Benarkah Work From Home (WFH) sering mengakibatkan miskomunikasi?

miskomunikasii

Miskomunikasi WFH sering terjadi di antara pekerja di kala work from home (WFH). Jika dilihat dari kedua sisi, kebanyakan kasus miskomunikasi selama wfh ini bukan tentang salah siapa. Bukan tentang si A tidak pernah bisa memahami kemauan si B, atau si B yang tidak pernah bisa menjelaskan sesuatu dengan baik. Tapi tentang bagaimana miskomunikasi antar kedua sisi dapat dihindarkan.

Miskomunikasi sendiri artinya bisa dijelaskan sebagai proses komunikasi yang berjalan secara kurang atau tidak baik. Hal ini kemudian menyebabkan informasi yang disampaikan tidak berjalan sesuai dengan harapan. Pekerjaan tidak berjalan dengan lancar, penerima informasi salah melakukan pekerjaan hingga merugikan keuangan perusahaan jika itu menyangkut pengeluaran.

Nah menurut Youdics apakah WFH ini sangat berpengaruh terhadap proses komunikasi dan menjadikan komunikasi tidak berjalan dengan semestinya?

Reference

Muslimah, Septiana. 2020. Miskomunikasi WFH, Hal Ini yang Biasanya Terjadi. Insight Talenta.

2 Likes

Miskomunikasi WFH sering terjadi di antara pekerja di kala work from home (WFH).Jika dilihat dari kedua sisi, kebanyakan kasus miskomunikasi selama wfh ini bukan tentang salah siapa.

Bukan tentang si A tidak pernah bisa memahami kemauan si B, atau si B yang tidak pernah bisa menjelaskan sesuatu dengan baik.

Tapi tentang bagaimana miskomunikasi antar kedua sisi dapat dihindarkan.

Miskomunikasi sendiri artinya bisa dijelaskan sebagai proses komunikasi yang berjalan secara kurang atau tidak baik.Hal ini kemudian menyebabkan informasi yang disampaikan tidak berjalan sesuai dengan harapan.

Miskomunikasi terjadi karena berbagai faktor, seperti perbedaan persepsi antara pengirim informasi dan penerima informasi, perbedaan pengetahuan, pengalaman serta perbedaan gaya bahasa yang digunakan.

Seringkali, miskomunikasi ini bisa diselesaikan dengan salah satu diantara kedua orang tersebut lebih berusaha memahami satu orang lainnya.

Menurut aku miskomunikasi bisa terjadi baik saat WFH maupun WFO. Namun, peluang untuk terjadi miskomunikasi saat WFH jauh lebih besar ketimbang WFO karena komunikasi kebanyakan dilakukan tidak secara langsung. Miskomunikasi saat WFH bisa terjadi karena kendala jaringan internet, sinyal yang buruk, rekan kerja yang jarang membuka gadget alias slow respon, salah menangkap makna pesan dari lawan bicara, penyusunan kalimat yang sulit dipahami, sampai tidak adanya konfirmasi sebelum menghubungi sehingga mood lawan bicara menjadi buruk.
Dari pengalamanku sendiri, WFH cukup berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi dalam tim. Berbagai hambatan yang dialami satu dan lain anggota terkadang membuat komunikasi tidak berjalan dengan semestinya. Belum lagi kalau ada rekan kerja yang sebenarnya tidak ada kendala apapun, tetapi ia tidak menanggapi hanya karena sedang malas atau sedang tidak mood, menurutku itu termasuk nggak profesional sih. Walaupun sedang ada di rumah, namanya WFH ya tetap harus bekerja, hanya tempatnya saja yang berbeda menjadi di rumah, jadi kalau masih dalam jam kerja seharusnya bisa bersikap profesional. Beda lagi ceritanya kalau si lawan bicara menghubungi di luar jam kerja, kalau tidak mau menanggapi menurutku itu sah-sah saja karena sudah bukan waktunya bekerja lagi.
Salah satu cara yang menurutku bisa mengurangi miskomunikasi saat WFH adalah rutin mengadakan video conference dengan tim tiap beberapa hari sekali atau seminggu sekali, tergantung kesepakatan bersama. Saat itulah dijelaskan job desc, target, dan progres tiap orang supaya semuanya saling tau dan tidak terjadi overlap. Bisa juga membicarakan hal-hal ringan lainnya di luar kerjaan untuk memperkuat bonding. Kalau bonding sudah kuat, aku rasa komunikasi bisa jauh lebih fun dan cair sehingga miskomunikasi dapat dihindari.

