Bagaimana Cara Menyembuhkan Penyakit Riya?

Riya

Riya adalah menunjukkan perbuatan baik kepada orang lain untuk mendapatkan sanjungan dan kedudukan sosial. Riya’ adalah kebalikan dari ikhlas.

Bagaimana cara menyembuhkan penyakit riya ?

Riya’ adalah, seseorang ingin mendapatkan keistimewaan dan sanjungan atau posisi tertentu dari orang lain dengan cara menunjukkan perbuatan-perbuatan baiknya. Dan jika melakukan ibadah atau perbuatan baik lainnya, tujuannya adalah supaya orang lain melihatnya dan memujinya serta menyebutnya sebagai orang baik.

Kebalikan riya’ adalah ikhlas, yang artinya adalah mensucikan niat untuk Tuhan dan mengkosongkan niat-niat yang lain, dan melakukan segala amal perbuatan hanya untuk mentaati-Nya serta mengharap ridha-Nya.

Di antara cara-cara mengobati penyakit riya’ adalah:

  • Mengingat murka dan amarah Ilahi; berbuat riya’ dalam ibadah dan menjalankan tugas-tugas yang diperintahkan Allah Swt pada dasarnya adalah penghinaan terhadap-Nya dan mengundang murka-Nya. Memahami bahwa balasan dan pujian manusia tidak berharga jika dibandingkan dengan pahala dan balasan yang diberikan Tuhan kepada kita; jika seseorang mau membandingkan balasan materi manusia dan pujian-pujiannya dengan pahala dan ganjaran Tuhan, pasti ia tidak akan pernah melakukan suatu pekerjaan hanya untuk dipuji orang lain.

  • Mengingat bahwa orang-orang sering tidak menepati janji, tidak berterimakasih dan pelupa. Sering kali manusia tidak terlalu menghargai perbuatan baik yang dilakukan untuk mereka, atau sama sekali tidak menganggapnya penting, apa lagi untuk membalas budi, dan mereka cepat sekali melupakannya. Atau jika mereka ingin membalas budi, mereka tidak mampu untuk melakukannya. Kalaupun mereka berterimakasih, itu pun tidak terlalu berharga. Padahal Tuhan sama sekali tidak menyia-nyiakan perbuatan baik hamba-Nya sedikitpun dan takkan pernah melupakan amal manusia. Karena sesungguhnya Tuhan maha tahu dan Ia mampu memberikan ganjaran sebesar apapun kepada hamba-Nya.

  • Menyadari bahwa Allah Swt Mahakuasa untuk menaklukkan hati manusia; secara alami manusia ingin dipuji dan mendapatkan dukungan dari sesamanya, serta selalu diingat dengan kebaikannya. Namun kita perlu sadari bahwa yang bertugas untuk membuat hati mereka tertarik kepada seorang hamba yang selalu berbuat baik adalah Tuhan, bukan kita. Oleh itu, jika hamba-hamba Allah menjalankan tugasnya dan melakukan amal saleh dengan penuh keikhlasan, dengan sendirinya mereka akan mendapatkan pujian dari sesamanya.

Bila diketahui bahwa riya’ itu dapat menggugurkan pahala amal sekaligus merusaknya dan mendatangkan kemurkaan Allah, maka harus ada usaha yang serius untuk mengenyahkannya. Mengobati penyakit riya’ terdiri dari ilmu dan amal. Rasanya memang pahit, tetapi hasilnya lebih manis daripada madu. Obat tersebut adalah :

Mengetahui Macam-Macam Tauhid Yang Mengandung Kebesaran Allah Ta’ala (Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah Dan Asma’ Wa Shifat).

Mempelajari Tauhid Asma` wa Shifat akan membersihkan hati yang lemah. Apabila seorang hamba mengetahui bahwa Allah saja yang dapat memberikan manfaat dan mudharat, maka ia akan menghilangkan rasa takut kepada manusia. Setan memang selalu menghiasi ibadahnya di hadapan mereka dan menjadikannya takut dicela dan ingin disanjung. Demikian pula apabila ia mengetahui bahwa Allah as Sami’ (Maha Mendengar) dan al Bashir (Maha Melihat), Dia mengetahui mata yang khianat yang tersembunyi di dalam dada, maka ia akan mencampakkan semua pandangan manusia. Dia akan taat kepada Allah seolah-olah ia melihatNya, Allah pasti akan melihatnya. Dengan demikian riya’ ini akan lenyap dari dirinya.

Mengetahui Apa Yang Allah Sediakan Di Akhirat Berupa Kenikmatan Yang Abadi Dan Adzab Yang Pedih.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Katakanlah : “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Rabb kamu itu adalah Rabb Yang Maha Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia megerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seseorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya”. [al Kahfi : 110].

Apabila seorang hamba memahami apa yang Allah sediakan bagi orang yang bertakwa dari surga, maka dia akan meremehkan kelezatan dunia yang sementara ini. Termasuk di dalamnya pujian dan sanjungan manusia. Dan apabila seorang hamba mengetahui apa yang Allah sediakan bagi orang yang berlaku riya’ di neraka, maka ia akan berlindung kepada Allah dan tidak takut celaan manusia. Orang yang ia perlihatkan amalnya, tidak akan mampu menolong sesuatu yang datang dari Allah pada hari Kiamat.

