Bagaimana teknik untuk melakukan gingivektomi?

Gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingiva dengan membuang dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan keradangan gingiva sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik baik.

Keuntungan teknik gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat mengeliminasi poket secara sempurna, lapangan penglihatan baik, morfologi gingiva dapat diramalkan sesuai keinginan.

Bagaiamana teknik untuk melakukan gingivektomi?

Gingivektomi adalah memotong / meng-eksisi gingiva. Gingivektomi bertujuan menghilangkan dinding poket, sehingga didapatkan asesibilitas dan visibilitas yang baik untuk menghilangkan kalkulus secara sempurna dan penghalusan akar, menciptakan lingkungan yang baik untuk proses penyembuhan gingiva dan merestorasi gingiva menjadi bentuk yang fisiologis

Gingivektomi dilakukan pada gingiva dengan kondisi fibrous (tidak dalam kondisi abses/radang)

Alat

  1. Kaca mulut
  2. Pinset
  3. Sonde halfmoon
  4. Periodontal probe
  5. Kuret gracey
  6. Sickle scalers
  7. Pinset bedah
  8. Blade holder
  9. Pocket marker forceps
  10. Deppen glass
  11. Tempat antiseptik
  12. Tools tray
  13. Petrie dish
  14. Spatula plastik
  15. Phantom gingivektomi

Bahan

  1. Sarung tangan
  2. Masker
  3. Obat anastesi
  4. Periodontal dressing
  5. Larutan antiseptik
  6. Aquabidest atau normal saline
  7. Kasa
  8. Blade no 11
  9. Blade no 12
  10. Cotton pellet
  11. Kertas pengaduk
  12. Syringe irigasi
  13. Syringe anastesi

Tahapan Kerja :

  1. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan tindakan gingivektomi.

  2. Pengaturan posisi kerja

  3. Aplikasi antiseptik pada daerah operasi

  4. Lakukan pemeriksaan dengan periodontal probe untuk mengetahui letak epithelial attachment (dasar poket)

    image

  5. Anastesi pada daerah operasi

  6. Gunakan pocket marker untuk membentuk bleeding point sehingga dapat diketahui dasar pocket

    image

  7. Buang jaringan hiperplasia dengan menggunakan scalpel no.11 atau no.12, perhatikan arah insisi!

    image

  8. Buat menjadi “zero pocket”

    image

  9. Lakukan scaling dan rootplaning

    image

  10. Lakukan gingivoplasty

  11. Irigasi daerah operasi

  12. Kontrol perdarahan

  13. Aplikasi dressing

Sumber : Buku panduan skills lab : Penyakit periodontal dan mukosa mulut, Program studi Pendidikan Dokter Gigi, Universitas Brawijaya

Kasus

Seorang wanita berusia 16 tahun mengeluhkan keadaan gusi atas dan bawah yang membengkak sejak 1 tahun yang lalu, mudah berdarah dan tidak ada rasa nyeri. Pada pemeriksaan klinis terlihat pembesaran gingiva pada regio vestibular RA, palatal 13–23, vestibular 45–35 hingga hampir menutup seluruh permukaan gigi pada beberapa tempat, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

image
Gambar Sebelum perawatan

Citra pemeriksaan radiologi memperlihatkan tulang alveolar terlihat baik, Gigi 18, 28 dan 48 belum tumbuh sempurna, Karies pada gigi 16 dan 46, Radices gigi 36 dan terdapat area radiolusen pada apikal 36 dan 46.

image
Gambar Radiografi

Pelaksanaan

Rencana perawatan pada kasus ini adalah melakukan gingivektomi secara bertahap dengan menggunakan kombinasi scalpel dan electrosurgery untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kunjungan pertama dilakukan pemeriksaan subjektif, pemeriksaan objektif dan radiografis kemudian ditentukan diagnosis dan rencana perawatan, dokumentasi sebelum perawatan serta penandatanganan informed consent.

