Apa yang dimaksud dengan Kleptomania ?

klep

Kleptomania merupakan kondisi yang termasuk ke kelompok gangguan kendali impulsif, yaitu ketika penderita tidak dapat menahan diri untuk mengutil atau mencuri. Sebagian besar penderita kleptomania adalah perempuan. Biasanya gangguan ini mulai terbentuk di masa remaja atau ada juga yang ketika memasuki usia dewasa. Para penderita kleptomania kerap melakukan aksinya di tempat umum, seperti di warung, toko, dan supermarket. Sebagian ada juga yang mengutil dari rumah teman.

Lalu apa yang dapat ketahui lebih dalam seputar Kleptomania?

Kleptomania merupakan kondisi yang termasuk ke kelompok gangguan kendali impulsif, yaitu ketika penderita tidak dapat menahan diri untuk mengutil atau mencuri

Kleptomania berbeda dengan pencurian biasa yang mana rencana dan motif mencari keuntungan ada di dalamnya. Pada kasus kleptomania, pengutilan dilakukan tanpa niat dan didasari oleh dorongan psikologis mereka secara spontan. Barang-barang yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya sepele dan bisa tidak memiliki nilai tinggi (murah). Mereka pun sebenarnya mampu membeli barang yang dicuri. Selain itu, penderita kleptomania tidak pernah menggunakan barang-barang hasil curiannya. Ada yang hanya dikoleksi dan ada juga yang dibagi-bagikan kepada orang-orang terdekat mereka. Bahkan sebagian penderita kleptomania ada yang mengembalikan barang curian ke tempat semula.

Saat melakukan pengutilan, perasaan yang dialami penderita kleptomania dapat bermacam-macam. Ada yang merasakan ketegangan dan ada juga yang merasa senang. Kemudian perasaan menikmati dan puas ketika mereka berhasil mengambil barang yang tiba-tiba diinginkan. Setelah puas mengambil barang, dapat timbul rasa malu dan bersalah pada diri penderita. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang merasa takut terhadap konsekuensi yang bisa ditimbulkan dari tindakan yang tergolong kriminal tersebut. Meskipun begitu, dorongan untuk mencuri bisa muncul kembali di lain waktu dan penderita akan kembali mengulangi perbuatannya.

Penyebab


Penyebab kleptomania belum diketahui secara pasti. Kondisi ini diperkirakan terbentuk akibat adanya perubahan komposisi kimia di dalam otak atau hasil dari gabungan perubahan di dalam otak. Sebagai contoh, munculnya perilaku impulsif (salah satunya kleptomania) terjadi akibat menurunnya kadar serotonin (hormon yang bertugas mengatur emosi). Perilaku impulsif ini mungkin juga terkait dengan ketidakseimbangan sistem opioid otak sehingga keinginan untuk mencuri tidak bisa ditahan. Selain itu, diperkirakan juga berhubungan dengan gangguan adiksi dimana terjadi pelepasan dopamin yang menjadikan pelaku merasa senang atas perbuatannya dan cenderung untuk ketagihan.

Diperkirakan seseorang yang memiliki riwayat penyakit psikologis lainnya, seperti gangguan kepribadian, gangguan bipolar, dan gangguan kecemasan rentan mengalami kleptomania. Risiko untuk menderita kondisi ini juga akan meningkat bagi mereka yang pernah mengalami cedera di kepala dan mereka yang memiliki keluarga dekat penderita kleptomania.

Tanda-tanda Kleptomania


Beberapa tanda-tanda seseorang mengidap kleptomania, yaitu :

  • Keinginan tak tertahankan untuk melakukan pencurian. Dapat dilakukan di lokasi ramai seperti supermarket atau toko, maupun di tempat pribadi seperti rumah teman atau rekan kerja.
  • Sebelum tindakan mencuri, pengidap kleptomania merasakan ketegangan yang meningkat.
  • Merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mencuri. Sekaligus merasa malu, bersalah, menyesal, benci kepada diri sendiri, hingga rasa takut akan ditangkap.
  • Barang-barang curian kleptomania biasanya diletakkan, disimpan, atau diberikan lagi pada orang lain. Tak jarang, barang curian itu dikembalikan kepada pemiliknya secara diam-diam.
  • Keinginan mencuri dari pengidap kleptomanania dapat timbul dan hilang. Tak jarang, penderita merasa terperangkap pada desakan untuk mencuri dan tindakan pencurian berulang.
  • Pencurian kleptomania tidak didasarkan alasan halusinasi, delusi, marah, ataupun balas dendam.

