Bagaimana cara mengatasi konflik antar individu maupun antar kelompok didalam organisasi ?

Konflik organisasi adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi kegiatan-kegiatan kerja karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.

Bagaimana cara mengatasi konflik antar individu maupun antar kelompok didalam organisasi ?

Banyak cara untuk memecahkan persoalan konflik antar pribadi maupun antar kelompok, misalnya membuka diri, menerima umpan balik, menaruh kepercayaan terhadap orang lain. Ada beberapa strategi untuk mengurangi konflik di organisasi,yaitu :

Memecahkan masalah melalui sikap kooperatif

Bila dua kelompok atau dua individu memiliki tujuan yang berbeda karena masing-masing menganut sistem nilai yang berbeda, maka penyelesaian masalahnya ialah:

  • Duduk bersama, berunding, dan bermusyawarah
  • Melihat masalah dengan kepala dingin dan mendiskusikannya
  • Melalui sikap kooperati orang berusaha melepaskan perbedaan- perbedaan yang tidak prinsipil, untuk lebih banyak menemukan titik-titik persamaan
  • Tidak selalu mau menang sendiri dan mengharuskan pihak lain mengalah. Bersedialah mengalah dengan itikad baik untuk memecahkan masalah.

Mempersatukan tujuan

Tujuan yang dipersatukan ini sama dengan tujuan yang harus dicapai oleh kelompok yang tengah berselisih. Tujuan bersama itu harus bisa dicapai karena sifatnya imperative atau memaksa. Melalui jalan kooperatif dan disertai rasa solidaritas tinggi, orang harus bisa bekerjasama atas dasar saling percaya-mempercayai satu sama lain.

Menghindari konflik

Cara paling wajar dan mudah yaitu menghindari suatu konflik, yang bertujuan untuk tidak melakukan, menentang, lalu mendesak semua kesebalan dan kekecewaan kedalam ketidaksabaran sehingga menjadi kompleks-kompleksterdesak, yang sering menjadi sumber pengganggu bagi ketenangan batin sendiri. Dengan jalan pendesakan bertujuan menghindari kesusahan. Yang penting adalah menghindari orang yang tidak disenangi, dan menghindari konflik terbuka. Selanjutnya cepat atau lambat orang harus berani saling berkonfrontasi dan mencari jalan penyelesaiannya.

Memperhalus konflik

Memperhalus konflik itu berarti melicinkan jalan atau memperhalus penyelesaian konflik dengan jalan:

  • Mengecilkan perbedaan-perbedaan sikap dan ide dari perorangan dan kelompok yang tengah bertikai

  • Dan memperbesar titik persamaan/ titik singgungdari tujuan atau kepentingan bersama, yang harus dicapai dengan cara kooperatif.

Dengan memperhalus konflik dan melicinkan jalan penyelesaian orang berusaha dengan sengaja dan sadar menyingkirkan perbedaan untuk lebih menonjolkan persamaan serta kepentingan bersama, sehingga jalan damai dapat ditempuh untuk memecahkan masalah yang dipertengkarkan.

Kompromi

Kompromi merupakan proses saling berjanjiantara kedua belah pihak yang bersedia melepaskan sebagian dari tuntutannya. Dalam peristiwa kompromi boleh dikatakan tidak ada pihak yang menang dan yang kalah secara mutlak. Kedua belah pihak bersedia mengorbankan sedikit dari pendirian dan tuntutanya sehingga tersapai satu keputusan bersama, sekalipun keputusan itu tidak bisa disebut sebagai hasil yang optimal bagi kedua belah piha. Keputusan hasil kompromi itu merupakan produk penalaran, saling mengalah, saling memberi dan menerima dimana kedua belah pihak saling terpuaskan.

Tindakan yang otoriter

Dalam struktur organisasi formal dengan adanya relasi atasan- bawahan, maka otoritas dan kewibawaan pemimpin yang berkedudukan paling tinggi merupakan suara pemutus bagi konflik antar-individu dan antar-kelompok. Kekuasaan formal merupakan bentuk arbitrage atau perwasitan dan sebagai alat penentu. Kepemimpinan otoriter dengan tindakan-tindakan yang tegas dan drastis itu disaat genting itu bisa menegakkan orde, bisa menjadi alat koordinasi yang efektif.

Mengubah struktur individual dan struktur organisasi

Cara lain untuk mengurangi konflik yaitu dengan cara mengubah struktur organisasi. Memindahkan dan mempertukarkan anggota- anggota kelompok dan pemimpinnya, dengan semboyan “the right man in the right place”, membentuk badan koordinasi, memperkenalkan sistem konsultasi dan sistem apel, memperluas partisipasi aktif para anggota dan anak buah.

