Benarkah laki-laki paling insecure kalau soal harta?

Bukan hanya perempuan, para laki-laki juga sering merasa memiliki ketidakpastian dalam hubungan mereka. Bedanya, cewek lebih terbuka terhadap hal ini dibanding cowok. Biasanya, terdapat anggapan sosial yang mengatakan bahwa laki-laki harus sukses, kaya, dan berkuasa.

Salah satu hal yang membuat seorang laki-laki merasa insecure adalah tentang kondisi keuangan mereka. Dalam sebuah hubungan, para lakilaki sering merasa minder dibanding para cewek. Alasannya, banyak cewek yang mungkin berasal dari keluarga yang kaya atau memang memiliki karir sendiri sehingga harta yang dimiliki bisa memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sehingga akhirnya laki-laki tersebut kehilangan rasa percaya diri.

Apakah benar laki-laki merasa paling insecure kalau soal harta dan keuangan ?

4 Likes

Kondisi finansial merupakan faktor paling besar yang seringkali menjadi pemicu timbulnya stres dan perasaan insecure pada laki-laki, terutama ketika sudah menikah. Kebanyakan laki-laki merasa insecure apabila memiliki jumlah pendapatan yang lebih rendah dibandingkan pendapatan istrinya. Hal ini dikarenakan laki-laki memiliki perasaan ingin diakui atau pride yang tinggi. Sehingga ketika si istri mampu memenuhi kebutuhannya dengan uang yang ia hasilkan sendiri, maka si laki-laki pun akan merasa tidak berguna sebagai pencari nafkah keluarga.

Dari hal seperti ini memicu hal-hal yang tidak diinginkan seperti perselingkuhan, dimana si laki-laki mencari perempuan yang butuh dilindungi dan dipenuhi kebutuhannya dari aspek materi. Dari sini terlihat bahwa laki-laki ini perlu pengakuan bahwa dirinya mampu dalam aspek materi/ harta. Hal ini terkait dengan stereotype bahwa laki-laki seharusnya memiliki kemampuan yang lebih daripada perempuan sehinga bisa mnejadi lebih sukses dan lebih berkuasa.

1 Like

Kurang lebih menurut saya iya, laki-laki cenderung insecure terhadap hal-hal berbau kesuksesan (bisa berdasarkan prestasi, jenjang pendidikan, atau kekayaan).

Beberapa kali saya menemui pasangan teman saya yang tiba-tiba mengakhiri hubungan karena merasa insecure terhadap sekolah pasangannya. Misal yang perempuan diterima di kampus favorit, sementara laki-laki tidak, kemungkinannya sangat besar untuk ia merasa insecure. Mungkin hal ini disebabkan oleh stigma sosial seperti yang disebutkan @Ariana_Belle

Berbeda dengan perempuan yang mungkin lebih sering merasa insecure terhadap fisik tubuh, seperti kecantikan. Mungkin itu juga dipengaruhi oleh stigma sosial yang mengharuskan perempuan untuk cantik, lemah lembut, dan lain-lain. Sementara, saya jarang sekali melihat laki-laki yang insecure soal penampilannya. Mereka cenderung merasa memiliki muka yang ganteng dan bangga terhadap fisik tubuhnya.

Tapi hal itu bsia jadi berubah menyesuaikan anggapan sosial. Seperti, banyak perempuan yang juga insecure melihat perempuan lain yang mendapatkan prestasi dan sebagainya. Mungkin juga sekarang banyak laki-laki yang insecure akan fisiknya karena banyaknya ajakan untuk merawat diri tidak hanya untuk perempuan, tapi juga untuk laki-laki.

1 Like

Bisa jadi ini benar. Kita sama-sama tahu, meski dalam masa yang sudah mengakui emansipasi, umumnya laki-laki tetap masih digadang-gadang jadi pemimpin dalam berbagai aspek, terutama jika sudah terkait hubungan dengan wanita. Jadi, bagi para lelaki, mungkin ada perasaan "tidak ingin dilangkahi” dalam dirinya.

Dalam rumah tangga, misalnya, lelaki pasti akan jadi pemimpin, yang tentu saja salah satu tanggung jawabnya adalah menafkahi anggota keluarga secara materiel. Jadi, kemungkinan besar, rasa insecure tersebut akan mudah muncul, terlebih jika berpasangan dengan wanita yang secara finansial lebih baik dibanding dirinya sendiri.