Pengobatan


Kleptomania tergolong gangguan mental yang tidak dapat diremehkan. Jika dibiarkan tanpa penanganan tepat, kleptomania dapat memicu penderitaan bagi pengidap maupun keluarganya. Sebagian pengidap kleptomania menahan rasa malu akibat gangguan tersebut, bahkan takut akan ditangkap dan dipenjara sehingga tidak berani mencari bantuan profesional.

Meski hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkan, namun penanganan psikoterapi atau obat dapat membantu menekan tindakan pencurian secara kompulsif oleh pengidap.

Terapi yang dilakukan untuk pengidap kleptomania umumnya ditujukan untuk mengetahui permasalahan psikologis sebagai pemicunya. Terapi jenis ini dapat dilakukan secara personal ataupun dalam kelompok.

Serangkaian obat juga umumnya diberikan untuk melengkapi terapi psikologis bagi pengidap kleptomania. Obat yang digunakan antara lain fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine dan sertraline yang dapat meningkatkan kadar serotonin pada otak.

Jika Anda atau orang-orang di sekitar Anda dicurigai mengidap kleptomania, segera konsultasi dengan dokter atau psikologi. Hal ini penting untuk segera diatasi, mengingat risiko moral, sosial, dan hukum yang dapat mengancam pengidap kleptomania di masyarakat.

Kleptomania adalah kondisi yang termasuk ke kelompok gangguan kendali impulsif, yaitu ketika penderita tidak dapat menahan diri untuk mengutil atau mencuri. Sebagian besar penderita kleptomania adalah perempuan. Biasanya gangguan ini mulai terbentuk di masa remaja atau ada juga yang ketika memasuki usia dewasa. Para penderita kleptomania kerap melakukan aksinya di tempat umum, seperti di warung, toko, dan supermarket. Sebagian ada juga yang mengutil dari rumah teman.

Ciri-ciri penderita kleptomania :

  • Keinginannya begitu mendesak dan besar untuk mencuri yang barang tersebut sebenarnya tak ia butuhkan.

  • Merasa puas, lega, dan senang saat mencuri.

  • Sesudah mencuri, ia dapat merasa menyesal dan merasa bersalah, bahkan ia bakal membenci diri sendiri serta ada rasa takut bila ditangkap polisi.

  • Apapun yang penderita kleptomania curi bukan atas dasar kepentingan pribadi maupun balas dendam terhadap seseorang, melainkan hanya karena adanya dorongan kuat dari dalam dirinya untuk mengambil barang yang bukan miliknya.

  • Walau sesudah mencuri ada penyesalan di dalam diri, dorongan mencuri tidak akan berhenti sampai di situ dan akan terus timbul secara spontan. Biasanya dorongan tersebut bakal muncul lagi ketika penderita tengah stres atau depresi sehingga untuk menyenangkan diri sendiri, ia akan melakukan pencurian.

Kleptomania berasal dari bahasa yunani, yaitu klepto berarti mencuri dan mania berarti kegilaan. Kleptomania juga diartikan sebagai kegairahan ransangan seksual yang berasosiasi dengan dorongan mencuri.

Menurut Sudarsono, menyatakan bahwa kleptomania merupakan dorongan hati untuk mencuri benda milik orang lain demi kepuasan hatinya, tentang mencuri itu dan bukan hasil yang dicuri.

Menurut James Drever, kleptomania yaitu gerak hati untuk mencuri, tidak jarang terlihat mencuri barang-barang yang tak diingini oleh individu.

