan perannya sebagai orang tua dan merawat serta mengasuh anak dengan penuh rasa bahagia, karena satu sama lain dapat saling memberi dukungan dan menghadapi segala masalah dengan koping yang positif.

Referensi :

  • Hurlock, Perkembangan Anak (Surabaya: Erlangga, 1993)
  • Mussen, Perkembangan Dan Kepribadian Anak, (Jakarta: Arcan Noor, 1994)
  • Walker, Handbook of Clinical Child Psychology (Canada: A Wiley-intern Science Publication, 1992)