1 Like

Terkait pembahasan kali ini, saya sih lebih cenderung setuju. Karena dalam pandangan masyarakat sendiri laki-laki diberi beban untuk memberi penghidupan bagi keluarga. Tentu salah satu indikator kehidupan adalah harta. Laki-laki yang memiliki banyak harta juga lebih mendapat banyak pujian dalam lingkungan masayarakat. Mereka kemudian akan dinobatkan sebagai orang yang sukses.

Tentu hal ini juga berlaku dalam menjalin sebuah hubungan percintaan. jika perempuan cenderung insecure dalam hal penampilan sebab takut kekasihnya berpaling kepada wanita yang lebih menarik. Maka laki-laki insecure dalam hal penghasilan sebab takut tidak mampu membiayai kebutuhan kekasihnya di banding lelaki yang sukses secara finansial.

Padahal sih ya tergantung pasangan kita juga, jika pandai bersyyukur maka apapun keadaan dan kekurangan pasangan tetap akan kita terima.

Saya sebagai lelaki sangat menjawab “iya”! Bukannya agak materialis, memang lelaki patutnya memasukkan harta sebagai rekomendasi “hal-hal yang dijadikan sebagai kualitas pribadi”.

Bayangkan saja kalau berkeluarga tidak ada uang? Siapakah yang patut disalahkan? Lelaki sebagai kepala keluarga atau wanita? Kalau dipikir secara gamblang, lelaki sebagai kepala keluarga patut disalahkan. Meskipun tidak baik menyalahkan, tetapi lelaki lebih bertanggung jawab atas hal ini.

Kalau dikaji dalam segi agama, lelaki bertugas mencari nafkah. Bayangkan kalau lelaki tidak bisa mencari nafkah sehingga tak memiliki uang ataupun harta? Bayangkan saja kalau wanita yang bekerja sedangkan lelaki malah bersantai dan tak menghasilkan uang? Harunsya, lelaki insecure dengan kejadian tersebut dan saya adalah sosok lelaki yang akan insecure akan hal tersebut.

1 Like

Ya kembali lagi ke laki-laki sebagai pencari nafkah bagi keluarga, memang laki-laki memiliki pemikiran bahwa mereka harus mampu secara finansial untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya. Ketika dia belum merasa mampu dan melihat orang lain lebih mampu, wajar saja merasa insecure atau kurang percaya diri. Karena ketika seorang istri yang dianggap lebih mampu untuk mmenuhi kebutuhan keluarga, maka akan ada anggapan bahwa suaminya tidak bertanggung jawab. Sebenarnya ini juga bukan salah laki-laki, toh dia tetap bekerja dan berusaha semaksimal mungkin.

Adanya strereotype yang mengatakan bahwa laki-laki harus lebih unggul dari perempuan ini lah yang salah. Unggul tidaknya seseorang seharusnya tidak melihat gender karena setiap manusia memiliki potensi yang sam auntuk menjadi unggul. Namun yang harus diperhatikan adalah kewajiban yang seharusnya dilakukan sebagai suami atau istri dalam aspek materi. Apabila suami sudah bekerja sesuai dengan kemampuan, begitupun istri, ya tidak perlu merasa insecure.

Haha betul, selain karena memang sudah sayang banget atau bersyukur maka bisa membuat si laki-laki bisa menerima bahwa dirinya sendiri memiliki kekurangan. Saya sebagai laki-laki, pada dasarnya memiliki jiwa kompetitif yang tinggi. Ini fakta yang sudah umum diketahui, bahwa laki-laki cenderung ingin berkompetisi dan tentunya memenangkan kompetisi tersebut sehingga kondisi ketika isi dompet saya lebih sedikit daripada pasangan saya bisa menjadi bahan kompetisi, pada akhirnya ketika memang saya kalah saya harus menerima bahwa terdapat rasa rendah diri dari hal tersebut.

Tetapi sebenarnya dengan kondisi lingkungan sosial yang lebih majemuk seperti saat ini saya dapat mengatakan bahwa kondisi insecure dari laki-laki tanpa gelimang harta juga sebenarnya tidak terklasifikasikan hanya dari jenis kelamin. Coba deh tengok kalangan sosialita yang berisi perempuan kaya jugs insecure kalau diketahui bahwa harta mereka tidak sebanyak teman-teman mereka.

Saya sebagai laki-laki menyatakan bahwa ini benar adanya! Kita sebagai laki-laki sering kali insecure untuk masalah harta, apalagi jika kita tahu bahwa ekonomi kita berada di bawah ekonomi pasangan kita. Hal ini benar-benar membuat saya sebagai laki-laki merasa insecure, tapi dengan inscure tersebut bisa membangunkan semangat dan motivasi kita untuk terus berusaha kerja agar bisa satu level dengan pasangan kita. Ya, walaupun mungkin tidak semua perempuan akan memandang harta, tetapi tetap saja saya sebagai laki-laki merasa insecure jika mendapatkan perempuan yang ekonominya di atas saya. Saya takut tidak bisa menuruti apa yang dia inginkan.