Menurut W.F Maramis , ada sebuah dorongan atau impuls yang tidak biasa ditahan untuk melakukan sesuatu. Penderita mengetahui bahwa perbuatan dan pikirannya itu tidak masuk akal, tidak pada tempatnya atau tidak sesuai dengan keadaan tetapi dia tidak dapat menghilangkan dan dia juga tidak mengerti mengapa dia memiliki dorongan yang begitu kuat untuk berbuat dan berfikir demikian. Bila dia tidak menurutinya, maka dia akan timbul kecemasan yang hebat. Pikiran atau dorongan mendesak kealam sadar secara gigih dan terus menerus.

Kleptomania merupakan salah satu kelainan jiwa atau gangguan jiwa yang bersifat dari bagian perbuatan yang kompulsif, dimana perbuatan ini orang merasa terpaksa untuk melakukan sesuatu, dan perbuatannya berulang- ulang, baik yang positif maupun yang negative. Dorongan hati itu dilakukan demi kepuasan hatinya disertai dengan kecemasan dan emosi, jika penderita itu tidak melakukan perbuatan tersebut, maka terjadi emosi yang kuat dan cemas dan dia tidak akan merasa bersalah atau berdosa terhadap apa yang telah dilakukannya.

Dengan sifat yang karakteristik, kleptomania ketika melakukan perbuatan, dia dapat merasakan satu kesenangan dan kepuasan. Jika tidak dilakukan akan timbul rasa tidak senang, berdosa, rasa bersalah karna tidak puas dan dia juga bingung dan panik.

Demikian anak yang terkena penyakit kleptomania, dia memiliki suatu kecenderungan yang kuat untuk melakukan perbuatan mencuri demi kepuasan hatinya, akan tetapi anak tersebut tidak membutuhkan hasil ari barang curiannya. Kenyataannya, anak itu merasa gelisah dengan perbuatan mencuri akan tetapi dia tidak dapat menghindari dari perbuatan tersebut.

Ciri-ciri kleptomania


Ciri-ciri orang yang menderita kleptomania antara lain :

  • Biasanya mereka mempunyai perasaan ingin memiliki suatu barang dan tertarik pada barang tersebut tanpa diketahui oleh orang yang punya.

  • Orang kleptomania biasanya akan mengalami stress sebelum mengambil dan juga dia tidak mempunyai rasa bersalah.

  • Umumnya penderita mampu membeli barang yang dia curi

  • Penderita akan merasa tegang saat melihat barang yang dia inginkan dan sesaat sebelum mengambilnya.setelah berhasil ia akan merasa senang dan lega.

  • Penderita mengambil barang secara spontan dan tanpa strategi serta langkah yang rumit,naja seringkali ia meninggalkan jejak dan jejak tersebut justru mengarah ke pelaku tunggal yaitu ia sendiri

  • Penderita tidak merasa bersalah setelah mengambil barang tersebut,bahkan ia akan berani memakainya di depan si pemilik asli, tetapi ada pula yang menyembunyikan atau malah mengembalikannya.

Faktor-faktor Penyebab

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi kleptomania, antara lain :

  • Faktor Lingkungan mempengaruhi sifat-sifat timbulnya sikap ingin mencuri karena secara alamiah dia ikut terbawa jika pengatahuan tentang akhlak norma-norma baiknya kurang.

  • Faktor agama dan pendidikan, penanaman akhlak yang baik harus lah ditanam sejak dini karena itu menentukan masa depan sang anak juga.

  • Faktor materi, penyakit ini juga didukung oleh adanya kesenjangan sosial.23

Hingga kini penyebab kleptomania tidak diketahui secara pasti. Tapi beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa kleptomania mungkin terkait dengan salah satu hormon otak yakni pada serotonin. Hormon serotonin ini membantu dalam mengatur suasana hati dan emosi. Ada juga beberapa bukti menyebutkan bahwa kleptomania mungkin berhubungan dengan gangguan kecanduan atau gangguan obsesif-kompulsif. Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami kemungkinan penyebab kleptomania.