Referensi

https://kumparan.com/karjaid/4-tips-mengatasi-miskomunikasi-dengan-rekan-kerja-saat-work-from-home-1tYJGxvTPHm/full

Menurut saya iya. Apalagi dikarenakan kedua pihak hanya melakukan komunikasi melalui fitur chatting, itu sering terjadi miskomunikasi. Misalkan pesan yang disampaikan si A tidak terlalu detail saat memberika tugas, alhasil si B yang menerima terkadang jadi bingung dan mengerjakan tugas sesuai pemahaman si B, tapi nyatanya si B mengerjakan tugas tidak sesuai dengan kemauan si A. hal tersebut lah yang sering terjadi ketika WFH.

Kalau aku sendiri perihal ngobrolin WFH, aku termasuk yang dibilang lancar lancar aja sih karena aku memakai media gmeet/zoom yang mana lebih memudahkan berbicara secara langsugng, beda lagi nih kalau via chat pendapatku akan lebih banyak kesalah pahaman karena melalui chat tidak ada intonasi yang bisa membuat abstrak.

Kalau menurut saya iya, apalagi ketika WFH fitur chat sering dijadikan fitur untuk saling bertukar informasi, yang dimana hal ini memiliki persen yang lebih besar untuk mengakibatkan miskomunikasi. Tapi menurut saya hal itu dapat dikurangi kalau WFH menggunakan virtual meeting seperti Zoom atau Google Meet, karna menggunakan virtual meeting membuat kita langsung berhadapan dengan orang, dapat dapat mengobrol dan menyampaikan informasi secara langsung.

Menurutku tidak bila dirasa WFH lebih sering mengakibatkan miskomunikasi dibandingkan WFO karena baik WFH maupun WFO mempunyai kesempatan yang sama untuk terjadinya miskomunikasi akibat terdapat ketimpangan antara maksud pengirim dan penerima informasi, perbedaan persepsi, atau bahasa yang digunakan.

Miskomunikasi adalah salah paham yang kerap terjadi saat kita melakukan interaksi atau komunikasi dengan lawan bicara. Kesalahpahaman dapat diindikasikan dari datangnya respon yang tidak sesuai dengan maksud pembicara. Miskomunikasi dapat berakibat fatal jika tidak segera diselesaikan. Jika tidak diatasi dengan baik, bisa jadi pekerjaan tidak bisa diselesaikan dengan baik dan mengganggu produktivitas pekerjaan. Dampak jangka panjangnya, perusahaan akan memiliki iklim yang tidak kondusif dan membuat staff menjadi tidak betah.

Berikut beberapa cara untuk menghindari miskomunikasi :

  • Memberikan instruksi yang jelas dan ringkas
  • Berhenti berasumsi
  • Memperhatikan gaya komunikasi
  • Menjadi pendengar yang baik
  • Pikirkan dengan baik sebelum bicara
  • Bersikap sopan
Sumber

Yasmin, Raihan. 2021. Tips Atasi Miskomunikasi. Binus University
LinovHR. 2020. Cara Mengatasi Miskomunikasi