Initial phase therapy juga dilakukan yaitu DHE, skeling, root planning dan polising untuk menghilangkan plak dan kalkulus serta pengiriman spesimen untuk pemeriksaan patologianatomi. Pada kunjungan pertama ini skeling dan root planning tidak dapat dilakukan secara maksimal karena keterbatasan lapangan pandang dan perdarahan yang banyak.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium patologi anatomi menyatakan tidak terdapat keganasan, maka pada kunjungan berikutnya dilakukan tindakan gingivektomi pertama pada regio 13–23 sisi labial dan palatal untuk membentuk kontur zenith gingiva yang ideal. Desinfeksi menggunakan larutan klorheksidin dan usapan iodine pada daerah operasi dilakukan untuk meminimalisir kontaminasi patogen pada daerah tersebut.

Anestesi topikal dan infiltrasi dilakukan menggunakan 1 ampul xylestesin pada apikal gigi 13–23 sebelah labial dan palatal. Disain pemotongan ditentukan berdasarkan kedalaman sulkus gingiva yang didapatkan menggunakan pocket marker. Insisi dilakukan menggunakan scalpel dan pisau periodontal dengan insisi bevel eksternal, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

image
Gambar Durante operasi : External bevel incision menggunakan pisau Periodontal,

Gingivoplasti dilakukan menggunakan electrocautery untuk membentuk kontur permukaan gingiva. Instrumen ini dipilih dengan mempertimbangkan keuntungan dapat memotong gingiva sekaligus meminimalisir perdarahan yang terjadi. Irigasi dengan saline dilakukan pada akhir insisi dan luka kemudian ditutup dengan periodontal dressing.

image
Gambar Durante operasi : Gingivoplasti menggunakan electrocautery.

Pasien kemudian diberi medikasi amoksisilin 500 mg tiap 8 jam untuk 5 hari dan asam mefenamat 500 mg jika diperlukan. Pasien juga diberi instruksi paska bedah untuk mendapatkan hasil yang baik. Kunjungan berikutnya adalah 7 hari paska gingivektomi pertama, dilakukan pack removal, dan kontrol hasil operasi pertama. Tidak terdapat keluhan dari pasien.

Pemeriksaan klinis menunjukkan warna kemerahan pada area operasi. Hari yang sama juga dilakukan tindakan gingivektomi dan gingivoplasti tahap kedua pada regio 35–45 sebelah bukal dengan prosedur yang sama dengan bedah pertama. Tindakan gingivektomi dan gingivoplasti dilakukan 4 kali dengan selang waktu 7 hari dan dilakukan kontrol 6 kali untuk memantau hasil operasi.

Pada kontrol terakhir pasien disarankan untuk melanjutkan perawatan kebagian Konservasi Gigi dan Orthodonsia untuk mendapatkan kondisi gigi dan gingiva yang lebih baik. Pasien juga diinstruksikan untuk selalu rutin melakukan pemeriksaan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali untuk menjaga kebersihan dan kesehatannya.

image
Gambar Setelah perawatan

PEMBAHASAN

Gingivektomi dan gingivoplasti merupakan tindakan bedah periodontal yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan keradangan gingiva sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik yang baik. Pada kondisi pubertas, ketidakseimbangan hormonal dapat mempengaruhi kondisi jaringan periodontal.

Kombinasi gingivektomi dengan pisau periodontal dan gingivoplasti menggunakan electrocautery memberikan keuntungan antara lain: mendapatkan kontur dan bentuk gingiva yang baik, mengurangi perdarahan serta mempercepat proses operasi. Motivasi yang tinggi, usia pasien yang relatif muda, tidak adanya kebiasaan buruk serta dukungan tulang alveolar yang sangat baik, turut mempengaruhi keberhasilan operasi ini dan memberikan prognosis yang baik.

Sumber : Anton Kusumo Widagdo, Kwartarini Murdiastuti, Gingivektomi Menggunakan Scalpel dan Electrocautery pada Perawatan Gingival Enlargement Wanita Pubertas, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia, Universitas Gadjah Mada

Gingivektomi adalah prosedur bedah untuk mengangkat gingiva atau jaringan gusi. Prosedur ini bertujuan untuk mengobati penyakit gusi dan menghilangkan kantong gusi yang terbentuk ketika gusi terlepas dari gigi. Penyakit periodontal atau gusi adalah kondisi umum yang menyerang banyak orang dewasa.