Meskipun penyebab kleptomania tidak diketahui pasti, namun para peneliti menemukan ada penyebab risiko yang meningkatkan perilaku kleptomania yaitu:

  • Stres yang berlebihan, seperti sedang mengalami kerugian besar

  • Mengalami cedera di kepala atau cedera otak

  • Memiliki saudara kandung yang kleptomania, gangguan mood, kecanduan atau gangguan obsesif-kompulsif.

Perbedaan antara pengidap kleptomania dengan mencuri biasa

Kleptomania itu beda dengan pencuri yang sering kita dengar di media massa, karena kleptomania itu kecenderungan yang tidak bisa di tahan untuk mencuri bukan karena kemiskinan atau ketidakmampuan membeli tetapi hal itu didasari karena kelemahan jiwa. Ada juga yang menyimpulkan bahwa kleptomania adalah ketidakmampuan orang untuk menahan dorongannya mengambil sesuatu. Jadi perilaku mengambil hak orang lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi selanjutnya disebut sebagai pencuri atau perampok, sedangkan perilaku mengambil untuk memenuhi kebutuhan psikis selanjutnya disebut kleptomania.

Kebanyakan barang yang diambil belum tentu yang sesuai dengan kebutuhan karena kadang timbulnya secara mendadak dan ada dorongan untuk mengambil barang secara tiba-tiba. Selain itu, benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti sendok, sisir, atau barang-barang lainnya. Penderita kleptomania biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya. Jadi kalau mencuri itu ada unsur kesengajaan dan perencanaan.

Perbedaan mendasar lain yang terlihat dari seorang kleptomania dengan pencuri paa biasanya yaitu terletak pada:

  • Penderita kleptomania mencuri barang yang kurang beharga, sedangkan pencuri mengambil barang beharga.

  • Penderita kleptomania akan menyimpan barang yg dicurinya terkadang mereka juga akan lupa terhadap barang barang tersebut. Kalau pencuri begitu dapat barang yang dicuri kalau tidak untuk dipakai sendiri, biasanya mereka akan menjualnya demi sejumlah uang.

  • Penderia kleptomania ketika akan mencuri barang, tidak berniat jahat sedangkan pencuri ketika mengambil barang pasti berniat jahat.

  • Penderita kleptomania tidak memperhatikan keadaan sekitar ketika akan mencuri barang. baik banyak maupun sepi kalau sudah kebelet pasti akan diambilnya kalau pencuri akan mengambil waktu yg tepat ketika akan mencuri.

  • Orang klepto tidak mau mengaku dirinya klepto, tetapi pencuri kadang kadang mengakui dirinya klepto

Referensi :

  • Hartono Boy Sudarmadji, Psikologi Konseling.
  • C.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini Kartono, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
  • Sudarsono, Kamus Konseling, Rineka Cipta, Jakarta, 1996.
  • James Drever, Kamus Psikologi, Bina Aksara, Jakarta.
  • Kartini Kartono dan Jenny Andari, Hygiene Mental Dan Kesehatan Mental Dalam Islam, Mandarmaju, Bandung.
  • Kartini Kartono, Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual, Mandar Maju, Bandung.

Kleptomania menurut bahasa berasal dari kata kleptiein yang artinya mencuri. Sedangkan kleptomania menurut istilah adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri . benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya. Penderita biasanya merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut.

Kleptomania juga merupakan gangguan yang berupa tingkah laku yang dilakukan secara berulang dan secara kompulsif, merasa tersiksa karena ketidak mampuan untuk mengontrol diri. Gangguan control impuls: tingkah laku yang secara potensial berbahaya, yang tidak dapat ditolaknya, kadang mempunyai efek sakit-beberapa mengandung resiko.

Ada 3 gambaran tingkah laku yang secara potensial berbahaya :

  1. Tidak mampu untuk melakukan impuls yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain; tingkah laku itu dapat spontan, dapat pula terencana, beberapa berusaha menolak, yang lain setuju ketika ada dorongan tersebut.

  2. Sebelum melakukan perbuatan itu orang merasa adanya tekanan untuk melakukan itu, mengalami kecemasan dan tekanan yang hanya dapat hilang dengan melakukan impuls tersebut; beberapa merasakan seperti timbulnya gairah seksual.