Komunikasi menjadi tantangan terbesar saat melakukan work from home. Untuk itu harus selalu online dan mudah dihubungi, sehingga saat ada diskusi atau koordinasi tidak ketinggalan info. Frekuensi komunikasi juga harus dilakukan sesering mungkin untuk menjaga komunikasi antar tim bisa berjalan dengan baik dan tidak terjadi miskomunikasi.
Sulit melakukan monitoring pekerja Untuk memonitor pekerja saat melakukan work from home lebih susah dibandingkan saat bekerja di kantor secara langsung. Diperlukan sistem yang baik untuk memonitor setiap pekerja dan tidak terlalu kaku dalam hal peraturan, agar hal ini tidak menjadi masalah yang besar. Tidak setiap pekerjaan yang dilakukan dari rumah bisa berjalan dengan mulus. Banyak sekali gangguan terutama dari anak dan keluarga, belum lagi orang-orang disekitar yang menganggap hanya di rumah nganggur saja padahal sebenarnya sedang kerja secara remote. Untuk itu perlu memberi tahu kepada semua orang bahwa kita sedang bekerja dari rumah. Dalam survei, keluhan work from home yang paling banyak adalah ketidakmampuan untuk memberi batasan saat bekerja.

Secara garis besar, komunikasi yang dilakukan pada WFH adalah tanpa bertemunya satu sama lain secara tatap muka secara lansung, sehingga terdapat suatu media sebagai pengantar pesan tersebut. Hal ini yang menyebabkan suatu pesan dapat berpotensi salah memenuhi harapan atau tujuan dari pengirim pesan. terlebih jika pesan yang sudah mengalami lebih dari beberapa terusan dari orang yang berbeda.

Namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya miskomunikasi, yaitu :

  1. Perhatikan tatanan kalimat
  2. Fokus pada tujuan yang ingin disampaikan
  3. Gunakan bahasa yang komunikatif, dan jelas
  4. periksa kembali pesan yang ingin disampaikan
  5. pahami kembali siapa orang yang menerima pesan

Kalau komunikasi dilakukan via pesan daring (chat), saya rasa benar, peluang miskomunikasi akan lebih besar. Jangankan soal pekerjaan, soal percakapan normal sehari-hari juga bisa menimbulkan kesalahpahaman karena berlangsung lewat ketikan. Kadang kalimat yang sebenarnya disampaikan dengan maksud bercanda jadi terlihat serius oleh penerima pesan, sebab ia tidak bisa membaca ekspresi wajah atau mendengar nada bicara yang menyampaikan pesan hanya lewat tulisan dalam chat tersebut.
Namun, saya pikir peluang miskomunikasi akan berkurang jika komunikasi berlangsung lewat Zoom atau aplikasi sejenis lainnya karena lebih kurang sama dengan percakapan lewat tatap muka langsung.

Menurutku benar adanya apabila WFH ini dikatakan lebih sering menyebabkan terjadinya miskomunikasi. Miskomunikasi merupakan proses komunikasi yang tidak berjalan dengan lancar atau kurang baik. Miskomunikasi ini bisa terjadi dimulai dari pesan yang tidak tersampaikan secara keseluruhan, ada perbedaan persepsi, hingga hal-hal lainnya. Ditengah pandemi seperti ini tentu miskomunikasi jadi semakin susah untuk diminimalisir, terlebih lagi didunia pekerjaan penuh dengan pertukaran informasinya. Selama WFH, komunikasi hampir secara keselurahan dilakukan melalui chatting atau pesan tertulis sehingga persentase dalam miskomunikasi akan semakin besar karena dengan pesan tertulis terkadang dapat menyebabkan berbagai persepsi yang berbeda-beda di setiap individunya.

Dari referensi yang aku baca, terdapat beberapa cara untuk dapat mengatasi miskomunikasi saat WFH yaitu:

  1. Dapatkan informasi selengkap mungkin
  2. Bersikap jujur dalam berkomunikasi
  3. Check dan Re-Check pesan yang ingin disampaikan

Selain itu, menurutku ketika WFH ada baiknya jika menggunakan teknik komunikasi melalui video call atau video meeting seperti zoom. Teknik komunikasi tersebut menurutku akan efektif dalam meminimalisir terjadinya miskomunikasi

Referensi

Apa Itu Miskomunikasi dan Cara Mengatasinya Saat WFH

Komunikasi menjadi salah satu unsur penting dalam kehidupan. Sehingga pesan yang disampaikan haruslah jelas dan mudah untuk dipahami. Berbicara tentang work from home atau WFH, pada prakteknya banyak terjadi permasalahan salah satunya yaitu terjadinya miscomm , hal ini terjadi karena dalam berkomunikasi seutuhnya akan lebih mudah jika dilakukan secara langsung. Di era digital yang memungkinkan adanya komunikasi secara langsung didalam jaringan tentu tidak sama dengan komunikasi yang disampaikan secara langsung karena pesan yg disampaikan oleh komunikator sering tidak sampai seutuhnya oleh komunikan sehingga menimbulkan kesalah pahaman dalam merepsentasikan pesan tersebut.