A. Indikasi

  1. Eliminasi poket supraboni dengan kedalaman > 4 mm
  2. Poket supraboni dengan dinding poket fibrous
  3. Eliminasi gingiva enlargement
  4. Eliminasi abses periodontal
  5. Interdental gingival crater

B. Kontraindikasi

  1. Oral hygiene selalu jelek
  2. Inflamasi akut
  3. Jika diperlukan bedah tulang alveolar
  4. Dasar poket dibawah mucogingival junction
  5. Frekuensi karies tinggi

C. Teknik/Prosedur

  1. Dilakukan anastesi lokal yang memadai dengan teknik blok atau infiltrasi.

  2. Ukur kedalaman poket didaerah operasi menggunakan probe terkalibrasi. Kedalamanini ditandai dengan menusuk dinding luar jaringan gingiva dengan probe untuk membuat titik-titik perdarahan. Apabila seluruh daerah operasi telah diukur danditandai dengan lengkap, titik-titik perdarahan tersebut akan membentuk regangan(outline) insisi yang harus dilakukan.

  3. Buatlah insisi awal sedikit lebih ke apikal dari titik-titik tersebut dengan pisau bermata lebar seperti Kirkland No. 15/16. Insisi di bevel pada sudut kurang lebih 45 derajat terhadap akar gigi dan berakhir pada ujung atau lebih ke bawah dari ujung apikalperlekatan epitel. Apabila gingiva cukup tebal, bevel sebaiknya diperpanjang untuk menghilangkan bahu atau plato. Kadang-kadang akses sangat terbatas atau sulit dicapai sehingga bevel yang cukup tidak dapat dibuat pada insisi awal. Pada keadaanini, bevel dapat diperbaiki nantinya, menggunakan pisau bermata lebar untuk mengerok atau bur intan kasar.

  4. Gunakan pisau bermata kecil seperti Pisau Urban No. ½ untuk mengeksisi jaringan didaerah interproksimal. Perhatikan sudut mata pisau tersebut kira-kira sama dengan sudut mata pisau yang lebar ketika melakukan insisi awal.

  5. Buang jaringan gingiva yang telah dieksisi menggunakan kuret.

  6. Bersihkan deposit yang menempel pada permukaan akar dengan skeling dan rootplaning. Pada tahap ini, pembuangan dinding jaringan lunak poket periodontal membuat permukaan akar lebih mudah dicapai dan memperluas lapang pandangoperator dibandingkan pada tahap-tahap lain. Pembersihan permukaan akar pada tahapini menentukan keberhasilan pada seluruh prosedur bedah.

  7. Sempurnakan kontur gingiva seperti yang diinginkan dengan bur intan atau pisaubermata lebar untuk mengerok jaringan.

  8. Rapikan sobekan jaringan dengan gunting atau nipper.

  9. Bilas daerah bedah dengan air steril atau larutan saline steril untuk membersihkanpartikel-partikel yang tersisa.

  10. Tekan daerah luka dengan kain kasa yang telah dibasahi air steril atau larutan salinesteril selama 2-3 menit, untuk menghentikan perdarahan.

  11. Pasang dresing periodontal, mula-mula yang berukuran kecil, bersudut didaerah interproksimal, menggunakan instrumen plastik. Selanjutnya, pasang gulungan-gulungan yang lebih panjang di bagian fasial, lingual, dan palatal serta hubungkan dengan dresing yang telah terpasang di daerah interproksimal. Tutup seluruh daerah luka dengan dresing, tanpa mengganggu oklusi atau daerah perlekatan otot. Kesalahan yang sering terjadi adalah dresing yang dipasang terlalu lebar sehingga terasa mengganggu.

  12. Ganti dresing dan buang debris pada daerah luka setiap minggu sampai jaringansembuh sempurna dan dengan mudah dibersihkan oleh pasien. Epitel akan menutupiluka dengan kecepatan 0,5 mm per hari setelah hilangnya aktivitas mitosis awal dariepitel, 24 jam setelah operasi.

  13. Setelah dresing terakhir dilepas, poles gigi dan instruksikan pasien untuk melakukanpengendalian plak dengan baik.