Kasus
Seorang wanita berusia 16 tahun mengeluhkan keadaan gusi atas dan bawah yang membengkak sejak 1 tahun yang lalu, mudah berdarah dan tidak ada rasa nyeri. Pada pemeriksaan klinis terlihat pembesaran gingiva pada regio vestibular RA, palatal 13–23, vestibular 45–35 hingga hampir menutup seluruh permukaan gigi pada beberapa tempat, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar Sebelum perawatan
Citra pemeriksaan radiologi memperlihatkan tulang alveolar terlihat baik, Gigi 18, 28 dan 48 belum tumbuh sempurna, Karies pada gigi 16 dan 46, Radices gigi 36 dan terdapat area radiolusen pada apikal 36 dan 46.
Gambar Radiografi
Pelaksanaan
Rencana perawatan pada kasus ini adalah melakukan gingivektomi secara bertahap dengan menggunakan kombinasi scalpel dan electrosurgery untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kunjungan pertama dilakukan pemeriksaan subjektif, pemeriksaan objektif dan radiografis kemudian ditentukan diagnosis dan rencana perawatan, dokumentasi sebelum perawatan serta penandatanganan informed consent.
Initial phase therapy juga dilakukan yaitu DHE, skeling, root planning dan polising untuk menghilangkan plak dan kalkulus serta pengiriman spesimen untuk pemeriksaan patologianatomi. Pada kunjungan pertama ini skeling dan root planning tidak dapat dilakukan secara maksimal karena keterbatasan lapangan pandang dan perdarahan yang banyak.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium patologi anatomi menyatakan tidak terdapat keganasan, maka pada kunjungan berikutnya dilakukan tindakan gingivektomi pertama pada regio 13–23 sisi labial dan palatal untuk membentuk kontur zenith gingiva yang ideal. Desinfeksi menggunakan larutan klorheksidin dan usapan iodine pada daerah operasi dilakukan untuk meminimalisir kontaminasi patogen pada daerah tersebut.
Anestesi topikal dan infiltrasi dilakukan menggunakan 1 ampul xylestesin pada apikal gigi 13–23 sebelah labial dan palatal. Disain pemotongan ditentukan berdasarkan kedalaman sulkus gingiva yang didapatkan menggunakan pocket marker. Insisi dilakukan menggunakan scalpel dan pisau periodontal dengan insisi bevel eksternal, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar Durante operasi : External bevel incision menggunakan pisau Periodontal,
Gingivoplasti dilakukan menggunakan electrocautery untuk membentuk kontur permukaan gingiva. Instrumen ini dipilih dengan mempertimbangkan keuntungan dapat memotong gingiva sekaligus meminimalisir perdarahan yang terjadi. Irigasi dengan saline dilakukan pada akhir insisi dan luka kemudian ditutup dengan periodontal dressing.
Gambar Durante operasi : Gingivoplasti menggunakan electrocautery.
Pasien kemudian diberi medikasi amoksisilin 500 mg tiap 8 jam untuk 5 hari dan asam mefenamat 500 mg jika diperlukan. Pasien juga diberi instruksi paska bedah untuk mendapatkan hasil yang baik. Kunjungan berikutnya adalah 7 hari paska gingivektomi pertama, dilakukan pack removal, dan kontrol hasil operasi pertama. Tidak terdapat keluhan dari pasien.
Pemeriksaan klinis menunjukkan warna kemerahan pada area operasi. Hari yang sama juga dilakukan tindakan gingivektomi dan gingivoplasti tahap kedua pada regio 35–45 sebelah bukal dengan prosedur yang sama dengan bedah pertama. Tindakan gingivektomi dan gingivoplasti dilakukan 4 kali dengan selang waktu 7 hari dan dilakukan kontrol 6 kali untuk memantau hasil operasi.
Pada kontrol terakhir pasien disarankan untuk melanjutkan perawatan kebagian Konservasi Gigi dan Orthodonsia untuk mendapatkan kondisi gigi dan gingiva yang lebih baik. Pasien juga diinstruksikan untuk selalu rutin melakukan pemeriksaan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali untuk menjaga kebersihan dan kesehatannya.
Gambar Setelah perawatan
PEMBAHASAN
Gingivektomi dan gingivoplasti merupakan tindakan bedah periodontal yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan keradangan gingiva sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik yang baik. Pada kondisi pubertas, ketidakseimbangan hormonal dapat mempengaruhi kondisi jaringan periodontal.
Kombinasi gingivektomi dengan pisau periodontal dan gingivoplasti menggunakan electrocautery memberikan keuntungan antara lain: mendapatkan kontur dan bentuk gingiva yang baik, mengurangi perdarahan serta mempercepat proses operasi. Motivasi yang tinggi, usia pasien yang relatif muda, tidak adanya kebiasaan buruk serta dukungan tulang alveolar yang sangat baik, turut mempengaruhi keberhasilan operasi ini dan memberikan prognosis yang baik.
Sumber : Anton Kusumo Widagdo, Kwartarini Murdiastuti, Gingivektomi Menggunakan Scalpel dan Electrocautery pada Perawatan Gingival Enlargement Wanita Pubertas, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia, Universitas Gadjah Mada