WFH dapat melelahkan, karena komunikasi yang kurang lancar dapat terjadi. WFH atau bekerja jarak jauh meningkatkan kemungkinan miskomunikasi dan karyawan mungkin juga merasa diabaikan. Komunikasi dengan rekan kerja atau bos saat kita bekerja di rumah pasti lebih sulit dibanding saat kita sama- sama berada di kantor. Solusinya Anda harus menjadi lebih proaktif dalam hal berkomunikasi, Seperti pembaruan dalam peningkatan komunikasi jarak jauh yang lebih sering untuk menghindari terjadi mmiskomunikasi.

Miskomunikasi WFH sering terjadi di antara pekerja di kala work from home (WFH). Hal tersebut disebabkan oleh Pengirim informasi tidak menyusun kata dengan baik dan benar sehingga terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi. Kemudian penerima informasi bisa sedang tidak fokus, tidak berkonsentrasi atau kurang pengetahuan tentang informasi yang disampaikan pengirim. Kemudian Informasi itu sendiri yang berisi hal yang tidak dipahami penerima, tidak enak dibaca, tidak ada tanda baca atau tidak berurutan sesuai kronologi peristiwa atau cara kerja. Miskomunikasi yang berlanjut dapat menyebabkan Pekerjaan tidak berjalan dengan lancar, penerima informasi salah melakukan pekerjaan hingga merugikan keuangan perusahaan jika itu menyangkut pengeluaran.

Menurut saya, WFH memang sering mengakibatkan miskomunikasi, khususnya dalam fitur chat karena perbedaan pembacaan intonasi setiap orang bisa berbeda-beda dan bisa disalah artikan, oleh karena itu kita belajar untuk menyusun kata yang tepat agar pesan tersampaikan dengan baik kepada penerima, begitupun bagi penerima kita jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu yang belum jelas, kita bisa mengkonfirmasi ulang pesan kepada pengirim untuk memperjelas.

Menurutku berpengaruh atau tidaknya WFH terhadap proses komunikasi ini tergantung pada fitur komunikasi apa yang digunakan. Sebagian besar orang seringkali mengalami miskomunikasi jika melakukan diskusi melalui fitur chat, sebab terkadang masih ada seseorang yang tidak begitu memperhatikan tanda baca dan juga kalimat yang digunakan. Oleh sebab itulah, miskomunikasi ini tidak jarang terjadi. Namun, bukan berarti miskomunikasi terjadi melulu karena kesalahan si pengirim pesan. Miskomunikasi juga dapat terjadi karena seorang penerima pesan tidak begitu memperhatikan informasi dari pesan yang diterimanya.

Di era digital ini, fitur chat bukanlah satu-satunya cara untuk dapat berkomunikasi. Kita dapat menggunakan fitur lain seperti video call yang dilengkapi dengan beberapa fitur lainnya yang dapat memudahkan kita dalam melakukan diskusi ataupun WFH. Contoh aplikasinya yaitu seperti zoom, google meet, skype, dan lain-lain. Sehingga menurutku alangkah lebih baik jika WFH memanfaatkan berbagai aplikasi tersebut. Jika pesan yang disampaikan kurang jelas, maka dapat ditanyakan kembali kepada pengirim pesan hingga informasi yang disampaikan dapat kita pahami dengan baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa miskomunikasi tidak hanya dipengaruhi karena WFH, namun WFO pun seringkali terjadi miskomunikasi. Sebab, pada WFH pun kita masih dapat berkomunikasi dengan baik melalui berbagai platform yang ada.

