Bagaimana cara pengobatan untuk Penyakit Kleptomania?

Kleptomania

Kleptomania merupakan kondisi yang termasuk ke kelompok gangguan kendali impulsif, yaitu ketika penderita tidak dapat menahan diri untuk mengutil atau mencuri. Sebagian besar penderita kleptomania adalah perempuan.

Lantas bagaimana pengobatan yang tepat untuk menyembuhkan dari penyakit ini ?

Kleptomania umumnya ditangani melalui terapi psikologi oleh ahli terkait serta dikombinasikan dengan pemberian obat. Namun yang lebih penting dalam pengobatan kondisi ini adalah keinginan kuat pasien untuk sembuh dan kebersediaannya mengikuti tiap saran yang dokter berikan. Apabila pasien berusaha kuat untuk melawan dorongan yang timbul dari dalam dirinya, bukan hal yang mustahil kleptomania bisa dihilangkan dan tidak kambuh lagi. Selain itu dukungan dan semangat yang diberikan orang-orang terdekat terhadap kesembuhan pasien sangat besar perannya.

Jenis terapi yang umumnya diterapkan pada penanganan kleptomania adalah terapi perilaku kognitif. Melalui metode ini, pasien akan diberikan gambaran mengenai perbuatan yang dia lakukan serta akibat yang bisa diterima, seperti berurusan dengan pihak berwajib. Melalui gambaran tersebut, pasien diharapkan bisa menilai secara objektif dan menyadari bahwa pencurian yang dia lakukan merupakan tindakan salah. Selain gambaran diri, pasien juga akan diajarkan untuk melawan atau mengendalikan keinginan kuatnya dalam mencuri, misalnya dengan teknik relaksasi.

Untuk obat-obatan, salah satu yang mungkin akan diresepkan oleh dokter adalah Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI). Dokter juga mungkin akan memberikan obat opioid antagonist. Sama seperti terapi kognitif, pemberian obat ini bertujuan menurunkan dorongan dan rasa senang yang timbul dari diri penderita kleptomania untuk mencuri. Tidak menutup kemungkinan dokter memberikan obat lain. Misalnya, bilamana dokter mencurigai bahwa kleptomania dipicu oleh gangguan psikologis lainnya, misalnya OCD Obsessive-Compulsive Disorder atau depresi.

Gangguan kleptomania atau bisa juga dikatakan sebagai gangguan obsesif kompulsif. Pada tahun 1980-an, gangguan obsesif kompulsif dianggap sebagai gangguan yang jarang dan berespon buruk terhadap terapi, namun, dengan bergulirnya waktu, gangguan ini sering ditemukan dan sangat responsive terhadap terapi.

Terdapat beberapa terapi yang dapat diberikan pada penderita gangguan obsesif kompulsif (kleptomania) yaitu:

  • Terapi psikoanalisis

    Terapi ini bertujuan untuk mengangkat perasaan yang dianggap menghambat dan memberi jalan pada klien untuk menghadapi hal-hal yang benar ditakutinya. Karena pikiran yang mengganggu dan perilaku kompulsif melindungi ego dari konflik yang ditekan.

  • Pendekatan behavioral

    Dalam terapi ini sangat dibutuhkan kerjasama antara klien dengan konselor dan kesabaran klien itu sendiri. Dalam hal ini klien dikonfrontasikan dengan kecemasan yang dihadapinya. Kemudian dsaat perilaku obsesif kompulsif itu muncul maka perilaku tersebut itu harus icegah sampai beberapa jam kemudian hingga kecemasannya menurun. Seperti kebiasaan mencuri, setelah menyentuh maka akan segera dicegah dengan menghalangi sampai keinginan tersebut hilang.

  • Terapi kognitif

    Terapi ini bertujuan untuk merubah kepercayaan dan pola piker klien yang irasional berkaitan dengan kecemasannya. Dengan terapi ini dibangun pola pikir yang rasional dalam diri klien sehingga kecemasan itu dapat dihilangkan.

Langkah Terapi Rasional Emotif Behavior Dalam Menangani Kleptomania

REBT merupakan terapi yang sangat menekankan pada pola berfikir seseorang. Terapi ini mengganggap bahwa berbagai reaksi emosional yang terus menerus disebabkan oleh keadaan internal yang berulang-ulang dikatakan kepada diri sendiri dan pernyataan ini tersebut mencerminkan berbagai asumsi yang kadang kala menjadikan seseorang yang berfikir irasional. Disamping itu terapi ini bertujuan untuk menghapus keyakinan yang merusak pada dirinya.

Diantara keyakinan yang demikian, maka Ellis mempunyai pandangan bahwa mereka harus kompeten dalam semua hal yang mereka lakukan. Dia berpendapat bahwa orang yang benar menyakini asumsi yang tidak dapat dipertahankan tersebut dan mengevaluasi peristiwa yang terjadi.

Menyoal kasus kleptomania, begitu berkaitan dengan ketiakmampuan untuk menguasai ide yang muncul, maka untuk mengatasinya peran pikiran sangat penting untuk dioptimalkan. Dengan terapi ini, maka diharapakan mampu untuk membantu klien menghapus keyakinan atau pikiran yang menghambat dirinya.