Hendaklah Takut Terhadap Perbuatan Riya’

Bila seseorang merasa takut dengan perbuatan ini, ia akan selalu berhati-hati. Bila bergejolak penyakit ingin dipuji dan disanjung, ia akan mengingatkan dirinya tentang bahaya riya’ dan kemurkaan Allah yang akan ia peroleh. Hendaklah ia senantiasa mempelajari pintu masuk serta halusnya riya’ , sehingga ia benar-benar selamat darinya.

Menjauhkan Diri Dari Celaan Dan Murka Allah.

Di antara sebab-sebab riya’ adalah takut terhadap celaan manusia. Tetapi orang yang berakal akan mengetahui, bahwa takut terhadap celaan atau murka Allah adalah lebih utama. Hendaklah ia mengetahui, bahwa takut terhadap celaan Allah adalah dengan mendekatkan diri kepadaNya. Allah akan melindunginya dari manu¬sia yang tidak dapat memberikan manfaat kepadanya.

Memahami Kedudukan Sebagai Hamba Allah.

Hendaklah seseorang mengetahui secara yakin, bahwa dirinya seorang hamba yang tidak berhak menuntut upah dalam beribadah kepada Allah. Dia mentauhidkan Allah karena merupakan tuntutan ibadah, sehingga ia tidak berhak menuntut hak. Adapun pahala yang ia peroleh dari Allah adalah merupakan perbuatan ihsan (baik) kepadaNya. Maka, ia hanya berharap pahala dari Allah, bukan dari manusia. Yang berhak memberikan pahala hanya Allah. Karena itu, seorang hamba wajib beribadah semata-mata karena Allah.

Mengetahui Hal-Hal Yang Dapat Membuat Setan Lari.

Setan adalah musuh manusia. Dia merupakan sumber riya’, bibit dari setiap bencana. Setan selalu ada pada setiap waktu, dalam semua kehidupan manusia, dan senantiasa mengirimkan pasukannya untuk menghancurkan benteng pertahanan ma¬nusia. Dia menghasung pasukannya yang terdiri dari pasukan berkuda dan berjalan kaki. Dia selalu memberikan angan-angan, menjanjikan segala sesuatu. Namun sebenarnya apa yang dijanjikan setan, semuanya hanyalah tipuan belaka. Dia menghiasi perbuatan yang mungkar sehingga menjadi seolah-olah perbuatan baik. Hakikat ini harus diketahui oleh setiap muslim, agar ia selamat dari riya’. Dia juga harus menjaga beberapa hal yang dapat mengalahkan setan.

Ada beberapa amalan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang apabila diamalkan, maka setan akan lari. Di antaranya adalah dzikir kepada Allah dengan dzikir yang disyariatkan, membaca al Qur`an, membaca isti‘adzah (berlindung dari godaan setan yang terkutuk), membaca bismillah ketika masuk dan keluar rumah, membaca doa ketika masuk dan keluar WC, membaca doa ketika bersetubuh. Setan juga lari ketika mendengar seruan adzan, dibacakan surat al Baqarah, ayat Kursi, sujud tilawah, dibacakan surat al Falaq, an Naas dan lain-lain.

Menyembunyikan amal

Orang yang berbuat ikhlas akan senantiasa takut pada riya’. Oleh karena itu ia akan bersungguh-sungguh melawan tipu daya manusia dan memalingkan padangan mereka agar tidak memperhatikan amal-amal shalihnya. Dia akan berupaya keras meyembunyikan amalnya, dengan harapan, supaya ikhlas amalnya, dan agar Allah membalas pada hari Kiamat dengan keikhlasannya. Memang pada awalnya berat, tetapi jika sabar, Allah pasti akan menolongnya.
Rasulullah n bersabda :

“Sesungguhnya Allah mencintai hambaNya yang takwa, yang selalu merasa cukup dan yang merahasiakan (ibadahnya)”. [HSR Muslim, no. 2965 dan al Baghawi, XV/21-22 no. 4228 dari Sa’ad bin Abi Waqash]

Tidak Peduli Dengan Celaan Dan Pujian Manusia.

Banyak orang binasa karena takut celaan manusia, senang dipuji, hingga tindak- tanduknya menuruti keridhaan manusia, mengharapkan pujian dan takut terhadap celaan mereka. Padahal yang seharusnya diperhatikan adalah, hendaknya kita bergembira dengan keutamaan dan rahmat dari Allah, bukan dengan pujian manusia.

Bahaya riya sangatlah besar, dan kita sebagai umat muslim sudah selayaknya untuk menghindari perbuatan riya tersebut, diantaranya adalah dengan cara : Mempersiapkan niat hanya karena Allah saja, tidak menampakkan ibadah kecuali untuk memberi contoh dan diwaktu orang banyak melakukannya.

Ada pun cara lain untuk menghindari sifat riya antara lain:

  • Melatih diri untuk beramal secara ikhlas, walaupun sebesar apa pun yang dilakukan.

  • Mengendalikan diri agar tidak merasa bangga apabila ada orang lain memuji amal baik yang dilakukan.

  • Menahan diri agar tidak emosi apabila ada orang lain yang meremehkan kebaikan yang dilakukan.

  • Tidak suka memuji kebaikan orang lain secara berlebih-lebihan karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi riya atas kebaikannya.

  • Melatih diri untuk bersedekah secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari sanjungan orang lain.