Menurut saya tergantung dari setiap kegiatan kerja tersebut. Miskomunikasi pada wfh mungkin disebabkan karena tidak bertemu langsung dengan rekan kerja, sehingga hal tersebut menjadi salah satu penyebab miskomunikasi selama wfh. Namun apabila kita memanfaatkan platform yang tersedia kini dan menggunakannya untuk saling berkoordinasi dengan rekan kerja, mungkin hak tersebut dapat mereduksi miskomunikasi selama wfh.

Bila bicara tentang komunikasi melalui pesan teks maka saya akan menjawab dengan ya. Menurut pengalaman pribadi, komunikasi yang dilakukan melalui pesan teks lebih berpotensi untuk terjadi miskomunikasi. Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya penggunaan tanda baca yang tepat serta kata-kata yang berbelit dan tidak langsung pada inti pembicaraan. Yang mana menyebabkan informasi dari pihak pengirim dengan informasi yang diterima mengalami kesalahan, informasi yang diterima tidak sepenuhnya tersampaikan dnegan baik. Dalam mengatasi permasalahan ini, saya lebih setuju untuk menggunakan pesan suara atau meeting dengan Zoom atau Meet. Komunikasi yang dilakukan jelas tersampaikan dan juga pertanyaan dapat dengan langsung direspon oleh pemberi informasi. Namun, dalam hal pesan teks dapat dicoba dengan lebih memperhatikan pemilihan kata dan tanda baca ketika mengirim pesan.

Menurut saya, baik WFO ataupun WFH bisa terjadi miskominkasi. Namun, ketika WFH kemungkinan besar lebih sering terjadi. Apalagi kalau yang digunakan adalah fitur chat, email, grup WA.

Berikut ada beberapa tips dari laman www.ektrut.com yang mungkin dapat membantu kita untuk mengatasi miskominikasi yang kemungkinan menimbulkan konflik:

  1. Bersikap proaktif, pastikan kita bisa menyingkirkan segala kendala (baik dari diri sendiri maupun orang lain yang bekerja dalam tim) sebelum semua masalah menjadi serius
  2. Manfaatkan video, agar terhindar dari miskomunikasi coba atasi dengan berbagai platform virtual meeting untuk mengatasi hal ini
  3. Hindari email asal-asalan, alangkah baiknya dalam mengirim email menggunakan tata bahasa yang baik dan penjelasan yang terperinci agar tidak terjadi kesalahpahaman
  4. Sesuaikan komunikasi untuk individu dan tim, selain mengandalkan video, baik lagi dimanfaatkan berbagai saluran komunikasi yang lain agar pekerjaan bisa optimal
Summary

8 Tips mengatasi miskomunikasi saat remote working (ekrut.com)

Dalam berkomunikasi baik saat WFO (berbicara langsung) maupun saat WFH (berbicara menggunakan pengantar seperti ponsel) keduanya tidak dapat dipungkiri dapat menimbulkan miskomunikasi. Tapi kenapa dikatakan saat WFH miskomunikasi terjadi lebih sering? Yang aku pelajari dalam psikologi komunikasi karena kita tidak dapat melihat/mengobservasi perilaku non-verbal saat komunikasi, atau yang terlihat terbatas seperti mimik muka saja. Dalam komunikasi non-verbal seperti bahasa tubuh, gerakan tangan, luasnya ruang yang dibuat, dsb nya akan menimbulkan persepsi tambahan yang dapat membuat komunikasi berjalan lebih lancar dan tidak menyalah-artikan sesuatu. Sedangkan saat WFH seperti ini, yang dapat kita “tangkap” hanyalah bahasa verbalnya dan mimik wajah.

Apalagi jika komunikasi yang dilakukan hanya berbalas pesan. Kita tidak bisa menilai komunikasi non-verbalnya, kita bisa salah menilai atau persepsikan kata-katanya dalam tulisan, dan banyak kelemahan lain yang menimbulkan miskomunikasi saat WFH.