  3. Ketika melakukan impuls itu, ia merasakan senang, atau puas, juga seperti dorongan seksual terpuaskan.

  4. Kleptomania merupakan sebuah gangguan kejiwaan dimana seorang penderita mengalami dorongan dan ketegangan yang sangat kuat untuk melakukan tindakan mengambil barang milik orang lain dan mencapai kepuasaannya apabila tindakan mengambil tersebut telah berhasil.

Sifat Kleptomania

  1. Didorong keinginan mencuri, bukan keinginan untuk memiliki

  2. Motivasi utama: menghilangkan ketegangan.

  3. Mencuri menghilangkan ketegangan dan memberikan rasa sensasi, meskipun orang merasa dorongan itu tidak menyenangkan, tidak dikehendaki, mengganggu dan bodoh.

  4. Pencurian dapat dilakukan di toko, tetapi ada yang hanya pada orang yang ia tertarik.

  5. Barang curian dibuang atau diberikan orang lain

  6. Ciri khas: tidak ada perhatian pada barang yang dicuri.

  7. Penderita kleptomania biasanya juga menderita gangguan psikologis yang lain

  8. Ada yang berteori kleptomania merupakan simptomp gangguan biologis, maka ada yang berpendapat gangguan itu akibat kekurangan serotonin maka penyembuhan dengan fluxitin yang menaikkan serotonin di system syaraf

  9. Perlakuan behavioral: sensitisasi tertutup, klien diperintah menimbulkan dalam pikiran bayangan aversif selama perbuatan mencuri.

  10. Seperti yang dikemukakan pada wikipedia, penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa.

Kleptomania Menurut Pendekatan Psikologis

Kleptomania dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya ialah sebagai wadah pemenuhan kepuasaan. Dilihat dari kacamata ilmu jiwa, kleptomania merupakan sebuah impuls abnormal untuk mencuri. Ini merupakan penyakit mental patologis.

Seperti gangguan pengendalian impuls lainnya, kleptomania ditandai oleh ketegangan yang memuncak sebelum tindakan, diikuti oleh pemuasan dan peredaan ketegangan dengan atau tanpa rasa bersalah, penyesalan, atau depresi selama tindakan. Mencuri adalah tidak direncanakan dan tidak melibatkan orang lain.

Walaupun pencurian tidak terjadi jika kemungkinan akan ditangkap, orang kleptomania tidak selalu mempertimbangkan kemungkinan penangkapan mereka, kendatipun penahanan yang berulang menyebabkan penderitaan dan rasa malu.

Orang kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri, tetapi mereka tidak marah atau balas dendam. Selain itu, jika benda yang dicuri adalah sasaran, diagnosis bukan kleptomania, karena kleptomania tindakan mencuri itu sendirilah yang menjadi sasarannya.

Kleptomania Menurut Pendekatan Sosial

Sebagian orang masyarakat ada yang tidak mengetahui bahwa kleptomania merupakan suatu gangguan mental. Mereka berfikir orang-orang yang melakukan klepto merupakan seorang pencuri, sehingga penderitapun dikucilkan dan dicemooh.

Sebagian masyarakat yang lainpun bisa jadi mengetahui gangguan mental kleptomania ini, namun karena berbagai faktor seperti sulitnya mencari seorang psikolog, tidak adanya fasilitas-fasilitas yang memadai, kekurangan biaya, sehingga pengobatan dan perawatan tidak dilakukan. Dengan adanya pendeskriminasian pada masyarakat, maka akan timbul perilaku menarik diri, merasa diri paling bersalah, malu untuk bersosialisasi, dan masih banyak hal lain yang mengekang perilaku sosalisasi penderita.

Chaplin (dalam Kartono, 2009)
mendefinisikan kleptomania dengan suatu
impuls obsesif atau kompulsi untuk
mencuri.
Menurut Grant (2008), kleptomania diartikan sebagai sebuah gangguan yang menonaktifkan impuls kontrol, dicirikan oleh pencurian berulang-ulang dan tidak terkendali terhadap benda- benda yang jarang digunakan oleh orang yang menderitanya.

