Bagaimana Cara Mengobati dan Menangani Penderita Gangguan Kepribadian Pasif Agresif?

Gangguan Keprgibadian Pasif Agresif

Gangguan Keprgibadian Pasif Agresif merupakan kondisi kroni di mana seseorang tampaknya secara aktif sesuai dengan keinginan dan kebutuhan orang lain, tetapi sebenarnya secara pasif melawan mereka. Dalam proses, orang menjadi semakin bermusuhan dan marah.

Bagaimana cara mengobati dan menangani penderita gangguan kepribadian pasif agresif ?

1. Bimbingan Konselor atau Konsultan

Penanganan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan bimbingan konselor atau konsultan pada ahlinya secara tatap muka. Dalam proses ini, pasien menceritakan masalah yang sedang dialami untuk dapat dianalisis. Mencari tahu bagaimana cara meredam emosi. Semua hal yang berkaitan dengan masalah-masalah pada gangguan kepribadian diceritakan sehingga konsultan dapat mengetahui metode untuk penyembuhan dengan tepat.

2. Bantuan Teman dan Lingkungan

Penyebab gangguan pasif agresif bisa saja disebabkan karena lingkungan, namun dengan bantuan dari teman dan lingkungan juga bisa menjadikan salah satu treatment untuk mengatasi gejala-gejala gangguan kepribadian ini. Penderita dapat berbagi cerita dengan teman terdekatnya mengenai masalah yang dihadapinya. Sehingga harapannya setelah bercerita, penderita dapat cenderung meluapkan emosi dengan baik.

3. Psikoterapi

Jenis terapi yang mungkin bisa dilakukan pada penderita gangguan kepribadian pasif agresif adalah psikoterapi. Terapi yang dilakukan dalam bentuk supportif, sehingga memunculkan motivasi dalam diri penderitanya. Ahli terapi tentu saja harus memberitahukan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa terhadi sebagai akibat dari sikap dan perilaku yang dilakukannya. Motivasi yang diberikan dapat dilakukan dengan baik dan halus dengan harapan emosinya dapat terkontrol sehingga tidak sampai melakukan hal-hal yang buruk.

4. Farmakoterapi

Selain terapi, tentunya dibutuhkan pemberian obat-obatan yang dapat mengurangi gejala-gejala dari gangguan kepribadian ini. Mulai dari antidepresan yang mungkin akan diresepkan jika terdapat indikasi ciri-ciri depresi yang memungkinkan penderitanya melakukan bunuh diri. Beberapa pasien biasanya memiliki respon pada psikotimulan, benzodiazepine, dan lainnya tergantung dari kebutuhan klinis.