Dengan menukar-nukar anggota dan pemimpin dapat tercapai iklim psikis baru, sehingga suasana kompetitif dan konfliktius bisa dikurangi menjadi seminim mungkin.

Sumber : Denis Yuniaty, Peran pimpinan dalam menyelesaikan konflik di organisasi, 2013

Menurut Thomas dan Kilmann, pendekatan penyelesaian konflik dikategorikan dalam dua dimensi, yaitu kerja sama (cooperativeness) dan ketegasan (assertiveness). Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut, maka penyelesaian konflik dapat dibagi menjadi 5 jenis manajemen konflik.

Model Penyelesaian Konflik Thomas dan Kilmann
Gambar Model Penyelesaian Konflik Thomas dan Kilmann

Kompetisi

Kompetisi dilakukan jika mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Penyelesaian bentuk kompetisi seperti ini dikenal dengan istilah win-lose orientation (menang atau kalah). Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan-bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.

Akomodasi

Dalam pendekatan akomodasi, salah satu pihak meminimalkan upaya untuk mengutamakan kepentingan kelompoknya dan memberi penekanan maksimum pada kebutuhan kelompok lain. Isu-isu yang menjadi sumber konflik harus dikelola bagi pihak-pihak yang saling mengalami konflik. Apabila isu tersebut menjadi yang penting bagi suatu kelompok dan tidak penting bagi kelompok lainnya, maka kelompok kedua dapat menuruti keinginan kelompok pertama melalui akomodasi. Tindakan ini tidak merugikan kelompok kedua, dapat dilihat sebagai bentuk itikad baik, dan membantu mempertahankan hubungan yang koperatif antara kedua kelompok.

Mungkin terdapat beberapa situasi dimana upaya menjaga kedamainan dan menghindari ketidak harmonisan berperan lebih penting dibandingkan resolusi yang memaksimalkan kepentingan sebuah kelompok tertentu.

Kompromis

Pendekatan kompromi adalah metode tradisional dalam mengatasi konflik antar kelompok. Dengan melakukan kompromi, tidak ada pihak yang menang dan pihak yang kalah, dan kesepakatan yang dicapai umumnya bukan kesepakatan yang ideal bagi kedua kelompok. Kompromi dapat menjadi sangat efektif apabila tujuan yang dicari dapat dibagi dengan cukup adil. Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis dengan jalan negosiasi antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat tetapi memuaskan.

Kompromi dapat menjadi sangat berguna bila kedua kelompok yang bersengketa, memiliki kekuasaan yang relatif seimbang dan memiliki komitmen kuat untuk mencapai tujuan yang sama-sama eksklusif. Hal ini juga dapat menunjukkan sebuah cara
untuk memperoleh kesepakatan bersama atas suatu masalah yang sangat sulit dan kompleks.

Pendekatan penyelesaian masalah adalah sesuatu yang ideal, namun sulit dilakukan. Kompromi adalah pendekatan yang berusaha mencari jalan tengah. Umumnya kompromi melibatkan kerelaan berkorban lebih banyak dibandingkan pendekatan akomodasi

Kolaborasi

Pendekatan kolaborasi berupaya menyelesaikan konflik dengan menekankan secara maksimum kepentingan kedua kelompok. Upaya penyelesaian masalah yang baik membutuhkan kesediaan kedua kelompok yang bersengketa untuk bekerjasama mencari penyelesaian terpadu yang dapat memuaskan kebutuhan semua pihak. Ketika pihak-pihak yang saling bertentangan benar-benar berkolaborasi, mereka mungkin mendapatkan pemahaman, pengalaman, pengetahuan, dan cara pandang baru yang dapat menciptakan solusi-solusi yang lebih berkualitas. Bekerja menuju ke arah pemuasan kepentingan parsial semua pihak yang berkepentingan, usaha ini dilakukan untuk pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.

Penghindaran

Pendekatan penghindaran dapat menjadi strategi yang efektif dan tepat dalam beberapa situasi konflik, terutama saat menghindari masalah ditujukan sebagai alternatif sementara. Ketika sebuah konflik menjadi sangat memanas, menghindari masalah untuk sementara dapat memberikan kesempatan bagi kedua pihak yang bersengkata untuk mendinginkan diri dan mengembalikan sudut pandang yang objektif.

Menghindar juga mungkin tepat digunakan ketika pihak-pihak lain berada dalam posisi yang lebih baik untuk menyelesaikan konflik, atau ketika terdapat masalah-masalah lebih penting lain yang harus diutamakan. Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.