Terapi ini juga membantu klien mengenali pikiran yang membuat kecemasan dan untuk mengoreksi kesalahan pola pikir dari perilaku yang dilakukannya. Terapi ini akan melatih klien untuk berkonsentrasi pada pikiran dan kecemasan yang dialaminya yaitu dengan tiga langkah:

  • Konselor menunjukan bahwa cara berfikir klien irasional. Orang yang mengalami kleptomania mempunyai pikiran bahwa ia harus melakukan hal pencurian untuk kepuasan pribadianya, ketika selesai melakukan, maka pengidap ini merasa hasrat yang ada dipikirannya telah terpenuhi.

  • Menunjukan bahwa mempertahankan perilakunya (kleptomania) dengan meneruskan cara berfikirnya yang irasional.

  • Konselor menunjukan bahwa berfikir dapat ditantang dan diubah. Konselor akan membantu klien dalam mengalahkan pikiran irasionalnya dengan mengganti dengan yang rasional. Dengan memberikan suatu bisikan bahwa orang melakukan kesalahan adalah suatu hal yang wajar tetapi tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Dilangkah ketiga ini klien diharapakan dapat memahami dia tidak akan membaik jika dia tidak sungguh-sungguh untuk mengubah keyakinan irasionalnya.

Dari langkah diatas maka yang lebih ditekankan adalah klien sadar bahwa dirinya yang sekarang mempertahankan pikirannya dan perasaan yang semula menggangu dan klien sebaiknya menghadapinya secara rasional dan memikirkannya dan berusaha menghadapinya.

Keriteria Keberhasilan Terapi Rasional Emotif Behavior Dalam Menangani Kleptomania

  • Minat kepada diri sendiri

    Ada suatu keinginan besar dalam diri seseorang pengidap kleptomania bahwa dalam dirinya ada sebuah potensi besar yang perlu dikembangkan dan diasah agar menjadi orang yang produktif.

  • Minat sosial

    Minat sosial ini bisa diartikan sebagai respon positif terhadap lingkungan bahwa kita saling menjaga diantara sesama agar tercipta kerukunan sesama manusia dan memiliki hubungan yang harmonis.

  • Toleransi terhadap pihak lain

    Yang ditekankan disini yaitu masalah saling menghargai antar teman dan mampu melakukan sebuah komunikasi yang baik demi kebaikan antar sesama.

  • Menerima ketidakpastian

    Rasa lapang dada bahwa semua yang kita lakukan adalah kehendak Tuhan Yang Maha Esa dan sukses atau tidaknya yaitu kekuasaan-Nya, yang terpenting kita berusaha semaksimal mungkin.

  • Komitmen terhadap sesuatu diluar dirinya

    Alam menjalani hidup harus punya pegangan agar kita tetap berada dijalan yang bisa menuju ke kehidupan yang sukses dunia akhirat.

  • Berfikir ilmiah

    Disini seseorang harus berpanangan positif dan mampu memilah dan memilih yang mana benar dan tidak benar atau yang buruk dan yang baik.

  • Berani mengambil resiko

    Keberanian seseorang memang dibutuhkan dan setiap orang harus berani mengambil resiko sesuai apa yang dia lakukan dan punya jiwa pantang mundur.

  • Menerima kenyataan

    Didunia ini sudah ada yang mengatur, kita hanya sekedar usaha belaka, sukses atau tidaknya kita patut untuk besukur dan menerimanya dengan rendah hati.

Dalam hal ini berhasil tidaknya terapi tersebut dapat dilihat dari perubahan sikap yang tampak pada klien, diantaranya:

  • Klien merubah pikirannya, yang sebelumnya berfikir irasional terhadap lingkungan, maka pasca terapi tersebut klien bisa hidup positif dengan lingkungan. Klien juga mampu menghormati terhadap sesuatu yang ada dilingkungannya. Mengambil hak orang lain adalah sesuatu perbuatan yang akan merendahkan harga dirinya dan akan terkena hukuman pidana jika dilakukan. Disisi lain klien akan berfikir ilmiah terhaap tekanan hidup yang dialaminya, klien bisa memilih dan memilah mana yang buruk dan yang baik.

  • Klien memiliki pandangan hidup yang realistis sehingga terbebas dari perasaan cemas dalam mengarungi kehidupannya. Pandangan yang realistis bahwa semua didunia sudah ada yang mengaturnya. Setiap indivudu memiliki kekurangan dan kelebihan, serta melakukan hal yang baik akan mendapatkan keuntungan tersendiri terhadap individu. Disisi lain individu menerima akan takdir hidup karena itu sudah kekuasan Tuhan.

Referensi :

  • Harorld I. Kaplan, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1997.
  • Gerald C. Davison, Psikologi Abnormal, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
  • Geral Corey, Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi, Refika Aditama, Bandung.
  • Muhammad Surya, Teori-Teori Konseling, Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2003.