Saya setuju dengan pernyataan bahwa laki-laki seringkali insecure jika bicara soal harta. Dalam pandangan masyarakat, tertanam nilai bahwa sebagai lelaki harus mapan secara finansial untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal itu seakan-akan menjadi sebuah keharusan dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seorang laki-laki. Memang, seringkali laki-laki yang mapan lebih dihargai oleh lingkungan masyarakatnya. Sehingga mereka berlomba-lomba untuk meraih kesuksesan tersebut. Sebagai seorang pemimpin, laki-laki merasa harus lebih unggul daripada si perempuan. Jika pendapatan si perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, perasaan minder atau insecure seringkali muncul dalam benak mereka. Melihat dari cerita keluarga teman-teman saya, bahkan keluarga yang pendapatan ibunya lebih tinggi dari ayahnya sering mengalami masalah-masalah di dalamnya karena lelaki merasa sosok pemimpin dalam dirinya hilang hanya karena faktor pendapatan. Dalam hubungan pacaran saja, jika sang perempuan lebih kaya daripada laki-laki maka laki-laki akan mundur karena takut tidak mampu memenuhi kebutuhan si perempuan.

Untuk saya sendiri sebagai laki-laki membenarkan hal tersebut. Karena pada dasarnya laki-laki ingin memiliki derajat lebih tinggi dari wanita. Selain hal tersebut, secara stereotip laki-laki beranggapan bahwa wanita yang memiliki derajat tinggi, mempunyai keinginan memiliki pasangan yang lebih tinggi juga, walaupun hal tersebut belum tentu benar.
Akan tetapi hal tersebut memiliki pengaruh positif yaitu meningkatkan motivasi seorang laki-laki untuk lebih maju dari segi finansial, jabatan dan pengetahuan.

Menurut dari pernyataan beberapa pihak laki-laki, harta dan keungan menjadi salah satu hal yang membuat mereka insecure. Dan itu merupakan hal wajar, seperti halnya banyak perempuan yang masih insecure dengan kecantikan dan kecerdasan. Setiap orang pasti memiliki sisi insecurenya masing-masing. Namun, dengan perasaan insecure tersebut jangan menjadikan kita berlarut-larut merasa tidak mampu untuk berubah. Ada baiknya rasa insecure tersebut dijadikan motivasi agar kita bisa terus berkembang, tidak stuck di suatu keadaan.

Menurut saya iya, karena dari pandangan masyarakat kita sendiri sosok laki-laki harus bisa ‘lebih’ dari perempuan karena laki-laki yang biasanya di elu-elukan sebagai pemimpin, kepala keluarga makanya mereka menjadi berprinsip tidak boleh kalah dari perempuan dari segi manapun termasuk harta. Maka tidak banyak lak-laki yang insecure jika penghasilan/harta mereka lebih sedikit dari perempuan.

Saya mendukung dengan pendapat ada perasaan “tidak ingin dilangkahi,” terutama yang dapat menyinggung harga dirinya sebagai laki-laki karena hal tersebut merupakan hal yang sensitif bagi kaum pria. Laki-laki merasa dirinya tidak atau kurang dihargai baik dilingkungan sosial dan keluarga karena secara finansial kurang. Tapi membahas soal harta yang paling merasa insecure baik laki-laki dan perempuan yang memiliki gensi yang paling tinggilah keduanya sama-sama merasa paling insercure soal harta.

2021-09-02T13:49:00Z

KK Sosmed Podcast - Elisabeth Maranatha

Menurut pendapat pribadi saya sebagai seorang laki-laki adalah tentu benar. Sebagai laki-laki hal yang paling dinilai adalah kerja keras demi mencapai kesuksesannya. Hal ini tentu sangat berkorelasi dengan finansial atau harta. Apalagi saat ini kita hidup di dunia yang berisikan berbagai macam sosial media. Konten sosial media hari ini tak ubahnya menjadi ajang perlombaan kesuksesan tiap-tiap orang. Mulai dari mereka yang pamer akan handphone mewah, motor sport, mobil klasik atau bahkan jumlah saldo di rekening mereka.

Yang bisa kita lakukan untuk mencegah insecure berkepanjangan adalah dengan mengurangi membandingkan diri dengan orang lain, perbanyak bersyukur dan terus bekerja keras demi mencapai tujuan hidup kita masing-masing.