Kleptomania adalah kondisi yang masuk sebagai gangguan kendali impulsif, yang mana penderitanya tidak dapat menahan dirinya sendiri untuk mencuri barang. Menurut website diskusi psikologi, sebagai besar dari penderita kleptomania adalah wanita.
Di Indonesia sendiri, kasusnya cukup langka kurang dari 150 ribu kasus per tahun (Indonesia) Perawatan dapat membantu, namun penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Biasanya dapat didiagnosis sendiri. Tidak memerlukan uji atau pencitraan laboratorium Kronis: dapat bertahan selama bertahun-tahun atau seumur hidup.
Kalau dari segi etimologi atai bahsa kleptomania berasal dari bahasa yunani, klepto berarti mencuri dan mania yang berarti kegilaan. Untuk ciri-cirinya sepeeti yang disebutkan di atas sebelumnya.
Kleptomania tidak bisa disamakan dengan
tindak pidana pencurian biasa dalam
diagnosanya.
Kaplan dan Sadock (1997), menyebutkan perbedaan utama kleptomania dan bentuk mencuri lainnya. Pada diagnosis kleptomania, mencuri harus selalu diikuti kegagalan untuk menahan impuls dan harus merupakan tindakan
yang tersendiri, dan benda-benda yang
dicuri tidak boleh memiliki arti segera atau
tujuan keuanganan. Pada mencuri biasa, tindakannya biasanya direncanakan, dan
benda-benda yang dicuri untuk digunakan
atau memiliki nilai finansial. Kleptomania
muncul karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Jika berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan kawan-kawan sebelumnya. Saya memiliki teman yang saya duga mengidap gangguan ini. Ciri-cirinya hampir sama dengan yang kawan-kawan sebutkan seperti mencuri barang yang bahkan tidak diingini olehnya. Jika ditanya soal finansialpun beliau termasuk orang yang mampu. Barang yang dicurinya beragam, mulai dari uang hingga aksesoris kecil sekalipun. Kami sudah pernah memergokinya namun ia masih tetap melakukan kebiasaan tersebut. Bahkan ia tak merasa bersalah dan terus mengulangi perbuatannya. Anehnya lagi setelah ia menumpuk barang-barang curiannnya, ia seperti tidak peduli lagi dengan barang-barang tersebut. Kesannya seperti mencuri, simpan dan lupakan.

Sayangnya masih sangat jarang di daerah saya yang menggunakan jasa psikolog. Teman-teman saya percaya bahwa obat dari penyakit ini adalah mencit putih. Sayangnya saya meyakini hal tersebut sebagai mitos yang menimbulkan sugesti.
Menurut halodoc.com penyembuhan penyakit ini dapat dilakikan dengan cara berikut:

1. Konsumsi Obat

Di antaranya meliputi obat untuk mengatasi kecanduan (seperti naltrexone, antagonis opioid) dan antidepresan (seperti fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine). Obat ini diharapkan mampu mengendalikan perilaku impulsifnya dengan lebih baik, sehingga kecenderungan untuk mencuri berkurang.

Psikoterapi

Berupa terapi perilaku kognitif (CBT). Tindakan ini membantu mengenali dorongan dan perilaku negatif yang tidak sehat, lalu menggantinya dengan cara yang lebih sehat dan positif. CBT biasanya dilakukan dengan teknik berikut:

  • Covert sensitization. Dilakukan dengan meminta pengidap membayangkan diri menghadapi konsekuensi terburuk, seperti dihakimi massa atau masuk penjara.

  • Aversion therapy. Pengidap diminta menahan napas tiap muncul keinginan mencuri, sehingga muncul perasaan tidak nyaman dan mengurungkan niatnya.

  • Systematic desensitization, merupakan teknik relaksasi dan penggambaran diri untuk mengendalikan dorongan mencuri.

Selain psikoterapi, pengidap kleptomania juga bisa menjalani terapi perilaku yang dimodifikasi, terapi keluarga, dan terapi psikodinamik. Konseling atau terapi ini dilakukan secara individu atau berkelompok.

Referensi : Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 163-169